PusakaLidah Setan 193 Cerita_silat_kho_ping_hoo_pendekar_tanpa_bayangan Sementara pintu-pintu sudah tertutup rapat pdf Wiro Sableng 212 Episode 003: Dendam Orang-orang Sakti Semoga blog ini bisa berrmanfaat, atau minimal tidak merugikan pihak mana pun Semoga blog ini bisa berrmanfaat, atau minimal tidak merugikan pihak mana pun.
Gu Long Naga Kuno nampaknya diam diam memilki kitab sakti yang menjadi sumber kesaktiannya berkarya. Kitab itu sudah tua sekali, berusia lebih dari seribu tahun. Ditulis di jaman sebelum adanya kertas yang katanya baru beredar di abad pertama sesudah masehi Sekitar 100 . Kurang begitu tahu, apakah original kitab sakti ini ditulis diatas helaian sutra atau tidak, juga kurang begitu tahu bagaimana caranya kitab yang banyak diminati orang ini bisa jatuh ke tangan Gu Long, yang jelas karya karya Gu Long banyak dipengaruhi kitab ini. Kesaktian kitab ini tidak hanya menyangkut yang berhubungan dengan silat saja, isi kitab ini juga digunakan dalam kiat berdagang, lebih lebih di dunia militer, bsa dianggap kitab suci mereka. Anehnya, kitab yang mengandung kesaktian hebat ini tidak diperebutkan orang. Yaa, beda dengan kitab kitab di dunia Chin Yong, Gu Long, Kho Ping Hoo yang biasanya dari segi jumlah tidak pernah lebih dari bilangan satu. Kitab kuno ini banyak sekali copyannya. Kemungkinan besar diantara kita pun ada yang memilikinya. Bagi yang belum punya, bisa pergi ke toko buku terdekat untuk membelinya. Oh ya, judul kitab ini adalah “Seni Berperang Sun Tzu” atau Sun Tzu the art of war. Jenis kalimat kalimat dibuku ini, jenis kalimat yang kalau dibaca kita langsung mengerti.... tapi tidak begitu paham maksudnya. Kecermelangan Gu Long adalah menginterpertasikan jenis jenis kalimat semacam ini dan menerjemahkannya dalam bentuk tipu muslihat yang berbelit dan mendetail, tak luput dengan dialognya yang manis.......... Tercermin dari hasil karyanya. Sun Tzu "Attack is the secret of defense; defense is the planning of an attack." Didunia cersil, acap kali kita ketemukan kalimat, “Menyerang adalah jurus bertahan yang paling hebat” yang dituturkan secara manis dibuku Peristiwa Bulu Merak yang mana salah satu karakter menyinggung, kehebatan Poh Ang Soat adalah kemampuannya untuk menyerang lebih dahulu lawannya pada detik ia hendak mau menyerang........ yang juga merupakan titik kelemahan yang fatal. Poh Ang Soat mampu memanfaatkan detik ini yang hanya sekejab sirna. Sun Tzu said The good fighters of old first put themselves beyond the possibility of defeat, and then waited for an opportunity of defeating the enemy. Teringat A-kit, Cia sam sauya Pendekar Gelandangan, yang walau berdiri seenaknya tapi mempunyai pertahanan yang kuat, dan potensi daya serang yang sulit ditahan. Rata rata jagoan Gu Long selalu sabar menunggu kesempatan yang paling baik untuk menyerang. "Haste may be stupid, but at any rate it saves expenditure of energy and treasure; protracted operations may be very clever, but they bring alamity in their train." “What the ancients called a clever fighter is one who not only wins, but excels in winning with ease.” Entah karena dipengaruhi oelh Sun Tzu atau tidak, pertarungan di cerita selalu dilakukan dengan cepat dengan kemenangan yang mudah Sebun Jui-soat di 4 alis. "In warfare, first lay plans which will ensure victory, and then lead your army to battle; if you will not begin with stratagem but rely on brute strength alone, victory will no longer be assured." Pendekar Budiman, Li Sun Hoan menganggap silat adalah seni, jika tidak terpaksa mana mau ia bertarung dengan tenaga kasar Brute force, dia bukan seekor kerbau. Sun Tzu said "Whoever is first in the field and awaits the coming of the enemy, will be fresh for the fight; whoever is second in the field and has to hasten to battle will arrive exhausted. Therefore the clever combatant imposes his will on the enemy, but does not allow the enemy's will to be imposed on him." Di buku yang sama, Gu Long menerjemahkan dengan ucapan Siangkoan Kim Hong kepada Hing Bu bing “Setelah pertarunganmu dengan Kwee si pedang baja, ditambah perjalanan bulak balik, sedikit banyak tenagamu telah turun tiga bahagian, sedangkan dia Li Sun Hoan menunggu dengan tenaga segar.” "we puzzle him by strange and unusual dispositions”........... This unexpected proceeding had the intended effect........ suspecting an ambush, he actually drew off his army and retreated. What Sun Tzu is advocating here, therefore, is nothing more nor less than the timely use of "bluff." Ketika Yap Kay Rahasia Mokau Kaucu dikejar oleh Suling Perak dari Mo Kau, tiba tiba menghentikan lentingan tubuhnya, seperti sebuah gansing yang berputar tiba tiba terpaku, tidak bergerak. Walau melihat kesempatan yang baik, Suling Perak tidak menyerang. Yap Kay adalah seorang cerdik, banyak akalnya, musuh yang paling tangguh yang pernah dihadapinya. Tidak mungkin ia memberi kesempatan padanya dengan begitu saja. “Apa maksumu?” tanya Suling Perak yang ikut berhenti. “Aku tidak bermaksud apa apa” jawab Yap Kay. “Kau tahu, jika kuserang tadi, kau sudah mati sepuluh kali” “Yaa, kutahu. Tapi aku juga tahu begitu aku berhenti, kau pun akan ikut berhenti dan tidak akan menyerang.” “Kalau tadi kuserang?” tanya Suling Perak dengan heran. “Maka aku sudah mati sebanyak sepuluh kali” jawab Yap Kay dengan santai. Suling Perak menyesal mengabaikan kesempatan baik yang sukar diulang itu. Banyak lagi adegan adegan di buku Gu Long yang didasari kitab kuno ini. Juga kata kata mutiara seperti “Kosong tapi isi, isi tapi kosong” Lao tse? yang bagi generasi kita kebanyakkan dianggap bull ini, dengan lihainya beliau ubah menjadi tipu muslihat yang cantik. Ketika Sim Long Pendekar Baja terjebak didalam makam kuno bersama Cu Jit Jit, Kim Bu Bong menuntut ratusan ribu tahil emas untuk kebebasan mereka. “Apa kau sangka aku keracunan” tanya Sim Long kepada Kim Bu Bong, “Kepandaian Sim-heng memang lain dari yang lain, tapi....?” “Tapi apa, Kim-heng...?” tanya Sim Long sambil berdiri. Sorot matanya tajam, tidak terlihat tanda tanda ia keracunan. Kim Bu Bong yang gentar menghadapi Sim Long, dengan cepat menghilang dibalik pintu rahasia. “Untung kau tidak keracunan, Sim Long!” seru Cu Jit Jit dengan gembira. Tiba tiba Tubuh Sim Long terkulai lemas. “Siapa bilang aku tidak keracunan. Hanya telah kugunakan sisa sisa tenaga terakhirku untuk berdiri. Untung dia dapat kugertak pergi.” tutur Sim Long dengan getir. “Sim Long, kau...!” bisik Cu Jit Jit dengan cemas. Tiba tiba terdengar suara tertawa Kim Bu Bong yang telah kembali ke kamar perangkap itu. “Tentu Sim-heng tidak menyangka bahwa dari ruangan sana, dapat kudengar percakapan Sim-heng.” “Apa yang hendak kau lakukan?” Jerit Cu Jit Jit kuatir. Kim Bu Bong menatap dengan tajam, katanya dengan perlahan “Mempunyai musuh seperti Sim-heng sungguk membuat sukar tidur nyenyak. Sedikitnya harus kukutungi keduat tangan dan kaki Sim-heng baru hatiku lega” Sim Long yang sudah terkulai lemas, tidak mampu untuk menjawab Kim Bu Bong yang kemudian mendekati dirinya yang tergeletak tidak berdaya. Ketika Kim Bu Bong mengulurkan tanganya, tiba tiba Sim Long bergerak dengan cepat menutuk urat nadinya. Sambil menghempas debu dari pakaiannya, sambil tersenyum ia berkata “Tentu Kim-heng tidak menduganya bukan” “Horeee.....Sim Long, kau sungguh hebat, ternyata kau tidak keracunan!” seru Cu Jit Jit dengan girang. “Kenapa kau....?” Kim Bu Bong tidak jadi bertanya. “Bukankah dengan sedikit main, Kim-heng dapat kutangkap dengan mudah” Inti sketch ini. Pas kita anggap Sim Long keracunan, ternyata tidak. Beberapa kalimat kemudian kita anggap Sim long tidak keracunan, malah keracunan. Begitu kita yakin lagi dia keracunan, ternyata malah tidak. Bolak balik situasi semacam ini yang tidak mudah ditebak, cocok dengan ujaran “Kosong tapi isi, isi tapi kosong”. Kemampuan Gu Long dalam hal menjabarkan secara detail, sukar untuk ditandingi. “God is in details” kata Donald Trump.
Dalamgua ia sambil mesatakan jalan keluarnya, sehingga dikemudian hari mudah baginya untuk keluar masuk kesana. Juga ia membuat sebuah terowongan yang dimulai dari mulut gua, yang kiranya terbuat dari susunan batu-batu. Agaknya cianpwee yang luar biasa sengaja membuat mulut gua demikian agar tidak mudah orang luar mencapai tempat itu. Yang Sedang berjalan Panji Sakti Khu Lung Yang sudah tamat 1. Hina Kelana 2. Golok Maut 3. Penggali MakamGu Long - Jin Yong - Liang Yusheng Gu Long Gu Long, yang memiliki nama asli Xiong Yaohu 1937-1985, merupakan penulis cerita silat terpopuler di Taiwan. Keluarganya berasal dari propinsi Jiangxi, China, dan Gu Long lahir di Hong Kong pada tahun 1937. Pada saat berumur 13 tahun, ia pindah ke Taiwan bersama kedua orangtuanya, yang bercerai tidak lama setelah itu. Pada masa awal hidupnya di Taiwan, Gu Long tinggal di sebuah kota tua bernama Ruifang di pinggir kota Taipei, dan mengambil studi di jurusan Inggris sebuah akademi terkemuka Tamkang English Junior College sekarang bernama Universitas Tamkang. Tidak seperti kebanyakan orang yang berusaha keras menyelesaikan studinya agar dapat bekerja di kota besar, Gu Long tidak menyelesaikan studinya dan malah kembali ke kota kecilnya untuk menjalani kehidupan tenang dan mewujudkan impian hidupnya mengarang buku. Gu Long mulai menulis novel di usia 11 tahun dan memperoleh royalti tulisannya yang pertama di usia 19 tahun. Tema utama novel dan prosanya pada awalnya adalah cinta, namun namanya baru melambung dan dikenal orang saat teman-temannya mendorongnya untuk menulis novel cerita silat. Pada awal tahun 60-an Gu Long, di usianya yang ke-23, berkonsentrasi penuh menulis cerita silat. Kisah cinta dalam novel-novel silatnya begitu realistis, mungkin karena pengalamannya sekian tahun menulis kisah cinta, dan gaya penulisannya begitu unik dan orisinil. Karir Menulis Karya Gu Long muncul pada waktu yang tepat saat novel cerita silat sedang digemari baik di Taiwan maupun di Hong Kong. Karir menulisnya yang berlangsung lebih dari 20 tahun secara kronologis dapat dibagi ke dalam 3 periode utama. Karya-karyanya yang ditulis pada periode pertama, seperti Cangqiong Shen Jian dan Piao Xiang Jian Yu, tidak berbeda dengan karya-karya novelis-novelis umum lainnya. Pada periode yang kedua barulah Gu Long mengekspresikan gayanya yang khas dan unik serta pemikirannya yang dalam. Karyanya seperti Da Qi Yingxiong Zhuan dan Juedai Xuang Jian Pendekar Binal/The Remarkable Twins telah mampu menempatkan dirinya sejajar dengan tiga novelis utama Taiwan, Zhu Qingyun, Wo Longsheng, dan Si Maling; mereka berempat disebut dengan “The Four Masters of Taiwan”. Setelah itu muncullah karya-karyanya yang paling terkenal, seperti Chu Liu Xiang Pendekar Pencabut Nyawa dan Duoqing Jianke Wuqing Jian Pendekar Budiman/Romantic Swordsman. Cerita Chu Liu Xiang yang menggabungkan cerita silat, detektif, dan tema cinta, begitu mempesona dan diakui sebagai kisah Sherlock Holmes-nya Asia. Meski Gu Long tidak pernah berhenti menemukan ide-ide baru untuk menghibur para pembacanya, cerita-cerita yang dibuatnya di periode yang terakhir dalam perjalanan karirnya tidak disambut sebaik buku-buku yang ia tulis sebelumnya. Setelah tahun 1975 karyanya menjadi semakin buruk, dan gayanya telah banyak ditiru oleh para penulis pendatang baru. Saat gayanya memudar, kejayaan novel-novel cerita silat pun turut surut bersamanya. Sebuah Pribadi yang Kontroversial Gu Long merupakan seorang yang berkepribadian unik dan kontroversial. Ia hanya mau berbicara dengan mereka yang dikenalnya dengan baik. Ia selalu memulai penulisannya dengan memotong kukunya terlebih dahulu temannya menjelaskan bahwa sesungguhnya Gu Long menggunakan waktu tersebut untuk menyusun dalam benaknya alur cerita yang akan ditulisnya. Ia kadang duduk dan berbaring di atas sebuah papan tulis, karena percaya dengan melakukan itu inspirasi akan mengalir memasukinya. Gu Long sangat suka minum alkohol dan merupakan seorang perokok berat. Ia dapat menghabiskan rata-rata 2 bungkus rokok dalam semalam penyusunan novelnya. Ia juga memiliki reputasi yang buruk di mata penerbit-penerbit, karena ia meminta pembayaran royalti yang tinggi di muka kepada penerbitnya, namun kemudian gagal menyelesaikan novelnya sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Akan tetapi penerbit-penerbitnya tersebut menerima saja dari waktu ke waktu, karena mereka takut kehilangan Angsa Emas mereka tersebut. Kisah Cinta Kesempurnaan hidup di mata Gu Long terdiri dari pena, alkohol, dan wanita cantik. Ia menikah 2 kali dan keduanya berakhir dengan perceraian. Dari ke-2 pernikahannya itu ia dikaruniai 3 orang putra dan sebuah luka batin yang mendalam. Kegagalannya dalam membina keluarga mungkin dapat dikatakan karena sifatnya yang suka berfoya-foya. Namun meski gagal dalam 2 pernikahannya tersebut, Gu Long tidak pernah kekurangan wanita cantik dalam hidupnya. Dunia literatur pada waktu itu begitu penasaran mengapa seorang Gu Long yang tampangnya biasa-biasa saja dapat memikat begitu banyak wanita cantik. Sebagian mengatakan bahwa itu dikarenakan kekayaannya, namun Ding Qing murid dari Gu Long, yang mengenalnya dengan baik, mengatakan bahwa karisma Gu Long ada dalam kesepiannya – dan itulah yang telah memikat begitu banyak wanita cantik. Wanita-wanita yang mengenal Gu Long mengerti bahwa ia adalah seorang laki-laki kesepian yang mengejar hal-hal yang baru karena hatinya yang penuh dengan kesepian. Karenanya, Gu Long telah mencintai banyak wanita, namun tidak ada satu hubungan pun di antaranya yang berlangsung lama. Meski Gu Long tidak dapat hidup tanpa teman wanita, ia seringkali mengabaikan wanita yang dicintainya untuk bisa bersama-sama dengan teman-temannya. Sikapnya ini, yang menganggap teman wanita mudah dicari namun sahabat baik sulit untuk ditemukan, telah menimbulkan kebencian di hati teman-teman wanitanya, begitu juga sikapnya yang menganggap hidup ini dengan tidak serius. Akibatnya ke-2 wanita yang menceraikannya dan wanita-wanita lain yang pernah dekat dengannya semua berakhir dengan tidak pernah dapat mengampuni sikapnya itu. Gu Long sebenarnya ingin mengubah cara hidupnya, namun ia tidak mampu. Ia tidak ingin orang lain seperti dirinya. Ia sadar betapa banyak hutang cinta yang dimilikinya. Kehidupannya yang Singkat Gu Long menjadi termasyur di usia muda, namun ia juga meninggal di usianya yang masih muda, pada umur 48 tahun, tanggal 21 September 1985. Ia mati karena alkohol. Alkohol telah menjadi sahabatnya melewati masa susah dan senangnya, namun juga telah menjadi penyebab kerusakan hatinya Gu Long mengidap sakit pengerasan di hatinya/hepatocirrhosis. Pada tanggal 21 September 1985 Gu Long jatuh koma, dan kata-kata terakhirnya adalah “Mengapa tidak ada salah seorang teman-teman wanitaku yang datang mengunjungi aku?” Malam itu pukul 606pm, di rumah sakit Tri-service Taipei, Gu Long mengakhiri penjalanan hidupnya, meninggalkan lingkaran karya tulisnya dan dunia ini untuk selamanya. Para penggemar karya-karyanya terkejut dengan berita tersebut. Teman-teman baiknya menitikkan air mata di depan batu nisannya, tidak mempercayai kepergian Gu Long yang begitu cepat tersebut. Namun, hampir tidak ada seorang pun sanak-saudara, termasuk wanita-wanita yang pernah pernah satu waktu dekat dengannya, hadir pada acara penguburannya. Para profesional menulis untuk mengungkapkan penyesalan mereka akan perginya Gu Long Ngai Hong berkata, orang menggunakan Jin Yong sebagai panutan sebelum munculnya novel-novel Gu Long. Hanya Gu Long yang dapat mendobrak keteladanan Jin Yong tersebut dan menciptakan sebuah gaya yang baru. Insan televisi dan dunia film berkomentar bahwa karya Gu Long merupakan sebuah terobosan dalam sejarah novel-novel cerita silat. Gu Long tidaklah mati, karena karya-karyanya akan tetap bersama dengan kita, teristimewa kreativitasnya yang telah memberi kita cara berpikir yang baru. Karya-karyanya Tahun Judul Cerita Bahasa Inggris 1960 1960 1960 1960 1960 1960 1961 1961 1962 1962 1962 1963 1963 1964 Cangqiong Shen Jian Yue Yi Xing Xei Jian Qi Shu Xiang Xiang Fei Jian Jian Du Mei Xiang Guxing Zhuan Shi Hun Yin You Xia Lu Hu Hua Ling Cai Huan Qu Can Jin Que Yu Piao Xiang Jian Yu Jian Xuan Lu Jianke Xing Huan Hua Xi Jian Lu Divine Sky Sword Eerie Moon and Evil Star The Aura of the Sword and the Fragrance of the Book Bagian kedua ditulis oleh Mo Yusheng Lady Xiang's Sword The Poisonous Sword and the Fragrant Plum Blossom Kebanyakan ditulis oleh Shangguan Ding The Lonestar Swordsman The Story of the Lost Soul The Tale of a Wandering Swordsman Flower-Guarding Bell / Amanat Marga Tune of the Colourful Ring Broken Gold and Incomplete Jade Lingering Fragrance in the Rain of Sword The Tale of a Remarkable Sword The Journey of a Swordsman The Tale of Refining the Sword Like Cleansing the Flower / Misteri Kapal Layar Panca Warna 1964> Qingren Jian / The Lover's Sword 1965> Da Qi YingXiong Zhuan Tie Xie Da Qi / The Legend of the Passionate Daqi Hero 1965> Wulin Wai Shi / A Fanciful Tale of the Fighting World / Pendekar Baja 1966> Ming Jian Fengliu / A Graceful Swordsman / Renjana Pendekar Bagian penutupnya ditulis oleh Qiao Qi 1967> Jueidai Xuang Jian / The Remarkable Twins / Pendekar Binal ?> Chu LiuXiang Chuanqi / The Legend of Chu LiuXiang / Pendekar Pencabut Nyawa 1968> Xie Hai Piao Xiang / Lingering Fragrance in the Sea of Blood / Maling Romantis 1969> Da Shamo / The Great Desert / Rahasia Ciok Kwan Im 1970> Huamei Niao / The Thrush / Peristiwa Burung Kenari ?> Chu Liu Xiang / Sequel to Chu Liu Xiang 1970> Gui Lian Xia Qing / The Love Story of A Ghost and a Swordsman / Pendekar Harum 1970> Duoqing Jianke Wuqing Jian / The Sentimental Swordsman and the Ruthless Sword / Pendekar Budiman Dikenal juga sebagai Little Lee's Flying Dagger/Romantic Swordsman 1971> Bianfu Chuanqi / The Legend of the Bat 1971> Huanle YingXiong / A Merry Hero / Pendekar Riang 1971> Da Renwu / A Big Shot / Tokoh Besar 1972> Taohua Chuanqi / The Legend of the Peach Blossom 1973> Xiao Shiyi Lang / The Legend of the Deer-Carving Sabre / Cinta Kelabu Seorang Pendekar Dikenal juga sebagai Treasure Raiders 1973> Liuxing, Hudie, Jian / Shooting Star, Butterfly, Sword 1974> JiuYue Ying Fe / The Eagle Flying in September / Gadis Boneka ?> Qi Zhong WuQi / Seven Kinds of Weapons 1974> Changsheng Jin / Longevity Sword / Pedang Panjang Umur 1974> Biyu Dao / Jade Sabre / Golok Kemala Hijau 1974> Kongque Ling / Peacock Feather / Badik Merak 1974> Duoqing Huan / Sentimental Ring 1975> Bawang CIANG / King Spear 1975> Tianya, Mingyue, Dao / The End of the World, The Bright Moon, The Sabre / Peristiwa Bulu Merak 1975> Qi Shashou / Seven Assassins 1975> JiAn, Hua, Yianyu, Jiang Nan / Sword, Flower, Misty Rain, South of the Yangzi River 1975> Ciangshou, Shouqiang / The Gunman and the Pistol cerita pertarungan modern menggunakan pistol 1975> San Shaoye De Jian / The Sword of the third little master / Pendekar Gelandangan 1976> huopin xiao shiyi lang / the sequel to the deer-carving sabre 1976> Quantou / Fists 1976> Lu XiaoFeng Chuanqi / The Legend of Lu XiaoFeng 1976> Xiuhua Da Dao / The Bandit who did needlework 1976> Juezhen qian hou / Before and after the final duel 1976> Bian Cheng Langzi / The Black Sabre / Peristiwa Merah Salju 1976> Xie Yingwu / The Bloody Parrot 1976> Bai yu laohu / white-jade tiger / harimau kemala putih 1976> dadi fei ying / land of the condors 1977> Yin gou dufang / silver-hook gambling house 1977> youling shanzhuang / phantom manor 1977> yuan yue wan dao / full moon curved sabre / Golok bulan sabit/dewa golok sebagian besar ditulis oleh sima ziyan 1977> Bi Xie xi yin ciang / green-blood silver-cleansing spear 1977> fei dao, you jian fe dao / flying knife, flying knife returns sekuel dari flying dagger atau romantic swordsman 1978> Xin yue chuanqi / the legend of the new moon 1978> Libie Gou / Parting Hook 1978> Feng wu jiu tian / the phoenix dancing on the ninth level of the heaven / manusia tanpa wujud 1978> Yingxiong wu lei / a hero without tears 1978> qi xing long wang / seven-star dragon king 1979> wuye lanhua / the orchid at midnight 1980> feng ling zhong di dao sheng / the sound of the sabre accompanied by wind chimes penutupannya ditulis oleh yu donglou 1981> bai yu diao long / white-jade carved dragon / Lencana pembunuh naga sebagian besar ditulis oleh zhong suimei 1981> jian shen yi xiao / the smile of the sword god 1982> nu jian kuang hua / furious sword and mad flowers sebagian besar ditulis oleh ding qing 1982> na yi jian de fengqing / the subtle touch of the sword sebagian besar ditulis oleh ding qing 1983> bian cheng dao sheng / the sound of the sabre in a border town sebagian besar ditulis oleh ding qing 1984> lieying, duju / hunting hawk, gambling game Jin Yong Jin Yong, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924. Dia sebenarnya belajar untuk menjadi seorang diplomat namun malah mengejar karir di bidang jurnalistik. Bosan hanya menulis berita, Jin Yong mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya menulis novel. Menulis novel inilah rupanya kekuatan utama dari Jin Yong. Novel pertama Jin Yong ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci Shu Jian En Chou Lu. Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Jin Yong kemudian mendirikan suratkabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di suratkabarnya tersebut. Secara total terdapat 13 novel 12 novel panjang dan 1 novel pendek dan 2 cerita pendek yang ditulis Jin Yong dalam selang waktu 17 tahun, dari tahun 1955 sampai 1972. Tahun 1972 Jin Yong menyelesaikan penulisan novelnya yang terakhir, Kaki Tiga Menjangan Lu Ding Ji, yang telah dimulainya sejak 1969 dan berikrar untuk tidak menulis novel lagi. Sampai hari ini ikrarnya masih tetap dipegang, namun nama besarnya terus hidup. Karya-karyanya 1955> Shu Jian En Chou Lu / Pedang dan Kitab Suci 1956> Bi Xue Jian / Pedang Ular Emas 1957> She Diao Ying Xiong Zhuan / Legenda Pendekar Rajawali 1959> Shen Diao Xia Lu / Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 1959> Xue Shan Fei Hu / Rase Terbang dari Pegunungan Salju 1960> Fei Hu Wai Zhuan / Si Rase Terbang 1961> Yi Tian Tu Long Ji / Pedang Langit & Golok Naga 1961> Yuan Yang Dao / Sepasang Golok Mustika 1961> Bai Ma Xiao Xi Feng / Kuda Putih Menghimbau Angin Barat 1963> Lian Cheng Que / Pedang Hati Suci 1963> Tian Long Ba Bu / Pendekar-Pendekar dari Negeri Tayli 1965> Xia Ke Xing / Medali Wasiat 1967> Xiao Ao Jiang Hu Hina Kelana 1969> Lu Ding Ji / Kaki Tiga Menjangan 1970> Yue Nu Jian /Pedang Puteri Yue Liang Yusheng Liang Yusheng merupakan nama pena Chen Wuntong. Ia lahir di kabupaten Mengshan, propinsi Guangxi. Tumbuh dalam sebuah keluarga yang terkemuka, ia memiliki kesempatan untuk membaca banyak tulisan-tulisan dan puisi-puisi klasik. Ia mengikuti Profesor Jian Youwun mempelajari sejarah di tahun 1943, dan kemudian masuk ke Universitas Lingnan untuk belajar ilmu Ekonomi Internasional. Setelah lulus ia bekerja di surat kabar Sin Wan Bao di Hong Kong, dan tinggal di sana setelah tahun 1949. Liang Yusheng suka membaca novel-novel keksatriaan sejak ia masih kanak-kanak. Sebagai seorang penulis berbakat yang menaruh minat kepada sejarah dan kesusasteraan, ia telah menulis banyak kolom, kritik, dan esai dibawah berbagai nama seperti Liang Hueru dan Fong Yuning. Pada tahun 1954 Hong Kong mengadakan sebuah perlombaan untuk umum menampilkan dua sekolah silat terpandang, Taiji dan Baihe. Seluruh kota sangat bergairah dan menantikannya. Surat kabar, Sin Wan Bao, sehubungan dengan itu mendorong Liang Yusheng untuk menulis sebuah serial silat untuk menghibur para pembacanya. Liang Yusheng pun mulai menulis novel pertamanya yang diberi judul Longhu Dou Jinghua, yang sangat sukses di pasaran. Ia pun terus menulis dan menjadi terkenal. Dari tahun 1954 sampai 1984 ia telah menghasilkan 36 buah buku. Liang Yusheng diakui sebagai penulis cerita silat Hong Kong yang paling berpengaruh sama seperti reputasi yang dimiliki Jin Yong. Biasanya Liang Yusheng mengawali novel-novelnya dengan sebuah puisi. Tokoh utama dalam novel-novelnya serba bisa dan tertarik kepada kesusasteraan. Menggabungkan kejadiaan-kejadian sejarah dengan kisah-kisah fiksi juga merupakan gaya Liang Yusheng. Ia tidak memandang Shaolin dan Wudang sebagai partai silat utama seperti yang dilakukan penulis-penulis cerita silat lainnya, sebaliknya ia memuja Partai Tianshan sebagai partai silat yang terutama. Tiga buah novel karyanya yang ia sendiri paling sukai adalah Pingzong Siaying Lu, Nyudi Ciying Jhuan, dan Yunhai Yugong Yuan. Karya-karyanya 1954> Long Hu Dou Jing / Thay Kek Kie Hiap Toan I / Lelakonnja Dua Saudara Seperguruan Golongan Thay Kek Pay 1954> Cao Mang Long She Zhuan / Thay Kek Kie Hiap Toan II / Lelakonnja Dua Saudara Seperguruan Golongan Thay Kek Pay 1956> Qi Jian Xia Tian Shan / Tjhit Kiam Hee Thian San / Tujuh Jago Pedang Dari Thian San 1957> Bai Fa Mo Nu Zhuan / Giok Lo Sat - Pek Hoat Mo Lie / Wanita gagah perkasa - Hantu Wanita Berambut Putih 1957> Sai Wai Qi Xia Zhuan / Tjauw Guan Eng Hiong Toan / Pahlawan-pahlawan dari Padang Rumput 1957> Jiang Hu San Nu Xia / Kang Ouw Sam Lie Hiap / Tiga Dara Pendekar 1959> Huan Jian Qi Qing Lu / Hoan Kiam Kie Tjeng / Sebilah Pedang Mustika 1959> Ping Zong Xia Ying Lu / Peng Tjong Hiap Eng / Antara Dendam Hati dan Tjinta Kasih / Pahala dan Murka 1959> Bing Chuan Tian Nu Zhuan / Peng Tjoan Thian Lie / Bidadari dari Sungai Es 1960> San Hua Nu Xia / San Hoa Lie Hiap / Pendekar Wanita Penyebar Bunga 1960> Hong Xian Nu Xia Zhuan 1960> Jin Ying Jian 1961> Nu Di Qi Ying Zhuan / Lie Tee Kie Eng / Pendekar Aneh 1961> Lian Jian Feng Yun Lu / Lian Kiam Hong In / Kisah Pedang Bersatu Padu 1961> Yun Hai Yu Gong Yuan / Yin Han Giok Kong Lu / Perjodohan Busur Kemala 1962> Bing Po Han Guang Jian / Peng Pok Han Kong Kiam / Pedang Inti Es 1963> Bing He Xi Jian Lu Peng Ho Swi Kiam Pedang di Sungai Es 1965> Feng Lei Zhen Jiu Zhou Hong Lui Tjin Kiu Tjiu Geger Dunia Persilatan 19. 1967> Xia Gu Dan Xin / Hiat Kut Thian Sin / Pendekar Jembel 1963> Da Tang You Xia Zhuan / Tay Tong Yoe Hiap Toan / Kisah Bangsa Petualang 1964> Long Feng Bao Chai Yuan / Liong Hong Poo Tjee Yan / Tusuk Konde Pusaka 1964> Tiao Deng Kan Jian Lu / Pendekar Latah 1966> Hui Jian Xin Mo / Hui Kiam Sim Mo / Jiwa Ksatria ? Fei Feng Qian Long / Hoei Hong Tjiam Liong / Musuh di balik Selimut 1968 Han Hai Xiong Feng / Han Hay Hiong Hong / Pahlawan Gurun 1968 Ming Di Feng Yun Lu / Pendekar Sejati 1969 You Jian Jiang Hu / Kelana Buana 1970 Feng Yun Lei Dian 1972 Guang Ling Jian 1972 Mu Ye Liu Xing / Patriot Padang Rumput 1972 Wu Lin San Jue 1975 Jue Sai Zhuan Feng Lu / Durjana dan Ksatria 1977 Tan Zhi Jing Lei / Taruna Pendekar 1980 Wu Dang Yi Jian / Bu Tong It Kiam 1984 Kuang Xia, Tian Jiao, Mo Nu / Bong Hiap, Thian Kiauw Mo Lie / Pendekar Gila, Tiga Tokoh Naga Sakti 1984 Wu Lin Tian Jiao ? Jian Wang Chen Si ? Huan Jian Ling Qi DAFTAR JUDUL CERITA SILAT MANDARIN LENGKAP Karya KHU LUNG Seri Pendekar Harum Chu Liu Xiang Xu Ji 1. Maling Romantis Xue Hai Piao Xiang Gan KH 2. Rahasia Ciok Kwan Im Da Sha Mo Gan KH 3. Peristiwa Burung Kenari Hua Mei Niao Gan KH 4. Mayat Hidup Kesurupan Roh Gui Lian Xia Qing Gan KL 5. Legenda Kelelawar Bian Fu Zhuan Qi Gan KL 6. Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi 7. Legenda Bulan Sabit Xin Yue Zhuan Qi 8. Bunga Anggrek di Tengah Malam Wu Ye Lan Hua Seri Pendekar 4 Alis Lu Xia Feng 1. Kaisar Rajawali Emas Gan KL 2. Si Bandit Penyulam Gan KL 3. Duel Antara dua Jago Pedang Gan KL 4. Rumah Judi Pancing Perak Gan KL 5. Keajaiban Negeri Es Gan KL 6. Perkampungan Hantu Gan KL 7. Duel di Butong Gan KL 8. Manusia Yang Bisa Menghilang Gan KL 9. Sang Ratu Tawon Gan KL 10. Senyuman Dewa Pedang Tjan ID Seri 7 Senjata Qi Zhong Wu Qi Zhi 1. Pedang Abadi Zhang Sheng Jian Liang YL 2. Bulu Merak/Badik Merak Kong Que Ling Liang YL 3. Golok Kumala Hijau Bi Yu Dao Tjan ID 4. Gelang Perasa Duo Qing Huan Liang YL 5. Pukulan Si Kuda Binal Li Bie Gou Gan KH 6. Kuda Binal Kasmaran Quan Tou Tjan ID 7. Kait Perpisahan Ba Wang Qian Seri Pendekar Binal Jue Dai Shuang Jiao 1. Balada Kelana Gan KL 2. Bakti Pendekar Binal Gan KL 3. Bahagia Pendekar Binal Gan KL Seri Renjana Pendekar Ming Jian Feng Liu 1. Renjana Pendekar Gan KL 2. Imbauan Pendekar Gan KL Seri Harimau Kemala Putih 1. Harimau Kemala Putih Bai Yu Lao Hu Tjan ID 2. Naga Kemala Putih Bai Yu Diao Long Tjan ID Seri Bara Maharani 1. Bara Maharani Yi Jian Gai Zhongyuan Tjan ID 2. Tiga Maha Besar Tjan ID 3. Rahasia Hiolo Kemala Xia Ke Qian Qiu Tjan ID 4. Neraka Hitam Tjan ID Serial Pisau Terbang Siao Li Duo Qing Jian Ke Wu Qing Jian Pendekar Baja Wulin Wai Shi Gan KL Li Si Pisau Terbang Xiao Li Fei Dao / dulu judulnya Pendekar Budiman Gan KL Peristiwa Merah Salju Bian Cheng Lang Zi Gan KH Rahasia Mo Kau Kaucu Jiu Yue Ying Fei / dulu Gadis Boneka Gan KH Peristiwa Bulu Merak Tian Ya, Ming Yue, Dao Gan KH Pendekar Gelandangan San Shao Ye Di Jian Tjan ID Golok Bulan Sabit Yuan Yue Wan Dao Tjan ID Cinta Kelabu Seorang Pendekar / Anak Berandalan Xiao Shi Yi Lang Gan KH/OPA Bentrok Para Pendekar Huo Bing Xiao Shi Yi Lang Gan KH Pendekar Kembar Gan KL Pendekar Setia lanjutan pendekar kembar Gan KL Amanat Marga Hu Hua Ling Dendam Asmara Goat Ek Seng Shia / Anak Harimau Yue Yi xing Xei OKT/OPA Dendam Sejagat Cang Wan Hen Hikmah Pedang Hijau Wu Qing Bi Jian Gan KL Cheng Hwa Lie Hiap, Pendekar Bunga Cinta Qing Ren Jian Tokoh Besar Da Ren Wu Gan KH Antara Benci Dan Dendam Liu Xing, Hu Die Jian / Meteor Kupu-kupu dan Pedang LLG Golok Bergetar Lonceng Berdenting Feng Ling Zhong Di Dao Sheng Siau Yen Kemelut Di Ujung Ruyung Mas Mi Jian Shen Sing Gan KL Bunga Pedang Embun Hujan KangLam Kiam Hoa Ie Lioe Kanglam Tjan ID Darah Kesatria/Harkat Pendekar Bie Xue Xi Yin Qiang Gan KH Golok Yanci Pedang Pelangi Hong Xiu Dao Jue Gan KL Lencana Pembunuh Naga Tu Long Ling Tjan ID Misteri Kapal Layar Panca Warna Huan Hua Xi Jian Lu / Sukma Pedang Gan KL Pedang Tetesan Air Mata Ying Xiong Long Wang Siau Siau/Tjan ID Pendekar Cacad Wu Lin Sie Jie Tjan ID Pendekar Riang Huan Le Ying Xiong Tjan ID Pendekar Satu Jurus Wu Lin Ba Zhu Gan KL Pulau Neraka Da Xia Hu Bu Tjan ID Rahasia 180 Patung Mas Bai Ba Jin Ren Gan KL Rahasia Peti Wasiat You Xia Lu Gan KL Raja Naga Tujuh Bintang Qi Xing Long Wang YNT Tujuh Pembunuh Qi Sha Sou Tjan ID Sarang Perjudian Qun Hu Terbang Harum Pedang Hujan Elang Pemburu Golok Halilintar Thio Sin Houw Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Romantika Sebilah Pedang Na Yi Jian Di Feng Qing Bukit Pemakan Manusia Kedele Maut Lembah Tiga Malaikat Panji Sakti Pukulan Naga Sakti Si Pedang Kilat Karya CHIN YUNG Sia Tiau Gwa Toan Lima Djago Luar Biasa* Sin Liong Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan* Sin Liong Hoasan Lun Kiam* Sin Liong Trilogi Kisah Memanah Rajawali 1. Memanah Burung Rajawali Sia Tiaw Eng Hiong OKT 2. Kembalinya Pendekar Rajawali Sin Tiauw Hiap Lu Boe Beng Tjoe 3. Kisah Membunuh Naga To Liong To OKT Anak Naga Bu Lim Hong yun Karya Sin Liong Ksatria Baju Putih Pek In Sin Hap Karya Sin Liong Sin Tiauw Thian Lam* Karya Sin Liong Beruang Salju* Karya Sin Liong Anak Rajawali* Karya Sin Liong Pendekar Aneh Seruling Sakti* Karya Sin Liong Putri Harum dan Kaisar Su Kiam In Siu Lok / Pedang dan Kitab Suci Wen Hua/Gan KT Kaki Tiga Manjangan Lu Ding Ji OKT Kisah Si Rase Terbang Soat San Hui Ho versi asli OKT Swat San Hoei Hoe Si Rase Terbang Dari Pegunungan Saldju Siang Djin Balada Kaum Kelana/Hina Kelana Siauw Go Kang Ouw Gan KL Kuda Putih Pek Ma Siauw Si Hong OKT Medali Wasiat Xia Ke Xing / Kisah Para Pendekar Hiap Kek Heng Gan KL/Aicu Pendekar Lugu Gan KL Pedang Gadis Yueh Giok Lie Kiam/Wat Lie Kiam Yueh Nu Jian Serial Silat Pedang Hati Suci Soh Sim Kiam Gan KL Pedang Ular Emas Kim Coa Kiam OKT - Bunga Perak Pedang Neraka lanjutan Pedang Ular Mas bkn karya Chin Yung Pendekar Negeri Tayli Thian Liong Pat Pou Gan KL Pasangan Pendekar Sakti lanjutan Thian Liong Pat Poh* Karya Sin Liong Sepasang Golok Mustika Wan Yo Too OKT Harpa Iblis Jari Sakti Bara Naga Kitab Pusaka Karya Sin Liong Tat Mo Cousu Badai Di Siau Lim Sie lanjutan Tat Mo Cousu Kanglam Koay Hiap Pendekar Kocak Karya LIANG IE SHEN Seri Thian San Sebilah Pedang Mustika Hoan Kiam Kie Tjeng OKT Dua Musuh Turunan Peng Tjong Hiap Eng OKT Pendekar Wanita Penyebar Bunga San Hoa Lihiap OKT Kisah Pedang Bersatu Padu Liang Kiam Hong In OKT Pendekar Pemetik Harpa KHONG LING KIAM Gan KH. Wanita Gagah Perkasa Giok Lo Sat & OKT Hantu Wanita Berambut Putih Pek Hoat Mo Lie OKT Pahlawan Padang Rumput Thjau Guan Enghiong Gan KL 7 Pendekar Pedang Gunung Thian San Thian San Tjit Kiam Gan KL 3 Dara Pendekar Kangouw Sam Liehiap Gan KL Pedang Inti Es OKT Peng Pok Han Kong Kiam OKT Bidadari Dari Sungai Es Peng Tjoan Thian Lie Boe Beng Tjoe Perjodohan Busur Kumala pdf - OKT Kisah Pedang Di Sungai Es/Pengemis Berbisa Peng Ho Swe Kiam * Gan KL Geger Dunia Persilatan Hong Lui Tjin Kiu Tjiu Gan KL Pendekar Jembel Hiap Kut Tan Sin / Pendekar Hina Gan KH. Kelana Buana You Jian Jiang Hu Gan KH. Anak Pendekar Mu Ye Liu Xing Gan KH Gempa Taruna Pendekar Mu Ye Liu Xing SD. Liong Darma Taruna Pendekar SD. Liong Taruna Pendekar Danzhi Jinglei Tjan ID Durjana Dan Ksatria Jue Sai Chuan Feng Lu Gan KL Jala Pedang Jaring Langit Jian Wang Chen Si Bayangan Pedang Dan Panji Sakti Kisah Bangsa Petualang Thai Tong Yu Hiap Toan Tusuk Kundai Pusaka Liong Hong Po Tjha Wan SD Liong Jiwa Ksatria Hui Kiam Sin Mo OPA Pahlawan Gurun Han Hay Hiong Hong Gan KH. Pendekar Latah Tio Deng Kan Jian Lu Gan KH. Tiga Tokoh Maha Sakti Kuang Xia Tian Jiao Mo Nu=Bong Hiap Thian Kiauw Mo Lie Pendekar Sejati Ming Di Feng Yun Lu Gan KH. Si Angin Puyuh Feng Yun Lei Dian / Si Tangan Kilat Lay Hong In Lui Tan Gan KH. Wu Lin Tian Djiao Thay Kek Ki Hiap Toan Kisah Dua Saudara Seperguruan Thay Kek Pay OKT Pendekar Aneh Lie Tee Kie Eng / Memburu Putra Raja Boe Beng Tjoe Tiga Benggolan Maha Sakti Bu Lim Sam Ciat Liang Ie Shen Karya Chin Tung Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin TSL Istana Di Rimba Keramat Sin Kiam Hui Liong Toan / Istana Kumala Putih OPA Senjata Penyebar Maut Tjit Kiam Mo Kiam Sin Tjie Pusaka Buntung Boe Beng Karya Chin Hung Lahirnya Dedengkot Silat / Raja Silat Tjan Tjian Hoa Kui Iblis Seribu Bunga Kim Yan Tjoe Karya Wu Lin Quao Zi/Xiong Ren Ji/Hiong Djin Tjie Bujukan Gambar Lukisan / Lambang Penangkal Maut + Misteri Lambang Maut OKT Menuntut Balas/Pembalasan Seorang Jagoan OKT Lentjana 7 Naga OKT Karya Tan Tjeng Hun Penggali Makam/Pedang Pembunuh Naga OPA Golok Maut Tjan Tjie Leng OPA Karya Tang Fei Pahlawan Harapan Liong Hong Kiam Lauw Tsu Eng Karya Tong Hong/Ting Hong Suling Pualam dan Radjawali Terbang Giok Tek Hwie Tiauw OPA Ko Goan Kie Hiap Pendekar Dataran Tinggi Tong Hong Saduran / Karya Buyung Hok Anak Pendekar Ilmu Pedang Mayapada/ Pendekar Pedang Wu Ci San Istana Terpendam / Rahasia Istana Kuno Manusia Durdjana Mustika Gaib Perintah Maut Saduran Chung Sin Anak OPA Mutiara Pusaka Kim Ta Wan Pembunuh Gelap OPA Raja Silat Pelenyap Sukma Saduran / Karya Chung Sin Jago Dari Daerah Biauw Kisah Panah 7 Warna Thaj It To Liong Kiam Manusia Beratjun Djin Kiam Gian Ong Pendekar Penasaran Pendekar Gagu Kim Eng Kiam Putri Radja Gunung Tongkat Rantai Kumala Kim Lan Phay / Seruling Kumala-sampul Chin Yung Saduran/Karya Gan Kok Hwie Gan KH Badik Buntung Bu Lim Su Cun Cincin Berdarah Hong Lui Bun / Memburu Naga Kumala - Tjan ID Malaikat Maut Musuh Bayangan Pedang Kayu Cendana Unta Sakti Pat Poh Thian Liong/Patung Emas Kaki Tunggal Pedang Darah Bunga Iblis Hoat Kiam Mo Hoa / Terror Bwe Hwa Hwe Put Joh Taysu Rahasia Si Badju Perak Tugas Rahasia Walet Emas Walet Perak Saduran / Karya Gan Kok Liang GAN KL Balada Kaum Kelana Chin Yung Bara Naga Ta Sak Sou Lioe Djun Jang Durjana Dan Ksatria Liang Ie Shen Ek Gwa To Liong Kisah Jago Terpendam Di Tanah Asing Hati Budha Tangan Berbisa Tok Jiu Hud Sim Hikmah Pedang Hijau Wu Qing Bi Jian Khu Lung Hong San Koay Khek Pendekar Aneh Dari Alas Pegunungan / Pendekar Misterius Misteri Kapal Layar Panca Warna Khu Lung Musuh Di Dalam Selimut Hui Hong Tjiam Liong Pahala Dan Murka Liang Ie Shen Pedang Kiri Pedang Kanan Pendekar Binal binal, bakti, bahagia Khu Lung Pendekar Budiman Khu Lung Pendekar Bungkuk / Sepasang Hantu Bungkuk - sampul SD. Liong Gan KL Pendekar Kidal Cin Cu Ling Tong Hong Giok Pendekar Satu Jurus Khu Lung Pendekar Rajawali Sakti bag 1, 2, dan 3 Chin Yung Rahasia 180 Patung Emas Khu Lung Thian Ge Tjiat Kiam Rahasia Benteng Kuno Si Pedang Kilat Tiga Pedang Tujuh Ruyung Sam Po Cu 3 Mutiara Saduran / Karya Hong San Khek Giok Siauw Gin Kiam Golok Naga Kembar Ngo Seng To Ong Sun Giok Hong Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat Saduran / Karya Kho Pek Hong Pendekar Durdjana Saduran / Karya Kho Pek Houw Naga Beracun Makam Mudjidjat Manusia Djahanam Sepasang Mustika Neraka Serial Saduran/Karya Kim Tiauw Pendekar Lengan Buntung Istana Hantu Saduran/Karya Kwee Oen Keng Pedang Pembunuh Asmara Pek Hiat Kim Tjee Lembah Burung Hong Bermimpi Cerita Lepas Saduran/Karya Liong Pei Yen Wan Hiap Beng Persekutuan Satria Utama / Ksatria Sakti - sampul Chin Yung Im Yang Kiam Gadis Berpedang Merpati Pendekar Pedang Sakti Bwee Hoa Kiam Hiap/Munculnya Seorang Pendekar - Tjan ID Saduran/Karya Oey Yong Bayangan Maut Seruling Haus Darah Hiat Tok Sian Djin - sampul Chin Yung Pukulan Berdarah Koay Hiap Hiat Kun Pendekar Botak Serial Saduran/Karya OHG Oh Hok Gie Pasangan Pendekar Lembah Tjatjad bag 1 Pasangan Pendekar Lembah Tjatjad bag 2 Pendekar suling Kumala Pedang Keadilan Pedang Keadilan bag 2 Intan Biru di Lembah Sesat Badai Di Rimba Persilatan Pahlawan Harapan Liong Hong Kiam Belibis Sakti Tjutjuran Darah Saduran/Karya OHPA Terror Tengkorak - Kelana Maut lanjutan Terror Tengkorak - Khu Lung Mawar Berdarah OHPA Saduran/Karya OKL Pedang Iblis Langit Thian Mo Kiam Seruling Pelenyap Sukma Thiat Tjui Tjen Bu Lim / Kitab Pusaka Rahasia Istana Hantu Kwie Pao / Tengkorak Maut-Tjan Karya WO LUNG SHEN Seri Rahasia Kunci Wasiat 1. Rahasia Kunci Wasiat 2. Bayangan Berdarah 3. Rahasia Istana Terlarang 4. Budi Kesatria Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 1. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 2. Makam Asmara Pena Wasiat Lambang Naga Panji Sakti Lovely Dear Pendekar Asmara Tangan Iblis Pengelana Tangan Sakti Pusaka Para Dewa Si Penakluk Dewa dan Iblis Tabib Gila Pendekar Cinta 1. Dendam Kesumat 2. Rahasia Lukisan Kuno 3. Bidadari Dari Thian-San Thian San Thian Lie 4. Perkampungan Misterius 5. Balada Pendekar Kelana Serial Saduran/Karya OKT Oey Kiem Tiang Nama lain Aulia, Boe Beng Tjoe berdua, K, KT, Huang. Hay Tong Kok Pertempuran di Lembah Hay Tong Zheng Zhengyin Eng Djiu Ong Zheng Zhengyin 9 Maharaja Pendekar Yang Berbudi Dusun Tanpa Lawan Hiat Hay Tjie Kioe Kang Lam Hiap Soe Kim Coa Kiam Pedang Ular Mas Kim Kiam Yan atau Nona Gagah Dari Hongkang Pedang Penakluk Golok Pembasmi / Pedang dan Golok Yang Menggetarkan Pedang Yang Menggetarkan / Iblis Sungai Telaga -Tjan ID Rahasia Gelang Kemala / Rahasia Gelang Pusaka Raja Yang Mengembara Kian Liong Kun Yu Kanglam Sebuah Tjap Keradjaan Giok Sie Toan Kie- Wu Lin Qiao Zi Lencana Keramat - Sampul Liang Ie Shen Sebilah Pedang Mestika Hoan Kiam Kie Tjeng Sembilan Dara Tjantik Kioe Bie To Sintju Eng Hiap Thjit Hiap Pat Kiam Warisan Seorang Pangeran Saduran/Karya Boe Beng Tjoe OKT Giok Bin Thian Lie Cula Naga Dan Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Panglima Wanita Perkasa Lie Kiat Cin Houw Toan Pat Kauw Cu Mestika Delapan Mata Si Bibir Merah Yan Tjie To Si Pedang Setan Saduran OPA Oh Peng An Hiat Liong Toan Tamu Dari Gurun Pasir I & II Toh Liong Keng Hong / Pendekar Gurun - sampul Khu Lung Serial Thian San Lui Tian Kiam See Hek Hui Liong Toan Kisah Si Naga Terbang Thian San Lui Tian Kiam Pedang Kilat Dari Thian San Buku Hitam Hek Sie Menebus Dosa Lanjutan Buku Hitam Air Mata Dan Darah Kang Ouw Lui / Pedang Air Mata Darah Bayangan Darah Berkelebatnya Sinar Pedang Kiam Khie Kay Sam Ho Bidadari Dalam Sarang Hantu Dara Perkasa Berbaju Merah Tjek Sim Ang Hiap Djeritan Sukma di Lembah Maut Golok Maut Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Kipas Wasiat Lembah Beracun, Cover Khu Lung / Lembah Patah Hati Lembah Merpati Makam Bunga Mawar Tjukat Tjeng In Manusia Dari Acherat / Hati Budha Tangan Berbisa - Gan KL Naga Merah I& II - Khu Lung Pahlawan Benteng Pandji Pusaka Pandji Wulung / Gagak Hitam - cover Karya Chin Yung Pintu Neraka Rahasia Kampung Setan - OPA - lihat Tjan ID Selamat Pulang Neraka / Gapura Neraka, Cvr Khu Lung Tangan Berbisa, Cvr Khu Lung Sepasang Pendekar Djelita Tjeng Hiap Siang Tju Si Pincang Bu Lim Mo Djit Kie / Pendekar Keramat - sampul Khu Lung Terror Djimat Merah Saduran/Karya Sie Djiak Liong SD Liong Lam Beng Tjiam Liong Naga Dari Selatan Hengtian Siau To Lanjutan Lam Beng Tjiam Lion Pendekar Bloon karya SD Liong Bloon Cari Jodoh Lanjutan Pendekar Bloon karya SD Liong Tjiok Tik Tjiam Long Djago Silat Di Telaga Agung / Dendam Asmara Pukulan Naga Berbisa Kim Go Tok Tjiang/Benci Tapi Rindu lanjutan Dendam Asmara Gan KH. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala Makam Asmara Lanj. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala Payung Sengkala Tjan ID Kelelawar Hijau Lanj. Payung Sengkala Dongfong Bai 3 Kitab Pusaka 7 Dara Perkasa / Sepasang Wanita Perkasa Rase Kemala Giok Hou Ko Kiam / Istana Seratus Bunga Golok Pemburu Petir Kuda Besi Dari Istana Biru Kuntilanak / Wanita Iblis Lembah Naga Bermimpi Liong Theng Kiam Hui Pahlawan Laut Selatan Misteri Panji Tengkorak Pandji Sakti = Perebutan Panji Sakti, = Putri Raja Gunung Bulim Kian Kun Kiam Pandji Tengkorak Toh Hun Kie Panji Tengkorak Darah Ko Lo Hiat Kie Pendekar Delapan Penjuru Pat Hong Eng Hiong Banxia Louzhu Pendekar Laknat / Dewa Lembah Penasaran / Pendekar 3 Zaman Bila Pedang Berbunga Dendam Pedang Kunang-kunang Pedang Tanduk Naga Pendekar 100 Hari Pendekar Banci Pendekar Komersil Pendekar Tengkorak Pusaka Negeri Tayli Pukulan Hitam Rahasia Istana Salju / Rahasia Istana Es Peng Kok Ki Wan Singa Emas Saduran / Karya See Bun Yang 3 Pendekar Perguruan Sejati hal. dalam ditulis Liang Ie Shen = Perguruan Sejati sampul Khu Lung Saduran/Karya Tan Seng Tjeng Topeng Setan Saduran/Karya Tang KL Sepasang Pedang Ajaib Ling Liong Siang Kiam 4 Pendekar Menggetarkan Kang Ouw = Bangau Sakti - Chin Tung Saduran Tjan ID Tjan Ing Djioe Angin Topan Badai Rimba Persilatan Dewa Maut Harimau Putih Bagian I & II Imam Tanpa Bayangan Bagian I & II Seri Kunci Wasiat Rahasia Kunci Wasiat Bayangan Berdarah Rahasia Istana Terlarang Misteri Istana Terlarang Budi Ksatria Pendekar Bayangan Setan =Bayangan Iblis Misteri Bayangan Setan Pedang Berkarat Pena Beraksara Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan Pedang Berkarat Pena Beraksara Pedang Keadilan Bag. 1 & 2 Iblis Sungai Telaga Anak Harimau Siau-siau 7 Pusaka Rimba Persilatan / Bentroknya Rimba Persilatan Batu Kumala Sakti Bayangan Iblis / Pendekar Bayangan Setan Bukit Pemakan Manusia Cincin Maut Cing Mo Ce Wolong Shen Dua Belas Naga Perkasa Jago Kelana Istana Borang Kedelai Maut Kereta Berdarah Kitab Pusaka Lembah Berdarah Lembah Nirmala Pendekar Kepala Batu/Pendekar Tanpa Tanding Tse Yung Lembah Tiga Malaikat Manusia Srigala Memburu Naga Kumala = Hong Lui Bun - Gan KH Misteri Rumah Berdarah Munculnya Seorang Pendekar = Bwee Hoa Kiam Hiap Pendekar Pedang Sakti - LPY Panji Naga Sakti = Lambang Naga sampul-Khulung Patriot Padang Rumput Liang Ie Shen Pedang Pelangi /Cai Ong Kiam atau Jay Hong Ci'en Pembunuh Misterius Pena Wasiat Chin Hung Pendekar Bego Pendekar Muka Buruk Pendekar Patung Emas Jin Hong Pendekar Bersinar Kuning / Perebutan Patung Emas Pukulan Naga Sakti Pusaka Naga Mas Putri Neraka Rahasia Kampung Setan = Kampung Setan - OPA Sabuk Kencana Setan Harpa Telapak Setan Tengkorak Maut = Rahasia Istana Hantu - OKL Saduran/Karya Tse Yung Pendekar Kepala Batu = Pendekar Tanpa Tandingan = Lembah .Nirmala - sampul Tjan ID Pusaka Rimba Hijau Bu Lim Tiap Kasih Remadja Di Sungai Telaga Kangouw Ai Keng Saduran/Karya Wang Yu 1. Bayangan Pedang 2. Tangan Setan 3. Lembah Walet Terbang 1. Botjah Sakti 2. Kitab Mudjidjat 3. Menara Hantu Selamat Pulang Neraka Seruling Asmara Saduran/Karya Wen Lung Pusaka Ke 13 Kun Gwan Tjap Sa Po Bu Lim Ki Siu Dendam Kesumat Dunia Persilatan Saduran/Karya Wen Wu Irama Penyabut Nyawa Im Jung Kiat = Irama Maut pd sampul - Khu Lung Sampul Maut Ang Teng Hiat Kiam Pedang Pusaka Gak Hui Thian Hia Tee It Kiam Telaga Darah Siat Mo Kiat Cerita Silat Lepas 13 Pendekar Rimba Hidjau Bu Lim Sip Sam Kiam/ Busur Emas Panah Perak Lim Hian Tjoe Tjhiam Tjhiu To Lo Kiam Bingkisan Jang Membawa Bentjana Boe Siang Kun = Hadiah Membawa Bencana - sampul Khu Lung Golok Maut Dari San See Bruce Loo Pek Liong To Budi Houw Lembah Penyabut Nyawa Cheng Pei Pei Manusia Baju Besi Chung Hong Sebuah Gelang Pusaka Po Tjhoan Ki Ilmu Ulat Sutera Thian Chan Pien Huang Yin Rahasia Si Penabuh Maut In Ko Tju Merpati Pedang Purba Kauw Tan Seng Bandjir Darah Di Pulau Neraka Hiat Sie Tee Gak Ta Kiam Hong Tangan Hantu Ie Giok Sam Hiap Kim Yong Riwajat Djago Silat - karya Xiang Kairan Siang Khay Yan Kwo Lay Yen Siluman Ular Lauw Ha Di Pedang Maut Li Ching Ilmu Golok Keramat Bu Tek Sin To Ling Lung = Golok Sakti - sampul Chin Yung Pendekar Burung Walet Lo Lieh Putri Raja LKH Darah Penebus Noda Soe Hay Kie Djien Toan Karya Sie Leng Hong OKTA Lonceng Merenggut Arwah Shie Lan lan Giok Siauw Pit Kip Seruling Pusaka Siang Koan Yeh Ilmu Silat Pengedjar Angin Toei Hong Hoat Soet Siasa Runtuhnya Siuw Liem Sie Siauw Beng Kitab Wasiat SOS Wanita Iblis Tjay Hwan Kie Pokiam It Leng Pedang Pusaka Buntung Pedang Berdarah Tiat Kiam Tju Him TSL = Pedang Darah Chin Yung Panggilan Maut Bu Kek Kiam Pedang Tak Berkutup Tudjuh Acherad Wen Yoe Cerita Silat Karya Lain2 ! Pada Cvr ditulis Lentera Maut Ang Teng Hek Mo Khu Lung Macan Terbang Naga Sakti Hui Houw Sin Liong Lanjutan Lentera Maut Khu Lung Cakar Rajawali Chin Yung Harpa Iblis Jari Sakti Chin Yung Rase Emas Chin Yung Tangan Maut Chin Yung Dendam Iblis Seribu Wajah Khu Lung Panji Sakti Khu Lung Pedang Tanpa Perasaan Khu Lung Pohon Keramat Khu Lung Seruling Perak Dan Sepasang Walet Khu Lung Sian Ku Pokiam Pedang Pusaka Dewi Kayangan Khu Lung Karya Ong To Lok/Wang Du Lu /Wang Tu Lu Pentalogy oleh OKT terbitan Keng Po Ho Keng Koen Lun Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun Po Kiam Kim Tjee Pedang Mustika Dan Tusuk Kundai Emas Kiam Kie Tjoe Kong Pedang Berkelebatan Dan Mutiara Berkilauan Go Houw Tjhong Liong Harimau Mendekam Naga Bersembunyi Thiat Kie Gin Pan Pendekar Besi & Djambangan Perak Kiam Boen Pek Giok Cerita Lepas Sioe Tay Gin Piauw Angkin Sulam Piauw Perak Tjie Hong Piouw Tjie Tian Tjeng Song Durhaka Cerita Lepas 8 Jurus Lingkaran Dewa I Penelitian Rahasia Wulin Xin Wen Jishi 8 Jurus Lingkaran Dewa II Sepasang Bayangan Dewa * 4 Opas – Pertemuan Di Kota Raja 1 – Wen Rui An 4 Opas – Misteri Lukisan Tengkorak 2 – Wen Rui An Bayangan Darah – Pho Bu Kek Kang Sin Kang Ching Ching Golok Kelembutan* Kisah Para Naga di Pusaran Badai I & II * Ksatria Negeri Salju* Laron Penghisap Darah – Tjan ID Pedang Sesat Pisau Kematian Pendekar Naga Mas – Yen To Si Pisau Terbang Pulang Liang Y L Serigala Dari Cabang Kunlun - Kwo La Yen Cerita Legenda/Sejarah Kuan Yin Te Tao – Kisah Dewi Kwan Im Lima Raja~Lima Jagoan Cun Ciu Beng Lauw Pang vs Hang Ie Pahlawan Dan Kaisar Zhang Fu SAMKOK / Romance 3 Kingdom Luo Guan Zhong, Sam Po Kong Sam Pek Eng Tay Zhang Hen Shui – Putri Ular Putih KARYA STEVANUS Dari mulut macan ke mulut buaya Kembang jelita peruntuh tahta 1 & 2 Kemelut tahta naga 1 & 2 Kota srigala Menaklukkan kota sihir Panglima gunung Pendekar naga harimau Perserikatan naga api Puing-puing dinasti Sekte teratai putih Teror elang hitam KARYA ARYANI W Golok naga terbang Iblis hitam mengguncang dunia Si manusia besi Utusan neraka KARYA BATARA Kisah Seekor Naga Pendekar Gurun Neraka Pendekar Kepala Batu Pedang Medan Naga Pendekar Rambut Emas Pedang Tiga Dimensi Sepasang Cermin Naga Istana Hantu Rajawali Merah Dewi Penjaring Cinta Golok Maut Naga Pembunuh Tapak Tangan Hantu Rahasia Genta Berdarah Putri Es Kisah Empat Pendekar Dewi Kelabang Hitam Playboy dari Nan King Playgirl dari Pak King Prahara di Gurun Gobi Kabut di Telaga See Ouw Mencari Busur Kumala Naga Merah KARYA ASMARAMAN S. KHO PING HOO Serial Bu Kek Siansu Suling Emas 1. BuKek Siansu 2. Suling Emas 3. Cinta Bernoda Darah 4. Mutiara Hitam 5. Istana Pulau Es 6. Pendekar Bongkok 7. Pendekar Siluman 8. Sepasang Pedang Iblis 9. Kisah Sepasang Rajawali 10. Jodoh Rajawali 11. Suling Emas dan Naga Siluman 12. Kisah Para Pendekar Pulau Es 13. Suling Naga 14. Kisah Si Bangau Putih 15. Si Bangau Merah 16. Si Tangan Sakti 17. Pusaka Pulau Es Serial Pedang Kayu Harum 1. Pedang Kayu Harum Siang Bhok Kiam 2. Petualang Asmara 3. Dewi Maut 4. Pendekar Lembah Naga 5. Pendekar Sadis 6. Harta Karun Jengis Khan 7. Siluman Gua Tengkorak 8. Asmara Berdarah 9. Pendekar Mata Keranjang 10. Si Kumbang Merah Pengisap Kembang 11. Jodoh si Mata Keranjang 12. Pendekar Kelana Serial Si Pedang Kilat Kisah Si Pedang Kilat Pedang Kilat Membasmi Iblis Serial Pedang Sinar Emas Kim-kong-kiam Si Alis Merah Ang-bi-tin / Bi-hong Sin-liong Pulau Tiga Naga Sam-liong-to Pedang Sinar Mas Kim Kong Kiam Serial Dewi Sungai Kuning Dewi Sungai Kuning Huang-ho Sian-li Kemelut Kerajaan Mancu Serial Gelang Kemala Gelang Kemala Dewi Ular Rajawali Hitam Serial Iblis dan Bidadari Iblis dan Bidadari Hwee Thian Mo Li Lembah Selaksa bunga Serial Jago Pedang Tak Bernama Jago Pedang Tak Bernama Bu-beng Kiam-hiap Kisah Sepasang Naga Ji-liong Jio-cu Pedang Ular Merah Ang-coa-kiam Pedang Pusaka Naga Putih Pek-liong Po-kiam Serial Si Naga Langit Kisah Si Naga Langit Jodoh Si Naga Langit Serial Mustika Burung Hong Kemala Mustika Burung Hong Kemala Kisah Si Pedang Terbang Pedang Awan Merah Serial Naga Sakti Sungai Kuning Naga Sakti Sungai Kuning Si Naga Beracun Serial Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Pedang Penakluk Iblis Sin-kiam Hok-mo, Tangan Geledek Pek-lui-eng Serial Pedang Naga Kemala Giok-liong-kiam Pedang Naga Kemala Giok-liong-kiam Pemberontakan Taipeng Serial Pendekar Sakti Bu-pun-su Lu-kwan-cu Pendekar Sakti Bu-pun-su Lu-kwan-cu Dara Baju Merah Ang I Nio-cu Pendekar Bodoh Pendekar Remaja Serial Pendekar Tanpa Bayangan Bu-eng-cu Pendekar Tanpa Bayangan Bu-eng-cu Harta Karun Kerajaan Sung Serial Raja Pedang Raja Pedang Rajawali Emas Pendekar Buta Jaka Lola Serial Sepasang Naga Lembah Iblis Sepasang Naga Lembah Iblis Pedang Naga Hitam Serial Sepasang Naga Penakluk Iblis Sepasang Naga Penakluk Iblis Rahasia Patung Emas/Bayangan Iblis Dendam Sembilan Iblis Tua Serial Si Pedang Tumpul Si Pedang Tumpul/Kisah Si Pedang Tumpul Asmara Si Pedang Tumpul Serial Lepas Silat Mandarin □ Bayangan Bidadari □ Cheng Hoa Kiam □ Darah Pendekar □ Dendam dan Asmara Pokiam Bodjin □ Dendam Membara □ Dendam Si Anak Haram □ Dua Singa Betina Ouw Yang Heng Te □ Kasih Diantara Remaja □ Kang Lam Tjiu Hiap □ Kilat Pedang Membela Cinta □ Kisah Si Tawon Merah Dari Bukit Hengsan □ Kisah Tiga Naga Sakti □ Maling Budiman Berpedang Perak Gin Kiam Gi To □ Mustika Golok Naga □ Nona Berbunga Hijau Kunlun Hiap Kek □ Patung Dewi Kwan Im □ Pedang Asmara □ Pedang Keramat Thian Hong Kiam □ Pedang Tak Bernama Bubeng Kiam Hiat □ Pek I Li Hiap □ Pembakaran Kuil Thian Lok Si □ Pendekar Baju Putih □ Pendekar Bunga Merah □ Pendekar Cengeng □ Pendekar dari Hoasan Hoasan Tayhiap □ Pendekar Gila dari Shan Tung Shan-tung Koay-hiap □ Pendekar Pemabuk □ Pendekar Tongkat dari Liong San Liong San Tung Hiap □ Pengemis Tua Aneh Ouw Bin Hiap Kek □ Peninggalan Pusaka Keramat □ Pusaka Gua Siluman □ Rajawali Lembah Huai □ Sakit Hati Seorang Wanita □ Sepasang Rajah Naga □ Si Naga Merah Bangau Putih □ Si Rajawali Sakti □ Si Tangan Halilintar □ Si Teratai Emas □ Si Teratai Merah Ang Lian Li Hiap □ Suling Pusaka Kumala □ Tiga Dara Pendekar Siaulim Siaulim Sam Li Hiap □ Wanita Iblis Pencabut Nyawa Toat Beng Mo Li
KitabSakti Naga Kuno Gu Long Cin Keng Cerita Silat. 1 / 60. GAMBAR JURUS JURUS PERISAI DIRI Perisai Diri Maluku. Jurus Dan Gerakan Cimande PUSAKA MANGGALA YouTube. Jurus 5 Jurus Indah Dalam Pencak Silat Khas. Blog Kanuragan Extrem LATIHAN JURUS JURUS TENAGA DALAM 3. Serial Pendekar Sakti Bupunsu 3 Raja Pedang Jilid 007. Jenis Senjata Dan Macam

Jilid 37Bagaimana mungkin Lie Ceng Loan akan membiarkan mereka kabur? ia segera mengerahkan ginkangnya mengejar mereka, Begitu memasuki rimba itu, ia terheran-heran, karena di dalam rimba itu amat sunyi, sepertinya tidak ada orang sama sekali, Padahal mereka bertiga baru melesat ke dalam. Lagipula salah seorang dari mereka telah terluka, Bagaimana mungkin mereka bisa kabur begitu cepat? Mungkinkah mereka bersembunyi di suatu tempat? Pikir Lie Ceng berpikir demikian, ia tidak menggunakan ginkang lagi, melainkan melangkah biasa sambil menengok ke sana- terdengar suara di depan, Giranglah Lie Ceng Loan. Ketika ia baru mau melesat ke arah suara itu, mendadak tempat itu berubah gelap, Ternyata ada gumpalan awan hitam menutupi bulan di langitKarena itu, Ue Ceng Loan terlambat sehingga sudah tidak tahu di mana arah suara lama kemudian, tempat itu berubah agak terang lagi, karena awan hitam telah melewati bulan di langit sedangkan Lie Ceng Loan sudah ke luar dari rimba itu. Tampak sebuah jalan besar di situ, tapi tidak kelihatan bayangan ke tiga orang berbaju Ceng Loan penasaran sekali. ia yakin, ke tiga orang itu tidak mungkin pergi melalui jalan besar, sebab mereka bertiga harus menghindarinya Tapi Lie Ceng Loan juga tidak tahu arah mana yang mereka tempuh, Akhirnya ia terpaksa menuju jalan besar itu, lalu mengerahkan ginkangnyaKka-kira beberapa mil kemudian, tampak sebuah jalan kecil membelok ke kiri Ue Ceng Loan berhenti di situ, lalu memperhatikan jalan kecil itu. Terlihat enam buah tapak kaki di Lie Ceng Loan, itu pertanda ke tiga orang berbaju putih melalui jalan kecil tersebut Segeralah ia mengerahkan ginkang mengejarAkan tetapi, hingga hari mulai terang, Lie Ceng Loan masih belum berhasil mengejar ke tiga orang itu, Maka ia berhenti sambil berpikir Tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan ke enam tapak kaki itu merupakan suatu tipuan belaka, agar dirinya mengejar di situ. wajahnya langsung berubah murung, ia tidak menyangka kalau dirinya akan terjebak oleh tapak-tapak kaki itu. sedangkan gunung Kwat Cong San sudah dekat ia menjadi putus asa, Bagaimana mungkin dapat menemukan Kun Lun Sam Cu lagi? Lebih baik langsungmenuju gunung Kwat Cong San menemui Pek Yun Hui, sekaligus berunding dengannya pikir Ue Ceng Loan sambil mengerahkan ginkangnya menuju gunung Kwat Cong San.******Hari berikutnya, Lie Ceng Loan telah tiba di gunung Kwat Cong San, ia terus mengerahkan ginkangnya menuju ke gua Thian Kie Cinjin, Setelah mendekat, terdengar suara alunan suling yang amat memilukaLie Ceng Loan segera melesat ke tempat itu, Tampak Giok Siauw Sian Cu duduk di atas batu sambil meniup suIing."Kakak Giok Siauw! Kakak Pek ada?" seru Lie Ceng Siauw Sian Cu berhenti meniup suling, lalu menoIehkan kepalanya, ia tertegun ketika melihat Lie Ceng Loan."Eh? Nona Loan!" Giok Siauw Sian Cu menatapnya dengan penuh keheranan "Kenapa engkau meninggalkan gunung Taysan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Pek ada di dalam gua?"Tiba-tiba air muka Giok Siauw Sian Cu berubah, lalu membalikkan badannya, ia mulai meniup suling lagi, sama sekali tidak meladeni Lie Ceng melihat sikap Giok Siauw Sian Cu, heranlah Lie Ceng Loan, karena selama ini Giok Siauw Sian Cu tidak pernah bersikap demikian terhadapnya."Kakak Giok Siauw!" Gadis itu mendekatinya, "Kenapa sih engkau? Kok tidak mau meladeniku?" "Nona Loan!" sahut Giok Siauw Sian Cu dingin, "Ternyata cintamu terhadap Bee Kun Bu cuma merupakan cinta palsu!""Eh?" Lie Ceng Loan terkejut. "Kakak Giok Siauw, apa maksudmu itu?""Engkau dan Na Siao Tiap berdua telah berjanji akan menemani Bee Kun Bu selama-lamanya di tempat itu, namun kini justru engkau seorang diri ke mari! itu membuktikan bahwa cintamu itu palsu!""Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum"Engkau masih bisa senyum?" bentak Giok Siauw Sian Cu gusar "Kalau aku tidak memandang Nona Pek, engkau sudah kuhajar sekarang!""Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi seraya berkata, "Engkau jangan salah paham, aku bukan gadis macam itu.""Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" tanya Giok Siauw Sian Cu dengan kening berkerut"Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan memberitahukan. "Kakak Bu tidak mati."Ketika mendengar itu, Giok Siauw Sian Cu nyaris meloncat ia memandang Lie Ceng Loan dengan mata tak berkedip."Engkau... engkau bilang apa?" tanyanya."Aku bilang Kakak Bu tidak mati, dia masih hidup segar bugar.""Ba... bagaimana dia bisa tidak mati?" tanya Giok Siauw Sian Cu heran, "Bukankah engkau yang menyaksikan kematiannya?""Kakak Giok Siauw, sungguh panjang kalau dituturkan," ujar Lie Ceng Loan, "Mari kita masuk menemui Kakak Pek dulu, barulah aku menuturkannya!""Ayo!" Giok Siauw Sian Cu menarik Lie Ceng Loan. Ketika menikung di sebuah tebing, muncullah Pang Siu Wie. Begitu melihat Lie Ceng Loan, ia pun terbelalak"Cepat beritahukan pada Nona Pek, bahwa Bee Kun Bu tidak mati!" ujar Giok Siauw Sian Cu."Apa?!" Mendadak muncul Pek Yun Hui dengan wajah berseri"Kakak Pek!" Lie Ceng Loan langsung menubruknya, dan sekaligus mendekap di dadanya, "Kakak Bu tidak mati, dia sudah mau ke mari, Kalau dia sudah datang dia pasti menyalahkan aku karena tidak bisa menjaga guru dan Supek."ucapannya yang tiada ujung pangkal itu membuat Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie melongo."Adik Loan, engkau bilang apa? Di mana Siao Tiap?" tanya Pek Yun Hui."Aku tidak tahu. Kakak Pek, aku... aku menghadapi suatu masalah yang amat aneh, yang membuatku resah sekali.""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum, "Engkau menghadapi masalah aneh yang bagaimana? Beritahu-kanlah perlahan-lahan!""Aku. " Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan, barulahia sadar telah mengucapkan yang tiada cenderungannya. "Kita masuk dulu!" ajak Pek Yun bertiga memasuki gua Thian Kie. Setelah mereka duduk, Lie Ceng Loan bertanya."Kalian bertiga, siapa tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tertegun, Mereka bertiga saling memandang dan menyahut serentak."Tidak tahu,""Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui kemudian Tutur-kanlah cara bagaimana engkau bertemu Bee Kun BuI" Lie Ceng Loan mengangguk lalu menutur tentang pertemuannya dengan Co Hiong, bagaimana kematian Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, berikut Mo Kui Ceh Yi Perbatasan Setan Iblis dan lain sebagai mendengar Na Hai Peng berubah tidak waras, Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tampak terkejut sekaliSetelah Lie Ceng Loan usai menutur, mereka bertiga sama sekali tidak bersuara, Berselang sesaat, barulah Pek Yun Hui membuka mulut berkata pada Giok Siauw Sian Cu."Engkau paling berpengalaman dalam rimba per-silatan, tahukah engkau apa artinya Mo Kui Ceh Yi?""Aku tidak tahu." Giok Siauw Sian Cu menggeleng kepala. "Kedengarannya seperti nama suatu tempat, tapi tidak pernah mendengar tentang tempat itu.""Berdasarkan apa yang dituturkan Nona Loan tadi, kaum pedagang itu pasti tahu jelas tentang rahasia tersebut sayangnya pada waktu itu Nona Lie tidak bertanya pada orang tua itu." ujar Pang Siu apa." ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ke lima orang berbaju putih itu pasti ada hubungannya dengan Mo Kui Ceh Yi. Kita tunggu kedatangan Kun Bu, barulah kita mengambil suatu ke-putusan."Giok Siauw Sian Cu, Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan mengangguk Lie Ceng Loan sudah lelah sekali, maka ia segera tidur******Bab ke 57 - Pertama Kali Pek Yun Hui jatuh di Bawah AnginKeesokan harinya, begitu bangun dari tidurnya, Lie Ceng Loan langsung ke luar untuk menunggu Bee Kun Bu, Namun sampai tiga hari lamanya, Bee Kun Bu belum juga datang, itu membuat hati Lie Ceng Loan jadi resah sekali, Pek Yun Hui pun begitu, tapi ia masih bisa berlaku Ceng Loan menunggu sehari lagi, tapi Bee Kun Bu tetap tidak muncul Gadis itu menjadi cemas dan mulai tiada nafsu makan. wajahnya pun tampak muram sekaliPek Yun Hui berpikir, kalau terus begini juga tiada gunanya. Maka pada hari ke Hma, ia berpesan pada Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie, harus menjaga di depan gua Thian Kie. Kalau Bee Kun Bu datang, suruh dia menunggu di dalam gua, jangan pergi ia dan Lie Ceng Loan berdua akan pergi mencari Bee Kun Bu, paling lama setengah bulan pasti kembali ke gua Thian sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu ingin ikut mereka, namun Pek Yun Hui telah berpesan begitu, maka ia terpaksa menurutKeesokan harinya sebelum hari terang, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah berangkatHati Lie Ceng Loan sama sekali tidak bisa tenang, Dalam perjalanan ia terus-menerus bertanya pada Pek Yun Hui"Kakak Pek! Kakak Bu tidak akan terjadi sesuatu di luar dugaan kan?"sesungguhnya Pek Yun Hui juga tidak habis berpikir, karena urusan tersebut sangat aneh, Ketika melihat Lie Ceng Loan begitu gelisah, ia terpaksa menghiburnya."Adik Loan! Bee Kun Bu pernah mengalami kesulitan di dalam istana Pit Sia Kiong, tapi dia toh bisa selamat Nah, kini apa yang kau khawatirkan?""Mudah-mudahan begitu!" ucap Lie Ceng Loan sambil menarik nafas panjang, "Yaah! selanjutnya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi!""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyunv "Engkau yang bersalah dalam hal ini." "Kok aku yang bersalah?" tanya Lie Ceng Loan keheranan"Siapa suruh engkau berpisah dengan dia?" Pek Yun Hui tersenyum Iagi.""Aku sendiri pun tidak tahu, kenapa aku tidak bisa tidak menurut perkataannya," sahut Lie Ceng Loan dengan wajah agak kemerah-merahan."Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ada satu urusan yang aku sungguh tidak mengerti"Urusan apa?" tanya Lie Ceng Loan heran. "Engkau bilang pernah melihat di atas pintu gua di dasar telaga kering itu terdapat tulisan Sam 2m Sian Hu?" "Benar.""Kalau begitu, ketika engkau melihat Co Hiong, apakah dia tampak bersikap aneh?""Tidak juga," jawab Lie Ceng Loan seraya berpikir, kemudian melanjutkan "Dia cuma bilang mulai sekarang akan mendampingi Nyonya Souw dan putrinya di kuil Yang Sim Am, tidak mau berkecimpung di dalam rimba persilatan lagi.""Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan menatapnya heran. "Kenapa engkau mendengus?""Aku pikir Co Hiong yang begitu licik dan jahat, bagaimana mungkin akan tinggal di kuil itu? Pasti ada sebab musababnya!""Kakak Pek, untuk sekarang ini kita tidak perlu mempedulikannya." ujar Lie Ceng Loan. "Setelah kita ke luar dari gunung Kwat Cong San ini, ke mana kita mencari orang- orang berbaju putih itu?""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum getir, Terus terang, aku pun tidak tahu harus ke mana mencari mereka, Kita ikuti keadaan saja!""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk Ketika hari mulai petang, mereka berdua hampir tiba di kaki gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, tak henti- hentinya Lie Ceng Loan menarik nafas dan berkeluh Yun Hui ingin menghiburnya, tapi pada waktu bersamaan, dari tempat yang tidak begitu jauh di depan, terdengar suara jeritan yang memilukanBegitu mendengar suara jeritan itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tertegun, lalu bersama melesat ke tempat mereka melesat, masih terdengar suara jeritan itu malahan semakin dekatTak seberapa lama kemudian, mereka melihat seseorang berlari-lari sambil menjerit, lengan kanannya telah kutung dan masih mengucurkan darah."Hah!" teriak Lie Ceng Loan dan seketika berdiri mematung di tempatini bukan karena ketakutan, melainkan merasa tidak tega menyaksikan keadaan orang itu berlari ke hadapan Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Dalam jarak dua depaan mendadak orang itu terkulai"Nona Pek! Cepat., cepat..." ucapnya terputus, Kepalanya terkulai dan tidak bergerak wajah orang itu, Pek Yun Hui langsung karena itu, mereka berdua segera mendekati orang itu, Siapa orang itu? Tidak lain Gin Tie Suseng-Kim Eng mengetahui orang itu Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui pun tahu ada urusan yang tidak beres. Sebab Gin Tie Suseng tadi kelihatan ingin menyampaikan se-suatu, namun cuma mengucapkan "Cepat" saja. Kepandaian Gin Tie Suseng tidak rendah, namun kini sekujur badannya telah terluka parah, Da-pat dibayangkan betapa sadisnya orang yang melukainya."Kakak Pek, apakah dia... dia akan mati?" tanya Lie Ceng Loan Yun Hui segera meraba hidung Gin Tie Suseng, Ternyata masih ada sedikit nafas, dan Pek Yun Hui pun berkata."Dia belum mati, adik Loan! Menolong orang jauh lebih penting, Kita harus segera memapahnya ke gua Thian Kie!"Padahal Lie Ceng Loan ingin cepat-cepat pergi mencari Bee Kun Bu. Namun ketika melihat keadaan Gin Tie Suseng begitu parah, ia merasa tidak tega dan harus segera menyelamatkan nyawanya."Baik." Lie Ceng Loan menganggukMereka segera membuat sebuah usungan dari dahan pohon, kemudian membawa Gin Tie Suseng dengan usungan jaian, Gin Tie Suseng sama sekali tidak bergerak Darahnya masih mengucur di sekujur tubuh-nya. Walau sedang menggotong, Pek Yun Hui masih terus memeriksa nafasnya, Kian lama nafas Gin Tie Suseng kian lemah, itu membuat mereka berdua harus mengerahkan ginkang agar lekas-lekas sampai di gua Thian seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di depan gua Thian Kie. Kebetulan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie berada di situ, Ketika melihat Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan menggotong seseorang yang berlumuran darah, mereka terkejut"Apakah. Kun Bu terluka?" tanya Giok Siauw Sian Cudengan wajah memucat "Bukan," sahut Pek Yun Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie menarik nafas Giok Siauw Sian Cu bertanya. "Siapa orang itu?"Pek Yun Hui tidak menyahut, sebab Giok Siauw Sian Cu sudah melihat orang yang ada di dalam usungan itu, dan seketika juga wajahnya berubah Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng pernah bersama meniup suling di dalam penjara istana Pit Sia Kiong. Bahkan ketika mau berpisah, Gin Tie Suseng masih mengundang Giok Siauw Sian Cu pesiar ke gunung Tay Pah San. itu pertanda Gin Tie Suseng telah jatuh hati tetapi kini Gin Tie Suseng terbujur di dalam usungan dengan sekujur badan berlumuran darah, Be-tapa dukanya hati Giok Siauw Sian Cu. ia segera mendekati Gin Tie Suseng lalu meraba hidungnya, ternyata masih ada sedikit nafas, itu cukup melegakan hati Giok Siauw Sian Cu."Nona Pek, bagaimana kalian bertemu dia?" tanya Giok Siauw Sian Yun Hui memberitahukan, kemudian memandang Giok Siauw Sian Cu seraya bertanya."Engkau bersedia mengobatinya dan mau menjaga-nya?" pertanyaan itu membuat wajah Giok Siauw Sian Culangsung memerah, sebab kalau mengobati Gin Tie Su-seng, otomatis harus membuka semua pakaiannya."Giok Siauw Sian Cu!" Pek Yun Hui tersenyum "Di gunung Taysan dia telah menaruh perhatian padamu, LagipuIa engkau wanita rimba persitatan, jadi tidak usah banyak peradaban!""Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Aku bersedia mengobatinya dan menjaganya." Usai berkata begitu, Giok Siauw Sian Cu segera menggendong Gin Tie Suseng ke dalam salah sebuah ruang di gua Thian Kie, tidak pedu!i sekujur badan Gin Tie Suseng berlumuran"Adik Loan!" Pek Yun Hui mengarah padanya, "Dia tadi kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, Bagaimana kalau kita tanya setelah dia siuman?""Baik," Lie Ceng Loan menganggukPek Yun Hui dan Lie Ceng Loan masuk ke dalam gua Thian Kie. Mereka menunggu di luar ruang itu. Berselang beberapa saat kemudian, tampak Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari ruang itu."Bagaimana keadaan Gin Tie Suseng?" tanya Pek Yun Hui."Di badannya terdapat delapan luka bekas tusukan pedang dan golok," jawab Giok Siauw Sian Cu sambil mengerutkan kening, "Aaaakh! Bagaimana cara dia dapat meloloskan diri?""Pernahkah dia siuman?" tanya Lie Ceng Giok Siauw Sian Cu menggelengkan kepala, "Aku telah mengobati luka-lukanya, bahkan telah memasukkan obat ke dalam mulutnya Nafasnya sudah normal, tapi dia masih belum siuman."Apakah dia sama sekali tidak bersuara?" tanya Pek Yun Hui."Pernah bersuara." Giok Siauw Sian Cu memberitahukan "Dia mengucapkan "Cepat" saja.""Mari kita ke dalam menengoknya!" ajak Pek Yun Hui. Mereka bertiga masuk ke dalam ruang itu, sedangkanPang Siu Wie menjaga di luar Gin Tie Suseng berbaring di atas batu. wajahnya kelihatan tenang tapi masih pucat pias. Mereka bertiga mendekatinya, Pek Yun Hui memeriksa nadinya lalu lama ia berkata."Lukanya sudah tidak masalah, tapi sementara ini masih belum bisa siuman,""Kalau begitu kita harus bagaimana?" Lie Ceng Loan tampak gugup. "Kalau dia ada suatu urusan penting. "Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena tiba-tiba terdengar suara bentakan di luar gua."Siapa itu? Cepat berhenti!" Yang membentak Pang Siu Wie, yang menjaga di Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan tertegun ketika mendengar suara bentakan itu."Giok Siauw Sian Cu!" pesan Pek Yun Hui. "Engkau tidak boleh meninggalkan Gin Tie Suseng, Adik Loan, mari kita ke luar melihat-lihat!"Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan melesat ke luar. Mereka melihat Pang Siu Wie tetap menjaga di luar gua, kelihatan bersiap-siap menghadapi depa di depan, tampak berdiri seorang berpakaian putih. wajahnya memakai kedok kulit manusia yang menyerupai muka setan iblis bertaring melihat orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah tahu bahwa orang itu berkepandaian tinggi, Pek Yun Hui maju beberapa langkah, dan Pang Siu Wie segera mendekatinya dan berbisik"Gerakan orang itu amat cepat, tapi setelah kubentak dia pun berdiri diam. Entah dia berasal dari golongan mana?""Engkau mundur du!u!" bisik Pek Yun Hui juga. "Engkau dan Lie Ceng Loan menjaga di depan gua berjaga-jaga kalau ada orang menerobos ke dalam Biar aku yang menghadapi orang itu." Pang Siu Wie mengangguk, lalu mundur ke sisi Lie Ceng Loan. Setelah mereka berdua berdiri di depan gua, Pek Yun Hui maju ke hadapan orang berbaju putih seraya bertanya lantang."Anda siapa? Ada urusan apa Anda ke mari?" Orang berbaju putih tampak sungkan sekali, ia segera menjura seraya menjawab dengan sopan"Maaf! Siapa aku, Nona tidak perlu tanyai Aku ke mari cuma menginginkan seseorang!"Pek Yun Hui melihat sepasang mata orang berbaju putih itu menyorot tajam sekali, pertanda memiliki Lwee-kang yang amat dalam Maka ia pun segera mengerahkan Toa Pan Yok Cin Khi Hawa Murni Tenaga Sakti untuk melindungi diri."Penghuni gua Thian Kie tidak begitu banyak, entah Anda menginginkan siapa?" tanya Pek Yun Hui. sesungguhnya ia sudah tahu bahwa yang dimaksudkan orang itu, tentu Gin Tie Suseng."Dia murid dari kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San, namanya Kim Eng Hauw! Dia telah terluka di luar gunung Kwat Cong San, namun kami tidak menemukan nya. Nona yang telah meno!ongnya! Harap Nona menyerahkannya pada kami!" sahut orang berbaju putih memberitahukan"Oh?" Pek Yun Hui tertawa panjang, Tidak salah, memang kami yang menotongnya. Bagaimana mungkin begitu gampang engkau menginginkannya? jangan bermimpi di siang hari bolong!""He he he!" Orang berbaju putih itu tertawa terkekeh "Nona mencetuskan omongan besar, bolehkah aku tahu siapa Nona?"Orang berbaju putih itu ke mari menginginkan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw. Tentunya tidak terhindar dari suatu pertarungan Maka Pek Yun Hui maju selangkah seraya menyahut"Aku Pek Yun Hui!""Oh! Ternyata engkau Pek Yun Hui, yang telah menggemparkan rimba persilatan Tionggoan! Namun aku harus menasihatimu, jangan memaksakan diri untuk mencampuri urusan ini!""Jangan omong kosong di sini!" bentak Pek Yun Hui. "Engkau tuh apa? Berani banyak omong di sini!""Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa aneh, "Nona Pek, kalau engkau tidak mau menyerahkan Kim Eng Hauw, aku akan menerjang ke dalam gua!""Oh?" Pek Yun Hui tertawa dingin "Kalau begitu, engkau boleh coba!""Baik!" Orang berbaju putih mengangguk, "Hati-hatilah Nona Pek!"Usai berkata begitu, orang berbaju putih melesat ke arah Pek Yun Hui sambil Yun Hui memang sudah siap, maka begitu melihat bayangan putih berkelebat ia langsung melancarkan sebuah pukulanPlak! Terdengar suara benturan Ternyata Pek Yun Hui dan orang berbaju putih telah mengadu sebuah Yun Hui tetap berdiri di tempat tak bergeming sama sekali, sedangkan orang berbaju putih terdorong mundur beberapa langkah, barulah bisa berdiri mengadu pukulan, Pek Yun Hui juga merasa terkejut akan kehebatan Lweekang orang berbaju putih."Cuma berkepandaian segitu sudah berani mengacau di sini?" ujar Pang Siu Wie dingin. Orang berbaju putih memandang ke arah Pang Siu Wie, kemudian mengarah pada Pek Yun Hui seraya berkata."Nona berkepandaian tinggi, aku kagum padamu!"Ketika mendengar orang berbaju putih berkata be-gitu, Pek Yun Hui mengira orang berbaju putih itu ingin pergi, maka segera membentak"Jangan kabur!""Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa gelak, "Nona Pek sedang omong bergurau, Aku belum mengatakan apa pun, kok Nona Pek sudah mengira aku mau kabur? Aku memang bukan tandingan Nona, namun tentu ada yang berkepandaian tinggi akan menerjang ke dalam gua Thian Kie!"Orang berbaju putih menyurut mundur beberapa depa, kemudian bersiul panjang, seketika juga tampak berkelebat tiga sosok bayangan ke tempat itu. Salah satu bayangan itu bergerak cepat sekali laksana kilat, dan dalam waktu sekejap sudah sampai di tiga orang itu juga berpakaian putih dan memakai kedok setan iblis, Orang yang sampai duluan itu berbadan tinggi Yun Hui sudah tahu, bahwa Gingkang orang itu telah mencapai tingkat yang amat tinggi, Tentunya sangat berbaju putih yang beradu pukulan dengan Pek Yun Hui, segera menghampiri orang baju putih yang tinggi besar, lalu menepuk-nepuk bahunya seraya berkata dengan nada aneh."Di dalam gua itu ada seseorang yang terluka parah, cepatlah engkau menerjang ke dalam dan bawa orang itu ke luar!""Ack!" Orang baju putih yang tinggi besar mengeluarkan suara di tenggorokan seakan menyahut, kemudian melangkah ke arah Pek Yun Hui. Ketika melihat langkah orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui, sebab sangat mirip Nai Hai Peng."Berhenti!" bentak Pek Yun berbaju putih itu tidak mendengar sama sekali, dan terus melangkah Pek Yun Hui mengerutkan kening, bagaimana mungkin ia membiarkan orang berbaju putih itu memasuki gua Thian Kie? Karena itu, ia langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah orang baju putih itu, sedangkan orang berbaju putih itu pun melancarkan sebuah pukulan menyaksikan pukulan orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui dan air mukanya pun berubah, Secepat kilat ia meloncat ke samping beberapa depa, kemudian bertanya dengan nada kaget"Si... siapa engkau?"Orang berbaju putih itu kelihatan tidak mendengarkan pertanyaan Pek Yun Hui. sedangkan pukulannya mengarah pada sebuah batu Terdengar suara ledakan dahsyat, dan batu besar itu telah hancurKalau Pek Yun Hui tidak berkelit ke samping, tentu ia sudah celaka, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie menyaksikan keadaan itu. Mereka tahu Pek Yun Hui bukan lawan orang berbaju putih Siu Wie yang lebih berpengalaman segera menarik Lie Ceng Loan ke dalam gua. Pada saat itu Pek Yun Hui dan orang berbaju putih kembali mengadu Pek Yun Hui terdorong, wajahnya menjadi pucat pias."Nona Pek!" seru Pang Siu Wie. "Cepat masuk gua!"Saat ini, Pek Yun Hui sudah tahu bahwa Lweekang orang berbaju putih itu lebih tinggi dari padanya, LagipuIa ada satu hal yang membuatnya tidak habis berpikir dan merasa sangat terkejut Maka ketika mendengar seruan Pang Siu Wie, ia langsung melesat ke dalam Pang Siu Wie yang telah siap itu segera menutup pintu saja pintu gua itu tertutup, mendadak terdengar suara "Bum! Bum" yang amat dahsyat di pintu gua itu. Untung pintu gua itu sangat tebal, maka tidak bisa dihancurkan dengan tenaga Yun Hui mengintip ke luar dari sebuah lubang rahasia, Tampak orang berbaju putih itu sedang menghantam pintu gua dengan pukulan."Kita semua harus mundur ke dalam lagi!" ujar Pek Yun Hui. "Pintu ke dua dan ke tiga juga harus ditutupiSejak mengenal Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan tahu bahwa Pek Yun Hui berkepandaian amat tinggi tiada tanding, Namun kini hanya beradu satu pukulan dengan orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui sudah jatuh di bawah angin, Maka Lie Ceng Loan sangat terkejut"Kakak Pek, siapa orang itu? Dia kok begitu lihay?" Yun Hui tidak menyahut, melainkan menariknya ke dalam, Di dalam gua itu memang masih terdapat dua buah pintu, yang selama ini tidak pernah ditutup, Namun kini menghadapi musuh yang begitu tangguh, ke dua pintu itu pun segera ditutup."Musuh tangguh mana yang ke mari?" tanya Giok Siauw Sian Cu."Beberapa orang berbaju putih yang tidak jelas identitasnya," sahut Pang Siu Wie. "Hah?" Giok Siauw Sian Cu terkejut "Nona Pek... jatuh di bawah angin?""Ya." Pang Siu Wie menganggukTidak tahu siapa musuh tangguh itu?" Giok Siauw Sian Cu terperanjatPek Yun Hui mengibaskan tangannya, agar mereka jangan berbicara lagi, lalu duduk di atas sebuah batu dan berpikir dengan kening berkerut-kerut Lama sekali barulah ia menarik nafas panjang, Setelah Pek Yun Hui menarik nafas panjang, Lie Ceng Loan bertanya. "Kakak Pek sedang memikirkan apa?""Adik Loan! Menurutmu orang berbaju putih yang tinggi besar itu mirip siapa?" Pek Yun Hui balik bertanya."Kalau orang itu memakai jubah biru, aku pasti menganggapnya Paman Na." jawab Lie Ceng Loan."ltu bagaimana mungkin!" sela Giok Siauw Sian Cu. "Ketika aku melihat orang berbaju putih tinggi besar itu,aku pun berpikir begitu, Namun aku masih ragu dan mentertawakan diri sendiri lantaran berpikir begitu, Ke-tika orang berbaju putih tinggi besar melancarkan pu-kulan, ternyata memakai ilmu silat dari kitab Kui Goan Pit Cek.""Hah?" Pang Siu Wie terkejut "Maka Nona langsung menarik pukulan yang telah dilancarkan itu?""Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Karena itu, aku cepat- cepat berkelit ke samping. Namun dia terus mendesakku dengan pukulan, maka aku terpaksa membalas dengan pukulan pula, sehingga pukulan kami beradu. ilmu Toa Pan Yok Sin Kangnya masih diatasku, Selain Na Siao Tiap, aku berani bilang hanya guru yang memiliki ilmu itu.""Maksud Kakak Pek orang berbaju putih itu Paman Na?" tanya Lie Ceng Loan cemas. "Aku masih tidak berani memastikannya." sahut Pek Yun semua tampak tertegun dan tenggelam dalam keheranan, karena urusan itu memang aneh sekaliSetelah mereka mundur ke ruang dalam, terdengar lagi suara "Bum" di luar gua. Tentunya orang berbaju putih itu masih terus menghantam pintu gua dengan pukulan yang amat dahsyatBerselang beberapa saat kemudian, tak terdengar suara apa-apa lagi, dan suasana di luar gua menjadi sunyi"Aku akan ke luar melihat-lihat sebentar," ujar Pek Yun Hui."Kakak Pek bukan lawan orang itu, aku ikut" sela Lie Ceng Loan."Aku tidak ke luar dari gua, hanya ingin mengintip dari lubang rahasia," sahut Pek Yun Hui memberitahukan"Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak "Aku ikut bersamamu, agar kalau Kakak Bu datang kita dapat menyambutnya bersama-sama.""Baiklah." sahut Pek Yun berdua berjalan ke luar Namun begitu sampai di pintu ke dua dan baru mau membuka pintu itu, tiba-tiba mereka mendengar suara seruan di luar gua."Kalian tidak mungkin selamanya di dalam! Lebih baik kalian serahkan orang itu, jadi kalian masih bisa selamat untuk sementara waktu!"Pek Yun Hui mengintip ke luar melalui sebuah lubang rahasia, Tampak beberapa orang berbaju putih berdiri di depan gua, sedangkan orang berbaju putih tinggi besar berdiri mematung di tempatPek Yun Hui merasa cemas sekali, sebab persediaan makanan di dalam gua tidak begitu banyak Apabila mereka terus menunggu di luar gua, otomatis yang di dalam gua akan kehabisan makananLagipuIa Bee Kun Bu bukan orang yang suka ingkar janji, Dia pasti datang menemui Lie Ceng Loan, Kalau dia datang dalam beberapa hari ini, bukankah akan bertemu orang-orang berbaju putih?Pek Yun Hui terus berpikir Setelah itu ia mundur dari tempat tersebut Giliran Lie Ceng Loan mengintip ke luar ia melihat orang-orang berbaju putih sedang asyik menyantap ayam panggang dan makanan lainnya, Mungkin mereka telah mengambil keputusan untuk terus menunggu di Ceng Loan juga mempunyai pikiran sama seperti Pek Yun Hui, Dalam beberapa hari ini, Bee Kun Bu pasti datang."Memang bagus sekali kalian menunggu di luar!" seru Pek Yun Hui mendadak sekeras-kerasnya, "Jadi kami punya kesempatan untuk mengobati Kim Eng Hauw sampai sembuh! Kalian begitu mendesak menginginkan-nya, sebetulnya karena apa?""Kalau kalian tidak menyerahkan Kim Eng Hauw sekarang, tetapi malah menunggu setelah lukanya sembuh, mungkin kalian pun tidak akan bisa meloloskan diri!" sahut salah seorang berbaju itu, Pek Yun Hui menduga, tentu Kim Eng Hauw mengetahui suatu rahasia mereka, maka mereka ingin membunuhnya untuk menutup mulut seandainya Kim Eng Hauw sembuh, otomatis akan membeberkan rahasia tersebut sehingga orang-orang berbaju putih itu tidak akan melepaskan mereka semua, Di saat Pek Yun Hui sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara seruan Pang Siu Wie dari dalam gua."Nona Pek cepat ke mari!""Ada apa?" tanya Pek Yun Hui sambil menoleh. "Kim Eng Hauw sudah siuman, dia ingin bicara dengan Nona." sahut Pang Siu Wie memberitahukan"Kami segera ke dalam." ujar Pek Yun Hui lalu berkata pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, mari kita ke dalam!"Pek Yun Hui langsung menarik Lie Ceng Loan ke dalam, namun Lie Ceng Loan tidak mau."Aku mau di sini menunggu Kakak Bu." katanya."Adik Loan,.,." Pek Yun Hui tertegun "Kalau Bee Kun Bu datang, bagaimana engkau ?""Aku,., aku akan ke luar menyambutnya," jawab Pek Yun ini yang dikhawatirkan Pek Yun Hui, Ke-mudian ia berpikir tidak mungkin begitu kebetulan Bee Kun Bu akan ke mari di saat ini."Baik," Pek Yun Hui mengangguk Tapi kalau Bee Kun Bu ke mari, engkau tidak boleh membuka pintu gua,""Aku tahu, musuh berkepandaian begitu tinggi, kita semua bukan lawannya." sahut Lie Ceng Lie Ceng Loan menyahut begitu, barulah Pek Yun Hui melesat ke dalam, sedangkan Lie Ceng Loan masih tetap mengintip ke luar melalui lubang rahasia melihat beberapa orang berbaju putih sedang berkasak- kusuk, kelihatannya mereka merundingkan sesuatu Namun orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng masih tetap berdiri tak bergerak ia sama sekali tidak mempedulikan keadaan di Ceng Loan tidak tahu apa yang mereka rundingkan Mendadak orang-orang berbaju putih itu bangkit berdiri sambil memandang ke depan Lie Ceng Loan juga memandang ke sana, Tampak seseorang sedang menuju tempat itu. Orang itu ternyata Bee Kun Bu, yang sedang ditunggu Lie Ceng Loan Dalam beberapa hari ini, sungguh rindu gadis itu pada Bee Kun Bu, sehingga tiada nafsu makan dan tidak bisa tidun Kini ia melihat kemunculan Bee Kun Bu. Maka tidak heran kalau perasaannya menjadi girang, gugup, panik dan orang-orang berbaju putih itu segera bersembunyi Orang baju putih yang mirip Na Hai Peng juga ditarik untuk bersembunyiSaat ini, di depan gua Thian Kie sama sekali tidak tampak siapa pun, Lie Ceng Loan tahu, mereka sedang menunggu kedatangan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu terus menuju ke situ. Kelihatan ia tidak menyadari akan bahaya sedang mengancam lama kemudian, Bee Kun Bu sudah makin mendekat Lie Ceng Loan bisa melihat wajahnya yang tampak gelisah, Gadis itu berpikir, kalau saat ini ia tidak bersuara, Bee Kun Bu pasti celaka, Tapi kalaupun ia berteriak, bagaimana mungkin Bee Kun Bu dapat mendengarnya?Oleh karena itu, demi menyelamatkan Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berpikir panjang lagi. ia segera mengangkat palang pintu gua, sekaligus membuka sedikit pintu gua itu, lalu secepatnya melesat ke luar ke arah Bee Kun Bu seraya berteriak"Kakak Bu, jangan maju!"Suara seruan Lie Ceng Loan membuat Bee Kun Bu tertegun, lalu bertanya dengan heran"Kenapa?""Ada mu. " Sebelum Lie Ceng Loan mengucapkan "Suh",sudah tampak dua orang berbaju putih melesat ke arah Bee Kun Bu dari balik sebuah batu bosanBee Kun Bu langsung menghunus pedangnya, dan terjadilah pertarungan Pada waktu bersamaan, berkelebat pula dua sosok bayangan ke arah Lie Ceng Loan, dan sekaligus menyerangnya. Lie Ceng Loan terpaksa menyambut serangan-se-rangan itu dengan tangan kosong, sehingga tidak sempat memandang ke arah Bee Kun Bu."Adik Loan, Kakak Pek tidak ada ya?" tanya Bee Kun Bu dan menambahkan, "Kalau dia ada, mereka semua bukan tandingannya!""Musuh amat tangguh, kami semua bukan lawannya!" sahut Lie Ceng Loan."Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?""Kakak Pek ada, tapi dia juga bukan lawan musuh tangguh itu!" Lie Ceng Loan memberitahukanDi saat mereka berdua sedang bereakap-cakap, tampak dua orang melesat ke arah mereka. Salah seorang adalah yang mirip Na Hai Peng."Cepat pergi!" ujar orang berbaju putih yang menarik orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng itu sambil menepuk ini, pintu gua itu terbuka sedikit Ketika mendengar orang berbaju putih itu mengatakan begitu, wajah Lie Ceng Loan langsung berubah pucat sedangkan orang berbaju putih tinggi besar telah melesat ke arah pintu gua. Karena demi menyelamatkan Bee Kun Bu, maka Lie Ceng Loan membuka sedikit pintu gua itu, sama sekali tidak berpikir kalau orang baju putih itu akan menerjang ke dibayangkan, betapa gugup dan cemasnya hati Lie Ceng Loan, ia langsung menyerang ke dua lawannya dengan jurus-jurus yang lihay, kemudian mendadak melesat ke arah pintu Lie Ceng Loan melesat begitu cepat, tapi gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu jauh lebih cepat, bahkan telah masuk ke dalam gua."Kakak Pek!" teriak Lie Ceng Loan sekeras-keras-nya. "Cepat tutup pintu batu! Musuh sudah menerjang ke dalam!" Suara teriakan Lie Ceng Loan nyaring sekali, sehingga membuat orang berbaju putih tinggi besar melancarkan sebuah pukulan ke belakang, seketika juga Lie Ceng Loan terpental ke luar bagaikan layang-layang badannya terpental, ia segera menghimpun hawa murninya sambil memandang ke arah Bee Kun Bu. Tampak Bee Kun Bu berada diatas angin bertarung dengan ke dua orang berbaju di saat bersamaan, salah seorang berbaju putih mengayunkan senjata yang berbentuk aneh ke arah Lie Ceng melihat serangan itu, Lie Ceng Loan segera menghunus badannya melayang turun, Lie Ceng Loan mendengar suara "Bum! Bum" di dalam gua, sepertinya suara pintu batu ke dua di dalam gua, Maka ia menarik nafas di saat itu pula senjata berbentuk aneh mengarah pada dirinya dan mengeluarkan suara aneh, Lie Ceng Loan tahu kalau orang berbaju putih itu berkepandaian tinggi, sebab ia sama sekali tidak terluka ketika beradu pukulan dengan Pek Yun Lie Ceng Loan mengeluarkan jurus Chun Yun Cak Can Awan Musim Semi Mulai Mengembang untuk menangkis senjata aneh Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun berpijakSetelah menangkis senjata aneh itu, sepasang kaki Lie Ceng Loan menginjak tanah, namun nyaris terjatuhSedangkan orang berbaju putih itu menyerang lagi, Guguplah Lie Ceng Loan dan mendengar suara seruan Bee Kun Bu. "Ngo Heng Mie Cong Pu llmu Langkah Ajaib!"Lie Ceng Loan segera mengerahkan ilmu tersebut, maka dirinya ter!uput dari serangan orang berbaju putih itu, Walau demikian tak urung keringat dinginnya mengucur"He he!" Orang berbaju putih itu tertawa aneh, "Bagus sekali! Engkau masih bisa menghindar di bawah senjata anehku! Coba lihat bisa menghindar berapa lama!""Pasti kusambut seranganmu!" sahut Lie Ceng Loan, lalu bersiul panjangsambil mengerahkan ilmu pedangnya, seketika tampak pedangnya berkelebatan, sehingga yang tampak hanya sinar putih, tidak tampak waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah berhasil mengalahkan ke dua lawan nya. Kemudian secepat kilat ia melesat ke arah Lie Ceng Loan dan langsung menyerang orang baju putih itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, yakni Tui Hun Cap Ji Kiam Dua Belas jurus Mengejar Setan.Kacaulah orang baju putih itu, sehingga dirinya nyaris tertusuk pedang Lie Ceng Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyatukan diri menyerang orang baju putih, sehingga membuat orang baju putih itu terdesak"Adik Loan!" Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya pada Lie Ceng Loan, "Apakah musuh berada di sini semua ? Kenapa kalian tidak bisa melawan mereka ?M"Masih ada satu orang yang telah menerjang ke dalam gua!" Lie Ceng Loan memberitahukan"Oh?" Bee Kun Bu terkejut "Siapa mereka itu dan di mana guru-guru kita?""Guru dan Supek telah mereka tangkap!" sahut Lie Ceng Loan dan nyaris Kun Bu terkejut bukan main, sehingga gerakan pedangnya jadi lamban, Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh orang berbaju putih itu. ia langsung melesat pergi dan bersiul Kun Bu tidak mengejarnya, melainkan bertanya pada Lie Ceng Loan yang sedang terisak-isak."Bagaimana guru bisa ditangkap mereka?""Kakak Bu. " Lie Ceng Loan menarik nafas, ia tahu BeeKun Bu pasti mempersalahkannya. "Panjang sekali kalau dituturkan, maka lebih baik kita melawan musuh dulu!"Bee Kun Bu masih ingin mengucapkan sesuatu, namun terdengar lagi siulan panjang orang berbaju putih, Mendadak tampak sosok bayangan melesat ke luar dari dalam gua ke arah orang baju putih itu, Begitu melihat orang berbaju putih tinggi besar itu, terkejutlah Lie Ceng Loan."Hati-hati Kakak Bu!" Lie Ceng Loan segera memberitahukan "Kakak Pek masih tidak mampu melawannya!"Tepat di saat itu, orang berbaju putih yang bertarung tadi berseru pada orang baju putih tinggi besar"Bereskan ke dua orang itu!"Orang berbaju putih tinggi besar tidak menyahut, tapi langsung melesat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng menyaksikan gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu mengeluarkan suara kaget"Eeeeh?"Pada waktu bersamaan, orang berbaju putih tinggi besar itu telah menerjang ke arahnya, Lie Ceng Loan membentak nyaring dan sekaligus menggerakkan pe-dangnya, dengan jurus Khie Hong Sen Ciauw Burung Hong Mengembangkan Sayap Dan Mematuk.Wa!au Bee Kun Bu amat terkejut tapi ia masih sempat menyerang orang berbaju putih tinggi besar itu dengan jurus Ku Hoa Chun le Bunga Di Hujan Musim Semi- Dua pedang berkelebatan ke arah orang berbaju putih tinggi besar itu, bahkan juga mengeluarkan suara mendesir- berbaju putih tinggi besar itu tidak berkelit Namun begitu ia menggerakkan tangannya, ke dua pedang itu langsung tereengkeram, serangan itu sangat aneh, sehingga membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak berani menyerang lagi. Ketika ingin menarik pedang masing-masing, mereka merasa tertekan oleh tenaga yang amat dahsyat Tekanan itu membuat badan mereka ter-goncang, Tangan mereka yang menggenggam pedang pun terasa ngilu, Kalau Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak melepaskan pedang masing-masing itu, diri mereka pasti karena itu, mereka serentak melepaskan pedang masing-masing, lalu secepat kilat meloncat ke belakangKe dua pedang itu telah berpindah ke tangan orang berbaju putih tinggi besar Tampak tangan orang itu bergerakPlak! Plak! Ke dua pedang itupun patah. Kemudian tiba- tiba orang berbaju putih tinggi besar itu mengibaskan tangannya seketika ke dua kutungan pedang meluncur laksana kilat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng menyaksikan kepandaian orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut bukan main sehingga meloncat mundur Belum juga rasa terkejut mereka hilang, ke dua kutungan pedang itu telah meluncur secepat kilat ke arah Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berkelit pada waktu bersamaan terdengarlah suara bentakan nyaring di dalam gua Thian Kie, menyusul tampak pula meluncur dua titik cahaya putih laksana kilat ke arah kutungan pedang Trang! Terdengar suara benturan Luncuran kutungan pedang itu pun jadi berubah arah. Di saat itu tampak pula berkelebat sosok bayangan dari gua. sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terluput dari serangan kutungan pedang itu."Kun Bu, adik Loan!" Suara Pek Yun Hui. "Biar aku yang menghadapi guru! Kalian berdua menghadapi orang itu!"Ternyata tadi Pek Yun Hui menyambitkan dua butir mutiara ke arah kutungan pedang yang meluncur ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, sehingga mereka berdua terluput dari bahaya itu."Engkau bilang apa?" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut, karena tadi Pek Yun Hui menyebut orang berbaju putih tinggi besar itu guru."Nanti saja dituturkan! cepatlah kalian hadapi orang berbaju putih itu! jangan berbelas kasihan padanya!" sahut Pek Yun Hui yang sudah mulai menghadapi orang berbaju putih tinggi besar dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu."Kakak Pek, orang itu ayah angkatku?" tanya Bee Kun Bu. "Cepat serang orang berbaju putih itu!" bentak Pek pernah Pek Yun Hui bersikap demikian terhadap Bee Kun Bu, Maka Bee Kun Bu tahu, bahwa urusan pasti gawat sekali, Kalau tidak, bagaimana mungkin Pek Yun Hui bersikap demikian?Oleh karena itu, Bee Kun Bu langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah orang berbaju putih itu. Lie Ceng Loan juga tidak mau ketinggalan, ia pun langsung melesat ke berdua mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Maka tampak dua sosok bayangan berkelebatan tak menentu mengarah pada orang berbaju putih Plak! Bahu orang berbaju putih telah terpukul dua kali. Betapa gusarnya orang berbaju putih itu, sebab ke dua pukulan itu membuat badannya bergoyang-goyang, sehingga nyaris terjatuh. Secepat kilat Bee Kun Bu mencengkeram lengannya, Begitu melihat Bee Kun Bu mencengkeram lengan orang berbaju putih itu, Lie Ceng Loan segera menyerangnya dengan tangan orang berbaju putih itu. ia tidak tahu harus bagaimana mengelak justru di saat itu, Bee Kun Bu telah berhasil mencengkeram lengan orang berbaju putih itu. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Lie Ceng kilat ia menghantam lengan orang berbaju putih Senjata aneh orang berbaju putih terpental sesungguhnya orang berbaju putih itu berkepandaiantinggi, namun bagaimana mungkin melawan serangan- serangan yang dilancarkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan?Karena Lie Ceng Loan memukul lengan orang berbaju putih itu, maka Bee Kun Bu melepaskan cengkeramannya. Kalau tidak pukulan Lie Ceng Loan akan terhalang-Orang berbaju putih itu langsung melesat pergi sambil bersiul aneh, kemudian berseru."Cepat pergi! Besok ke mari lagi!"Beberapa orang berbaju putih yang terluka itu segera kabur, Begitu pula orang berbaju putih yang bertarung dengan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Orang berbaju putih tinggi besar yang bertarung dengan Pek Yun Hui juga ikut melesat Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin mengejar, tapi Pek Yun Hui segera mencegah mereka."Jangan mengejar!"Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menurut Mereka yakin, Pek Yun Hui pasti mempunyai alasan tertentu mencegah mereka mengejar orang-orang berbaju putih itu. Di saat itu, tampak Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari dalam gua."Kalian berdua harus menyediakan rangsum sebelum hari gelap." ujar Pek Yun Hui pada mereka. "Dan ingat, jangan sampai bertemu orang-orang berbaju putih!"Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu segera melesat pergi."Apakah orang-orang baju putih itu masih akan ke mari?" tanya Bee Kun Bu."Saat ini aku tidak berani memastikannya," jawab Pek Yun Hui. "Namun ada baiknya kita berjaga-jaga.""Kakak Pek!" tanya Lie Ceng Loan, "Benarkah orang berbaju putih tinggi besar itu Paman Na?"Pek Yun Hui menarik nafas, dan sepasang matanya tampak bersimbah air. Lama sekali barulah ia menyahut"Sebetulnya aku sudah bereuriga, Di kolong langit ini bagaimana mungkin masih ada orang lain yang memiliki ilmu silat Kui Goan Pit Cek? Lagipula orang berbaju putih itu bentuknya mirip guru." Pek Yun Hui memberitahukan "Ketika aku memasuki ruang dalam, Kim Eng Hauw menceritakan bahwa dia melihat dengan mata kepala sendi ri, orang-orang berbaju putih itu menggantikan jubah guru dengan pakaian putih, kemudian juga memakaikan kedok kulit manusia di muka guru, Setelah mendengar itu, barulah aku pereaya kalau orang berbaju tinggi besar itu Na Hai Peng, guruku.""Ayah angkat cuma tidak waras, kenapa menuruti perintah orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun Bu heran."Sudah pasti ada sebab musababnya," jawab Pek Yun Hui. "Aku sama sekali tidak tahu, tapi aku yakin Gin Tte Suseng mengetahuinya.""Kalau begitu, mari kita ke dalam bertanya pada Gin Tie Suseng!" ujar Bee Kun Bu dan langsung melesat ke dalam gua Thian Kie. ******Bab ke 58 - Urusan Yang Merupakan Teka-TekiBee Kun Bu sudah sampai di ruang dalam, akan tetapi Gin Tie Suseng justru tidur Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan memang ingin segera mengetahui urusan itu, namun Gin Tie Suseng sedang tidur pulas, Keadaan itu ada baiknya bagi Gin Tie Suseng, maka mereka bertiga tidak mau mengusiknya."Kakak Bu!H ujar Lie Ceng Loan, "Tentunya selama itu engkau tidak bertemu dengan paman Na, tapi kenapa begitu lama baru ke mari?""Dalam perjalanan, aku bertemu urusan aneh," sahut Bee Kun Bu dan menambahkan "Sebelum aku menuturkan urusan itu, engkau tuturkan dulu cara bagaimana guru-guru kita diculik orang!"Lie Ceng Loan segera menutur tentang dirinya bertemu Co Hiong, kemudian bertemu dua orang berbaju putih dan Kun Lun Sam Cu mengikuti mendengar penuturan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu berpikir keras dengan kening berkerut-kerut, Berselang sesaat, barulah ia membuka mulut"Kalau begitu, guru bertiga pasti di bawah perintah orang, kan?""Paman Na yang berkepandaian begitu tinggi masih tidak terluput dari itu, apalagi guru-guru kita," jawab Lie Ceng Loan dan bertanya, "Kakak Bu, apakah engkau juga berteman orang-orang berbaju putih dalam perjalanan?"Tidak." Bee Kun Bu menggelengkan kepala, "Urus-an itu membuatku tidak habis berpikir hingga sekarang.""Urusan apa itu?" tanya Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui serentak Bee Kun Bu tampak mengerutkan kening, lama sekali barulah menutur tentang apa yang dialaminya dalam ketika berpisah dengan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu terus menuju ke arah timur Setelah hari mulai gelap, ia pun tiba di sebuah kota kecil Di kota itu ia membeli makanan lalu melanjutkan perjalanan malam, tempat-tempat yang dilalui Bee Kun Bu semakin sunyi. ia tidak tahu ada tempat apa di arah timur itu, sebab ia tidak pernah ke tempat tersebut Belum tentu Na Hai Peng terus menuju arah timur, kenapa tidak mencoba ke arah lain? Pikir Bee Kun saat ia sedang berpikir, mendadak terdengar derap kaki kuda di belakangnya, Bee Kun Bu segera menoleh ke belakang, tampak segerombolan orang sedang melakukan perjalanan Kun Bu tereengang, Kalau mereka itu kaum pedagang, tidak seharusnya melakukan perjalanan malam, Seandainya mereka bukan kaum pedagang, mungkinkah kaum rimba persilatan?Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu segera melesat ke belakang pohon untuk menyembunyikan diri Tak seberapa lama kemudian, muncullah serombongan kuda dan tampak pula beberapa kereta kuda yang terus berpacu ke memperhatikan kuda-kuda dan kereta itu, Bee Kun Bu terkejut karena ia tidak melihat seorang pun, ia masih ingat, bahwa itu rombongan pedagang, yang dikepalai oleh orang tua berjenggot yang pernah ditemuinya ketika bersama Lie Ceng tetapi, saat ini tidak tampak seorang pun, sehingga kuda-kuda itu berlari serabutan, Setelah memperhatikan dengan seksama, Bee Kun Bu melihat ada seseorang mendekap di punggung kuda. Karena gelap dan kuda itu berlari kencang, maka Bee Kun Bu tidak melihat jelas wajah orang itu, Karena merasa heran dan teringat pula orang tua berjenggot agak tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu segera melesat ke luar mengejar kuda itu, dengan harapan yang mendekap di punggung kuda itu orang tua lama kemudian, ia telah berhasil menyusul kuda yang dikejarnya, Ternyata kuda itu menarik kereta, Segeralah Bee Kun Bu meloncat ke dalam kereta, Bam saja ia duduk tangannya telah menyentuh sesuatu, Bee Kun Bu menolehkan kepalanya, ia terkejut karena yang di-sentuhnya itu ternyata mayat Bahkan di dalam kereta itu terdapat enam sosok mayat, yang semuanya mayat kaum Kun Bu mengerutkan kening, ia tidak habis berpikir, kenapa kaum pedagang itu dibunuh? ia menarik nafas panjang, lalu meninggalkan kereta Kun Bu lalu meloncat ke kereta lain, Ternyata di dalam kereta itu pun terdapat beberapa sosok mayat, Karena merasa penasaran, ia melesat ke kereta yang lainnya lagi, Di sana juga ada beberapa sosok Bee Kun Bu langsung mendidih lantaran kekejaman si pembunuh, sebab ia menemukan belasan mayat yang semuanya kaum Kun Bu melesat ke luar dari dalam kereta sambil bersiul panjang, lalu mengejar kuda yang di depan, Ternyata tadi ketika ia meloncat ke dalam kereta, kuda yang menarik kereta itu terkejut sehingga berlari sekencang-kencangnya membuat tali yang mengikat di kereta itu menemukan begitu banyak mayat, Bee Kun Bu mengira orang yang mendekap di punggung kuda itu si pembunuh, Maka begitu berhasil menyusul kuda itu, ia pun melayang ke atas sambil menyambar orang tersebutAkan tetapi, sungguh mengherankan, sebab orang itu sama sekali tidak melawan, sehingga dengan mudah sekali Bee Kun Bu menyambarnya. sepasang mata orang itu mendelik, mulutnya berlumuran darah dan sudah mati. Siapa orang itu? Ternyata orang tua berjenggotBee Kun Bu tertegun, ia melihat tangan orang tua berjenggot menggenggam sebilah belati tajam menancap di badan Kun Bu menaruh mayat itu, sedangkan kuda terus berlari seakan tahu jalan, Tak lama kuda itu membelok ke kiri dan terus berlari lagi, Kuda-kuda lain terus mengikuti kuda beberapa saat kemudian, kuda itu berhenti di depan sebuah rumah besar, justru mengherankan, di tempat yang amat sunyi sepi ini terdapat sebuah rumah yang begitu Kun Bu meloncat turun dari punggung kuda itu, lalu mengamati rumah tersebut Suasana di dalam rumah itu sunyi sepi, kelihatannya tidak ada orang, Bee Kun Bu berpikir, kini ia telah tiba di tempat ini, bagaimana cara memasuki rumah itu untuk melihat-lihat? Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu langsung melesat ke arah pintu rumah itu, Kebetulan pintu rumah itu terbuka sedikit"Siapa penghuni rumah ini? Apakah ada di dalam rumah?" teriak Bee Kun tiada sahutan dari dalam, Kemudian Bee Kun Bu berteriak lagi, namun tetap tiada sahutan dari dalam, Karena itu, ia langsung mendorong pintu Krek! pintu itu Bee Kun Bu merasa ada angin yang amat dingin menghembus ke luar, membuat sekujur badannya jadi melongok ke dalam, tampak ruangan yang sangat besar dan indah, namun sunyi sekali, Bee Kun Bu segera menghunus pedangnya, melangkah ke dalam. Setelah berada di ruangan besar itu, Bee Kun Bu berdiri diam, lalu menyalakan semacam batu yang bisa mengeluarkan api. Begitu batu itu menyala, keadaan di ruangan itu tampak Kun Bu termasuk pemberani, namun ketika menyaksikan keadaan ruang tersebut, ia tampak terkejut sekali dengan mata terbeliak lebaria menyurut mundur beberapa langkah, lalu menyalakan lilin yang ada di situ, barulah memandang dengan penuh perhatian Di tengah-tengah ruang itu terdapat sebuah meja bundar yang penuh makan an. Di atas meja itu tampak belasan orang dalam posisi tongku rap. Orang-orang itu telah mati dan dibagian belakang kepala mereka terlihat ada sebuah lubang kecil, Darah masih mengalir ke luar dari lubang kecil Kun Bu melihat semangkok kuah di atas meja. Dari kuah itu masih tampak sedikit uap panas mengepul ke atas, itu membuktikan peristiwa mengenaskan itu belum lama terjadiBee Kun Bu memeriksa semua orang yang telah mati itu, Ternyata kaum wanita juga tidak terluput, bahkan juga termasuk anak kecil Akhirnya Bee Kun Bu sampai di kandang kuda, Tampak seseorang tergeletak di atas tumpukan rumput, dan masih bergerak sedikit"Siapa pembunuh itu?" tanya Bee Kun Bu. "Cepat katakan, aku akan membalas dendam kalian!"sepasang mata orang itu mendelik-delik, kemudian mengucapkan beberapa patah kata yang tak dimengerti Bee Kun Bu, yakni bahasa suku di luar perbatasan"Engkau tidak bisa berbahasa Han?" tanya Bee Kun Bu. Orang itu menatap Bee Kun Bu dengan mata redup, lalu bersusah payah mengucapkan beberapa patah dalam bahasa Han."Se... setan iblis..." usai mengucapkan itu, nafasnya putus. Setan Iblis! Tentunya berhubungan dengan Mo Kui Ceh Yi,pikir Bee Kun Bu. Setelah itu, ia meloncat ke punggung kuda dan langsung meninggalkan tempat itu, Tak seberapa lama kemudian, kuda itu telah berlari belasan yang dilalui Bee Kun Bu, tetap sunyi sepi, Kuda itu masih terus berlari kencang ke depan, Tak lama hari mulai Kun Bu memandang ke depan, tampak sebuah pura kecil di pinggir jalan, Walau jarak masih begitu jauh, tapi Bee Kun Bu telah melihat jelas ada seseorang duduk di dalam pura kecil itu, Setelah dekat, ternyata itu cuma orang-orangan dari dari rumput itu duduk menghadap ke arah selatan, Sebelah tangannya terangkat ke atas menunjuk ke arah selatan Kun Bu berpikir, itu pasti merupakan suatu kode dari kaum golongan hitam. Bagaimana kalau mengikuti arah yang ditunjuk orang-orangan itu?Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu mengambil keputusan ke arah selatan, Tak lama, kuda itu berlari yang sampai sepuluh mil, tampak lagi orang-orangan rumput berdiri di atas dahan pohon, Sebelah tangannya juga menunjuk ke arah selatan Kini Bee Kun Bu semakin yakin, bahwa orang-orangan itu merupakan suatu kodeHari ini Bee Kun Bu telah menempuh jalan begitu jauh, Setiap belasan mil pasti terdapat sebuah orang-orangan rumput yang tangannya menunjuk ke arah selatan. Walau sudah sehari penuh Bee Kun Bu terus mengejar yang dilihatnya cuma orang-orangan rumput, tidak melihat orang yang dikejarnya, Kalau orang lain, mungkin sudah putus asa. Namun Bee Kun Bu bukan orang yang gampang putus asa. ia masih terus mengejarHari berikutnya, sudah tidak tampak orang-orangan rumput lagi, Tempat yang dilaluinya juga terlihat banyak orang berlalu Kun Bu terus berpikir Tiba-tiba ia teringat sesuatu, yakni setiap jarak belasan mil, pasti tampak sebuah papan dipantek di atas pohon di pinggir jalan, Papan tersebut bergambar orang yang tangannya menunjuk ke suatu teringat itu, Bee Kun Bu tidak begitu ter-buru-buru mengejar lagi seperti kemarin Dengan adanya tanda tersebut, ia yakin akan dapat menemukan sarang mereka. Maka ketika malam tiba ia bermalam di penginapan .Beberapa hari berturut turut ia terus menuju selatan, Hari ini ia telah tiba di Kang Lam dan tanda itu tetap tetapi, gambar orang yang dipapan menunjuk ke arah timur, kadang-kadang menunjuk ke arah barat, membuat Bee Kun Bu harus menempuh perjalanan beberapa hariTerakhir, gambar orang disebuah papan menunjuk ke arah gunung Kwat Cong San. Tentunya mencengangkan Bee Kun Bu. Oleh karena itu, ia langsung menuju gunung Kwat Cong memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, ia melihat dua buah papan bergambar orang menunjuk ke arah gua Thian Kie. Maka Bee Kun Bu langsung menuju gua tersebutSeusai Bee Kun Bu menutur, Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu muncuL Mereka berdua membawa berbagai macam buah-buahan dan makanan "Kalian berdua bertemu orang-orang berbaju putih?" tanya Pek Yun Hui."Tidak," sahut Giok Siauw Sian Cu."Oh?" Pek Yun Hui tampak berpikir, kemudian melanjutkan "Kun Bu, apa yang engkau lihat itu tentu perbuatan orang- orang berbaju putih, Namun entah apa sebabnya tadi mereka mau mengundurkan diri, Mungkin mereka akan ke mari lagi esok. Maka kita waspada dan berjaga-jaga, tidak boleh lengah sedikit pun."Kemudian Pek Yun Hui menyuruh Pang Siu Wie menutup pintu batu di dalam gua. Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung memandangnya."Saudara Kim, apakah engkau sudah merasa mem-baik?" tanya Pek Yun Hui."Terimakasih Saudara Bee engkau telah menyelamatkan nyawaku!" ucap Gin Tie Suseng. Karena Bee Kun Bu adalah lelaki, maka ucapannya di arahkan pada Bee Kun ia pun mengira bahwa Bee Kun Bu yang mengobati lukanya."Saudara Kim, aku baru tiba di sini," sahut Bee Kun Bu. "Bukan aku yang menolongmu.""Kalau begitu. " Wajah Gin Tie Suseng kemerah-merahan, "Siapa yang menolong diriku?"Pek Yun Hui menoleh, ia melihat Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu sudah usai menutup pintu batu di dalam gua, dan mereka berdua sedang menuju ke situ."Saudara Kim!" ujar Pek Yun Hui memberitahukan "Yang mengobatimu Giok Siauw Sian Cu."Betapa terharunya hati Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, ia berusaha bangun tapi tidak bisa. "Saudara Kim!" Giok Siauw Sian Cu segera men- dekatinya, "Engkau berbaring saja! jangan sembarangan bergerak!""Terimakasih Kakak!" ucap Gin Tie Suseng dan mendadak menggenggam tangan Giok Siauw Sian Cu."Eh?" Wajah Giok Siauw Sian Cu langsung memerah sambil mengibaskan tangannya "Kenapa engkau jadi cerewet?"Walau bernada gusar, namun mengandung pun dapat melihat bahwa Giok Siauw Sian Cu sangat menaruh perhatian pada Gin Tie Suseng."Saudara Kim!" ujar Lie Ceng Loan yang polos itu. "Walau Kakak Giok Siauw menegur, namun hatinya sangat girang karena Saudara Kim sudah membaikiWajah Giok Siauw Sian Cu bertambah merah, bahkan tampak tersipu."Adik Loan, jangan banyak omong!" tegur Pek Yun Hui. "Eh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Aku tidak banyak omongkok. Lagipula aku pun tidak salah omong.""Memang benar." Pek Yun Hui tersenyum Tapi lihatlah wajah Giok Siauw Sian Cu itu!""Nona Pek!" Giok Siauw Sian Cu membanting kaki "Engkau juga mentertawakanku?"Tentunya tidak," sahut Pek Yun Hui sambil tertawa kecil. "Sudahlah! Kesampingkan dulu urusan yang menyangkutperasaan ini!" sela Pang Siu Wie mendadak "Lebih baik kita mendengarkan penuturan Gin Tie Su-seng, kenapa dia sampai ke Pang Siu Wie mengheningkan suasana, sedangkan Gin Tie Suseng sudah tahu bagaimana perasaan Giok Siauw Sian Cu terhadapnya Sebab dia yang mengobati Gin Tie Siiseng, otomatis harus membuka semua pakaiannya "Waktu apa sekarang?" tanya Gin Tie Suseng sambil memandang Giok Siauw Sian Cu."Sudah sore," sahut Pek Yun Hui."Kalau begitu. " Air muka Gin Tie Suseng tampak berubah"Na Locianpwee sudah ke mari kan?""Saudara Kim, apa sebabnya engkau bertanya de-mikian? Lebih baik Saudara Kim menutur dari awal saja," ujar Pek Yun Hui."Aaakh. !" Gin Tie Suseng menarik nafas panjang,"Urusan ini memang panjang sekali kalau dituturkan Aku hanya tahu kini Na Locianpwee telah dikendalikan oleh seorang Maha iblis dari Mo Kui Ceh Yi, sehingga jadi tidak waras dan pasti ke mari mencariku.""Dia memang sudah ke mari, namun kami berhasil mengusirnya Giok Siauw Sian Cu memberitahukan Tapi akan ke mari lagi esok.""Untung masih ada waktu, maka kita bisa bersiap-siap," sahut Gin Tie Suseng sambil menarik nafas lagi."Apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" tanya Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan serentak, kemudian Bee Kun Bu melanjutkan "Kini bukan cuma ayah angkat, bahkan guru-guru dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng pun sudah tidak waras pula."Mendengar itu, wajah Gin Tie Suseng langsung berubah kelam, bahkan sekujur badannya pun tampak gemetar, dan mulutnya pun membungkam."Saudara Kim, apa gerangan yang telah terjadi?" tanya Pek Yun Hui."Kalau begitu, dia memang sudah siap bergerak." sahut Gin Tie Suseng tiada ujung pangkalnya."Saudara Kim!" Pek Yun Hui heran. "Siapa yang engkau maksudkan itu?" "Kalau disuruh bilang siapa orang itu, aku sendiri pun tidak tahu." ujar Gin Tie Suseng."Kalau begitu, lebih baik engkau menuturkan tentang kejadian itu." Pek Yun Hui menatapnya, -"Baik!" Gin Tie Suseng mengangguk "Aku akan memu!ainya ketika bertemu Na Locianpwee."Seketika juga semua orang mendengar dengan penuh perhatian Wajah mereka pun tampak ketika menuju gunung Tay Pah San bernama Kuang Ti Taysu, pada hari berikutnya mereka guru dan murid melihat empat orang berbaju putih, melesat laksana kilat melewati sisi mereka. Dalam waktu sekejap, ke empat orang itu telah lenyap dari pandangan Tie Suseng tidak begitu memperhatikan ke empat orang itu, ia menganggap ke empat orang itu kaum Bu Lim yang sedang melakukan perjalanan tetapi, ketika ia menoleh ke belakang, tampak Kuang Ti Taysu berdiri tertegun di tempatTentunya mengherankan Gin Tie Suseng, sebab ia pun menyaksikan wajah gurunya yang tampak begitu terkejut Karena itu ia segera berseru."Guru! Guru!"Walau Gin Tie Suseng memanggil berkali-kali, tapi Kuang Ti Taysu tetap tidak menyahut Tereenganglah Gin Tie Suseng, dan segera mendekati gurunya."Guru! Guru!" panggilnya lagi."Oh!" Kuang Ti Taysu tersentak dan segera menyahut "Mari kita cepat pergi!""Guru!" Gin Tie Suseng terheran-heran menyaksikan sikap Kuang Ti Taysu, "Guru barusan kenapa?" "Aku. " Kuang Ti Taysu tampak tertegun, "Aku tidak apa-apa. Mari kita melanjutkan perjalanan!"Karena Kuang Ti Taysu menyahut demikian, Gin Tie Suseng bertambah curiga."Guru. ""Anak Hauw, engkau tidak perlu bertanya lagi," potong Kuang Ti Taysu."Guru, sebetulnya apa yang terjadi?" Gin Tie Suseng tetap bertanya, karena merasa penasaran sekali"Lebih baik engkau tidak tahu apa-apa," sahut Kuang Ti Taysu serius. "Oleh karena itu, aku tidak akan mem- beritahukan.""Guru!" Gin Tie Suseng langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapan Kuang Ti Taysu."Eh? Kenapa engkau?""Murid tahu kebaikan guru, Demi keselamatan mu-rid, maka guru berkeras tidak mau memberitahukan apa-apa. Tapi biar bagaimana pun, murid harus tahu. Guru, jangan menganggap murid sebagai orang luar!""Cepatlah engkau bangun!""Ka!au guru tidak memberitahukan, murid tidak akan bangun."Kuang Ti Taysu tertegun mendengar ucapan muridnya, Maka mendadak wajahnya berubah gusar dan membentak sengit"Engkau ingin terus berlutut di sini, terserah!" Kuang Ti Taysu berjalan pergi sambil membawa toya bajanya."Guru!" seru Gin Tie Suseng Ti Taysu berhenti, maka giranglah hati Gin Tie Suseng. Akan tetapi, tiba-tiba Kuang Ti Taysu melintangkan toya bajanya, sikapnya seperti sedang menghadapi musuh tangguh, Gin Tie Suseng tereengang dan mendongakkan kepala, ia melihat ke empat orang berbaju putih telah kembali ke itu, Gin Tie Suseng yakin ada hubungannya dengan ke empat orang berbaju putih itu, maka Kuang Ti Taysu tidak mau memberitahukan apa-apa melihat ke empat orang berbaju putih, Gin Tie Suseng segera bangkit berdiri, dan sekaligus mencabut suling peraknya."Anak Hauw! Cepat Pergil Semakin jauh semakin baik" seru Kuang Ti Taysu mendadak"Guru bilang apa?" Gin Tie Suseng seakan tidak pereaya apa yang didengarnya kemudian mendekati Kuang Ti tetapi, Kuang Ti Taysu mengayunkan toya bajanya ke arah Gin Tie Suseng, Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng dan cepat-cepat berkelit"Kalau engkau masih tidak mau pergi, mulai sekarang putus hubungan guru dan murid!" bentak Kuang Ti Taysu."Guru. " Gin Tie Suseng memandang ke depan. Ke empatorang berbaju putih itu sudah makin mendekat ia tahu akan ketegasan gurunya, Kalau saat ini ia tidak pergi, jelas dirinya akan diusir dari pintu perguruan "Guru, murid menurut perintangGin Tie Suseng melesat, namun tidak pergi jauh, melainkan bersembunyi di belakang sebuah pohon yang tak jauh dari tempat ke empat orang berbaju putih pun makin dekat, dan air muka Kuang Ti Taysu bertambah seberapa lama kemudian, ke empat orang berbaju putih itu sudah berada di hadapan Kuang Ti Taysu, dan sekaligus mengurungnya. Badan Kuang Ti Taysu berputar, toya bajanya juga berputar-putar ke arah ke empat orang berbaju putih, itulah jurus Coh Im Pik Ya Menghalau Suara Me-mecahkan Tebing.Ke empat orang berbaju putih menggeram, lalu menyurut mundur jurus yang di keluarkan Kuang Ti Taysu sama sekali tidak dapat melukai seorang pun dari mereka."Hweeshio tua!" bentak salah seorang berbaju putih, Tadi kalian dua orang, ke mana yang seorang itu?""Sudah pergi!" sahut Kuang Ti Taysu."Hm!" dengus orang berbaju putih, kemudian mengibaskan tangannya seraya memberi perintah kepada dua orang berbaju putih lainnya, "Cepat kalian kejar orang itu?"Ke dua orang berbaju putih mengangguk lalu segera melesat pergi, Kuang Ti Taysu ingin menghadang, tapi terburu dirintangi orang berbaju putih itu."Kuang Ti Taysu!" bentak orang berbaju putih itu sambil tersenyum dingin, "Engkau memang bernasib sial, karena bertemu kami berempat? sedangkan gerak-gerik kami tidak boleh sampai orang lain tahu! Oleh karena itu, kami harus membunuhmu!"Gin Tie Suseng yang bersembunyi di belakang pohon baru paham, ternyata gurunya mengenal ke empat orang berbaju putih itu, Mereka ingin membunuh Kuang Ti Taysu, apakah mereka mampu? Ketika Gin Tie Suseng sedang berpikir, terdengarlah suara bentakan Kuang Ti Taysu."Jangan banyak omong!" Kuang Ti Taysu pun mengayunkan toya bajanya, Begitu cepatnya gerakan toya bajanya itu, sehingga menimbulkan suara berbaju putih itu segera berkelit Seorang berbaju putih yang berdiri di belakang Kuang Ti Taysu, langsung menggerakkan tangannya, dan seketika tampak empat titik cahaya meluncur ke arah punggung Kuang Ti Taysu. Tanpa menoleh Kuang Ti Taysu memutarkan toya bajanya ke belakang, dan terdengarlah suara benturanTing! Ting! Ting! Ting! Ke empat senjata rahasia itu terpukul jatuh."Cepat turun tangan! Kita masih ada urusan penting!" ujar salah seorang berbaju putih pada itu mengangguk Mereka berdua lalq menghunus pedang masing-masing, sekaligus menyerang ke arah Kuang Ti Taysu, Ke dua pedang itu berkelebatanBetapa terkejutnya Gin Tie Suseng, sebab ia tahu ke dua orang berbaju putih itu berkepandaian amat tinggi Di saat itu terdengar suara teriakan Kuang Ti Taysu, dan tampak toya bajanya,melayang ke melihat toya baja Kuang Ti Taysu melayang ke atas, Gin Tie Suseng terkejut sebab ia tahu itu adalah jurus Hui Liong Tou Jit Naga Terbang Menembus Matahari, Kalau tidak dalam keadaan bahaya sekali, jurus tersebut tidak akan di keluarkanSetelah menyaksikan itu, Gin Tie Suseng tampak tertegun, karena tidak tahu apa yang harus diperbuatSementara toya baja Kuang Ti Taysu telah berhasil menghantam salah seorang berbaju putih hingga mulutnya menyemburkan darah segar, kemudian terkulai Akan tetapi, sebilah pedang pun berhasil menembus dada Kuang Ti sampai di sini, Gin Tie Suseng sudah tiada keberanian untuk melihat lagi. Maka ia memejamkan matanya, Namun mendadak ia tersentak sendiri Gurunya dalam bahaya, sedangkan dirinya malah bersembunyiKarena berpikir demikian, ia langsung melesat ke tuan Sebelum kakinya menginjak tanah, ia melihat orang berbaju putih itu telah melukai kaki gurunya dengan Ti Taysu memekik keras, kemudian menyerang orang berbaju putih itu dengan tangan kosong. "He he!" Orang berbaju putih itu tertawa dingin sambil menggerakkan pedangnya ke arah lengan Kuang Ti Tie Suseng telah sampai di tempat itu, dan sekaligus mengayunkan suling peraknya mengeluarkan jurus Sam Sing Cuh Goat Tiga Bintang Mengelilingi BuIan, Suling peraknya mengarah pada punggung orang berbaju putih berbaju putih itu terkejut, lalu secepat kilat ia berkelit Namun Gin Tie Suseng telah menyusulkan serangan Pit Hai Seng Poh Laut Tenang Menimbulkan Badai, Tampak suling peraknya berkelebatan bagaikan cahaya putih mengarah pada orang berbaju putih waktu bersamaan, Kuang Ti Taysu mencabut pedang yang menembus dadanya, lalu mendadak menyerang pinggang orang berbaju putih berbaju putih itu berhasil mengelak serangan Gin Tie Suseng, tapi tidak dapat menghindar serangan pedang Kuang Ti Taysu." jeritnya, ia lalu terkulai dengan pinggang berlumuran darah."Cepat,.!" seru Kuang Ti Taysu, tapi ia pun Tie Suseng masih ingat akan dua orang berbaju putih yang pergi mengejarnya, ia yakin bahwa tidak lama lagi mereka berdua akan kembali ke tempat ini. Kalau ke dua orang itu kembali, celakalah Kuang Ti Taysu dan Gin Tie itu, ia segera menyobek bajunya, kemudian secepatnya membalut dada gurunya yang terluka dengan sobekan bajunya, Setelah itu sebelah tangannya membawa toya baja, tangan yang sebelah lagi memapah gurunya meninggalkan tempat mil kemudian, terdengarlah suara siulan panjang di belakangnya, itu pertanda ke dua orang berbaju putih telah kembali ke tempat tadi. Gin Tie Suseng yakin, bahwa ke dua orang berbaju putih itu pasti akan mengejarnya dengan ginkang, sedangkan ia tidak bisa mengerahkan ginkang, sebab harus memapah gurunya dan membawa toya baja. LagipuIa, saat ini gurunya telah pingsan. Oleh karena itu, ia cepat-cepat memasuki rimba lalu bersembunyi disuatu tempatTak lama setelah ia bersembunyi bersama gurunya, tampak dua sosok bayangan putih melesat menuju ke depan. Ketika ia baru mau menarik nafas lega, ke dua orang berbaju putih sudah kembali lagi. Namun berselang sesaat, ke dua orang berbaju putih itu melesat pergi IagLBarulah Gin Tie Suseng menarik nafas lega, sementara hari sudah mulai gelap, Gin Tie Suseng memandang gurunya, ia melihat wajah gurunya semakin pucat pias, Sobekan baju yang membalut dada gurunya tampak memerah, ternyata luka bekas tusukan pedang itu masih mengucurkan darah."Guru.,." panggil Gin Tie Suseng."Suruh,., suruh pergi, engkau,., engkau kenapa tidak mau pergi?" Suara Kuang Ti Taysu lemah."Guru, kini sudah tiada bahaya lagi.""Engkau tahu apa?" bentak Kuang Ti Taysu, "Kini... engkau sudah dalam bahaya besar.""Guru, sebetulnya siapa musuh tangguh itu?" tanya Gin Tie Suseng, "Benarkah begitu lihay?""Anak Hauw.,.," Kuang Ti Taysu menarik nafas, "Aku... aku sudah tidak bisa bertahan lama. Setelah aku mati, engkau harus.,, harus pergi jauh! Jangan.,, jangan berniat membalas dendam!""Guru.,,." Gin Tie Suseng berduka sekali Tak terasa air matanya telah meleleh, "Maaf guru, tentang ini murid tidak bisa menuruti "Engkau,.,." Kuang Ti Taysu tampak gusar sekali, sehingga nafasnya memburu, "Binatang.,.!""Guru! Murid dan dua wanita Kwat Cong San sudah menjadi teman, Kepandaiannya mereka amat tinggi, Apa-kah mereka berdua masih tidak bisa membantu murid untuk membalas dendam? Guru, beritahukanlah siapa musuh tangguh itu?""Mo Kui Ceh Yi,.,." Kuang Ti Taysu menggeleng-gelengkan kepala, "Sulit dilawan dengan tenaga manusia, engkau jangan,.,.""Guru, apa artinya Mo Kui Ceh Yi? Jelaskanlah!" desak Gin Tie Suseng."lblis itu,.,." Suara Kuang Ti Taysu sudah semakin lemah, "Kalau sudah mulai bergerak, pertanda bencana telah tiba bagi rimba persilatan.""Guru!"Kuang Ti Taysu diam. Gin Tie Suseng segera memeriksa nadinya, ternyata sudah tidak berdenyut lagi, Betapa sedihnya Gin Tie Suseng, tapi ia justru tidak mengucurkan air Kuang Ti Taysu telah mati, Orang berbaju putih yang membunuh gurunya juga telah mati Namun mereka semua cuma merupakan anak buah, Lalu siapa pemimpin mereka ?Kuang Ti Taysu menyebut Moh Kui Ceh Yi, itu membuatnya tereengang, karena selama ini ia sama sekali tidak pernah mendengar nama itu. Tentunya Kuang Ti Taysu tahu jelas, tapi justru telah Tie Suseng termangu-mangu, lama sekali barulah ia mengubur mayat gurunya di tempat itu juga, Kemudian ia berlutut di hadapan makam itu sambil menangis sedih, Setelah larut malam, barulah ia berhenti mengambil keputusan, tidak akan kembali ke Tay Pah San, melainkan berangkat ke gunung Kwat Cong San untuk menemui Pek Yun Hui. Keputusan ini membuat dirinya langsung berangkat ke gunung Kwat Cong San, Dalam perjalanan ini, ia sama sekali tidak mengalami apa ini, Gin Tie Suseng sudah hampir tiba di gunung Kwat Cong San. Kalau sudah bertemu Pek Yun Hui, ia akan minta bantuannya untuk membalas dendam guru-nya, Bahkan akan menanyakan tentang Mo Kui Ceh Yi. Mungkin Pek Yun tahu tentang itu, sebab Pek Yun Hui adalah gadis yang amat cerdas. Demikian pikir Gin Tie Suseng sambil melanjutkan hampir tiba di gunung Kwat Cong San, walau sudah merasa lelah sekali, tapi ia sama sekali tidak beristirahat sejenak pun, masih terus melakukan perjalananPada saat hari sudah mulai terang, ia sudah mulai memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, mendadak ia melihat ada cahaya di depan, sebelumnya ia tidak pernah datang di gunung Kwat Cong San, Maka ketika melihat cahaya itu, ia mengira Pek Yun Hui dan lainnya berada di tempat itu. Segeralah ia ke mendekati tempat itu, ia melihat ada bayangan- bayangan bergerak Ketika baru mau membuka mulut berseru, malah mendadak ia terperangah karena melihat tujuh delapan orang berbaju putih dan memakai kedok setan iblis sedang duduk di tempat itu mengelilingi api unggun, Dandanan mereka persis seperti orang berbaju putih yang membunuh gurunya, Karena itu, ia maju lagi agar lebih mendekap sekaligus bersembunyiSetelah bersembunyi ia lalu mengintip ke arah itu, seketika hatinya berdebar-debar tegang, Ternyata di antara mereka terdapat orang berjubah biru, yang tidak lain Na Hai membuat Gin Tie Suseng tereengang, Bagaimana mungkin Na Hai Peng bereampur dengan orang-orang berbaju putih itu? ia tahu jelas Na Hai Peng adalah orang gagah yang telah menolong mereka semua dari istana Pit Sia Kiong. Lama sekali ia memperhatikan Na Hai Peng. ia merasa ada keanehan pada diri Na Hai Peng, sebab Na Hai Peng terus berdiri mematung di Tie Suseng tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai Peng. Selain Na Siao Tiap yakni putrinya, tiada orang lain yang dapat menyamai kepandaiannya, Namun saat ini, kenapa dia jadi begitu aneh?"Ambil pakaian putih, dan cepat ganti jubah birunya itu!" perintah salah seorang berbaju putih, "Orang ini berkepandaian tinggi, kita bisa memperalatnya."Tidak salah," sahut orang berbaju putih lain. "Kalau maha iblis tahu kita punya orang yang berkepandaian sedemikian tinggi, tentunya kedudukan kita akan naik."Setelah mendengar pembicaraan mereka, Gin Tie Suseng terkejut bukan main, karena ia tahu kini Na Hai Peng telah dikendalikan orang berbaju terkejutnya, Gin Tie Suseng tanpa sadar menyurut mundur selangkah dari tempat persembunyian Secara tidak langsung ia telah memperlihatkan tetapi, orang-orang berbaju putih itu sedang sibuk mengganti jubah biru Na Hai Peng dan memakaikan kedok setan iblis di mukanya, maka tidak mengetahui akan jejak Gin Tie menyaksikan semua itu, Gin Tie Suseng tahu urusan tersebut sangat gawat, harus segera memberitahukan pada Pek Yun Hui. Namun ketika ia baru mau meninggalkan tempat itu, mendadak ia mendengar pembicaraan orang-orang berbaju putih itu lagi."Keledai gundul Kuang Ti entah hilang ke mana? Muridnya bernama Kim Eng Hauw juga tiada jejaknya, Tapi orang-orang kita sedang mencarinya, dia pasti tidak bisa kabur" "Hm!" dengus salah seorang berbaju putih. "Bagai-mana mungkin mereka bisa meloloskan diri? Lebih baik kita bawa orang ini menerjang ke dalam gua Thian Kie."Mendengar ucapan itu, terkejut lah Gin Tie Suseng, Bahkan lebih terkejut lagi ketika melihat orang berbaju putih itu menarik Na Hai Peng menuju tempat persembunyian segeralah ia mengambil langkah seribu. "Siapa di situ?" bentak orang berbaju putih Tie Suseng terus kabur, namun sudah ada orang berbaju putih mengejarnya, Mati-matian Gin Tie Suseng mengerahkan ginkangnya, Tujuh delapan mi! kemudian, ia telah tersusul oleh dua orang berbaju Tie Suseng tidak banyak bicara, langsung menyerang mereka dengan suling peraknya, Ke dua orang berbaju putih tertawa terkekeh, lalu membentak"Ternyata engkau Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw!" "Sudah tahu kok masih mengantar nyawa ke mari?" sahutGin Tie Suseng, sekaigus menyerang mereka tetapi, muncul lagi dua orang berbaju putih dan membaurkan diri dengan ke dua temannya menyerang Gin Tie Tie Suseng tahu bahwa dirinya tidak bisa melawan mereka, Apalagi yang lain sudah muncul, ia pasti sulit meloloskan diri. Segeralah ia bersiul panjang, lalu kabur menggunakan tetapi, ke empat orang berbaju putih tidak membiarkannya meloloskan diri Mereka langsung menyerang Gin Tie Suseng dengan senjata rahasia, Gin Tie Suseng terpaksa berkelit, sehingga menghambat lari empat orang berbaju putih telah berhasil menyusulnya, dan sekaligus menyerangnya, Gin Tie Suseng terpaksa harus melawan, Puluhan jurus kemudian suling peraknya telah terlepas dari tangannya, Karena itu, ia harus melawan dengan tangan tetapi, bagaimana mungkin ia melawan mereka dengan tangan kosong? Sekujur badannya menjadi sasaran bacokan golok dan tusukan pedang, Di saat nyawanya sudah berada di ujung tanduk, mendadak dari kejauhan terdengar dua kali siulan mendengar siulan panjang itu, ke empat orang berbaju putih itu langsung melesat Tie Suseng sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan lolos dari kematian Tiba-tiba ia teringat Na Hai Peng akan dibawa untuk menyerang gua Thian Kie, tempat tinggal Pek Yun Hui, Maka ia memaksa diri untuk ke seberapa lama kemudian, muncullah Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Ketika melihat mereka berdua, Gin Tie Suseng cuma mampu mengucapkan sepatah kata, sebab keburu sadar, Gin Tie Suseng sudah berada di dalam gua Thian Kie. Ketika melihat Pek Yun Hui, ia langsung berkata terputus-putus."Nona Pek,.,, Di antara orang-orang berbaju putih, ada... ada Na Locianpwee,"Setelah mendengar apa yang dikatakan Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui manggut-manggut, karena dugaannya tidak salah, orang baju putih tinggi besar itu ternyata Na Hai Peng, Gin Tie Suseng menutur, semua orang saling memandang, Semula mereka mengira Gin Tie Suseng tahu jelas tentang Mo Kui Ceh Yi, namun ternyata juga tidak, Yang tahu Kuang Ti Taysu, namun justru telah ke lima puluh sembilan Gua Thian Kie Diserang Hening di dalam ruang batu itu, Semua orang cuma salingmemandang dengan kening berkerut-kerut. "Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menghela nafas panjang, "Yang kucemaskan guru-guruku, entah bagaimana mereka sekarang?""Sebelum mati, Kuang Ti Taysu mengatakan bahwa bencana telah tiba di rimba persilatan mungkin ada alasannya," ujar Pek Yun Hui."Menurut pendapatku, itu belum tentu." sela Pang Siu Wie. "Kalau di Mo Kui Ceh Yi terdapat seorang Maha Iblis, bagaimana mungkin kaum Bu Lim sama sekali tidak mengetahuinya?""Banyak tokoh aneh berkepandaian tinggi dalam rimba persilatan, begitu pula di luar perbatasan dan di seberang laut Misalnya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, Ku Ciok Lo Koay dan lain sebagainya, Bukankah sebelumnya kita juga tidak pernah mendengar tentang mereka? sedangkan kini guruku sudah jadi begitu macam, Mau tidak mau kita harus pereaya." ujar Pek Yun Hui dan kemudian menarik nafas panjang."Apayang dikatakan Nona Pek memang benar." Gin Tie Suseng manggut-manggut "Hanya saja... aku merasa heran akan apa yang dikatakan guru di saat nafasnya hampir putus. ""Apa yang engkau herankan?" tanya Pek Yun Hui."Aku merasa heran karena orang-orang berbaju putih itu tidak memiliki kepandaian istimewa, sama sekali bukan tandingan Na Locianpwe Tapi kenapa Na Lo-cianpwee dapat ditundukkan oleh mereka?" jawab Gin Tie Suseng sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Guru-ku bilang, Maha iblis itu tidak bisa dilawan dengan tenaga manusia, itulah yang kuherankan, Entah apa maksud guruku itu?""Huh!" dengus Giok Siauw Sian Cu. "Omong kosong!Mana ada setan iblis?" "Itu... itu karena sungguh aneh urusan tersebut" Wajah Gin Tie Suseng kemerah-merahan. "Aku.,, aku cuma menduga, harap Kakak Giok Siauw jangan menertawakanku!""Eh?" Giok Siauw Sian Cu tampak cemberut "Berdasarkan apa aku harus menyalahkan mu?"Walau dalam keadaan tegang, namun tingkah laku Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu justru membuat semua orang tertawa, Setelah itu, mereka pun mulai berunding."Untuk sementara ini, tugas yang paling penting bagi kita adalah menyembuhkan ayah angkat dan lain nya. Menurutku, selain Siao Tiap, siapa yang punya kemampuan itu?" ujar Bee Kun Bu."Tidak salah, memang hanya Na Siao Tiap yang memiliki kemampuan itu," sahut Pek Yun Hui. Tapi kita tidak tahu dia pergi ke mana? Maka kita harus ke mana mencarinya?"Mendengar itu, semua orang membungkam dengan kening berkerut-kerut, Mereka semua memang tidak tahu jejak Na Siao Tiap, lalu harus ke mana mencari gadis itu?Malam harinya, mereka bergilir mengintip ke luar melalui lubang rahasia. Namun mereka tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa paginya, kebetulan giliran Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu mengintip ke !uar, sedangkan Lie Ceng Loan bersandar di badannya."Kakak Bu, engkau melihat ada orang ke mari?" tanya gadis Bee Kun Bu menggelengkan kepala."Kakak Bu!" ujar Lie Ceng Loan lembut "Engkau pasti sudah lelah, lebih baik beristirahatlah sejenak!MTidak," Bee Kun Bu menggelengkan kepala lagi, "Adik Loan, aku sudah berpikir semalaman Kalau cuma berdiam diri di dalam gua, itu bukan jalan keluarnya. Lebih baik kita pergi untuk mencari tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, sebetulnya itu merupakan tempat apa.""Memang ada baiknya begitu, tapi,.,." Lie Ceng Loan menarik nafas. "Kakak Pek tidak setuju."Bee Kun Bu menghela nafas, lalu mengintip ke luar mengintip ke luar, seketika juga ia terkejut bukan main."Adik Loan! Cepat beritahukan pada mereka, musuh sudah datangi Ternyata Bee Kun Bu melihat beberapa orang berbaju putih menuntun empat orang menuju gua Thian Lie Ceng Loan sudah berjalan ke dalam Tak lama ia sudah kembali bersama Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu waktu bersamaan, wajah Bee Kun Bu tampak berubah. Kini ia telah melihat jelas ke empat orang yang dituntun itu, tidak lain Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Bahkan mereka berempat menggotong sebuah batu besar yang menyerupai mereka tampak meringis, menyengir, menyeringai dan kadang-kadang tampak tersenyum keadaan itu, Bee Kun Bu berduka sekali sehingga nyaris tak kuat berdiri"Ada apa?" tanya Pek Yun Hui."Lihatlah sendiri!" sahut Bee Kun Bu sambil menarik Yun Hui dan lainnya langsung bergantian mengintip ke luar melalui lubang rahasia itu."Mereka sudah datang lagi dan mau mendobrak pintu gua menggunakan batu besar itu, Kita semua jangan gugup, Kalau pintu gua didobrak dan terbuka, kita harus bertindak sesuai dengan cara yang telah kita rundingkan semalam." ujar Pek Yun Hui tenang. "Engkau menghadapi ayah angkatku, aku menghadapi orang-orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun salah." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau orang- orang berbaju putih itu kalah, guruku dan Kun Lun Sam Cu pasti mundur juga,""Aaakh!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang. Bummm! Terdengarlah suara yang amat dahsyat,sehingga mengejutkan semua orang. Pintu gua itu ter- goncang Yun Hui segera mengintip ke luar, Ternyata Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu sedang mendobrak pintu gua dengan batu besar yang mereka gotong."Hati-hati!" seru Pek Yun Hui, "Dobrakan ke dua menyusul!"Bummm! Suara itu lebih dahsyat dari suara tadi, sehingga memekakkan telinga semua orang yang di dalam gua."Kakak Pek!" teriak Bee Kun Bu, "Apakah kita harus terus berdiam diri di dalam gua ini?""Kun Bu!" Pek Yun Hui mengerutkan kening, "Akan lebih berbahaya kalau kita menerjang ke luar!"Bummmm! Terdengar lagi suara yang amat dahsyat itu, bahkan menggoncangkan gua, sedangkan pintu batu gua itu tampak Pek Yun Hui berubah menyaksikan keadaan pintu itu, ia segera berseru sekeras kerasnya."Mari kita mundur ke dalam!"Mereka semua langsung mundur ke dalam, sekaligus menutup pintu batu ke dua, Tak seberapa lama kemudi an, mereka mendengar suara hiruk pikuk di Blang! Byurrr! Tidak perlu dilihat tagi, mereka semua sudah tahu kalau pintu gua itu telah hancur Tentunya mereka menjadi tegang dan berduka, karena orang-orang yang mendobrak pintu gua itu guru-guru mereka sendiriLagipula Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya, bagaimana mungkin melukai mereka? Kini mereka mulai panik, tidak tahu apa yang harus diperbuat Berselang beberapa saat kemudian, terdengarlah suara yang amat dahsyat lagi, Ternyata pintu batu ke dua sudah mulai didobrak."Kita harus mundur lagi!" seru Pek Yun Bee Kun Bu sangat menghormati Pek Yun Hui, tapi kali ini ia mulai memprotes."Mundur dan mundur lagi, lalu harus bagaimana?" "Kun Bu!" sahut Pek Yun Hui sungguh-sungguh,"Pertarungan tidak dapat dihindarkan lagi, maka ada baiknya kita punya waktu sedikit."Saat ini, sepasang mata Bee Kun Bu telah berapi-api, Kemudian mendadak ia menghantam dinding gua."Kakak Bu!" Lie Ceng Loan cepat-cepat memegang tangannya,"jangan terlampau berduka!"" keluh Bee Kun mereka semua mundur lagi ke ruang da! batu ke tiga pun langsung ditutup, pada waktu bersamaan, pintu batu ke dua telah hancur"Giok Siauw Sian Cu, engkau harus menggendong Saudara Kim!" pesan Pek Yun Hui, "Begitu pintu hancur, engkau harus segera kabur menggendong Saudara Kim! Kita berkumpul lagi nanti!""Ya!" Giok Siauw Sian Cu segera berjalan ke dalam. "Kakak Pang!" pesan Pek Yun Hui lagi, "Engkau harus bersiap-siap dengan pasir beracun! Begitu melihat orang berbaju putih, jangan memberi hati pada mereka!""Ya." Pang Siu Wie segera memakai sarung tangan. sementara pintu batu ke tiga sudah mulai didobrak,sehingga membuat ruang dalam terus Yun Hui menghunus pedangnya, Begitu pula Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Kini mereka sudah bersiap-siap dengan pedang di tangan."Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui. "Di saat menghadapi Kun Lun Sam Cu, engkau tidak boleh menghadapi dengan perasaan!""Kakak Pek, aku... aku. " Wajah Lie Ceng Loan berubahpucat"Adik Loan!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Kini Kun Lun Sam Cu bertindak atas perintah orang, sudah pasti tubuh mereka kena semacam racun, sehingga tidak me-ngenalimu lagi, Kalau engkau menghadapi mereka bertiga dengan perasaan, bukankah akhirnya dirimu yang akan celaka? Nah, pikirkanlah"Baik." Lie Ceng Loan mengangguk "Aku akan menghadapi guru dan Supek sebagaimana mestinya, Ka-kak Bu menghadapi orang-orang berbaju putih saja!""Kakak Pek!" sela Bee Kun Bu mendadak "Biar aku yang menghadapi ayah angkat, engkau menghadapi orang-orang berbaju putih saja.""Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Tapi engkau harus berhati-hati!""Ya." Bee Kun Bu manggut-manggutPek Yun Hui mengibaskan tangannya, Mereka segera mundur ke tempat yang kosong, Giok Siauw Sian Cu sudah muncul, ternyata ia mengikat Gin Tie Suseng di punggungnya. Saat ini, terdengarlah suara hirup pikule Ternyata pintu batu ke tiga telah hancur, Pek Yun Hui langsung bersiul panjang, dan secepat kilat melesat ke samping Kun Lun Sam Cu. sedangkan Giok Siauw Sian Cu juga menerjang ke luar bersama Pang Siu itu juga, tampak empat orang berbaju putih sedang menerjang ke dalam, Begitu melihat Pek Yun Hui, ke empat orang berbaju putih itu terkejut dan segera bersiul Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu berdiri mematung di tempat dan masih menggotong batu besarKetika mendengar suara siulan aneh itu, mereka berempat serentak menaruh batu besar itu, lalu menerjang ke arah Pek Yun tetapi, Na Hai Peng telah dihadang oleh Bee Kun Bu dengan pedang, sedangkan Lie Ceng Loan bergerak cepat ke hadapan Kun Lun Sam Pek Yun Hui sudah menerjang ke luar dengan pedang di tangan, Dia menggunakan ilmu pedang tingkat tertinggi yakni badan menyatu dengan terdengarlah suara jeritan, Ternyata ke empat orang berbaju putih telah tewas di pedang Pek Yun Hui, sedangkan Pek Yun Hui telah melesat sampai di luar Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie terus mengikuti Pek Yun Hui dari belakang Di luar gua masih ada delapan orang berbaju putih, maka begitu sampai di luar gua, Pang Siu Wie langsung mengayunkan tangannya, Ternyata ia telah menyebarkan pasir beracun ke arah orang-orang baju putih itu. Mereka secepat kilat meloncat mundur, namun dua orang berbaju putih terlambat dan seketika mereka berdua menjerit- jertt kena pasir beracun itu."Engkau tunggu kami di lembah Cu Ngu!" pesan Pek Yun Hui pada Giok Siauw Sian Cu. "Kalau sudah malam kami tidak ke sana, berarti kami sudah celaka." Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu melesat pergi menuju lembah Pek Yun Hui sudah mulai menyerang orang- orang berbaju putih dengan pedangnya, Pang Siu Wie pun tak henti-hentinya menyebarkan pasir beracunnya ke arah orang- orang baju sampai tiga jurus, seorang berbaju putih sudah terluka parah, Sisanya, yang lima orang segera bersiul Yun Hui sudah tahu, bahwa siulan aneh itu merupakan suatu perintah pada Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Maka kalau sisa ke lima orang itu dibunuh semua, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu pasti cuma berdiri itu, Pek Yun Hui langsung menyerang mereka. Namun mendadak terdengar suara teriakan Bee Kun Bu."Hati-hati Kakak Pek!"Pek Yun Hui terkejut dan cepat-cepat menoleh. ia melihat badan Bee Kun Bu melayang ke luar bagaikan layang-layang putus, Tampak Na Hai Peng melesat ke arahnya, bahkan telah melancarkan pukulan ke dahsyatnya pukulan itu, sehingga membuat Pek Yun Hui terkejut bukan main, Bahkan ia tertegun karena saking kaget saat yang begitu gawat, Pek Yun Hui malah tertegun, tentunya ada sebab musababnya, Ternyata pukulan itu membuatnya harus menangkis, sedangkan apabila ia menangkis, Na Hai Peng pasti terluka dan dirinya sendiri pun akan celaka, Sejak ia meninggalkan istana di ibu kota, ia hidup bersama Na Hai Peng, dan boleh dikatakan Na Hai Penglah pengganti orang tuanya, Maka bagaimana mungkin ia tega membuat Na Hai Peng terluka?Di saat Pek Yun Hui tertegun, pukulan itu justru telah mulai menekan dirinya. Pang Siu Wie yang berdiri tak jauh, keringat dingin pun sudah mengucur, tanpa banyak pikir lagi ia langsung menyerang Na Hai Peng dengan sebatang panah Bummm! Terdengar suara menyerang Na Hai Peng dengan panah api, Pang Siu Wie justru menjadi lengah terhadap ke lima orang berbaju putih, Salah seorang dari mereka menyerang Punggung Pang Siu Wie terpukulsedangkan Na Hai Peng berhasil memukul jatuh panah api itu, sehingga menimbulkan ledakan sahsyat, pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Hai Peng sudah mengenali ilmu itu, maka ia segera mengejar Pek Yun Hui dengan ilmu yang Pek Yun Hui sehingga terpaksa menggunakan pedangnya menyabet lengan baju Na Hai Peng. Akan tetapi, terjadilah hal yang di luar dugaan, Ternyata lengan baju Na Hai Peng malah melilit pedang Pek Yun Hui sehingga tak bergerak sama sekaliPek Yun Hui mengerahkan Lweekangnya untuk menarik pedangnya. ia berhasil tapi di saat bersamaan, sebelah tangan Na Hai Peng telah bergerak melancarkan sebuah pukulan ke tiada kesempatan bagi Pek Yun Hui untuk berkelit, sehingga pukulan Na Hai Peng mengenai bahu-nya, Meskipun Pek Yun Hui memiliki ilmu sakti Toa Pan Yok Sin Kang, namun ilmunya itu masih di bawah Na Hai itu, setelah kena pukulan tersebut, hawa murni Pek Yun Hui buyar Badannya terhuyung-huyung ke belakang dengan wajah pucat pias. sedangkan Na Hai Peng sudah melesat ke arahnya. Pek Yun Hui yang terhuyung-huyung, akhirnya jatuh duduk di tanah, Di saat itu pula terdengar suara seruan Bee Kun Bu."Ayah angkat! jangan turun tangan!" Bee Kun Bu juga melesat ke situ dengan menghadapi Na Hai Peng di dalam gua, Bee Kun Bu sudah berada di bawah angin, maka ia bertarung sambil mundur Begitu sampai di luar gua, terdengar suara siulan aneh dari ke lima orang berbaju putih, karena itu Na Hai Peng langsung melesat ke arah Pek Yun sampai dua jurus, Pek Yun Hui sudah terluka, Kebetulan Bee Kun Bu mengarah ke sana, Begitu melihat Pek Yun Hui dalam bahaya, Bee Kun Bu segera berseru dan sekaligus melesat ke sana dengan Hai Peng berkelit, kemudian mendadak menjulurkan tangannya mencengkeram lengan Bee Kun serangan Na Hai Peng luput, Bee Kun Bu langsung meloncat pergi untuk memancing Na Hai ini, di luar gua Thian Kie tampak sinar pedang berkelebatan, namun keadaan sudah tidak menguntungkan bagi pihak Pek Yun Hui lagisedangkan Bee Kun Bu yang menghadapi Na Hai Peng dengan cara main kucing-kucingan, sewaktu-waktu akan terluka di tangan Na Hai Ceng Loan juga sibuk menghadapi Kun Lun Sam Cu. Namun gadis itu merasa tidak tega melukai mereka, maka ia cuma bertahanPek Yun Hui yang jatuh duduk itu berusaha bangun, maksudnya ingin membantu Bee Kun Bu, namun tenaganya sama sekali tak kuat untuk Siu Wie pun sudah terluka parah kena pukulan, ia jatuh duduk di tanah, dan ke lima orang berbaju putih langsung mengurungnya, Pang Siu Wie masih sempat menyerang mereka dengan panah api Dua orang berbaju putih kena panah api, sehingga sekujur badannya Yun Hui terus memandang mereka yang sedang bertempur kemudian ia berseru."Kun Bu, adik Loan! Katian berdua lebih baik meloloskan diri saja!""Kakak Pek! jangan berkata begitu!" sahut Bee Kun Bu. Karena menyahut, maka gerakannya jadi lamban,Mendadak ia merasa pedangnya berat sekali, ternyata pedangnya telah dicengkeram Na Hai Kun Bu terpaksa melepaskan pedangnya, dan secepat kilat meloncat mundur Akan tetapi, di saat bersamaan Na Hai Peng menyerangnya dengan pedang itu. Bee Kun Bu berusaha berkelit, namun jurus pedang itu telah berubah, sehingga membuat Bee Kun Bu tak bisa pahanya telah tertusuk pedang itu, dan darahnya pun mengucur Kun Bu tetap bertahan walau merasa sakit sekali, sedangkan Na Hai Peng sudah menyerangnya lagi Bee Kun Bu tampak putus asa. ia tahu sudah tidak mampu berkelit lagi, Apakah ia akan mati di tangan ayah angkatnya sendiri?Pada waktu bersamaan, mendadak tampak sosok bayangan melesat ke arah nya, disusul pula dengan bentakan keras."Na tua! Ada apa bicarakanlah baik-baik! Kenapa harus turun tangan terhadap tingkatan muda?"Bee Kun Bu mengenali suara itu, tapi tidak ingat siapa orangnya sementara bayangan itu telah melesat sampai di hadapan Na Hai Peng yang sedang menyerang dengan pedang, Begitu mendengar ada suara desiran angin, Na Hai Peng menarik pedangnya dan sekaligus menyerang orang yang baru muncul itu. Kelihatannya orang itu tidak menyangka kalau Na Hai Peng akan menyerangnya, Maka ia jadi tertegun sehingga lupa berkelit Ujung pedang Na Hai Peng berhasil melukainya hingga darah mengucur, barulah orang itu meloncat ke Hai Peng juga tampak melongo, kemudian membalikkan badannya, Bee Kun Bu sudah melihat orang itu, Ternyata orang itu berambut panjang sekali, yang tidak lain Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Kiu Tok Sian Ong telah tertusuk pedang Na Hai Peng, namun hanya terluka ringan."Sian Ong!" Giranglah Bee Kun Bu, "Cepat habiskan ke tiga orang berbaju putih itu!"Kiu Tok Sian Ong memandang ke arah tiga orang berbaju putih, Kebetulan ke tiga orang berbaju putih itu pun sedang memandangnya, Begitu mereka saling me-mandang, Kiu Tok Sian Ong tampak terkejut menyaksikan wajah Kiu Tok Sian Ong yang tampak terkejut itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui merasa dingin dalam hati, Di saat itu, bahu Bee Kun Bu pun tertusuk oleh pedang Na Hai Peng lagi."Sian Ong! Cepat habiskan ke tiga orang itu dulu!" seru Pek Yun Tok Sian Ong langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah ke tiga orang berbaju putih itu, Ke tiga orang berbaju putih pun sudah siap menyerang, Namun sepasang tangan Kiu Tok Sian Ong telah bergerak dan berhasil mencengkeram lengan dua orang berbaju putih, sekaligus Krek! Ke dua orang itu terhempas remuk, nyawa mereka pun melayang hanya tersisa satu orang berbaju putih, Orang berbaju putih itu langsung bersiul aneh sambil melesat pergi, Akan tetapi, Kiu Tok Sian Ong bergerak cepat mencengkeramnya, Ternyata Kiu Tok Sian Ong tidak mencengkeram lengannya, melainkan mencengkeram bahunya, Kuku-kukunya yang panjang menembus ke dalam bahu orang berbaju putih itu."Kalau ingin hidup, cepat suruh mereka berhenti!" bentak Kiu Tok Sian berbaju putih itu ketakutan. Maka ia segera mengeluarkan sebuah peluit kecil yang dibikin dari semacam tulang, lalu ditiup tiga mendengar suara peluit itu, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu langsung berhenti, kemudian berdiri mematung di tempatLie Ceng Loan menarik nafas lega, Namun begitu melihat Bee Kun Bu terluka, gadis itu segera mendekatinya dengan air mata berlinang-linang."Sudah aman sekarang," ujar Pek Yun Ceng Loan membalut luka Bee Kun Bu dengan hati- hati sekali, namun air matanya masih terus mengucur"Jangan menangisi ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum "Kakak Bu. " Lie Ceng Loan terisak-isak."Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, "Aku tidak apa- apa.""Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui. "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?""Aaakh. !" Kiu Tok Sian Ong menarik nafas dengan airmuka berubah, "lni sungguh menakutkan Kita tidak boleh lama-lama di sini, harus cepat meninggalkan tempat ini.""Sian Ong, bagaimana kalau kita ke lembah Cu Ngu?" tanya Pek Yun Hui."Biar tempat apa pun itu, yang penting kita harus segera meninggalkan tempat ini dulu," sahut Kiu Tok Sian Ong. Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie berusaha bangun, sedangkan Kiu Tok Sian Ong berkata pada Bee Kun jalan darah ke empat orang itu, dan bawalah pergi!"Bee Kun Bu mengangguk, lalu berjalan terpincang-pincang mendekati dan kemudian menotok jalan darah mereka, Akan tetapi, ketika ia menotok Na Hai Peng, justru dirinya yang terpental Bamlah ia ingat, Na Hai Peng mempunyai ilmu Toa Pan Yok Sin Kang, pelindung diri."Bagaimana nih?" Bee Kun Bu kebingungan"Oh! Aku telah melupakan itu," sahut Kiu Tok Sian Ong, lalu berkata pada orang berbaju putih yang masih dalam cengkeramannya, "Engkau harus perintahkan dia mengikuti kami! Kalau engkau berani macam-macam, engkau yang mampus duluan!"Orang baju putih itu mengangguk, sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah memapah Kun Lun Sam Cu, Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie menguatkan diri untuk berjalan Kiu Tok Sian Ong tetap mencengkeram orang berbaju putih itu yang terus bersiul aneh, Maka Na Hai Peng mengikuti mereka dari seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di lembah Cu Ngu. Begitu melihat mereka, legalah hati Giok Siauw Sian Cu."Sudah tidak ada urusan apa-apa iagi?" tanyanya. "Kalau Kiu Tok Sian Ong tidak muncul pada waktu itu,kami semua pasti sudah mati," jawab Pek Yun Hui."Setelah meninggalkan pegunungan Altai Taysan, tiba-tiba aku teringat pada Nona Lie yang telah dewasa. Karena itu aku memasuki Tionggoan lagi Kebetulan melewati daerah ini, maka aku mampir ke gunung Kwat Cong San. Tidak disangka malah bertemu kalian dalam keadaan tidak karuan," ujar Kiu Tok Sian Ong. "Sian Ong!" Pek Yun Hui duduk di atas rumput "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?""Kalau dibicarakan aku pun tidak begitu jelas," jawab Kiu Tok Sian Ong dan me!anjutkan. "Ketika aku baru berguru belajar ilmu silat, aku pernah mendengar guru bereakap-cakap dengan beberapa tokoh tua rimba persilatan kalau bertemu dengan orang berbaju putih berdandan seperti ini di gurun pasir Sie Ih, lebih baik cepat-cepat menghindar Kalau tidak, diri kita akan menuruti perintah merekah"Mereka berempat memang sudah begitu." Pek Yun Hui memberitahukan"Dalam hidupku, aku memang sering mengarungi gurun pasir Sie Ih, namun tidak pernah bertemu orang berbaju putih yang demikian, Baru hari ini aku melihat mereka, Aku masih ingat akan pereakapan guruku dengan para tokoh tua rimba persilatan bahwa orang-orang berbaju putih bertempat tinggal di Mo Kui Ceh Yi.""Betul." sahut Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui serentak "Di dalam Mo Kui Ceh Yi, terdapat tiga pemimpin yakniToa Mo Maha Iblis, Ji Mo lblis Ke dua dan Sam Mo lblis Ketiga, Siapa ke tiga orang itu, tiada yang tahu,""Sian Ong!" Pang Siu Wie menunjuk orang berbaju putih yang dicengkeram Kiu Tok Sian 0ng. Tanya dia bukankah kita akan mengetahuinya?""Benar." Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian membuka kedok orang berbaju Yun Hui dan lainnya segera memandang wajah orang itu. seketika juga mereka semua merinding, bahkan Lie Ceng Loan langsung menjerit sambil mendekap di dada Bee Kun di balik kedok yang menyeramkan itu, terdapat seraut wajah yang lebih menyeramkan, dagingnya tiada sedap dipandang, tiada hidung, mata cuma sebelah dan bibir atas pun hilang entah ke mana. Bahkan wajah yang menyeramkan itu masih tampak ada darah segar mengalirSetelah menyaksikan wajah itu, Kiu Tok Sian Ong pun tertegun, ia segera memakaikan kembali kedok itu pada wajah orang tersebut"Engkau datang dari Mo Kui Ceh Yi?""Kalian sudah tahu, maka harus cepat-cepat melepaskan diriku!" sahut orang berbaju putih."Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong dingin, "Engkau tidak perlu banyak bicara! Aku tanya engkau jawab!""Hm!" Orang berbaju putih itu pun mendengus. "Bagaimana cara menyembuhkan ke empat orang ini?"tanya Kiu Tok Sian Ong membentak "Jawab!" "Aku tidak tahu!" sahut orang berbaju putih."Benarkah engkau tidak tahu?" Kiu Tok Sian Ong mengerutkan kening."Benar!" Orang berbaju putih mengangguk"Kalau begitu, siapa yang tahu caranya menyembuhkan mereka berempat?" tanya Kiu Tok Sian Ong lagi."Toa Mo Maha Iblis Ji Mo lblis ke Dua dan Sam Mo lblis ke Tiga!" jawan orang berbaju putih. "Mereka bertiga yang mampu membuat orang tidak waras, dan bergerak berdasarkan suara siulan!"jawaban itu membuat semua orang saling memandang. "Siapa ke tiga orang itu?" tanya Kiu Tok Sian Ong."Aku tidak pernah bertemu mereka, Di dalam Mo Kui Ceh Yi, orang yang bisa bertemu mereka dapat dihitung dengan jari!" "Sebetulnya mereka berempat kena racun apa, sehingga berubah jadi begitu?" tanya Pek Yun Hui mendadak"Akusungguh tidak tahu!" jawab orang berbaju putih."Di mana Mo Kui Ceh Yi itu?" tanya Bee Kun Bu berang. "Aku tidak boleh bilang!" sahut orang berbaju putih Giok Siauw Sian Cu mencengkeram urat nadi orang berbaju putih itu, lalu mengerahkan Lwee-kangnya, sehingga orang berbaju putih itu merintih-rintih."Engkau mau bilang apa tidak?" bentaknya sengit. "Kalian bermusuhan dengan kami!" pekik orang berbajuputih itu. "Kalian semua pasti mampus!"Setelah memekik, mendadak jari tengahnya menyentil dan sebutir obat kecil langsung meluncur ke dalam Siauw Sian Cu bergerak cepat menekan teng- gorokannya, agar obat itu jangan masuk ke tenggorokan, namun sudah terlambatGlek! Kepala orang berbaju putih itu terkulai, dan nafasnya pun putus orang menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Kiu Tok Sian Ong segera berendus-endus di pakaian orang itu, kemudian tertawa."Ha ha!""Kenapa Sian Ong tertawa?" tanya Pek Yun Hui heran. "Akal ini memang mungkin dapat mengelabui aku?" sahutKiu Tok Sian Ong."Sian Ong!" tanya Giok Siauw Sian Cu. "Apakahyang ditelannya itu bukan racun?""Memang racun." Kiu Tok Sian Ong mengangguk "Tapi racun itu tidak akan mematikannya." Giok Siauw Sian Cu segera meraba hidung orang berbaju putih itu."Dia sudah tidak bernafas, pertanda dia telah mati!" ujarnya dengan kening berkerut"Engkau telah dikelabuinya." Kiu Tok Sian Ong tersenyum, "Bagaimana mungkin mereka akan membunuh diri? Memang, siapa yang menelan racun itu dalam waktu dua jam akan tampak seperti orang mati, Maka kalau tidak dikuburkan, dua jam kemudian dia akan kabur."Kini mereka semua baru mengerti, dan seketika mereka pun bertambah gusar"Apa yang dikatakannya tadi, kedengarannya tidak bohong," ujar Kiu Tok Sian Ong setelah berpikir beberapa saat, "Namun mereka telah terikat oleh suatu peraturan, jadi pereuma kita mendesaknya, Lebih baik kita bunuh saja dia!"Usai berkata begitu, Kiu Tok Sian Ong mengangkat tangannya dan terdengarlah suara "Plak".Pek Yun Hui ingin membuka mulut mencegahnya, tapi sudah terlambat Tadi orang berbaju putih berpura-pura mati dengan maksud ingin kabur, tetapi kini malah benar-benar mati."Sian Ong!" ujar Bee Kun Bu. "Nyawanya telah Sian Ong habiskan, mungkin kita semua tidak akan tahu di mana Mo Kui Ceh Yi itu.""Eh? Bocahl" Air muka Kiu Tok Sian Ong berubah. "Maksudmu ingin mencari tempat itu?""Tentu." sahut Bee Kun Bu mengangguk"Dasar bocah tak tahu tingginya langit! Sudahlah! jangan omong kosong !agi!" tegur Kiu Tok Sian Ong."Sian Ong!" sambung Pek Yun Hui. "Kalau kami tidak pergi mencari tiga iblis itu, bagaimana guruku dan Kun Lun Sam Cu? Apakah harus membiarkan mereka tetap tidak waras begitu?""Nona Pek!" Wajah Kiu Tok Sian Ong tampak serius, "Soal kepandaian, aku memang di bawahmu! Tapi usiaku lebih tua puluhan tahun darimu! Engkau mau dengar atau tidak adalah urusanmu, namun aku harus bicara!""Silakan bicara, Sian Ong!" ujar Pek Yun Tok Sian Ong memandang Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu, kemudian menunjuk mereka berempat seraya berkata."Ke empat orang itu menjadi tidak waras karena perbuatan tiga iblis dari Mo Kui Ceh Yi. Kalian boleh menjaga mereka agar tidak ditemukan orang berbaju putih, berarti tidak akan terjadi apa-apa. Kalau kalian ingin pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, itu sama juga kalian mencari mati."Walau Kiu Tok Sian Ong telah mengatakan begitu, tapi wajah Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya tampak biasa- biasa Tok Sian Ong menatap mereka satu persatu dengan kening berkerut seraya bertanya."Kalian tidak mau dengar?""Apa yang dikatakan Sian Ong memang benar dan masuk akal," jawab Bee Kun Bu. "Akan tetapi kami sebagai murid, bagaimana mungkin terus menyaksikan guru begitu selamanya?""Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Kalian tidak tega menyaksikan keadaan mereka begitu, maka bertekad pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, apakah itu akan mem-bantu? Setelah kalian seperti ke empat orang itu, barulah kalian tahu rasa!"Bee Kun Bu dan lainnya diam. sedangkan Kiu Tok Sian Ong mendekati Lie Ceng Loan. "Nona Li, aku boleh tidak peduli orang lain. Namun aku telah berhutang budi pada almarhum, maka engkau sama sekali tidak boleh mencari kerepotan itu!" ujar Kiu Tok Sian Ong sungguh-sungguh."Sian Ong!" Lie Ceng Loan memandangnya. "Aku tahu Sian Ong bermaksud baik pada kami semua, tapi Kakak Bu memutuskan bagaimana, aku pasti menurutinyaKiu Tok Sian Ong membalikkan badannya memandang pada Bee Kun Bu."Mungkin engkau mau mendengar nasihatku?""Harap Sian Ong sudi memaafkan, aku sungguh tidak bisa menuruti nasihat Sian Ong," sahut Bee Kun Bu."Baik, baik!" Akhirnya Kiu Tok Sian Ong menghela nafas. "Semuanya menganggap dirinya gagah berani, namun justru amat bodoh sekali!"Setelah berkata demikian, Kiu Tok Sian Ong melesat pergi, latapi Pek Yun Hui cepat-cepat memanggilnya."Sian Ong tunggu!"Kiu Tok Sian Ong terus melesat pergi, seakan tidak mendengar seruan Pek Yun Hui. Tak lama kemudian, ia sudah hilang dari pandangan"Kenapa Nona memanggilnya ?" tanya Pang Siu Wie heran."Dia menasihati kita, tentunya bermaksud baik," jawab Pek Yun Hui sambil menarik nafas. "Mungkin Mo Kui Ceh Yi memang merupakan suatu tempat yang amat bahaya, tapi bagaimana mungkin kita tidak ke sana?""Benar, Kakak Pek" Bee Kun Bu mengangguk "Kalau pun Mo Kui Ceh Yi merupakan suatu tempat yang amat bahaya, kita pun harus ke sana, Seperti halnya dengan istana Pit Sia Kiong, bukankah sangat lihay sekali? Toh kita semua tidak merasa takut kan?""Tapi itu tidak bisa disamakan dengan istana Pit Sia Kiong," ujar Pek Yun Hui."Oh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Pek, apakah Mo Kui Ceh Yi jauh lebih lihay dari istana Pit Sia Kiong?""Saat ini aku masih tidak berani memastikannya," sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum getir, "Guru yang menolong kita semua di istana Pit Sia Kiong, kini malah jadi begitu. "Apa yang dikatakan Pek Yun Hui memang benar, perasaan semua orang jadi tereekam, terutama Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan."OIeh karena itu. M lanjut Pek Yun Hui tampak telahmengambil keputusan "Biar bagaimanapun, kita harus pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi! Adik Loan, engkau mau ikut?""Bagaimana Kakak Bu?" Lie Ceng Loan balik ber-tanya. "Dia pasti pergi," sahut Pek Yun Hui."Kalau dia pergi aku pasti ikut," ujar Lie Ceng Loan dan menambahkan "Pokoknya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi.""Adik Loan!" Pek Yun Hui menggenggam tangan-nya. "Kiia tidak bisa membawa guru, jadi guru harus ditinggalkan di sini. Kalau tiada seorang pun yang menjaga mereka, bukankah akan menimbulkan masalah lagi?""Kakak Pek!" Mata Lie Ceng Loan mulai basah, "Pokoknya aku harus ikut Kakak Bu."Ketika Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, Pang Siu Wie sudah mendahului membuka mulut"Nona Pek! Biar dia tkut, aku akan menjaga di sini." "Benar," sambung Giok Siauw Sian Cu. "Aku pun berada disini menjaga mereka, Jadi aku dan Pang Siu Wie tidak ikut," "ltu merupakan tanggung jawab yang amat besar Kalian berdua jangan main-main!" tegas Pek Yun Hui."Asal kami berdua masih bernafas, tidak akan membiarkan Na Locianpwee dan Kun Lun Sam Cu terjadi sesuatu," sahut Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu serentak"Kalau begitu. " Pek Yun Hui berpikir sejenak lalumelanjutkan "Kita pun tidak boleh lama-lama di sini, juga tidak boleh kembali ke gua Thian Kie. Tak jauh dari sini, terdapat sebuah gua yang amat rahasia, Kalian boleh tinggal di dalam gua itu, tapi tidak boleh ke mana-mana.""Ya." Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Setelah lukanya sembuh, Saudara Kim pasti membantukalian," ujar Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau sudah lama sekali kami tidak putang, kalian harus berusaha mencari Na Siao Tiap!"Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie mengangguk "Kalian berdua harus hati-hati!" pesan Pek Yun Hui."Sebab itu merupakan tanggung jawab kalian.""Kami tahu," sahut Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie serentak"Kakak Pek!" ujar Bee Kun Bu. "Kalau begitu, mari kita berangkat sekarang!""Baik." Pek Yun Hui bertiga lalu meninggalkan lembah itu, sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie membawa Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu ke gua rahasia yang ditunjuk Pek Yun Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan sudah meninggalkan lembah Cu Ngu itu, Beberapa mil kemudian, Pek Yun Hui berkata."Kita masih harus ke gua Thian Kie dulu." "Kenapa?" tanya Li Ceng Loan heran."Orang-orang berbaju putih yang datang dari Mo Kui Ceh Yi semuanya mengenakan pakaian putih, juga memakai kedok kulit manusia, kan?" Pek Yun Hui tersenyum serius."Benar, Jadi kenapa?" Li Ceng Loan bertambah heran, Gadis itu sama sekali tidak mengerti akan maksud Pek Yun Hui."Kini kita akan menempuh bahaya pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi, kalau dengan pakaian kita yang begini, sulit membaurkan diri." Pek Yun Hui menjelaskan "Me-ngerti, Adik Loan?""Oooh!" Li Ceng Loan manggut-manggut mengerti "Tidak salah," ujar Bee Kun Bu. "Kita harus menyalinpakaian mereka agar gampang membaurkan diri di sana."Mereka bertiga menuju gua Thian Kie, Tampak mayat- mayat orang berbaju putih terbujur di depan gua tersebut Mereka bertiga memilih orang berbaju putih yang berukuran sama dengan badan masing-masing, kemudian menyalin pakaian mereka dan sekaligus memakai kedok kulit manusia memakai kedok tersebut, mereka bertiga saling memandang dan sama-sama mengeluarkan suara "lh", karena wajah mereka telah berubah menyeramkan sekaliMereka bertiga meninggalkan tempat itu, namun mendadak Lie Ceng Loan berhenti sambil berseru."Eh? Benda apa yang bergantung di pinggang me-reka?" U Ceng Loan menunjuk ke arah benda yang bergantung di pinggang mayat orang berbaju setelah pakaian putihnya ditanggalkan, pada pinggang mayat-mayat itu tampak bergantung sebuah benda berbentuk segitiga menyerupai semacam medaH emas. Hati Pek Yun Hui tergerak ia segera mendekati dan mengambil benda itu, Di permukaan medali tersebut terdapat tulisan berbunyi "Mo Kui Ceh Yi" Di baliknya juga terdapat tu!isan, "Delapan puluh Tujuh"."Ka!ian berdua juga harus memakai medali itu," ujar Pek Yun Kun Bu dan Li Ceng Loan menurut Mereka mengambil medali dari mayat lain, lalu dipakainya di pinggang Pada medali itu juga terdapat tulisan yang sama, hanya saja nomornya Yun Hui memakai medali nomor delapan puluh tujuh, medali U Ceng Loan bernomor sembilan puluh satu, dan Bee Kun Bu memakai medali bernomor dua puluh empat"Medali ini merupakan tanda mereka, maka tidak boleh hilang." pesan Pek Yun Hui."Ya," sahut Bee Kun dan Li Ceng Loan serentak Kemudian Bee Kun Bu menambahkan, "Pihak Mo Kui Ceh Yi pasti tidak akan menyudahi urusan ini, sebab sudah banyak orangnya mati di sini Kalau mereka menemukan mayat di sini, bukankah akan tahu ada tiga orang menyamar sebagai orang-orang baju putih Mo Kui Ceh Yi?""Kita harus membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang," ujar Pek Yun membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang, mereka bertiga lalu meninggalkan gunung Kwat Cong San..Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terus melakukan perjalanan, sepanjang siang dan malam mereka terus berjalan, dan hanya beristirahat sejenak di malam harinya, Mereka memburu waktu karena mencemaskan keadaan Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu yang masih dikendalikan bulan kemudian mereka sudah mendekat Giok Bun Kwan. Hati mereka menjadi tegang karena masih belum mengetahui di mana Mo Kui Ceh Yi, dan belum mengetahui juga siapa sebenarnya ke tiga iblis Hai Peng yang berkepandaian begitu tinggi, masih dibuat tidak waras dan mereka kendalikan Kiu Tok Sian Ong juga menasihati mereka, agar tidak pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi. itu pertanda tempat tersebut amat berbahaya sekali. Oleh karena itu, mereka bertiga boleh dikatakan sedang pergi mengadu nyawa, Namun apa boleh buat, mengingat keadaan guru mereka yang begitu memprihatinkan, meskipun berbahaya sekali, mereka tetap harus menempuhnya!Malam ini ketika bulan bersinar remang-remang, mereka bertiga meninggalkan Giok Bun Kwan untuk melanjutkan perjalananSetelah larut malam, sampailah mereka di gurun pasir yang tampak kekuning-kuningan karena tertimpa sinar bulan. Gurun pasir itu tampak begitu tenang, sama sekali tiada suara apa mengerahkan ginkang melesat di atas gurun pasir tersebut Mereka tahu bahwa dibalik ketenangan itu, justru ada bahaya besar mengancam diri mereka mana Mo Kui Ceh Yi itu, mereka sama sekali tidak mengetahuinya, hanya tahu kira-kira berada di sekitar gurun pasir karena itu, mereka bertiga mengarungi gurun pasir itu untuk mencari Mo Kui Ceh Yi tersebut Ketika hari mulai terang, mereka mendengar suara dering-dering di tempat yang jauh, Tak seberapa lama kemudian, muncullah iring- iringan Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan segera memandang iring-iringan unta, dan seketika itu juga Bee Kun Bu berseru tak tertahanTernyata di dalam iring-iringan unta tidak tampak seorang pun, tapi banyak barang berada di atas punggung unta-unta itu. Bee Kun Bu teringat akan iring-iringan kereta kuda kaum pedagang, yang dikepalai seorang tua berjenggot Para pedagang itu semua mati terbunuh Kini muncul iring-iringan unta, namun tiada orangnya, Apakah orang-orangnya juga telah celaka?Mereka bertiga segera mengerahkan ginkang mendekati unta-unta itu, Begitu melihat mereka, unta-unta itu pun berhenti Unta-unta itu berjumlah delapan puluh ekor, tapi diantara mereka tidak tampak seorang bertiga saling memandang dengan kening berkerut-kerut, kemudian Pek Yun Hui berkata."Hati-hati! Jangan-jangan para penjahat berada di sekitar tempat ini!"Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga memandang ke arah kafilah itu muncul dan kemudian melesat ke sana, Di sana mereka menyaksikan pemandangan yang amat mengenaskan, yaitu puluhan mayat bergelimpangan di atas gurun pasir yang tampak tenang yang sudah mati itu berpakaian ala Bangsa Han dan Bangsa mereka mendidih menyaksikan keadaan itu, Wajah Bee Kun Bu merah padam menyiratkan kegusaran"Kalaupun bukan demi ayah angkat dan guru, aku pun tidak akan melepaskan para iblis itu!""Kakak Bu, apakah kaum pedagang ini dibunuh oleh orang-orang berbaju putih?" tanya Lie Ceng Loan."Memang mungkin," sahut Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau bukan perbuatan mereka, siapa lagi yang begitu kejam membunuh para pedagang ini?"Pada saat mereka sedang berbicara, tiba-tiba sosok bayangan berkelebat menuju tempat itu, Meskipun masih begitu jauh, tapi Pek Yun Hui melihat dengan jelas, bayangan yang berkelebat itu adalah orang-orang berbaju putih. "Kita harus cepat bersembunyi di dalam gurun pasir untuk melihat gerak-gerik mereka!" ujar Pek Yun Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga lalu mengerahkan Ci'an Kin Tui llmu Memberatkan Badan Jadi Seribu Kati. Dengan ilmu tersebut badan mereka merosot ke dalam pasir, tinggal kepala mereka yang tampak dipermukaan.

Kkabehdikenal dengan karya perdananya BKKSK atau Bu Kek Kang Sinkang, suatu cerita silat yang dipublikasikan di Serial Silat dan Indozone. Ada yang menjuluki ia sebagai murid Khu Lung karena rumitnya jalan cerita yang ditulisnya. Saat ini kelanjutan dari BKKSK yaitu Goresan di Sehelai Daun sedang ditulisnya, sembari mengoreksi BKKSK yang diberitakan akan diterbitkan tak lama lagi. Karya-karya Serial Pendekar Rajawali Sakti Pendekar Rajawali Sakti adalah nama julukan dari Rangga Pati, seorang pendekar sakti yang dalam petualangannya membasmi kejahatan ditemani oleh seekor burung rajawali raksasa yang sakti. Sinopsis Pendekar Rajawali Sakti Rangga Pati adalah putra dari adipati Karang Setra dan Ibunya bernama Tunjung Melur. Dikisahkan di awal bahwa pada saat Rangga berumur lima tahun, bersama kedua orang tuanya mereka hendak mengunjungi kakeknya. Naas, di tengah perjalanan mereka dicegat oleh pentolan golongan hitam yang sangat kejam dan telengas berjuluk Iblis lembah tengkorak. Penjahat nomor wahid ini dengan kejamnya telah membunuh ayahnya Rangga melalui pertarungan yang tidak imbang, serta memperkosa dan membunuh Ibunya di depan mata. Rangga kecil yang tak berdaya kemudian ditendang ke dalam jurang Lembah Bangkai. Namun takdir berkata lain. Alih-alih si Rangga kecil hancur lumat dalam jurang, dia justru diselamatkan oleh seekor Rajawali Sakti yang kemudian mengobati dan mengajarinya olah kanuragan. Serial Pendekar Rajawali Sakti Rajawali sakti ini dulunya adalah peliharaan dari Pendekar Rajawali Sakti yang hidup di seratus tahun lalu dan merupakan pendekar tanpa tanding hingga akhir hayatnya. Selama lima belas tahun lamanya Rangga hidup di dasar lembah bangkai bersama sang Rajawali. Selain dilatih ilmu silat oleh Sang Rajawali, dalam kesehariannya Rangga diberikan makanan berupa jamur yang mempunyai khasiat memperkuat tenaga dalamnya. Setelah lima belas tahun berlalu dan Rangga berumur dua puluh tahunan, dia dibawa ke sebuah gua yang masih bertempat di lembah bangkai juga. Gua tersebut adalah peninggalan dari Sang Pendekar Rajawali,tuan dari Rajawali yang terdahulu. Di sana Rangga menemukan kitab yang ditulis oleh sang pendekar Rajawali berisi inti sari dari keseluruhan ilmu silat yang dipunyainya. Selain itu juga dia mendapatkan sebilah pedang sakti berukir kepala Rajawali peninggalan sang pendekar. Akhirnya Rangga berlatih di situ kurang lebih lima tahunan sampai ilmu kanuragannya maju pesat mencapai kesempurnaan yang bahkan melebihi dari Pendekar Rajawali Sakti yang terdahulu. Jurus andalan dari Rangga adalah jurus Rajawali Sakti yang terdiri dari lima bagian, yakni Jurus Cakar Rajawali Jurus Sayap Rajawali Membelah Mega Jurus Rajawali Menukik Menyambar Mangsa Jurus Pukulan Maut Paruh Rajawali Jurus Seribu Rajawali Jurus yang terakhir jurus seribu rajawali adalah jurus pamungkas ciptaannya yang merupakan gabungan atau intisari dari keempat jurus terdahulu. Akhirnya setelah berumur dua puluh lima tahun Rangga baru turun dari tempat semedinya dengan menggunakan julukan Pendekar Rajawali Sakti setelah mendapat restu dari roh pendekar rajawali sakti terdahulu. Itulah sinopsis atau gambaran tentang Pendekar kita; Pendekar Rajawali Sakti. Untuk mengikuti sepak terjangnya di dunia kangouw silakan anda baca semua episodenya yang saya sertakan di bawah ini. Selamat menikmati. Download Cersil Serial Pendekar Rajawali Sakti Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 01 iblis lembah Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 02 bidadari sungai Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 03 sepasang walet Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 04 kitab tapak Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 05 naga Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 06 prahara gadis Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 07 pertarungan di bukit Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 08 iblis berwajah Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 09 manusia bertopeng Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 10 pengantin Pendekar Rajawali Sakti
BuKek Kang Sinkang -- Goresan di Sehelai Daun -- Mustika Kemala Pelangi -- Nilai Lebih dan Keindahan Cerita Silat -- Tokoh Tokoh Dunia Persilatan -- Bedah Karakter Kreasi Gu Long -- Kitab Sakti Naga Kuno (Gu Long Cin Keng) -- Usia, Faktor Penentu Selera dalam Memilih Cersil. Proyek keroyokkan: Gambar di Langit Kamar: Sebuah Kerangka di dalam Gua.
Kkabeh dikenal dengan karya perdananya BKKSK atau Bu Kek Kang Sinkang, suatu cerita silat yang dipublikasikan di Serial Silat dan Indozone. Ada yang menjuluki ia sebagai murid Khu Lung karena rumitnya jalan cerita yang ditulisnya. Saat ini kelanjutan dari BKKSK yaitu Goresan di Sehelai Daun sedang ditulisnya, sembari mengoreksi BKKSK yang diberitakan akan diterbitkan tak lama lagi. Karya original[] Karya-karya original yang telah dan akan ditulisnya, antara lain adalah Bu Kek Kang Sinkang status first draft sedang di re-write Goresan di Sehelai Daun status sedang ditulis Mustika Kemala Pelangi status akan ditulis Artikel[] Sejumlah artikel yang ditulis Kkabeh antara lain adalah Nilai Lebih dan Keindahan Cerita Silat Tokoh Tokoh Dunia Persilatan Bedah Karakter Kreasi Gu Long Kitab Sakti Naga Kuno Gu Long Cin Keng Usia, Faktor Penentu Selera dalam Memilih Cersil Cerita Silat Terbaik yang Pernah Dibaca Subyektif[] Royalti Free picture Karya Tulis Khu Lung Harimau Kemala Putih, Naga Kemala Putih Pendekar Empat Alis Pendekar Binal, Bakti Pendekar Binal, Bahagia Pendekar Binal Pendekar Budiman, Salju Merah, Rahasia Mokau Kaucu, Peristiwa Bulu Merak Pendekar Gelandangan, Golok Bulan Sabit Pendekar Baja Pendekar Harum Misteri Kapal Layar Panca Warna Renjana Pendekar, Himbauan Pendekar Anak Berandalan Karya Chin Yung Kisah Pembunuh Naga Hina Kelana Pendekar Kerajaan Tayli Sin Tiauw Hiap Lu Siau Tiauw Enghiong Karya Kho Ping Hoo Bu Pun Su Lu Kwan Cu Bu Kek Siansu Kasih Diantara Remaja Pendekar Super Sakti, Sepasang dan Jodoh Rajawali Suling Emas dan Naga Siluman Pedang Kayu Harum Pendekar Lembah Naga Karya Mintardja Api di Bukit Menoreh Layar Berkembang Karya Herman Praktikto Bende Mataram Mencari Bende Mataram Bunga Ceplok Ungu Patih Lawa Ijo Jalan Simpang di Atas Bukit Bayar Jiwa Ayahku Lebih tepat dikatakan sebagai penggubah ketimbang Penulis. Walau banyak yang tidak puas dengan karyanya yang dianggap plagiat, bagaimanapun ada usaha beliau untuk memperkaya khasanah dunia cerita silat dalam bahasa. Pengarang Cerita Silat Terbaik Subyektif[] Khu Lung - Kompleksitas cerita, dialog Chin Yung - Penamaan Jurus, Romantika cerita Kho Ping Hoo - Jumlah, kesinambungan cerita Mintardja - Hidupnya narasi suasana, Panjangnya cerita Jasa Penerjemah[] Kebanyakkan pembaca cacad membaca cerita dalam tulisan aslinya. Salut untuk para Locianpwee Can Gan Kl Gan KH Liong OPA Kim Tiauw Weng Wu Proyek keroyokkan[] Kkabeh di sela-sela kesibukannya masih mengharap untuk menggarap suatu proyek keroyokkan Gambar di Langit Kamar Satu - Sebuah Kerangka di Dalam Gua tokohsakti dari dunia persilatan akan menjadi pelindung yang setia dari istana Ban seng kiong." Keng thian giok cu Thi Keng dan Sim ji sinni sangat terkesiap, dalam keadaan demikian mereka hanya bisa pasrah kepada nasib. Tak lama kemudian, Tiang pek lojin telah membawa Bu im sin hong Kian Kim siang menghadap. Jilid 19" pernahkah kau minum arak sebelumnya?" tanya Pek Yun Hui."Belum, Tetapi hari ini aku ingin mencobanya," jawab Na Siao Tiap,"Sebetulnya arak kita seberapa enaknya, Arak hanya dapat membikin kita mabok. Lebih baik kita tidak minum arak," kata Bee Kun Bu."Aku sering mendengar orang mengatakan bahwa arak itu dapat membikin orang lupa akan penderitaannya. Aku ingin mencoba meminumnya agar dapat melupakan segala sesuatu!" kata Na Siao Tiap,Sambil tersenyum Bee Kun Bu menanyai "Apakah ada suatu hal yang membikin kau bersusah hati? Arak itu hanya dapat membikin kau lebih kesal lagi setelah kau sadar kembali, Lebih baik kita tidak minum arak,"Na Siao Tiap terperanjat mendengar bujukan yang ramah dari Bee Kun merubah suasana, Bee Kun Bu berkata pula "Tiap Moi, bukankah kau pernah berjanji hendak mengajarkan aku ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek? Apakah janji itu masih berlaku?""Janjiku selalu berlaku," jawab Na Siao Tiap. "Aku hanya khawatir kau belajar tidak dengan sungguh-sungguh hati!""llmu silat yang sakti itu diidam-idamkan oleh para jago silat Bukankah aku ini tolol jika tidak belajar sungguh-sungguh hati bila kau sudi mengajarkannya?"Na Siao Tiap mengawasi Pek Yun Hui sejenak, lalu berkata sambil tersenyum "Mempelajari mengerahkan tenaga dalam harus dilakukan dengan tekun, Jika kau tidak dapat mencurahkan perhatian, maka ilmu itu tak akan berhasil dipelajarinya. Aku hanya khawatir kau selalu memikiri Lie Sumoymu selagi mempelajari ilmu tenaga dalam itu!"sindiran itu membikin wajahnya Bee Kun Bu menjadi merah, dan ia terpaksa menjawab "Tetapi dengan kau menjagai aku, aku tak khawatir tidak berhasil!"jawaban yang tepat itu berbalik membikin Na Siao Tiap menjadi merah padam wajahnya, ia tak menduga bahwa Bee Kun Bu juga bisa bersenda gurau terhadap-nya. ia berkata "Hm! Kau pandai bicara, Jika kau betul-betul ingin belajar, kau harus senantiasa mendengar petunjuk-petunjukku dengan khidmat!""Jangan khawatir, Suhu!" jawab Bee Kun Bu dengan senyumnya yang menawan hati. "Di waktu belajar, aku akan selalu pandang kau sebagai guruku yang sakti, aku tentu memperhatikan segala petunjuk-petunjuk. "Mendadak ia menangguhkan kata-katanya, karena ia insyaf bahwa pereakapannya sedang diperhatikan oleh keempat bujang perempuan Na Siao Tiap dan Pang Siu Yun Hui segera memotong pembicaraannya kedua orang itu dengan berseru "Aku sudah lapar Apakah hidangan- hidangan sudah siap?"Bee Kun Bu mengerti saran itu, ia lalu keluar dari kamar dapur menanti hidangan-hidangan yang sedang disiapkanPada keesokan harinya Bee Kun Bu mulai belajar silat dari Na Siao Tiap dengan penuh perhatian, dan ia berusaha melupakan Lie Ceng Loan, Tiga bulan telah berselang, ia telah dapat memahami berbagai-bagai macam ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan petunjuk dan penjelasan yang teliti dan cermat dari NaSiao Tiap. Demikian tekunnya Bee Kun Bu mempelajari dan memahami ilmu-ilmu silat tersebut, demikian pun Na Siao Tiap mengajarnya dengan sungguh-s unggun pula, sehingga dalam jangka waktu tiga bulan saja, Bee Kun Bu telah dapat menghafal di luar kepala semua catatan-catatan kitab-kitab Pek Yun Hui juga turut serta mempelajari dan melatih ilmu-ilmu silat tersebut, dan dengan kecerdasannya iapun telah memperoleh manfaatnya, setaraf dengan apa yang telah diperoleh oleh Bee Kun suatu hari baru saja Bee Kun Bu berlatih silat, dan ketika ia membuka matanya yang ia pejamkan selama beristirahat, ia tampak Na Siao Tiap berdiri di depannya dengan sikap yang rindu, ia menanyai "Tiap Moi, mengapa kau nampaknya cemas?"Na Siao Tiap menghela napas, "Mulai hari ini, setelah kau memahami semua catatan-catatan ilmu silat dari Kui Goan Pit Cek, kau harus mulai mempraktekkan teori-teorinya karena banyak jurus-jurus yang kau harus pergunakan dengan baik dan mahir Menurut perhitunganku jangka waktunya enam- tujuh bulan lamanya, Meski kau telah memahami teori- teorinya, namun kau belum ada kesempatan untuk kau menjumpai lawan yang memiliki ilmu tenaga dalam yang lihay, kau bukan saja masih belum dapat menaklukkan lawan itu, malah kau dapat dilukai karena kau belum dapat mempergunakan tenaga dalammu dengan sempurna, Oleh karena itu, aku harus membantu kau mempraktekkan mempergunakan tenaga dalammu.""Ha! Ha! Hai!" tertawa Bee Kun Bu, "Jika cuma itu saja, kau tak usah menjadi cemas, Aku siap sedia menerima petunjuk-petunjukmu."Na Siao Tiap lalu duduk di sampingnya Bee Kun Bu dan berkata lagi "Apakah kau mengetahui mengapa aku dapat melayang-layang di udara seperti seekor kupu-kupu dalam jangka waktu yang agak lama?""Kau telah memahami dan berlatih ilmu Toa Pan Yok Hian Kong llmu meringankan tubuh yang sakti dengan mengerahkan urat-urat syaraf dan tenaga dalam mu, serentak mempergunakan tenaga luar untuk menekan hawa Dan apakah akupun dapat belajar ilmu tersebut dari kau?"Na Siao Tiap berbangkit dan sambil tersenyum ia berkata "Kau telah menebak separuh jitu, ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dapat dipergunakan dengan sempurna jika kita sudah berlatih lama dan kita sudah berusia tiga puluh tahun ke atas, Aku kini belum berusia dua puluh tahun, ilmu tersebut belum aku dapat mempergunakan dengan sempurna.""Sungguh mengagumkan!" seru Bee Kun Bu dengan kagum, "Belum berusia dua puluh tahun, kau sudah demikian lihaynya, Jika kau sudah dua puluh tahun lebih, kau,., kau. "Na Siao Tiap menjadi merah mukanya karena pujian mereka berlatih silat lagi,Di dalam beberapa bulan mereka berada bersama-sama, Na Siao Tiap telah meluap-luap asmaranya seolah-oleh tak tertahan lagi, akan tetapi Bee Kun Bu senantiasa mempertahankan batas demarkasinya dengan sungguh- sungguh, ia tetap menghormati keluhuran gadis itu, dan mencintainya sebagai adiknya,"Meskipun aku rela mengajarkan dan membantu kau berlatih Toa Pan Yok Hian Kong," kata Na Siao Tiap, "Akan tetapi aku masih merasa khawatir."Bee Kun Bu terkejut dan berkata "Jika kau anggap berbahaya bagiku, lebih baik pelajaran itu ditangguhkan saja dahulu, Aku dapat mempelajarinya setapak demi setapak."Dengan tak terasa air matanya Na Siao Tiap mengalir keluar, dan dengan terisak-isak ia berkata lagi "Aku anggap tak ada gunanya bagi seorang gadis memiliki ilmu silat yang sakti, Jika aku dapat menurunkan kepandaianku kepadamu, aku kira ada lebih baik!" "Mengapa kau senantiasa berpendapat demikian? Kau pasti akan menyesal jika kau kehilangan kepandaian silatmu yang sakti itu," kata Bee Kun Bu, menghibur"Aku tidak akan menyesali kata Na Siao Tiap. "Aku lebih suka diam di rumah mengurus rumah tangga seperti lain-lain wanita umumnya. ""Sudahlah!" kata Bee Kun Bu dengan senyuman yang menghibur "Mari kita berlatih silat pula!""Akupun heran," meneruskan Na Siao Tiap, "Aku tiba-tiba tak berpikir untuk menjagoi di kalangan Kang-ouw. Aku rela menjadi seorang wanita biasa mengerjakan semua pekerjaan wanita, Bahkan akupun tak mau dibantu oleh seorang bujang. "Tetapi dengan demikian banyaknya pekerjaan yang kau harus kerjakan, kau akan lekas menjadi muak!" kata Bee Kun Bu."Tidak! Tidak!" jawab si gadis. "Aku tak akan menjadi jemu!Aku yakin aku akan berbahagia mengurus rumah tangga untuk orang yang aku segani. "Berdebar-debar hatinya Bee Kun Bu, ia berusaha sekuat tenaga memperkokoh imannya dari serangan-serangan asmara yang sedang dilancarkan oleh gadis yang cantik jelita itu, ia tak lupa akan pesannya Pek Yun Hui, dan dalam usahanya mempertahankan napsunya itu, ia menjadi berdiri tertegun."Bee Siang Kong, apakah aku telah salah bicara?" tanya Na Siao Tiap setelah melihat sikapnya Bee Kun Bu yang tiba- tiba berubah,"Tidak," jawab Bee Kun Bu, "Kau mengatakan bahwa kau dapat mengajarkan aku ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dengan cara yang cepat Bagaimanakah itu?"Na Siao Tiap menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu berkata "Urat-urat syaratku betul sudah aku dapat mengendalikannya dengan sempurna, tetapi jika aku belum berusia tiga puluh tahun atau lebih, aku tak dapat mempergunakan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong itu dengan sempurna jika aku tidak makan Leng Tan pil mustajab yang dibuat dari Ban Lian Hwee Kwi kura sakti dari ayahku, Sayang Leng Tan itu telah aku makan habis, karenanya aku tak dapat membagi kau! jika kau makan Leng Tan itu, mungkin juga pada pertengahan bulan delapan lain tahun kau dapat menunjukkan gigi di markas besarnya partai Thian Liong, Tapi masih ada akal agar kau dapat mempelajari ilmu itu lebih cepat ""Bagaimanakah caranya?" tanya Bee Kun Bu dengan Siao Tiap tidak segera menjawabnya, ia menatap Bee Kun Bu dengan wajah yang penuh kaSih sayang, Lalu ia berkata "Jika aku memikirkan hal ini, aku menjadi cemas, Cara itu adalah usul dari Pek Cici."Bee Kun Bu terkejut dan berkata "Aku tahu, Kau harus berkorban dengan membuang-buang banyak tenaga dalammu untuk membantu aku melatih mengendalikan semua urat-urat syarafku, BetuIkah?""Jika hanya demikian, aku tak akan menjadi cemas," jawab Na Siao Kun Bu mengerutkan dahi dan berkata "Jika masih ada cara yang lain, akupun tak mengetahuinya.""Nah, dengar baik-baik!" kata Na Siao Tiap. "Setelah aku makan Leng Tan yang terkenal dari Ban Lian Hwee Kwi, maka darahku menjadi berlainan daripada darahnya orang umumnya. Bila aku dapat berhasil menyalurkan darahku ke dalam tubuhmu dengan dibantu Pek Cici yang mendorong kau mengeluarkan tenaga dalammu, maka dalam jangka waktu hanya enam bulan, hasil latihanmu akan sama dengan hasil latihan selama sepuluh tahun lebih, Dan setelah kau berhasil, kau dapat mengendalikan semua urat-urat syaraf mu dan melancarkan jurus-jurus ilmu silat yang kau telah pelajari dan dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw!" "Tetapi... tetapi cara itu adalah cara yang tak mungkin dilakukan!" bantah Bee Kun Bu. "Janganlah kau berpikir demikian!""Aku akan mendesaknya, aku tak merasa puas jika aku tak melaksanakan cara tersebut untuk menolong kau!" mendesak Na Siao Tiap."Tidak!" bentak Bee Kun Bu dengan berlagak marah, "Kau terlalu berkeras kepala! Jika demikian, aku harus siang-siang berlalu dari sini!" Dan iapun berjalan keluarTetapi Na Siao Tiap meloncat menghalangi dan berkata dengan sabar "Aku bermaksud baik, Apakah aku telah salah bicara?""Tetapi kau sangat keras kepala," jawab Bee Kun Bu. "Orang harus selalu menuruti kehendakmu tapi kau sebaliknya segan menerima pendapat orang lain, Aku khawatir jika aku berdiam lama-lama di sini, kita akan sering-sering berselisih Lebih baik aku berlalu sekarang?"Air mata mengucur keluar dari kedua belah matanya Na Siao Tiap dan sambil memegangi tangannya Bee Kun Bu ia berkata "Jangan gusar, aku tak akan memaksa kau lagi, Lain kali aku akan berunding untuk mengetahui keputusanmu. ""Celaka!" pikir Bee Kun Bu. "Agaknya dia tidak mau melepaskan aku lagi. Dia ingin selalu menyertai aku!"Dalam keadaan yang serba salah itu, sekonyong-konyong terdengar suaranya Pek Yun Hui yang ia tidak tampak sudah sepuluh hari Siao Tiap mendongak dan berseru "Pek Cici, kau sudah kembali?"Pek Yun Hui menghampiri mereka seraya berkata "Ya, aku sudah kembali, dan bagaimanakah kalian ber-dua?Apakah kalian berselisih?" ia menanya demikian karena melihat Na Siao Tiap berlinangkan air mata, "Aku tidak berselisih, aku telah membikin dia gusar!" jawab Na Siao Tiap,Setelah menatapi Bee Kun Bu sekian lama, Pek Yun Hui berkata "Sudahlah, kau jangan marah, Kau harus terus belajar dan berlatih, sekarang berita tentang ke-sembilan partai silat akan mengadu kepandaian di markas besar partai Thian Liong tahun depan sudah tersiar luas, pertandingan silat pada waktu itu tak dapat dianggap remeh silat dari partai-partai silat Kun Lun, Ngo Bi, Siat San, Tiam Cong dan Hua San, setelah mereka datang ke pegunungan Koat Cong San ini untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, mungkin sudah mengetahui tenaga dari partai Thian Liong, dan mungkin pula sudah memperhitungkan masak-masak untuk menghadapi pikir, semua jago-jago silat dari kelima partai silat itu telah bergabung menggempur jago-jago dari partai Thian Liong, mereka masih tak mampu menggempurnya, Karena itulah kita harus membikin persiapan yang semestinya untuk menghadapi peristiwa lain tahun, sekarang jangka waktunya masih lima-enam bulan lagi, waktu sesingkat ini sangat berharga, Jika kau tidak bertekun belajar, kau akan menyesal seumur hidupmu!"Bee Kun Bu menundukkan kepalanya dan berkata "Aku tidak marah."Dengan wajah yang cemas,-Na Siao Tiap berkata "Cici, jika jangka waktunya sudah sedemikian singkat nya, bagaimanakah kita dapat mendesak Bee Siang Kong memahami ilmu Toa Pan Yok Hian Kong? Ya, cara-cara melancarkan jurus-jurus, mengelit mengegos, menangkis dan melabrak lawan, dapat dia melatih diri dengan memuaskan dengan dibantu oleh Cici, Tetapi untuk dapat memiliki ilmu Toa Pan Yok Hian Kong waktunya terlalu sempit!" Pek Yun Hui tersenyum dan berkata "Tentang ini kita tak dapat berbuat lain. Kita hanya dapat mengajar dan memberi petunjuk sedapat mungkin. Namun jika dia tekun belajar dan berlatih, hasilnya akan diluar dugaan, dia dapat mengimbangkan kekuatannya partai Thian Liong dan kesembilan partai-partai silat lainnya.""Tetapi kita masih ada cara lain yang lebih cepat," kata Na Siao Tiap, "Hanya Bee Siang Kong tak sudi inilah kami tadi telah bertengkar!"Pek Yun Hui berpikir setelah mendengar penjelasan itu, Kemudian sambil tersenyum ia berkata "Betul, cara itu adalah cara satu-satunya untuk mempereepat hasiU nya!"Bee Kun Bu membungkam. Agaknya ia terpaksa menerima saran tersebut yang membikin Na Siao Tiap berkorban lebih besar lagi. Menampak sikap itu, Na Siao Tiap menggoda dengan ejekannya "Pek Cici, agaknya Bee Siang Kong membenci aku!""Tiap Moi ini betul-betul pandai menggoda!" pikir Pek Yun Hui. Lalu ia berkata "Tiap Moi, cobalah beritahukan aku tentang cara yang dapat mempereepat itu."Dengan sikap kemalu-maluan Na Siao Tiap menjawab Tak usah aku menyebut lagi cara itu. Bukankah Cicipun telah mengetahuinya?"Tanpa disuruh Bee Kun Bu berjalan keluar dari kamar itu. Di luar suasana sangat tenang dan sunyi, Awan putih terlihat terapung-apung diantara puncak-puncak gunung Koat Cong San itu, Namun hatinya tak tenang, seolah-oleh air yang deras mengalir ke muara!"Bee Siang Kong!" tiba-tiba terdengar Pek Yun Hui memanggil "Mengapa kau tidak kembali untuk berlatih silat? Lupakah kau akan tugasmu?"Seperti orang yang baru sadar dari lamunannya, Bee Kun Bu berbalik dan berjalan masuk ke dalam kamar lagi, Setelah mereka berada lagi di dalam kamar, Na Siao Tiap menanya Pek Yun Hui "Pek Cici, aku tiba-tiba ingat akan adik Lie Ceng Loan, Cici pernah berjanji mencari dia, apakah sudah ada kabar tentang dia?"pertanyaan itu mengejutkan Bee Kun Bu, dan segera terbayang roman bentuknya Lie Sumoynya yang ia sangat cintai, ia teringat akan kasihnya yang tak terhingga, keluhurannya yang tiada taranya, Baginya Lie Sumoynya adalah pujaan nya. Gadis yang masih sangat muda itu belum pernah membenci atau menyakiti hatinya, iapun merasa berdosa jika mengingat sikap atau perbuatannya terhadap Sumoynya itu. Dengan tak terasa ia menghela napas dan berdiri termenung lagi."Bee Siang Kong," tegur Pek Yun Hui, "Kau tengah memikirkan Lie Sumoymu?"Dengan mata berlinang Bee Kun Bu berkata "Pek Cici, apa gunanya aku memikirkan padanya? Dunia yang luas dan lebar ini, di manakah aku dapat menjumpai dia lagi.,.?""Dengan tekad Bee Kun Bu pergi mengangkat namanya Kun LunKata-kata Bee Kun Bu itu menusuk hatinya Na Siao Tiap, siapapun harus memuji Lie Ceng Loan yang polos itu. Entah apa alasannya Na Siao Tiap merasa cemburu terhadapnya, Malah ia berkata dengan simpati "Pek Cici, Saudari Li itu betul-betul harus dikasihani Aku khawatir akan keselamatannya jika dia berkelana seorang diri di kalangan Kang-ouw yang penuh dengan tipu-tipu muslihat busuk. Pek Cici, akupun mohon Cici mencari dia "Bee Kun Bu mencengkeram dadanya sendiri menahan pedih dan sakit hatinya memikiri nasib Lie Sumoynya yang malang itu, Tiba-tiba ia berseru "Na Siocia, mulai saat ini, aku tak akan belajar ilmu silat dari kau lagi!" Kedua gadis yang mendengar kata-kata itu bukan main terkejutnya dan menanya dengan berbareng "Bee Siang Kong, kau kenapakah?"Teguran itu membikin Bee Kun Bu menjadi sadar akan pesan Pek Yun Hui, bahwa ia jangan menyinggung perasaannya Na Siao Tiap yang dapat melakukan perbuatan yang tidak diingini jika gadis itu menjadi kalap atau meredakan suasana, Pek Yun Hui yang lebih berpengalaman berkata kepada Na Siao Tiap "Bee Siang Kong akan belajar terus darimu, Hanya ketika kau sebut-sebut Lie Ceng Loan, dia tiba-tiba tergerak hatinya untuk mencari Lie Sumoynya yang dia sangat khawatirkan akan keselamatannya berkelana seorang diri. ""Akupun tak seharusnya menahan Bee Siang Kong terlampau lama di sini," memotong Na Siao Tiap. "Dia harus pergi mencari Lie Sumoynya "Bee Kun Bu terharu mendengar kata-kata dari ketulusan hati menghadapi Bee Kun Bu, Na Siao Tiap berkata lagi "Bee Siang Kong, aku tahu kau selalu memikiri Lie Sumoymu. ketika aku sebut-sebut Lie Sumoymu kau segera terperanjat Apakah kau takut aku dan Pek Cici tersinggung?""Sudahlah, Tiap Moi!" kata Pek Yun Hui. "Jangan menyiksa dia lagi! Dia sedang menderita, kita tidak seharusnya menambah siksaan kepadanya!" Lalu kedua gadis itu tertawa gelak-gelak, sehingga Bee Kun Bu menjadi lebih terperanjat Lalu tanpa ada yang menyuruh mereka berjalan keluar dari kamarSuasana di luar masih tetap sunyi dan tenang, Angin gunung meniup sepoi-sepoi, Mereka berhenti dan berdiri di bawah sebuah pohon cemara, Dalam suasana sunyi senyap itu, tiba-tiba mereka dibikin terkejut oleh suara derap kaki manusia, Yun Hui mengawasi keadaan disekitarnya dan melihat berkelebatnya sesosok tubuh tidak jauh dari tempat dimana mereka berdiri, yang lari masuk ke belakang semak belukar Pek Yun Hui mengejar untuk segera tertawa setelah dapat kenyataan, bahwa orang itu adalah Pang Siu Wie."Pang Siocia, mengapa kau lari kesini?" tanyanya,Pang Siu Wie memberi isyarat untuk bersikap tenang, Lalu dengan suara perlahan ia berkata "Tadi selagi aku berada di luar mulut gua, aku melihat di dekat semak belukar ini berkelebat bayangan orang, Lalu aku datang mengejar...""BetuIkah kau melihat orang datang ke daerah ini?" tanya Pek Yun Siu Wie mengangguk Lalu dengan hati-hati mereka mencari orang yang dicurigai itu, tetapi mereka tak berhasil mencarinya. sekonyong-konyong terdengar Na Siao Tiap memanggil "Pek Cici, apakah kau melihat orang menerobos masuk ke kamar Thian Kie Ciok Hu?"Tadi Pang Siocia melihat ada orang lari ke belakang semak belukar sekarang kau bilang kau melihat orang masuk ke kamar," jawab Pek Yun Hui, "Tetapi aku tidak melihat orang itu!""Aku lihat betul ada orang menerobos masuk ke kamar!" kata Na Siao Tiap,Dengan cemas Pek Yun Hui mengertek giginya, ia berpikir "Agaknya banyak jago-jago silat telah datang kembali untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu.,."Bee Kun Bu yang juga menyertai Na Siao Tiap mengejar tidak sabar lagi menanyai "Pek Cici, aku hanya membawa malapetaka kepada kalian, Karena aku berada disini, telah banyak orang datang mengganggu keten-teraman pegunungan Koat Cong San ini!" "Bee Siang-kong," kata Pek Yun Hui, "mengapa kau selalu menyalahkan diri sendiri? Bukankah kami berdua telah berjanji menolong kau membereskan semua urusan-mu? Bukankah janji tersebut dilaksanakan dengan jalan Tiap Moi mengajarkan kau ilmu-ilmu silat yang tereatat didalam kitab- kitab Kui Goan Pit Cek?"Bee Kun Bu menundukkan kepalanya karena merasa malu, kemudian ia berkata "Aku sangat berterima kasih kepada Tiap Moi yang rela mengajarkan aku. Dan aku menerima salah atas sikapku yang keliru."Nyata membuktikan bahwa kedua gadis itu disamping kasih sayangnya terhadap ia, mereka pun memikiri akan keselamatan Lie Sumoynya,Disaat itu tiba-tiba terdengar suara seruling yang ditiup demikian memilukan hati Bee Kun Bu terkejut"Apakah iblis wanita itu datang pula ke pegunungan Koat Cong San mengganggu aku lagi?" pikirnya,Lalu Pek Yun Hui menanya Pang Siu Wie "Pang Siocia, apakah orang yang kau lihat menerobos masuk itu mengenakan pakaian serba hitam?"Pang Siu Wie mengangguk "Betul! Dan dia sangat lincah dan sukar dikejarnya!" jawabnya,sementara itu suara seruling tersebut terdengarnya semakin dekat Segera dari lembah terlihat mendatanginya seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam sambil meniup serulingnya, Wanita itu adalah Giok Siu Sian wanita itu datang dekat sekali ketempat mereka, ia berhenti meniup serulingnya, dan tertawa ge!ak-gelak. Suara tertawanya itu menggetarkan hatinya Bee Kun Bu. "Bee siang- kong, apakah kau masih ingat kepada aku?" tanya Giok Siu Sian Cu. Bee Kun Bu terpaku dan menatap wanita itu, siapa berkata kepada Pek Yun Hui "Pek Siocia, urusan ini tak bersangkut paut dengan kau. Aku minta kau tidak turut campur."Ditegur secara demikian, Pek Yun Hui merasa tersinggung "Giok Siu Sian Cu, menurut kata-katamu seolah-olah kautidak mengetahui bahwa daerah pegunungan Koat Cong San ini tak dapat diganggu oleh sembarangan orang!" kata Pek Yun Hui agak mendongkolGiok Siu Sian Cu segera insyaf akan kesalahannya, tetapi dalam keadaan terdesak itu, ia berkata "Pek Siocia, maafkan aku. Tetapi kedatanganku ini adalah untuk menjumpai aku heran mengapa kau menahan dia di dalam kamarmu demikian lamanya?"pertanyaan yang kasar itu membikin Pek Yun Hui, juga Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu, merasa agak malu, Pang Siu Wie tak sabar Iagi. ia mendamprat "Hei! Halnya Bee Siang-kong berada disini adalah urusan Pek Siocia, kau tak perlu tahu seluk beluknya!"Giok Siu Sian Cu menjawab dengan ejekannya "Dari manakah datangnya wanita yang jelek ini ke pegunungan Koat Cong San? Aku menasehatkan jangan kau turut campur urusannya orang lain, Lebih baik kau mencari Si Tian Hauw yang telah merusak wajahmu!"Ejekan yang menusuk hati itu tak dapat diterima begitu saja oleh Pang Siu Wie, karena hatinya yang telah terluka bertambah dilukai lagi, Dengan memegangi pasir beracun ia mengancam "Siapakah yang kasih izin kepadamu berbuat sewenang-wenang di pegunungan Koat Cong San ini? Lekas kau enyah dari sini sebelum aku sambit kau dengan pasir beracun ini!"Giok Siu Sian Cu tidak gentar digertak Dengan tenang ia menjawab "Pang Siu Wie, janganlah kau menggertak aku dengan pasir yang tiada gunanya itu, Aku Giok Siu Sian Cu tidak takut!" Lalu ia berdiri jejak menghadapi lawannya seolah- olah menantang Siu Wie yang dianggap sepi menjadi makin panas hatinya, ia siap menyambit lawannya dengan pasir beracunnya, tetapi Pek Yun Hui segera mencegah seraya berkata "Kalian jangan turun tangan! Aku melarang kalian bertempur dihadapanku!"Dengan tersenyum Giok Siu Sian Cu berkata "Pek Siocia, itulah caranya menghadapi tamu, Lagi sekali aku ingin memberitahukan kepadamu bahwa kau tidak mempunyai alasan untuk menahan Bee Siangkong di pegunungan Koat Cong San!"Na Siao Tiap juga merasa tersinggung, ia menghampiri Giok Siu Sian Cu dan sambil menuding ia berkata "Bee Siangkong berada di pegunungan Koat Cong San ini adalah kehendaknya sendiri Kami tak ada maksud menahan dia disini. Jika kau anggap kami yang menahannya, perbuatan kami itu adalah demi kepentingan-nya. Lain tidak!"Giok Siu Sian Cu mengawasi Na Siao Tiap dari kepala sampai kekaki, lalu ia berkata "Siocia, aku tidak menduga seorang gadis yang tidak lebih berusia tujuh belas atau delapan belas tahun dapat mengucapkan kata kata demikian Kau menahan seorang pemuda yang tampan dengan mengatakan untuk kepentingannya, apakah orang dapat pereaya?"Kata-kata tajam bagaikan pisau itu menyayat hatinya Na Siao Tiap, Bee Kun Bu yang mendengar kata-kata itupun menjadi merah mukanya,Dengan beringas Na Siao Tiap membentak "Hei! HatUhati kau menggoyangkan lidahmu! jangan sembarangan menyinggung orang!"Giok Siu Sian Cu yang berpengalaman tak melayani gadis yang muda belia itu, ia berpaling kepada Bee Kun Bu dan menegur "Hengtee, apakah kau telah lupa peristiwa di kuil Toa Ciok Sie? siapakah yang telah mengambil resiko yang besar pergi mencuri buah Sie-can-ko untuk menolong jiwamu?"Seperti cacing kena abu, Bee Kun Bu menjadi gelisah dan tak dapat berkata,"Hengtee." Giok Siu Sian Cu meneruskan, "aku ada suatu permintaan Aku minta kau meninggalkan Koat Cong San ini bersama-sama aku. Apakah kau dapat mengabulkan permintaanku itu?"Dengan gugup Bee Kun Bu menjawab "Permintaanmu itu, aku... aku... tak dapat turuti."Belum lagi kata-kata itu selesai, tiba-tiba Giok Siu Sian Cu yang sudah tak sabar lagi menotok dadanya Bee Kun Bu dengan ujung seruling batu Kun Bu lekas-lekas berkelit, tetapi Pek Yun Hui sudah berhasil mendorong Bee Kun Bu ke belakang seraya berkata "Bee Siangkong, kau mundurlah! Biarlah aku yang membereskan urusan ini!" Tanpa berbalik lagi ia menjotoskan tinju kanannya ke arah Giok Siu Sian Cu sehingga wanita itu terdampar mundur oleh hembusan dapat berdiri jejak lagi, Giok Siu Sian Cu agaknya hendak menyerang lagi, Tapi Pek Yun Hui mengancam "Giok Siu Sian Cu, kau jangan mengganggu dia lagi!""Tapi, Pek Siocia, jika kau tidak mempunyai sangkut paut dengan dia, mengapa kau masih juga menahan dia di kamar Tian Kie Ciok Hu-mu? Apakah kau tidak malu ditertawai oleh orang-orang Kang Ouw jika berita ini tersiar?" kata Giok Siu Sian Cu menyindirPek Yun Hui yang telah mengenal Giok Siu Sian Cu sebagai satu iblis wanita di kalangan Kang-ouw, menjadi khawatir jika iblis itu membalas dendam terhadap Bee Kun Bu yang tidak membalas cintanya. Maka ia terpaksa menjelaskan mengapa Bee Kun Bu berdiam di pegunungan Koat Cong mendengar penjelasan itu, Giok Siu Sian Cu menghela napas dan berkata "Jika kalian betul-betul dan dengan sungguh-sunggun hati ingin mengajarkan kepadanya ilmu-ilmu silat untuk maksud menghadapi jago-jago silat di markas besar partai Thian Liong nanti pada pertengahan bulan delapan tahun depan itu, beradanya dia disini lebih lama lagipun tak akan menjadi keberatan bagiku, Aku datang kesini karena tidak puas akan sikapnya terhadap telah meninggalkan aku tanpa mengucapkan sepatah kata, Dari itu jika kelak ternyata bahwa keteranganmu ini dusta belaka, aku terpaksa..." tiba-tiba ia menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu dengan tidak mengakhiri kata-katanya, ia segera berlalu pergi,Bee Kun Bu tetap berdiri terpaku, sikapnya ini dilihat oleh Na Siao Tiap yang menegur "Bee Siangkong dia sudah berlalu! Apa lagi yang kau pikiri?"Seperti juga baru sadar dari mimpinya, dengan menundukkan kepala Bee Kun Bu berjalan kembali ke kamar Tian Kie Ciok berada di dalam kamar, Pek Yun Hui me-nanya Na Siao Tiap tentang cara mengajarkan Bee Kun Bu ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dengan jalan tereepat "Cici pernah melihat aku melayang-layang di angkasa seperti seekor kupu- kupu. Apakah Cici mengetahui dengan ilmu apa aku melakukannya?""Kau telah dapat mengendalikan semua urat-urat syrafmu, aku tak akan merasa heran kalau kaupun dapat berjalan di angkasa!" jawab Pek Yun tersenyum Na Siao Tiap berkata lagi "Jika ilmu Toa Pan Yok Hian Kong telah dapat dilancarkan dengan mahir, maka berjalan di angkasa dapat aku lakukan dengan mudah, Akan tetapi aku belum dapat menguasai ilmu tersebut sepenuhnya. Aku dapat melakukan itu hanya berkat Leng-tan dari Ban Lian Hwee Kwi yang ayahku berikan aku merasa sekarang, setelah aku makan Leng-tan itu, jika aku mengerahkan tenaga dalamku sedikit saja, segera aku merasa tubuhku menjadi ringan, dan aku dapat terbang ke atas, Oleh karena itu, aku yakin bahwa darahku berlainan daripada darahnya orang lain, Jika darahku ini disalurkan ke dalam tubuhnya orang lain, aku pereaya orang itu dapat memahami dan melancarkan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dalam jangka waktu yang singkat!"penjelasan itu membikin Pek Yun Hui terpesona, Lama juga ia menjadi bisu, "Aku belum mendengar penjelasan sedemikian rupa!" kata Pek Yun Hui. "Lagi pula penyaluran darah belum pernah kita lakukan, Ba-gaimanakah jika akibatnya berlainan daripada tafsiran-mu? Bukankah itu, hanya membawa bahaya bagimu?""Aku yakin tak akan gagal! Tapi jika tidak bermanfaat baginya, tentang itu aku belum berani pastikan," kata Na Siao Tiap,"Cara itu hanya suatu cara pereobaan, dan hasilnya belum kita ketahui Lebih baik kau mengajarkan nya secara yang lazim!" kata Pek Yun Hui,Demikianlah kedua gadis tersebut dengan bergiliran mengajarkan Bee Kun Bu macam-macam ilmu silat yang sakti dengan tekun berbu!an-bu!an tanpa mengenal letih dan jerih payah sehingga hasilnya melampaui perhitungan kedua guru silat yang muda belia itu,Pada suatu hari setelah Pek Yun Hui habis mengajar, ia berkata "Di dalam beberapa bulan saja, kau telah berhasil mempelajari dan melakukan segala jurus, sodok-an, jotosan, totokan maupun egosan dan kelitan dengan baik sekali Meskipun belum dapat dikatakan sempurna, akan tetapi aku yakin kau sudah dapat menjatuhkan banyak jago-jago silat, karena semua ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu adalah ilmu-ilmu silat yang sakti Ilmu-ilmu tersebut bahkan dapat mempergunakan tenaga lawan untuk membasmi lawan, Kau hanya perlu berlatih dua atau tiga bulan lagi, dan kau sudah siap menghadapi jago-jago silat yang manapun dari semua partai-partai silat pada dewasa ini! Tetapi sekarang sudah bulan ke tujuh, tinggal lagi dua puluh hari kau sudah harus pergi ke markas besarnya partai Thian pertemuan tersebut, kau harus lebih dulu berada di bagian utara dari propinsi Kwiciu, dan bangauku dapat membawa kau kesana, Tetapi sekarang aku mengambil keputusan lain. Aku minta kau pergi kesana dengan menunggang kuda seorang diri.""Bila aku harus berangkat?" tanya Bee Kun Yun Hui berpikir sejenak, lalu berkata "Lebih lekas lebih baik, Jika kau dapat berangkat sekarang, akupun setuju!"Lalu dengan wajah yang khidmat ia memandang Bee pandangan mata yang agung itu, Bee Kun Bumenundukkan kepalanya, lalu berkata "Baiklah, sekarangpun aku bersiap untuk berangkat!"ia membalikkan tubuhnya dan berlalu, Tapi tiba-tiba ia berhenti dan sambil menoleh ke belakang ia menanya "Cici, jika kita berpisah sekarang, apakah ada kesempatan bagi kita untuk dapat berjumpa puIa?"Pek Yun Hui menyahut "Ong Han Siong yang mahir tentang ilmu siasat dan ilmu falak, aku yakin dia mengatur siasatnya di markas besarnya partai Thian Liong, Sedia-nya akupun hendak mengajarkan kepadamu ilmu siasat dan ilmu falak itu. Tetapi karena waktunya sudah demikian mendesak, aku tak berani memusingkan kau dengan ilmu-ilmu yang agak ruwet dan sulit itu.,."Lalu sambil mengambil satu buku kecil dari kantong di dadanya, ia berkata "Siasat pertempuran dan langkah penyerbuan maupun cara menghalaukan jaring perangkap aku telah catat di dalam kitab kecil ini. Meskipun siasat inipun tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi aku telah perbaiki banyak Bahkan Tiap Moi pun tak dapat menandingi aku dalam siasat tersebut, Kau hanya harus mempelajarinya dengan kedua halaman terakhir dari kitab kecil ini, akupun telah menggambar sebuah rencana siasat pertempuran dan penjagaan. Siasat tersebut adalah yang diciptakan oleh Tian Kie Cin Jin bersama San Im Shin Ni untuk menjaga diri dari gangguan luar, Aku dapat menyombongkan diri bahwa ilmu siasat itu tak ada orang yang mengetahuinya kecuali kau dapat memahaminya, kau akan membuktikan betapa kegunaannya. Dan ingat pesanku, jika kau sudah dapat memahaminya, kau harus bakar musnah kitab ini."Bee Kun Bu mengambil kitab sakti itu dengan ber-kata "Budi Cici sebesar ini, aku Bee Kun Bu tak akan lupakan, Tapi apakah perpisahan kita kali ini juga menjadi yang terakhir???"Dengan senyuman yang sedih, Pek Yun Hui menjawab "Apakah kau betul-betul ingin menjumpai aku lagi?" ."Cici adalah serupa dewi, aku... aku.,." karena terharunya Bee Kun Bu tak dapat meneruskan kata-katanya."Aku bukannya dewi, akupun seorang manusia," kata Pek Yun Hui. "Namun aku hanya memiliki kepandaian dan otak yang agak lebih baik daripada kebanyakan orang, Lekaslah kau menyiapkan barangmu, jangan lupa minta diri kepada Tiap Moi, dan ingat kau harus bersikap ramah terhadapnya, Keberangkatanmu yang mendadak ini mungkin menghancurkan hatinya, Kau harus hati-hati...Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata "Terima kasih, Aku mengerti!" Lalu ia terus pergi menemui Na Siao Siao Tiap berada di kamar Tian Kie Cok Hu dan sedang duduk termenung. Begitu melihat Bee Kun Bu masuk, ia berkata "Kau kebetulan sekali datang kesini, Mari duduk disampingku. Aku sedang memikirkan suatu urusan yang sulit, aku tak tahu bagaimana memecahkan soalnya." ia bangun dan membetot tangannya Bee Kun Bu untuk diajak duduk bersama-sama di atas sebuah bangku,Bee Kun Bu terpaksa harus menuruti kehendaknya dan duduk diam mendengari pembicaraannya."Di dalam beberapa bulan ini, aku merasa berbahagia sekali," kata Na Siao Tiap, "karena aku selalu dapat melihat kau.""Akupun merasa senang," kata Bee Kun Bu menimpalinya, "Tetapi disamping itu akupun mengetahui ada orang yangmerasa sedih. Apakah kau tahu sebabnya?" tanya Na Siao Tiap."Siapakah gerangan?" tanya Bee Kun Bu."Lie Sumoy-mu," jawab Na Siao Tiap, "Aku sekarang mengerti mengapa dia bersedih hati, Dulu aku tidak mengerti mengapa orang bersedih hati,""Dia adalah seorang yang berbudi, berhati suci murni," kata Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala dan memikiri Lie Sumoynya,"Dan aku bermaksud mengajak kau mencari dia untuk diajak tinggal bersama-sama disini," kata Na Siao Tiap,Bee Kun Bu terharu mendengar usul itu, dan ia berkata dengan nada yang gemetar "Tapi,., janji untuk aku pergi ke markas besarnya partai Thian Liong aku harus segera penuhi Kau dan Pek Cici telah dengan susah payah mengajarkan aku ilmu-ilmu silat, jika aku tidak memenuhi janji itu, jerih payah kalian berdua akan menjadi sia-sia belaka! Akupun merasa bersalah membikin kecewa harapannya Pek Cici.""Dan bila kau akan berangkat?" tanya Na Siao Tiap. "Sekarang juga!" "Mengapa demikian tergesa-gesa7" tanya si gadis dengan terperanjatDengan nada yang menghibur, Bee Kun Bu menjelaskan "Meskipun aku sudah diusir keluar oleh Susiokku, tetapi aku belum membalas budi kasih guruku, Aku pergi ke markas besar partai Thian Liong kali ini adalah untuk membela partai Kun Lun. Dan aku hendak berangkat sekarang mencari guruku agar aku dapat berangkat bersama-sama, karena aku akan bertempur sebagai murid partai silat Kun Lun.""Apakah kau sudah memberitahukan maksud keberangkatanmu yang mendadak ini kepada Pek Cici?"Bee Kun Bu berlagak gelisah, ia berkata "Aku bermaksud mengajak kau menghadap Pek Cici dan memberitahukan hal ini."Na Siao Tiap tidak berkata-kata lagi, ia betot tangannya Bee Kun Bu dan pergi mencari Pek Yun di dalam beberapa bulan itu, sikap maupun kelakuan Na Siao Tiap terhadap Bee Kun Bu sudah diketahui oleh keempat bujang perempuannya maupun oleh Pang Siu Yun Hui tersenyum ketika melihat kedua orang itu datang kepadanya. ia berlagak tak tahu menahu akan persoalan nya."Cici," kata Na Siao Tiap, "Bee Siangkong tiba-tiba memberitahukan kepadaku bahwa dia harus segera berangkat Aku sendiri takdapat mengatakansesuatu, maka aku datang menanya pendapat Cici."Pek Yun Hui berlagak terperanjat dan ia menatap Kun Bu berkata "Meskipun aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun, tetapi aku belum membalas budi kasih Suhu dan Susiokku, Oleh karena itu aku bermaksud berangkat sekarang untuk mencari Suhu dan Susiokku dan minta perkenan mereka agar aku bertempur sebagai murid partai silat Kun Lun, dan mudah-mudahan aku berhasil menegakkan namanya partai Kun Lun!""Di kalangan Bu Lim, menghormati dan menghargai guru adalah sangat penting, Jika kau mempunyai pikiran yang mulia itu, akupun tak dapat mencegah keberangkatanmu." kata Pek Yun Hui,"Hatiku sudah berdebar-debar ingin menjumpai Suhu dan Susiokku." kata Bee Kun Bu, "dan aku sekarang hendak minta diri kepada Cici berdua!"Pek Yun Hui tersenyum seraya berkata "Sedianya aku menginginkan kau pergi dengan menunggangi bangauku, Tetapi aku tahu bahwa partai Kun Lun sangat benci Tiap MoU maka aku terpaksa mengurungkan maksud itu."Lalu sambil mengangkat kedua tangannya memberi hormat, Bee Kun Bu berkata dengan khidmat "Selama setengah tahun ini, aku telah menerima banyak sekali zbudi Cici berdua, Aku Bee Kun Bu bersumpah, gunung dan sungai dapat berubah, tetapi tekadku tak akan berubah Aku tak akan lupakan budi sebesar itu. Sampai berjumpa pula!"Lalu ia berbalik dan keluar dari kamar Tetapi seolah-olah ingat sesuatu, Pek Yun Hui memanggil "Bee Siang-kong, tunggul Masih ada satu barangyang kau lupa bawa!" Lalu ia lekas-lekas lari masuk ke kamar tidurnya untuk mengambil barang yang dimaksud ia kembali lagi dengan membawa satu kotak kecil seraya berkata "Barang ini aku kembalikan kepadamu."Bee Kun Bu menyambuti kotak kecil itu, dan dengan perasaan heran ia menanya "Barang apakah di dalam kota kecil ini?"Sambil tersenyum Pek Yun Hui menjelaskan "Di dalam kotak itu berisi kulit ular sakti yang diperoleh oleh Susiokmu, Giok Cin Cu. Aku telah potong dijadikan dua kutang untukmu, Pakailah dan kau dapat buktikan bahwa kutang itu akan banyak menolong kau.""Terima kasih," kata Bee Kun Bu, dan dengan berdiri tegak ia berbalik dan berjalan keluarLalu ia menghampiri Na Siao Tiap seraya berkata Tiap Moi, jaga diri baik-baik. Aku sekarang minta diri darimu!"Air matanya Na Siao Tiap mengucur keluar dengan tak tertahankan, dan sambil menangis terisak-isak ia berkata "Terima kasih, Dan kau juga harus menjaga diri baik-baik!"Bee Kun Bu menarik napas panjang, lalu bertindak keluar, diikuti oleh Na Siao langkah yang gagah Bee Kun Bu keluar dari gua diawasi dari belakang oleh Na Siao Tiap dengan hati hancur dan air mata bereucuranUntuk mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki Bee Kun Bu berkeras hati tidak menoleh ke belakang, ia terus bertindak maju dengan langkah yang gagah,Angin gunung yang sepoi-sepoi meniup pakaian sutera dari Na Siao Tiap seolah-olah menghibur si gadis jauh Bee Kun Bu terpisah dari ia, makin ia rasakan hatinya terbetot ia mengharap-harap pemuda itu menoleh ke belakang, tetapi harapannya itu hampa belaka,ia tak tahan kehancuran hatinya, ia menjatuhkan diri di atas sebuah batu gunung yang besar dan menangis tersedu- sedu seperti anak dara yang ditinggal mati oleh orang tuanya, Entah berapa lama ia menangis, dan ia dihibur oleh Pek Yun Hui yang telah datang menghampiri Tiap Moi, sudahlah jangan kau menangisi Langit sudah menggelap, kita harus pulang makan..."Hiburan itu hanya menambah kesedihan hatinya Na Siao Tiap, ia bangun dan merangkul dan memeluk saudari angkatnya itu seraya mengeluh "Ai, mengapa dia begitu kejam sampai tidak menoleh lagi, Apakah dia lupa akan kasih sayangku selama beberapa bulan aku disampingnya???"Seperti seorang ibu, sambil mengusap-usap rambutnya, Pek Yun Hui menghibur "Kau keliru menyang-kanya, Dia adalah orang yang mengenal budi, Dia tak menoleh ke belakang, karena diapun sedang menahan kehancuran hatinya, Bagaimanakah kau akan merasa jika kau melihat dia menangis, karena berat meninggalkan kau...? Tiap Moi, coba pandanglah aku, apakah aku juga tidak sayang padanya?""Sudah tentu sayang juga," jawab Na Siao Tiap seperti anak kecil."Untuk membantu dia menunaikan janjinya, kita sewaktu- waktu harus berkorban, bukan? Sudahlah, jangan menangisi kata Pek Yun Hui sambil memeluki saudari angkatnya dan berjalan kembali ke kamar Tian Kie Ciok ke markas besar partai silat Thian LiongPek Yun Hui berkata "Kita kaum wanita lebih mudah tersinggung daripada kaum pria, Hari ini aku memberitahukan kau dengan sejujurnya, bahwa akupun telah jatuh cinta kepadanya, Mungkin juga cintaku terhadap dia lebih dalam daripada cintamu, Akan tetapi setelah aku mempertimbangkan selama beberapa bulan ini, aku baru dapat mengerti betul akan soal asmara ini Jika kita betul-betul cinta dia, kita tak harus mempersulit atau mengganggu kepada nya. Kau baru saja keluar dari tempat yang pendapatmu jika kau sudah lama bergaul dengan seorang pemuda dan telah jatuh cinta, kau harus menjadi suami istri Jika semua gadis-gadis berpendapat seperti kau, maka di dunia ini wanita-wanitanya yang menderita tak akan terhitung jumlahnya, Bee Siangkong berada dalam kedudukan yang sulit sekali Lie Ceng Loan, misalnya, dia akan sukar hidup di dunia ini, jika cintanya tidak dibalas oleh Bee Siangkong. Souw Hui Hong boleh dikatakan sudah pernah hidup seperti suami isteri dengan Bee Siangkong, Jika kita juga melibatkan diri di antara mereka, bukankah soalnya akan menjadi bertambah sulit?"ia berhenti sejenak untuk melihat akibat nasehatnya, lalu ia meneruskan "Kau adalah seorang yang pintar dan yakin kau dapat mengerti akan jika kau tak menjadi muak, aku rela tinggal bersama sa ma kau seumur hidup..Na Siao Tiap menghela napas, lalu menjawab "Aku-pun mengetahui bahwa Cici sangat sayang aku. Aku hanya khawatir imanku tidak sekuat imanmu, Namun, aku akan mencoba mengatasinya,"Mendengar jawaban itu, Pek Yun Hui menjadi gi-rang. Tiap Moi, mari kita berpegang tangan meloncat turun dari batu yang besar ini," katanya dengan gembira, "aku ingin lihat apakah kau dapat membawa aku me-layang-layang di udara.""Aku sedang cemas," jawab Na Siao Tiap, "dalam keadaanku seperti ini, aku tak dapat mempergunakan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong, Jika aku membawa Cici, aku khawatir kita akan jatuh tergelincir bersama.""Aku tidak takut," kata Pek Yun Hui, "misalnya kita benar- benar jatuh dan binasa, bukankah kesulitan kitapun akan berakhir pula?"Demikianlah Na Siao Tiap lalu memegang erat-erat tangannya Pek Yun Hui dan meloncat turun. Memang keduanya adalah jago-jago silat yang dapat mempergunakan ilmu meringankan tubuh dan loncatan tersebut telah dilakukan dengan mudah sekali, seolah-olah kupu-kupu melayang- layang dengan perlahan turun ke bawah."Ai.." seru Na Siao Tiap dengan heran, "llmu meringankan tubuh Cici lihay betul Jika Cici mempelajari dan melatih dengan tekun, aku yakin bahwa ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dapat Cici kuasai dengan mahir Cici hanya memerlukan jangka waktu tiga tahun untuk dapat mempelajarinya sehingga mahir."Dengan khidmat Pek Yun Hui berkata lagi sambil menatap saudari angkatnya itu "Tiap Moi, kita sudah seperti saudari sekandung, Jika aku telah mengatakan sesuatu yang salah, aku harap kau tidak tersinggung atau menjadi salah faham.""Sudah tentu tidak," jawab Na Siao Tiap, "Jika Cici ingin memberitahukan sesuatu yang penting atau rahasia, aku tak akan tersinggung atau membenci Cici"Pek Yun Hui tersenyum, hatinya girang, ia berkata "Semenjak aku menjumpai kau, aku selalu berhasrat memperdalam ilmu silatku, karena aku merasa ilmu silatku belum dapat dikatakan baik, Kau telah memahami semua catatan-catatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, pada dewasa ini tiada seorang jago silat yang setaraf dengan kau dalam hal ilmu silat Jika kau sudi membantu aku memperdalam ilmu silatku, aku sangat berterima kasih.""Cici adalah seorang yang bijaksana, sangat pintar dan cerdas, Tentang permintaan Cici itu, aku rela membantu dengan sekuat tenaga."Dengan girang Pek Yun Hui berkata "Jika kau sudi membantu, keyakinanku menjadi lebih tebal lagi, Sore ini aku akan membentangkan semua catatan-catatanku selama beberapa tahun dan merundingkannya dengan kau. Dapatkah kita mulai sore ini?"Demikianlah mereka bereakap-cakap sambil berjalan menuju ke kamar Tian Kie Ciok Hu. Pang Siu Wie mengajak Tan Pao, Song Yu dan keempat bujang perempuannya Na Siao Tiap menyambut mereka di depan beberapa bulan belakangan ini Na Siao Tiap tenggelam di dalam gelombang asmara, selama itu ia tidak memperhatikan ke empat bujang perempuannya, Kali ini ia baru memperhatikan, bahwa mereka sudah jauh lebih besar dan bertambah cantik, "Tiap Moi," kata Pek Yun Hui sambil tersenyum, "Setelah urusan kita beres, kita akan ajak mereka bersama bangauku pergi ke suatu tempat yang terpencil dan sepi, tetapi indah pemandangan nya. Kita akan hidup tenteram sambil menikmati keindahan alam dan berlatih ilmu-ilmu silat."Kata-kata itu telah membangunkan semangatnya Na Siao Tiap, "Betul!" sahutnya, "kita kumpulkan anak-anak perempuan yang yatim piatu dan mengajarkan mereka ilmu silat Cici menjadi ratu dan aku menjadi perdana menteri, bersama-sama membentuk suatu negara wanita, Laki-laki yang tanpa ijin berani datang ke negara kita itu, kita bunuh mati!"Pereakapan mereka itu membingungkan semua orang yang mendengarnya, Lalu Song Yun berkata "Jika Kong-cu puteri ingin membentuk satu negara kaum hawa,Tan Pao-lah orang pertama yang akan dibunuh mati, karena ia adalah seorang laki-laki!"Na Siao Tiap tertawa gelak-gelak dan berkata "Di dunia ini ada dua orang laki-Iaki yang dapat dikecualikan yakni ayahku dan Tan Pao!"Tan Pao yang sangat menghormati majikannya, Pek Yun Hui, juga menghormati Na Siao Tiap, saudari angkat majikannya, ia membungkukkan tubuh menghaturkan hormat seraya berkata "Terima kasih atas perhatian kedua Siocia!"Dengan wajah yang sungguh-sungguh Na Siao Tiap berkata lagi "Jika Cici betul-betul hendak membentuk suatu negara wanita, aku setuju sekali...""Soal itu dapat kita rundingkan dilain hari," jawab Pek Yun Hui, "waktunya masih banyak, kita tidak pergi tergesa-gesa." ia betot tangannya Na Siao Tiap dan masuk ke dalam kamar Tian Kie Ciok kita menengok kepada Bee Kun Bu yang meninggalkan kamar Tian Ciok Hu. Setelah melalui jalan sejauh empat-Iima belas lie baru ia berhenti ia menoleh dan tampak puncak-puncak dari pegunungan Koat Cong San yang terselubungi awan-awan telah terpisah jauh di belakangnya, ia merasa seperti bermimpi Sudah setengah tahun ia hidup bereampur gaul dengan kedua gadis itu dan hampir setiap hari ia berada disampingnya Na Siao Tiap, ia merasa bahwa, betapa kuat imannya, namun ia telah tertarik oleh gadis yang cantik itu, ia duduk disisi jalan mengenangkan peristiwa yang lampau, Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teguran "Tidak terduga kau berada di sini!"Bee Kun Bu segera bangkit, siap sedia menghadapi orang yang menegur itu. ia terperanjat ketika melihat, bahwa orang itu adalah Giok Siu Sian Cu. ia berbalik menegur "Mengapa kau datang kesini?""Kemanapun kau pergi, aku pasti dapat mencari kau!" kata Giok Siu Sian kasih untuk perhatianmu Di kuil Ban Hut Teng di pegunungan Ngo Bie San kau pernah menolong aku. Dua kali kau datang menengoki aku di pegunungan Koat Cong berterima kasih, Tetapi aku mohon kau jangan mengganggu aku lagi, Untuk membalas budi-mu, aku rela mengajarkan kau tiga jurus ilmu silat yang luar biasa," kata Bee Kun Siu Sian Cu tersenyum, lalu ia berkata puIa "Aku selalu rela menolong kau dengan tak mengharap balasanmu, Kini aku hanya ada satu permintaan Apakah kau dapat mengabu!kannya?"Bee Kun Bu berpikir sejenak, lalu berkata "Sebutkanlah dengan jelas permintaanmu itu, jika kurasa pantas dan yang mungkin dilakukan, aku tak akan menolaknya!" Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata "Permintaanku tidak sukar Aku telah merasa, bahwa aku tak dapat selamanya hidup disampingmu, Kau telah mempunyai beberapa gadis yang cantik-cantik dan kau tentu tak akan memperhatikan aku yang sudah tua dan terkenal jahat..." "Sudahlah! Kau jangan sebut-sebut urusan yang tak ada artinya itu," kata Bee Kun Bu, "sebutlah apa permintaanmu. Aku tak mempunyai banyak waktu lagi, karena aku harus lekas-lekas pergi ke sebelah utara propinsi Kwiciu!""Hengtee!" kata Giok Siu Sian Cu. "Kau jangan salah paham, Aku hanya minta kau memperkenankan aku untuk dapat membantu kau sekali lagi!""Terima kasih," jawab Bee Kun Bu, "tetapi aku tak perlu bantuanmu lagi," La!u ia berbalik dan ingin berlalu."Berhenti dahulu," bentak Giok Siu Sian Cu. "Apa-kah kau hanya seorang diri pergi ke markas besar partai Thian Liong untuk turut serta dalam perlombaan ilmu silat?"Bee Kun Bu berhenti dan menjawabnya "Betul! Perlu apa kau menanya demikian?"Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata pula "Letaknya markas besar partai Thian Liong jauh sekali, jika kau pergi tidak dengan aku, mungkin kau tak dapat mencari tempat itu selama dua bulan!""Betul juga," pikir Bee Kun Bu. "Aku tidak tahu jalan, Lagi pula aku tak mengenal betul keadaan di kalangan Kang-ouw. Aku harus sudah tiba di markas besarnya partai Thian Liong di dalam jangka waktu setengah bulan, Jika kedatanganku terlambat aku akan membikin kecewa Suhu dan Susiokku, juga Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap."Sambil tersenyum, seolah-olah mengetahui isi hati Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu berkata lagi "Semua orang mengetahui, bahwa markas besar partai silat Thian Liong berada di sebelah utara dari propinsi Kwiciu, Tetapi dimana letaknya, hanya beberapa orang saja yang menge-tahuinya, Apakah kiramu mudah dicarinya?""Apakah kau tahu dimana letaknya?" tanya Bee Kun Bu. "Tentu aku tahu," jawab Giok Siu Sian Cu. "Di kalangan Kang-ouw jago silat yang manakah yang tidak jeri terhadap aku? Tetapi di matamu, aku seolah-olah tak ada harganya. Soal ini akupun menginsyafinya bahwa aku sendirilah yang membikin diriku rendah..."Dengan tak menghiraukan pengakuan wanita itu, Bee Kun Bu berkata "Jika demikian halnya, maka markas besar partai Thian Liong tentu sangat tersembunyi"Pada tahun yang lalu, pemimpin partai Thian Liong ingin aku turut serta dan menggabungkan diri ke dalam partai Thian Liong, Aku telah dicari dan dibujuk Aku meno!ak, tetapi dengan diam-diam aku telah menyelidiki letaknya markas mereka yang diatur demikian rupa sehingga merupakan suatu jebakan atau perangkap, Ya, tak mudah kau dapat mencarinya."Dengan terpaksa Bee Kun Bu berkata "Jika kau tak ada urusan yang penting, aku minta kau sudi mengantarkan Siu Sian Cu tersenyum girang, "Jika kau menghendakinya, aku suka mengikuti atau menyertai kau kemana saja kau pergi. Mungkin kini jago-jago silat dari kesembilan partai silat sudah pada berangkat menuju ke markas besar partai Thian Liong, Kita harus berangkat sekarang!""Baiklah!" jawab Bee Kun Bu, lalu dengan langkah yang gagah ia berjalan maju. Latihannya selama berada di kamar Tian Kie Ciok Hu kini ia telah menjadi seorang jago silat yang lihay sekali, Dengan ilmu meringankan tubuh mereka telah keluar dari pegunungan Koat Cong San pada waktu senja,Cuaca di daerah sebelah selatan sungai sangat panasnya pada bulan ke tujuh, Mereka basah kuyup dengan keringat menempuh perjalanan yang jauh itu,Pada suatu hari ketika mereka masuk di daerah sebelah utara propinsi Kwiciu, sambil menunjuk ke puncak gunung dihadapannya, Giok Siu Sian Cu berkata "Jika kita jalan kira lima-enam puluh lie lagi, kita akan tiba di daerah terlarang partai silat Thian Liong, Pada waktu biasa, orang-orangnya partai silat itu selalu meng-intai-intai orang yang masuk ke daerah pereaya kali ini karena Souw Peng Hai telah mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai silat lainnya, mungkin mereka tidak memasang perangkap atau membokong lawan-lawan mereka.,."Belum lagi kata-katanya itu habis diucapkan, tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang datang mengejar dan dalam sekejap saja empat orang penunggang kuda telah tiba di belakang mereka!penunggang kuda yang-tertua, seorang pria bertubuh tinggi besar dan berusia setengah abad, setelah menahan les kudanya, berkata sambit tersenyum "Apakah kalian ini juga hendak turut serta di dalam pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh partai Thian Liong?""Betul!" jawab Giok Siu Sian Cu."Kalian dari partai silat manakah?" tanya penunggang kudaitu,"Aku sendiri dari partai silat Kun Lun dan Siocia ini adalahGiok Siu Sian Cu," jawab Bee Kun Bu, "dan saudara-saudara semuanya apakah dari partai silat Thian Liong?""Ya, kami dapat perintah untuk minta kalian berdua menunggangi kuda.""Naik kuda tidak sukar," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi kalian hendak membawa kami kemana?"Sambil tertawa orang itu berkata "Siocia tak usah khawatir Untuk menyambut para jago silat, partai kami telah mendirikan pos-pos di pelbagai tempat di pegunungan ini. Kami ditugaskan menyambut tamu dengan seksama dan minta kalian segera menunggang kuda." Melihat sikap yang sungguh-sungguh dari orang-orang itu, Giok Siu Sian Cu berpendapat tidak guna menanya lagi, ia mengawasi Bee Kun Bu sambil Kun Bu masih juga mencurigai keempat orang itu, yang dua diantaranya telah turun dari kudanya, Dengan sikap yang hormat ia berkata "Kami tak dapat menolak sambutan yang baik ini." Dan dengan ringannya ia telah meloncat naik ke atas satu kuda,Orang yang menjadi pemimpin lalu minta Giok Siu Sian Cu naik kuda juga seraya berkata "Harap Siociapun menunggang kuda dan aku akan berjalan di depan memimpin ja!an!" Lalu ia kaburkan kudanya, diikuti di belakang oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu. Tetapi ketika Bee Kun Bu menoleh ke belakang, seorang yang menunggang kuda dan dua kawannya yang telah menyerahkan kuda-kudanya tidak ikut serta dengan mereka,"Apakah maksudnya mereka ini?" berbisik Giok Siu Sian Kun Bu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Entahlah, Mustahil mereka akan membokong kita?"Tentang dilakukannya pembokongan atau tidak, kita belum dapat memastikan," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi beruntung sekali aku menyertai kau datang ke-sini!""Ha! Apakah mereka akan mengajak kita ke tempat yang terlarang, dan kemudian menyerang kita?" tanya Bee Kun belum dapat dikatakan sekarang," jawab Giok Siu Sian Cu, "tetapi aku tidak khawatir segala serangan, Kita hanya harus waspada!""Baiklah," kata Bee Kun Bu, lalu ia tarikan kudanya mengejar orang yang memimpin jalan itu,Setelah melalui beberapa belas lie, mereka tiba di kaki satu puncak gunung. Orang itu berhenti dan berkata "Setelah kita melalui lembah gunung yang agak sempit ini, kita akan tiba di salah satu pos dan disitu akan ada dua orang lagi yang akan menyambut kalian,"Bee Kun Bu mengawasi keadaan di sekitarnya dan juga tingginya puncak dihadapannya, jalan yang mereka harus lalui hanya tiga kaki lebarnya, dan pembokongan di jalan yang sempit itu dapat dilakukan dengan sempurna, Maka ketika mereka mulai masuk ke dalam lembah yang sempit itu, Giok Siu Sian Cu berbisik "Hengtee, jangan lengah!"Giok Siu Sian Cu sudah siap menerkam orang di depannya itu jika terjadi mereka menunggang kuda melalui jalan lembah yang sempit itu, dan setelah menempuh dua-tiga lie, jalannya makin curam dan makin berbahaya. Lalu setelah menempuh satu-dua lie lagi, jalannya mulai agak lebar "jalan selebar dua-tiga tombak ini, aku tidak khawatir diserang!" pikir Bee Kun Bu."Sebentar lagi kita harus menyeberangi sungai yang deras," kata orang yang memimpin itu, "Biarlah aku berjalan di depan!" Lalu ia melarikan kudanya,Giok Siu Sian Cu juga melarikan kudanya, diikuti oleh Bee Kun Bu, Tetapi mereka merasa bahwa kuda-kuda yang mereka tunggangi seolah-olah tak dapat lari lagi,Tidak kusangka, bahwa partai Thian Liong yang besar dan terkenal itu mempersulit perjalanan kita ke markas besarnya," kata Bee Kun ia mempergunakan ilmu silat yang ia dapat belajar dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui. ia berdiri di punggung kuda dan meloncat menerkam orang yang memimpin jalan di depannya, Terlihat bagaikan terbang ia melayang ke depan, dan segera terdengar jeritannya orang itu karena dicekal batang lehernya,"Hm! Apakah kau kira kau dapat menjalankan tipu muslihatmu yang keji?" bentak Bee Kun Bu. Orang tersebut meronta-ronta, sementara itu kudanya seolah-olah tenggelam ke dalam tanah yang empuk itu, sebetulnya tanah itu adalah rawa yang hanya ditutupi oleh tanah dan rumput, dan orang itu sengaja memimpin mereka ke tempat itu yang merupakan suatu perangkap. "Pukul mati padanya! Lekas-lekas loncat keluar!" seru Giok Siu Sian Kun Bu mengerahkan tenaga dalamnya dan memukul punggungnya orang itu. Satu jeritan yang ngeri terdengar, tetapi orang itu masih dapat merangkul tubuh Bee Kun Bu dengan maksud menyeretnya untuk ber-sama-sama mati di dalam rawa! Tetapi Bee Kun Bu lekas-lekas mendorong tubuhnya orang itu sepenuh tenaga dan dengan kedua kakinya ia mengenjot keluar dari perangkap maut itu. Segera orang itu tenggelam didalam rawa dan tak kelihatan lagi!Tetapi Bee Kun Bu tidak jatuh di atas tanah yang keras. i telah jatuh lagi di atas rawa yang ditutupu dengan tanah dan rumput! ia berdaya mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk keluar dari rawa yang merupakan perangkap itu,Giok Siu Sian Cu turun dari kudanya dan datang menolong. "Lekas kerahkan tenaga dalammu! Aku membantu kau keluar dari rumput ini!" seru Giok Siu Sian Cu. Bee Kun Bu sudah tenggelam di dalam lumpur sebatas pinggangnya, Makin ia berdaya untuk dapat keluar, makin tenggelam tubuhnya, Sambil berlutut Giok Siu Sian Cu menariknya keluar sambil memegangi kedua pundaknya, Tiba-tiba ia berseru "Ah, celaka!" dan iapun turut tenggelam, karena tanah dimana ia berlutut adalah pinggiran rawa,"Hengtee! jangan bergerak lagi sebelumnya kita mencari daya," kata Giok Siu Sian itu bersama kuda yang ditungganginya telah tak kelihatan lagi di dalam lumpur ketika Bee Kun Bu melihat ke arah rawa perangkap di depannya, ia terkejut "Jika aku tidak lekas-lekas keluar dari rawa ini, aku pasti akan mati konyol terbenam di dalam lumpur Mungkin Giok Siu Sian Cu akan ikut mati konyol juga," pikirnya, "Jika sekarang kita diserang oleh musuh, kitapun tak berdaya lagi!"ia mengawasi Giok Siu Sian Cu yang masih bersikap tenang, ia merasa kagum atas ketenangannya itu."Apakah kita harus menanti mati dengan tidak berbuat apa-apa?" tanya Bee Kun Bu dengan cemas."Ha! Bukankah kau tak takut mati? Mengapa sekarang menjadi takut mati?" tanya Giok Siu Sian Cu bersenda gurau."Aku tidak takut mati! Tetapi dengan begini bukankah kita akan mati konyol?""Aku bukannya tidak memikirkan daya," kata Giok Siu Sian Cu, "aku khawatir jika kita salah bertindak lagi, kita akan bertambah tenggelam, sekarang kita harus berdaya mencegah jangan sampai kita makin tenggelam,Bee Kun Bu tidak menyahutinya, ia memperhatikan rumput yang tumbuh disekitarnya, "Jika aku dapat memegang erat- erat rumput yang berakar dalam, mungkin aku dapat menarik keluar tubuhku dari lumpur ini," pikirnya,Rupanya Giok Siu Sian Cu dapat menduga maksudnya. ia berkata "Jika kau dapat menjambret rumput yang berakar dalam, mungkin kau dapat keluar dari lumpur ini, Aku akan membantu mendorong kau! Jika aku mendorong, kau harus mengerahkan tenaga dalam dan mempergunakan ilmu meringankan tubuhmu, Hayo, kita mulai Satu... dua... tiga!"Dengan mengerahkan tenaga dalamnya Giok Siu Sian Cu menjotos ke arah punggungnya Bee Kun Bu yang juga mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk loncat keluar dari lumpur rawa itu dan menjambret rumput yang berakar di tepi rawa, ia berhasil menjambret rumput, dan dengan secepat kila ia membetot tubuhnya keluar dari lumpur rawa yang berbahaya itu! Tetapi Giok Siu Sian Cu menjadi makin tenggelam setelah membantu mendorong Bee Kun Bu dengan mempergunakan hembusan angin kedua tinjunya!Bee Kun Bu terkejut melihat keadaan Giok Siu Sian Cu yang sudah tenggelam sampai sebatas lehernya. Na-mun wanita itu tersenyum puas, seolah-olah ia merasa bahagia dapat menolong kekasihnya!"Cici!" teriak Bee Kun Bu. "Kau sabarlah! Aku akan menolong kau keluar!""Jangan cemas," jawab Giok Siu Sian Cu dengan tenang, "seumur hidupku, baru kali ini aku merasa senang dan puas, karena aku dapat berkorban untukmu!""Tidak!" teriak Bee Kun Bu. "Aku harus menolong kau. Aku rela mati daripada menyaksikan kau mati konyol di dalam lumpur rawa itu." Lalu ia siap sedia terjun kedalam rawa untuk menolong wanita itu, atau mati bersama-sama!Pedang yang dilancarkan dengan ilmu silat yang sakti menolong jiwaMelihat kenekatannya Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu membentak "Tahan! itulah bukan caranya kau menolong aku! Dengarlah petunjuk-petunjukku bagaimana harus menolongnya!"Segera Bee Kun Bu insyaf akan kekeliruannya. Jika ia bertindak dengan sembrono, ia hanya akan mati konyol bersama-sama."Coba lihat batu-batu gunung di lereng gunung itu," kata Giok Siu Sian Cu. "Bukankah di dekat batu-batu gunung itu tumbuh banyak pohon-pohon yang rambat? Kau ambil dan sambung batang-batang pohon-pohon itu, yang kuat seperti rotan, ikatkan salah satu ujungnya ke suatu batu yang besar, dan ujung lainnya kau melemparkan kepadaku."Bee Kun Bu tampak bahwa betul dilereng gunung banyak tumbuh pohon-pohon rambat yang batangnya kuat seperti rotan, Tanpa menanti lagi, ia lari dan potong batang-batang pohon tersebut untuk disambung dan diikat satu ujungnya ke suatu batu gunung yang besar, dan ujung lainnya ia lemparkan kepada Giok Siu Sian Cu yang segera menjambret dan memegang erat-erat dengan tangannya, Lalu dengan membetot rotan-rotan yang telah tersambung itu, Giok Siu Sian Cu menarik tubuhnya keluar dari lumpur terdengar suara gemuruh! Giok Siu Sian Cu menjerit "Hengtee, awas!"Bee Kun Bu menoleh ke belakang, dan melihat batu gunung yang diikatkan rotan itu sedang menggelinding ke arahnya! Dengan pedangnya ia menabas putus ikatan-nya, lalu dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ia menusuk ke arah batu besar yang tengah menggelinding ke arah itu!Giok Siu Sian Cu yang sudah berada di tepi rawa memperhatikan dengan cemas, tereampur kagum akan tenaga dalamnya Bee Kun Bu yang berhasil menahan menggelindingnya batu sebesar itu. Bee Kun Bu merasa heran akan kelihayannya, "Baru setengah tahun aku mempelajari dan melatih ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan mudahnya aku sudah dapat melakukan sesuatu yang menolong jiwaku dan Giok Siu Sian Cu!" Lalu ia berjalan menghampiri Giok Siu Sian Cu yang sudah berlepotan lumpur"Hari ini kau tidak ingin aku mati," kata Giok Siu Sian Cu sambil tersenyum "kelak jika aku menggangu kau lagi, aku tak dapat dipersalahkan."Baru saja Bee Kun Bu hendak menentangnya, ketika Giok Siu Sian Cu menoleh ke atas jurang, iapun ikut menoleh dan mengawasi ke arah tersebut Mereka melihat dua orang laki- laki yang bertubuh tinggi besar sedang berdiri di atas puncak,"Untung kita sudah keluar dari rawa maut tadi," kata Giok Siu Sian Cu, suaranya rendah, "jika terlambat sedikit saja, maka tamat lah riwayat kita berdua!" Lalu tanpa memberi isyarat, ia berlari-lari mendaki lereng gunung yang curam itu menuju ke atas puncak,Bee Kun Bu segera mengikuti dan iapun dapat mendaki lereng gunung yang curam itu dengan mudah-nya. Sebentar saja mereka sudah berhadap-hadapan dengan kedua orang yang berdiri di atas puncak itu, Mereka menjadi heran menampak kedua orang itu berdiri diam seperti patung, Setelah diperhatikan ternyata bahwa orang tersebut telah ditotok jalan darahnya dan telah menjadi tak berdaya dan berdiri diam seperti patung!Di belakang kedua orang itu telah tertumpuk banyak balok- balok yang besar, balok-balok tersebut adalah untuk digelindingkan ke Siu Sian Cu dan Bee Kun Bu pasti akan binasa atau celaka jika kedua orang itu melakukan perbuatan yang keji itu, Untung bagi mereka, kedua orang itu entah oleh siapa telah ditotok jalan darahnya dan tak dapat berbuat jahatTiba-tiba Giok Siu Sian Cu berseru sambil menunjuk dengan seruling batu Gioknya ke suatu jurusan "Siapakah gerangan mereka itu?"Bee Kun Bu menoleh, dan tampak dua orang yang berjubah dan bersenjatakan pedang sedang menjaga satu jalan sambil bertempur melawan serombongan orang, Kedua orang tersebut lihay sekali ilmu silatnya, karena mereka dapat melawan musuh yang jauh lebih besar jumlahnya,Tidak peduli siapa mereka, kita harus membantunya!" seru Bee Kun Bu, dan iapun segera berlari dengan maksud memberi bantuannya, diikuti oleh Giok Siu Sian yang di sebelah kiri, melihat Bee Kun Bu datang membantu, berseru dengan tegurannya setelah ia menyabet lawan-lawannya mundur "Mengapa Pek cicimu tidak turut?"Bee Kun Bu terkejut, lalu iapun berseru "Liong Cici! Kau ada disini?!" Lalu terdengar orang yang di sebelah kanan berseru "Liong Cici, betullah katamu, bahwa Bu Koko tentu akan dapat dijumpai disini!" Suara yang lemah lembut dan manis itu tak asing lagi bagi Bee Kun Bu, yang segera menghajar lawan- lawannya kedua Suci dan Sumoy itu dan berhasil membunuh dua orang dan mengusir lain-Iainnya. Lalu ia loncat di samping Lie Ceng Loan,"Kalian berdua dapat bicara dengan tenang, Biarlah aku yang menghajar bangsat-bangsat ini!" seru Giok Siu Sian Cu, yang juga berhasil melukai dua orang dan mengusir Iain- wajah yang berseri-seri Lie Ceng Loan berkata "Bu Koko, akhirnya aku berhasil menjumpai kau lagi! aku menyesal berpisah dari Koko, sehingga aku selalu memikirkannya, Aku tak akan berpisah lagi dari Koko meskipun dimaki atau dipukul."Bee Kun Bu berdiri dengan bengong. ia sedih melihat Lie Ceng Loan yang sudah menjadi kurus kering karena menderita rindu, ia menyesal telah melukakan hatinya gadis yang menyintai ia dengan segenap jiwa raganya,Air mata mengucur keluar dari sepasang matanya Lie Ceng Loan,Dengan terharu Bee Kun Bu berkata "Loan moi, aku telah bersalah, berdosa! Dan dosaku ini aku belum pernah memberitahukan kepadamu,.,""Koko tak usah memberitahukan kepadaku," jawab Lie Ceng Loan, "aku pasti memaafkannya.,."Tiba-tiba terdengar bentaknya Giok Siu Sian Cu dari tempat jauh "Apakah kiramu kau dapat lari!?"semuanya menoleh ke jurusan suara itu dan menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang sibuk membunuh dan menghajar lawan-lawannya, Lalu Lie Ceng Loan berkata "Bu Koko, kita harus mengubur mayat-mayat orang itu."Bee Kun Bu mengangguk, dan dengan dibantu oleh Lie Ceng Loan dan Liong Giok Pin, ia mengubur tiga mayat Tiba- tiba Liong Giok Pin berkata sambil menuding Bee Kun Bu dengan ujung pedangnya "Untuk menanti kedatanganmu kami telah berada di daerah ini satu bulan lamanya, Akhirnya Lie Sumoymu menjumpai kau lagi disini, Tetapi aku tidak menduga bahwa kau sudah tergila-gila terhadap Giok Siu Sian Cu.""Liong Cici, kau salah paham! Aku..." bantah Bee Kun Bu, tapi ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut, karena Liong Giok Pin telah berkata lagi "Aku tidak mempersalahkan kau. Tetapi buktinya aku telah mengalaminya sendiri, aku telah menjadi korban laki-laki, Aku benci tiap-tiap laki-Iaki yang tidak setia terhadap kekasihnya, sekarang aku serahkan kembali Lie Sumoy kepada mu, aku harap kau dapat menjaga dan memperlakukan dia dengan baik, atau..." ia berbalik dan berlalu tetapi ia berhenti dan menanyai "Apakah Co Hiong itu betul-betuI sudah tewas?""Dia telah jatuh dari atas jurang. Mungkin dia telah binasa di dasar jurang, hanya..."Lie Ceng Loan menghampiri Liong Giok Pin seraya menghibur "Liong Cici, jangan kau membenci Bu Koko. Dia selalu baik terhadap aku."Liong Giok Pin ingin menyahutinya ketika mereka mendengar suara jeritan, mereka terkejut"Mongkin juga Giok Siu Sian Cu menjumpai lawan yang lihay," kata Bee Kun Bu. "Aku harus membantu." Lalu secepat kilat ia berlari menuju ke tempat dari mana jeritan tadi terdengar Lie Ceng Loan segera mengikuti, disusul oleh Liong Giok Pin. Setelah melalui pengkolan lereng gunung, mereka menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh sepuluh orang lebih. Giok Siu Sian Cu tidak menjadi gentar melawan musuh-musuhnya yang banyak itu, akan tetapi ia sangat terdesak meskipun ia telah mengeluarkan semua kepandaiannya,Lalu sambil menjerit Bee Kun Bu maju menyerang dengan pedang terhunus, Terlihat pedangnya berkelebat, disusul jeritannya seorang lawan yang tertabas oleh pe-dangnya, Terbunuhnya lawan itu segera terlihat akibat-nya, Lawan- Iawan yang lain merasa heran menyaksikan Bee Kun Bu dapat membunuh dengan tanpa kesukaran. Giok Siu Sian Cu juga merasa heran mengapa Bee Kun Bu yang baru datang membantu telah berhasil membunuh mati seorang lawan demikian cepatnya, Bahkan Liong Giok Pin dan Lie Ceng Loan menjadi terpesona, karena jurus ilmu silat pedang yang dilancarkan oleh Bee Kun Bu bukan lagi jurus silat pedang Kun Lun!Tentu Pek Yun Hui yang telah mengajarkan pada-nya," pikir Liong Giok Pin yang mengawasi Lie Ceng Loan dan merasa cemas akan nasib Sumoynya itu! Tetapi Lie Ceng Loan yang berbudi itu sedikitpun tidak berpikir demikian ia hanya mengagumi ilmu silat Bu Kokonya yang luar biasa itu, Dan pada saat itu juga terlihat Bee Kun Bu meloncat masuk kedalam gelanggang pertempuran membantu Giok Siu Sian Cu melawan beberapa detik saja dua dari musuh-musuhnya itu terlukai pula. Kesempatan itu digunakan oleh Giok Siu Sian Cu untuk melancarkan jurus Mo In Cap Pwee Cao. ia menotok musuh-musuhnya dengan ujung serulingnya dan dalam jangka waktu seperempat jam kemudian, delapan musuh- musuhnya dapat dilukai dan terbunuh mati, Hanya dua orang dapat melarikan diri!Giok Siu Sian Cu mengejar, tetapi setelah kedua orang itu menjerit dan terlihat asap putih mengepul jauh didepannya, ia berhenti karena ia yang banyak pengalaman yakin, bahwa asap itu adalah isyarat-isyarat minta bantuan, ia kembali dan berkata "Hengtee, isyaraUsya-rat itu akan terbukti dengan datangnya banyak musuh-musuh kita lagi Kita menanti kedatangan mereka!"Bee Kun Bu yang merasakan akan kelihayan ilmu silatnya dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, berkata dengan gembira "Betul, kita basmi mereka semua!"Liong Giok Pin yang ingin menanya lagi tentang nasibnya Co Hiong menjadi terkejut ketika mendengar dan melihat beberapa belas orang dengan senjata terhunus datang menerjang, Tanpa menunggu lagi Bee Kun Bu maju, menyambuti dengan pedangnya, Giok Siu Sian Cu tak ingin ketinggalan iapun loncat maju dan berusaha menotok musuh- musuhnya dengan ujung serulingnya, segera juga tiga-empat musuh-musuhnya telah terluka oleh pedangnya Bee Kun Bu atau serulingnya Giok Siu Sian Cu."Kita harus menerobos dari kepungan mereka ini," seru Bee Kun Bu kepada Giok Siu Sian Cu."Loan Moi, kau ikut Bee Siang-kong bersama Liong Sucimu, Biarlah aku yang menahan bangsat-bangsat ini!" seru Giok Siu Sian silat maupun tenaganya Bee Kun Bu bukanlah Bee Kun Bu pada setengah tahun yang Ialu. ia memutar-mutar pedangnya bagaikan dtiran cepatnya, kelincahan maupun keganasannya melebihi seekor serigala atau harimau, Beberapa belas orang-orangnya partai Thian Liong itu tak dapat melawannya, justru pada saat itu terlihat seorang meloncat datang entah dari mana dan orang itu adalah Kiok Goan Hoat! ia mengangkat satu tangan ke atas, dan orang- orangnya berhenti menyerang untuk mundur beberapa tertawa Kiok Goan Hoat berkata "Maafkan kami jika penyambutan kami ini dilakukan dengan tak menuruti rencana." Bee Kun Bu membentak "Kiok Piauw-touw, apakah maksudnya penyambutan serupa ini? partai Thian Liong yang terkenal besar dan telah mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai untuk datang ke markas besarnya untuk mengadu ilmu silat, tetapi telah memasang banyak perangkap atau membokong tamu-tamunya. Apakah perbuatan ini tidak keji?"sebetulnya kedatangan Kiok Goan Hoat itu kebetulan saja. Tugasnya hanya mengintai-intai daerah di dekat markas besar partainya, Setelah melihat murid-muridnya dihajar babak belur oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu, ia terpaksa datang membantu Ketika Bee Kun Bu menelanjangi maksud busuk dari partai Thian Liong, ia menjadi malu, Untuk menutupi malunya itu, ia berbalik menuduh "Bee-heng, orang-orang kami ini ditugaskan menyambut kalian, tak kuduga mereka telah diserang dan dihajar oleh kalian, sekarang kalian telah membunuh mati dua orang kami, dan masih ingin mengejar yang lain. Apakah maksud kalian ini?"Bee Kun Bu yang balik dituduh demikian menjadi panas, "Dia betul-betul pandai bicara, Dia berbalik menimpakan kesalahan kepada orang lain," pikirnya, Giok Siu Sian Cu juga menjadi gusar ia mengejek "Kiok Piauw-touw, orang lain kau dapat abui, tetapi kau tak dapat berdusta dihadapan telah coba membokong kami, kau masih berlagak tidak tahu, bahkan balik menuduh kami!"Kiok Goan Hoat tak dapat menjawab, ia bungkam untuk sementara waktu, Tetapi untuk membela diri ia berbalik menanya "Giok Siu Sian Cu, kau bukan anggota dari kesembilan partai yang diundang oleh partai Thian Liong kami, Dengan alasan apa kau datang ke daerah kami?""Ha! Ha! Ha!" Giok Siu Sian Cu tertawa mengejek "pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh par-taimu bukankah untuk umum? Apakah partaimu takut melawan aku?"Kiok Goan Hoat menjadi gusar mendengar ejekan yang pedas itu, tetapi ia tak dapat menyangkal kebenarannya kata- kata wanita itu, Dengan senyuman terpaksa ia menjawab "Pertandingan silat yang diselenggarakan oleh partai kami mengundang tiap-tiap jago silat jika Siocia juga ingin turut serta, aku rela memimpin jalan kepada kalian pergi ke markas besar kami." Lalu ia berjalan sebagai penunjuk jalan,Mula-muIa Bee Kun Bu masih curiga akan sikap Kiok Goan Hoat itu. ia khawatir kalau-kalau menjumpai perangkap atau pembokongan lagi Tetapi Giok Siu Sian Cu berkata "Hengtee, jangan takut, kita ikuti dekat di belakangnya." Maka Bee Kun Bu mengikuti dengan pedang terhunus Lie Ceng Loan dan Liong Giok Pin di belakangnya, sedangkan Giok Siu Sian Cu berjalan paling belakang menjaga segala sesuatu!Setelah mereka berjalan lebih kurang seratus tombak lebih, lagi-lagi mereka harus melalui lembah gunung yang sempit pu!a. Berjalan di lembah itu mereka tak dapat melihat ke kanan atau ke kiri karena lereng gunung yang curam mencegah penglihatan mereka, Bee Kun Bu merasa khawatir, tetapi Giok Siu Sian Cu berkata "Hengtee, dampingi terus pada nya, jangan sampai dia kabur."Bee Kun Bu selalu mendekati Kiok Goan Hoat seolah-olah menjadi sanderanya, Tetapi mereka mem-belok, secepat kilat Kiok Goan Hoat berlari dan meloncat entah kemana, Bee Kun Bu tak mengetahui kemana Kiok Goan Hoat itu melenyapkan diri,Giok Siu Sian Cu datang memburu dan menanya "Hengtee, mengapa kau lengah? Kemana larinya dia?"Dengan amat kecewa Bee Kun Bu menghela napas, kemudian jawabnya "Aku benar-benar tolol! Aku tak dapat menjaga dia, dia telah lenyap entah kemana!""Sudahlah," menghibur Giok Siu Sian Cu. "Sekarang kita harus lekas lekas keluar dari sini! Mari kita maju terus dan berusaha menerjang keluar!" Lalu semuanya dengan senjata terhunus lari menerjang maju, Entah berapa lama mereka beriari-lari tanpa dapat gangguan, tetapi mereka masih juga belum dapat keluar dari lembah yang sempit itu. Rupanya Lie Ceng Loan sudah menjadi letih, karena terus menerus berlari-lari, maka Giok Siu Sian Cu berkata kepada Bee Kun Bu "Hengtee, biarlah aku yang jalan di depan menyelidiki jalan ini!"Lalu ia meloncat dan lari cepat. Kesempatan itu digunakan oleh Liong Giok Pin untuk menanyakan nasib Co Hiong,"Dia telah jatuh ke dalam jurang, akan tetapi." menerangkan Bee Kun Bu."Tetapi apa?" bentak Liong Giok Pin yang sudah berubah sekali sifat dan wataknya"Liong Cici telah menangis karena memikiri nasib Co Hiong," kata Lie Ceng Loan, "Bu Koko harus memberitahukannya dengan betul."Bee Kun Bu berkata "Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang yang dalam, akan tetapi di bawah jurang itu, orang tak dapat menemukan mayatnya!"Liong Giok Pin berubah wajahnya, dari cemas menjadi agak gembira mendengar pemberitahuan itu, Dari Lie Ceng Loan ia pun pernah dengar, bahwa Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang, dan ia anggap Co Hiong telah binasa, Setelah mendengar dari Bee Kun Bu, bahwa mayatnya Co Hiong tak dapat diketemukan, ia menjadi terharu, Apakah ia harus bergembira atau bersedih hati? Apakah itu cinta atau benci? ia menjadi bisu sejenak sebelumnya menanya lagi "Jika demikian halnya, dia belum mati!"Bee Kun Bu segera ketahui betapa hebatnya Liong Giok Pin mencintai Co Hiong yang telah menyiksa dan menganiaya Sucinya itu, "Dia telah tewas atau belum, akupun tak berani memastikan," kata Bee Kun Bu, "tetapi jika jatuh dari jurang yang demikian tingginya, sukar sekali orang dapat lolos dari kebinasaan..." "Sudahlah, jangan sebut-sebut tentang dia lagi, Hayo kita jalan," kata Liong Giok Pin."Liong Cici, aku masih ada omongan," kata Bee Kun Giok Pin berhenti dan menanyai "Omongan apa lagi?"Dengan menatap kepada Sucinya, Bee Kun Bu ber-kata "Aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun oleh Susiok!""O, aku sudah mengetahuinya. Loan Moi yang memberitahukan hal itu kepadaku," kata Liong Giok Pin, "aku kabur keluar dari partai Kun Lun, dan kau diusir keluar dari partai Kun Lun, sebetulnya kita ini tidak pantas menjumpai orang lain lagi!"Bee Kun Bu menanyai "Suci ingin pergi kemanakah?" "Dunia ini luas sekali," jawab Liong Giok Pin. "Di-manapunkita dapat berlindung. Aku tak perlu mencari tempat tinggalyang tetap."Bee Kun Bu terperanjat mendengar keputusan Suci-nya itu, lalu ia berkata "Suci telah dipelihara, dididik dan disayang oleh Suhu dan Susiok semenjak kecil Kini semua jago-jago silat sedang menuju ke markas besarnya partai Thian Liong untuk mengadu silat Suci berpengalaman dan meskipun tak dapat menjagoi, namun sedikitnya Suci harus berusaha membantu partai Kun Lun. Dengan demikian dapat juga membalas budi Suhu dan Susiok."Tetapi bukankah kita sudah diusir keluar dan dianggap sebagai pemberontak Kita tidak ada muka lagi untuk membela partai Kun Lun.,." kata Liong Giok Kun Bu menghela napas, selang sesaat barulah ia dapat berkata "Meskipun kita telah diusir, akan tetapi budi kasihnya Suhu dan Susiok, kita belum balas, Pertandingan ilmu silat kali ini adalah suatu kesempatan untuk kita dapat membalas budi kasihnya Suhu dan Susiok kita." Liong Giok Pin berpikir agak lama, kemudian ia berkata dengan ketus "Aku mempunyai cara sendiri untuk membalas budi kasih itu, aku tak perlu petunjuk atau nasehatmu!" Lalu ia berbalik dan berjalan pergi,Lie Ceng Loan mengejar, dan menarik pergelangan tangan kanan Sucinya seraya berkata "Liong Cici."Liong Giok Pin berhenti dan dengan wajah yang penuh dengan kasih sayang ia berkata "Loan Moi, kau jangan khawatir Jika dia menyiksa kau, aku tentu tak dapat memberi ampun kepada nya." Lalu ia terus berjalan, meninggalkan Lie Ceng Loan berdiri mengawasi dari belakang Kemudian Lie Ceng Loan berbalik menghampiri Bee Kun Bu."Bu Koko," katanya, "tersinggungkah kau karena diperlakukan demikian oleh Liong Cici?"Sambil menggeleng-geleng kepalanya Bee Kun Bu menjawab "Adatnya Liong Cici berubah banyak sekali! Sudahlah, mari kita jalan terusl"Lie Ceng Loan mengikuti, dan setelah berjalan kira-kira seperempat jam, mereka tiba di suatu gundukan tanah yang menghalangi penglihatan mereka, Di balik gundukan tanah itu terdengar suara gaduh dari orang-orang yang serang bertempur Mereka berlari-lari untuk segera menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh banyak orang,Dengan seruling batu Gioknya, Giok Siu Sian Cu melawan dengan gigih, dan ia telah membunuh mati tujuh-delapan lawan-lawannya, akan tetapi ia masih juga belum dapat memukul mundur mereka, Dengan tidak membuang tempo lagi, Bee Kun Bu meloncat majuDengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harlmau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati dua musuhnya lagi dengan pedang terhunus,Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sekarang bukanlah Bee Kun Bu pada setengah tahun yang lalu, Tenaganya tambah kuat dan ilmu silatnya lihay sekali Dengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harimau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati dua musuhnya lagi,Giok Siu Sian Cu menjadi gembira sekali mendapat bantuan itu, iapun segera melancarkan jurus-jurus Tok Coa Tui Kim atau Ular berbisa menyengat unggas, Beberapa musuh - musuhnya telah tertotok oleh ujung serulingnya, ada yang tewas seketika atau menjadi cacat jika masih dapat hidup,Lie Ceng Loan berdiri terpaku melihat kelihayan Bee Kun Bu membasmi musuh-musuhnya, sebetulnya iapun ingin membantu, akan tetapi ia merasa bahwa bantuannya tak perlu lagi Bahkan ia menolong musuh-musuh yang terluka,perbuatannya itu telah membikin seorang pemimpin partai Thian Liong yang melihatnya menjadi terharu, dan segera memberi isyarat menghentikan pertempuranKetika itu lebih dari separuh orang-orangnya partai Thian Liong yang telah tewas atau terluka, tiba-tiba mereka mendengar suara perintah "Berhenti." yang keras sekali, mereka segera mundur dan berhenti Kun Bu menoleh ke arah suara perintah itu, dan tampak disatu jalan pegunungan berdiri seorang yang berusia lebih kurang lima puluh tahun dan bersenjata martil bereagak tiga, Orang itu adalah pemimpin bendera hitam dari partai Thian Liong dan bernama Kiok Goan Hoat,Kiok Goan Hoat yang tadi lenyap dari kejarannya Bee Kun Bu telah berhasil lari ke markas besarnya untuk memberi laporan, Dan setelah ia dapat petunjuk lebih lanjut dari Souw Peng Hai, ia segera kembali Goan Hoat maju menghampiri dan menyuruh orang- orangnya untuk mengumpulkan mayat-mayat orang-orangnya yang telah tewas untuk dikubur sebagaimana layaknya dan mengobati mereka yang terluka, Kemudian dengan mengangkat kedua tangannya memberi hormat ia berkata kepada Giok Siu Sian Cu daa Bee Kun Bu "Kalian mengunjungi markas besar kami dengan tidak mengambil jalan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan salah faham kepada orang-orang kami, dan banyak dari mereka telah membayar dengan mahal sekali, Na, jika partai Thian Liong telah bersalah, aku minta jangan ditarik panjang lagi!"Giok Siu Sian Cu membereskan rambutnya yang telah kusut terurai, lalu ia menjawabnya "Partai Thian Liong telah mengundang para jago silat dari kesembilah partai silat untuk mengadu silat di markas besarmu, tetapi kalian telah memasang perangkap atau merintang-rintangi para jago silat yang datang berkunjung itu. Per^i buatan itu baguskah?Maksud apakah sebenarnya kalian" ini? Apakah kalian tidak malu akan perbuatan yang rendah itu?"Kiok Goan Hoat tak berdaya membela nama partai-nya, dan ia terpaksa menjawab dengan ramah "Kami dari partai Thian Liong memang betul telah mengundang para jago silat dari kesembilan partai silat yang terkenal pada dewasa tidak mengundang sembarangan jago-jago silat untuk mengadu silat! Aku ingin menanyai "Siocia ini mewakili partai silat yang manakah?"Ejekannya itu seperti juga satu hinaan terhadap Giok Siu Sian Cu. ia menjadi gusar sekali, dan dengan menuding- nuding ia berkata "Hei! Kiok Goan Hoat! Kau jangan menjual lagak disini, Jika aku turut mengadu silat, kau tak akan dapat menjadi pemimpin cabang bendera hitam lagi! Jika kau masih juga ingin mengetahui aku mewakili partai silat mana, kau dapat menyaksikan sendiri bahwa aku dapat menerobos melalui semua rintangan-rintanganmu!"Kiok Goan Hoat tertawa dan berkata "Jika kau ingin bertempur melawan aku, kau dapat melawannya sebentar lagi dihadapannya para jago silat, Aku sekarang hanya ditugaskan untuk mengantar kalian." Giok Siu Sian Cu melirik kepada Bee Kun Bu seraya berkata "Hengtee, diantara lima pemimpin cabang dari partai silat Thian Liong, pemimpin cabang bendera hitam inilah yang paling licik. Kita harus waspada menghadapi padanya!""Kiok Piauw-touw pernah menjumpai aku beberapa kali," jawab Bee Kun Goan Hoat berkata sambil tertawa "llmu silat pedang, watak serta sifat saudara Bee, aku sudah mengetahui juga, Aku yakin nanti kau dapat membuktikan dihadapan para jago silat, dan mungkin dapat mengangkat namanya partai silat Kun Lun, Kita sudah tidak jauh dari markas besar partai Thian Liong, Kita tak usah harus diingat pula bahwa hari ini baru tanggal sebelas bulan delapan, masih ada waktu tiga hati pada waktunya kalian boleh memilih lawan yang mana dari jago-jago silat partai Thian Liong yang kalian ingin gempur, pun diperbolehkan melawan jago-jago silat dari antara kesembilan partai lainnya, Mungkin juga jago-jago silat dari kesembilan partai itu sudah tiba di markas besar. Oleh karena itu kalian dapat menggunakan waktu tiga hari ini untuk beristirahat mengumpulkan tenaga."-ooo0ooo-Berjumpa lagi dengan Souw Hui HongBee Kun Bu menatap Giok Siu Sian Cu sambil berpikir "Wanita ini terkenal sebagai iblis wanita di kalangan Kang- ouw. Jika aku terus menerus mendampinginya, akan menarik perhatiannya para jago silat Dan jika Suhu dan Susiokku melihatnya, maka soalnya akan makin rumit lagi. Namun dia pernah menolong jiwaku beberapa kali, Tidak mudah aku mengusir dia..."Giok Siu Sian Cu segera dapat menerka pikirannya Bee Kun Bu, dan ia berkata sambil tersenyum "Hengtee tak usah cemas terhadap aku. Hengtee dapat hersamasa ma Sumoymu turut Kiok Goan Hoat pergi ke markas besar partai Thian Liong, Aku yakin dia tak akan menipu atau membokong kau berdua, Aku telah mengantar kau sampai di daerah partai Thian Liong, aku telah memenuhi janji Nah, kita berpisah disini saja!" Lalu ia meloncat ke atas, dan dengan ilmu meringankan tubuh ia berlari secepat kilat yang dalam sekejap saja sudah tak tampak pula, justru sikap yang terus terang dan mulia dari wanita itu membikin Bee Kun Bu makin cemas, ia merasa seolah-olah ia tak mengenal budi,Kemudian Kiok Goan Hoat mengangkat sebelah tangannya da di atas suatu puncak gunung yang hanya sepuluh tombak lebih jauhnya terlihat menonjol keluar satu bendera merah, Lalu ia berjalan maju, diikuti oleh Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan,Ketika mereka melalui suatu tempat yang sunyi senyap, tiba-tiba terdengar suara orang menghela napas dan mengeluh, Mereka memburu, tetapi mereka tak dapat lihat apa-apa. Mereka mendengar lebih teliti, dan merasa bahwa suara helaan napas itu seolah-olah tak asing lagi bagi mereka. Lalu dari belakang semak belukar keluar satu orang yang berseru "Bee Siangkong! Tidak terduga kita berjumpa lagi di sini!"Bee Kun Bu terkejut dan lari menuju ke semak belukar itu, ia segera mengenali orang itu dan berseru "Souw Siocia kau baikkah?"Souw Hui Hong tidak menjawab, bahkan mengajukan pertanyaan "Mengapa hanya kau dan Lie Sumoymu yang datang kesini, Apakah Suhu dan susiokmu tidak datang?"pertanyaan tersebut sukar dijawab oleh Bee Kun Bu. ia gelisah dan menoleh ke belakang,Kiok Goan Hoat lalu berkata "Souw Siocia, sudah-lah!Mari sama-sama ikut kami pulang!" Souw Hui Hong menjadi gusar dan membentak "Kiok Piauw-touw, kau boleh pulang dulu, Aku ingin bicara kepada Bee Siangkong dan Lie Sumoynya!"Kiok Goan Hoat pun merasa gusar dibentak demi-kian, tetapi ia menahan amarahnya karena memikir, bahwa gadis itu adalah puteri satu-satunya dari pemimpin nya, Souw Peng hanya berkata "Souw Siocia, aku mendapat perintah dari ayahmu untuk mengantar mereka, tugas itu tak dapat dipandang remeh!"Lie Ceng Loan maju setindak dan berkata kepada Kiok Goan Hoat "Kiok Piauw-touw, sebetulnya kedatangan kami ini adalah untuk menengoki Souw Cici, aku mohon kau dapat memberi kesempatan untuk kami bereakap-cakap sebentar."Kiok Goan Hoat tetap menolaknya dengan berkata "Lie Siocia, jangan salah paham, Aku bukannya kejam, tetapi perintah dari Souw Cong Piauw aku harus melaksanakan segera.""Kiok Piauw-touw, kau jangan mempergunakan nama ayahku untuk mencari alasan, jika ayahku menyalahkan kau, aku yang tanggung jawab!"sementara itu Bee Kun Bu memperhatikan wajah dan sikapnya Souw Hui Hong yang ia telah tidak melihatnya setengah tahun. Meskipun gadis itu masih tetap congkak, akan tetapi air mukanya agak pucat Lengannya yang telah buntung membikin ia ingat lagi akan kekejamannya Co Hiong, ia juga berkata "Kiok Piauw-touw, Souw Siocia dapat mengantar kami ke markas besar setelah kami selesai bicara."Kiole Goan Hoat terpaksa mengalah dan mengawasi ketiga orang itu bereakap-cakap dengan gembira dan ramah tamah dari tempat yang agak jauh,"Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan nada yang sedih, "kita sudah berpisah lama juga, Apakah kau masih ingat padaku?" Bee Kun Bu tereengang pertanyaan itu sangat memilukan hatinya itu. Segera terkenanglah ia kepada pe-ristiwa- peristiwa yang lampau menerjang berangsur-ang-sur di dalam otaknya,"SudahIah. Bee Siangkong! Kau tak usah pikir peris-tiwa- peristiwa yang lampau," kata Souw Hui Hong menghiburTetapi Bee Kun Bu tak dapat melupakan peristiwa- peristiwa tersebut ia membayangkan ketika ia diracuni oleh Co Hiong, jika bukannya Souw Hui Hong yang menolong pada nya, ia pasti mati konyol! Budi yang amat besar itu ia tak dapat lupakan,Lie Ceng Loan yang sementara itu mengawasi kepalanya Souw Hui Hong yang telah dicukur gunduI, dengan hati sejujurnya menanyai "Souw Cici, mengapa kau tidak memakai kerudung kain sutera, Dengan tak berkerudung kau kelihatannya tak pantas sekali!"Pertanyaan Lie Ceng Loan itu membuat Bee Kun Bu tambah gelisah, ia menjelaskan "Lie Sumoy, janganlah kau sebut-sebut soal itu. Kata-katamu itu akan membuat Souw Cici bertambah kesedihannya!"Tetapi Souw Hui Hong berkata kepada Lie Ceng Loan dengan penuh kasih sayang "Adikku, kau masih muda, kau belum mengetahui betul nasib manusia, Agak-nya aku telah berdosa, dan kini harus menjalankan hu-kuman...""Souw Siocia, akulah yang berdosa sehingga kau menjadi seorang yang cacat.,." kata Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala."Tidak!" Souw Hui Hong memotong perkataan itu. "ltu semua adalah salahku, dosaku, Lagi pula kita tidak perlu menimbul-nimbulkan peristiwa-peristiwa yang lampau.,." ia tak dapat meneruskannya karena kata-katanya itu tertahan di tenggorokannya agaknya,"Souw Siocia," kata Bee Kun Bu. "Budimu yang telah menolong jiwaku tak dapat aku lupakan, aku tak akan merasa puas, jika belum tak dibalasnya... Kau telah mengembalikan nyawaku.,."Dengan senyum yang sedih Souw Hui Hong berkata "Sudahlah, makin kau bicara makin sedih hatiku..."Kepergiannya Bee Kun Bu ke markas besarnya partai silat Thian Liong dengan maksud membantu Suhu dan Susioknya, bila ia menang, ia dapat menebus dosanya, bila ia kalah, ia rela tewas dalam pertempuran ia tak menduga di dalam perjalanannya itu, ia telah menjumpai Giok Siu Sian Cu, kemudian Lie Ceng Loan dan kini Souw Hui Hong yang telah melepas budi demikian besar seorang pria yang bertubuh tinggi besar berlari- lari datang dan berhenti dihadapannya Souw Hui Hong, Setelah membungkukkan tubuhnya memberi hormat dia berkata "Aku diperintahkan untuk minta Souw siocia segera pulang!"Souw Hui Hong hanya tertawa gelak-gelak seolah-olah tak menghiraukan pesuruh itu. ia tertawa terus bagaikan orang yang tak beres tngatan,Kelakuan tersebut mengejutkan Lie Ceng Loan yang segera menegur "Souw Cici, mengapa kau terus menerus tertawa?"Tetapi Souw Hui Hong terus tertawa, bahkan makin keras suaranya. Lie Ceng Loan sangat terharu, dan ia menangis,Bee Kun Bu menjadi bingung tak berdaya menghadapi Souw Hui Hong yang terus tertawa, dan Lie Ceng Loan yang terus menangis,Kiok Goan Hoat datang menghampiri dan berkata "Bee- heng mari kita jalan!" Dan setelah itu terlihat dua orang wanita datang dan menggotong Souw Hui Hong. Bee Kun Bu juga membetot tangannya Lie Ceng Loan mengikuti Kiok Goan Hoat Di tengah jalan Kiok Goan Hoat berkata kepada Bee Kun Bu Tempat yang kita tuju masih ada lima-enam lie jauhnya, Jika kita dapat berjalan lebih cepat, maka sebentar saja kita akan tiba di tempat itu!" Lalu dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya ia berlari-laii"Bee Kun Bu mengerti, bahwa Kiok Goan Hoat hendak menguji kepadanya, ia tertawa di dalam hatinya, tetapi ia khawatir Lie Ceng Loan tak dapat meren-denginya, Tetapi setelah ia berlari-lari ia dapat kenyataan, bahwa Lie Ceng Loan dapat merendengi ia yang mem-bayangi Kiok Goan Bee Kun Bu mencekal pergelangan tangan kanannya Lie Ceng Loan dan membantu mengejar Kiok Goan Hoat ia terperanjat ketika ia merasa bahwa Lie Ceng Loan tak perlu dibantu, karena ilmu meringankan tubuhnya tidak lebih bawah daripada ia sendiri ia mengawasi Sumoynya yang hanya tersenyum, ia berkata "Lie Sumoy, didalam setengah tahun ini, ilmu silatmu telah bertambah maju sekali!"Harus diketahui bahwa pada setengah tahun se-belumnya, ilmu silatnya Lie Ceng Loan sangat dibawah kepandaiannya Bee Kun Bu, akan tetapi selama mereka berpisahan setengah tahun itu, meskipun Bee Kun Bu telah belajar banyak dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan pun memperoleh kemajuan,Maka atas kata-kata Bee Kun Bu itu, Lie Ceng Loan menyahut "Liong Cici telah menasehatkan bahwa aku harus tekun mempelajari dan berlatih silat agar aku dapat membantu Koko, Lalu kami bersama belajar dan berlatih silat dengan giat, Liong Cici mempunyai satu buku yang catat segala macam ilmu silat, ilmu meringan tubuh dan sebagai nya. Liong Cici juga mengatakan bahwa aku dapat mempelajarinya dengan mudah dan cepat karena aku pintar dan cerdas, Disamping itu, karena aku bertekad membantu Koko, maka aku telah mempelajarinya dengan tekun dan giat." Sambil tersenyum Bee Kun Bu berkata "Pendapat Liong Cici jitu sekali, Kau memang cerdas dan pintar, hasil latihanmu tentu akan bermanfaat sekali bagimu!sementara itu Kiok Goan Hoat berlari lebih cepat lagi, Bee Kun Bu pun terpaksa mengejar pula, Demikianlah mereka berlari-lari berkejar-kejaran cepat sekali dan telah melalui empat-lima puncak gunung sebelumnya mereka tiba di suatu lembah yang dikitari oleh lereng gunung,"Di depan kita adalah bangunan-bangunan untuk menerima tamu, dan semua jago-jago dari kesembilan partai menempati bangunan-bangunan itu." menerangkan Kiok Goan Hoat, "Lagi setengah lie, kalian akan mencapai tempat itu, dan disitu akan ada orang yang menyambutnya lagi, Maaf jika aku tak dapat mengantar lebih jauh!" Lalu ia memberi hormat dan segera berlalu,Bee Kun Bu memandang ke depan dan melihat bangunan- bangunan yang bertingkat di antara pohon-pohon yang tumbuh dengan segarnya, Dengan menuntun Sumoynya ia berjalan terus, Ketika hampir tiba di suatu bangunan, dari antara dua pohon cemara yang besar berjalan keluar dua anak tanggung yang berusia lebih kurang enam belas tahun menyambut mereka seraya berkata "Kongcu, Siocia, apakah kalian pun tamu yang diundang untuk turut serta di dalam pertandingan ilmu silat?""Betul!" jawab Bee Kun seorang diantaranya menanya lagi "Dari partai silat manakah?""Kami dari partai silat Kun Lun!" jawab Bee Kun yang lain berkata "Sudilah kalian ikut kami." Lalu ia memimpin jalan masuk ke dalam bangunan yang bertingkatBee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti mereka melalui kelompok-kelompok pohon, dan tiba di dalam pekarangan bangunan bertingkat itu, Seorang anak berkata "Jago-jago silat partai Kun Lun berada di bangunan ini. silahkan masuk!" Lie Ceng Loan menanya dalam hatinya "Apakah Suhu dan Supek sudah berada disini?"Bee Kun Bu memperhatikan keadaan disekitarnya, dan melihat bahwa di lembah yang dikitari oleh lereng gunung seluas lebih kurang tiga ratus tombak persegi, dan dengan pohon-pohon bunga yang beraneka warna terdapat pula sepuluh bangunan yang bertingkat terpencar di lembah itu."Partai Thian Liong telah membikin persiapan yang baik sekali untuk menampung jago-jago dari kesembilan partai dengan masing-masing partai telah disediakan satu bangunan tersendiri Tetapi pikimya, merekapun mengintai-ngintai gerak- gerik jago-jago kesembilan partai silat yang telah diundang!"Lalu ia mengikuti Lie Ceng Loan masuk ke dalam bangunan tersebut Ruang depan bangunan itu sangat indah dan mewah, Seorang pemuda dengan pedang di pinggang menyambut mereka dengan wajah berseri-seri!Bee Kun Bu yang belum pernah datang ke kuil San Ceng Kiong di puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun tidak mengenal pemuda itu, tetapi Lie Ceng Loan tersenyum seraya memanggil "Suheng!"pemuda itu setelah memberi hormat setayaknya terus mengawasi Bee Kun Bu. Dan ia menanya "Lie Sumoy, apakah pemuda ini juga murid dari partai Kun Lun kita?"Bee Kun Bu mendahului Lie Ceng Loan menjawab "Siauw tee bernama Bee Kun Bu, dan Hengtee ini siapakah?""Aku bernama Oey Ci Eng, murid dari Suhu yang memegang pimpinan partai!" jawab orang itu,Lie Ceng Loan menambahkan "Oey Suheng adalah Suheng tertua dari partai Kun Lun kita, dan sangat disegani oleh Supek!"Dengan menundukkan kepalanya, Bee Kun Bu mengaku "Aku Bee Kun Bu tidak beruntung telah diusir oleh Susiok yang memegang pimpinan!" Oey Ci Eng menghela napas, lalu berkata "Meskipun kita belum pernah berjumpa, akan tetapi dari Toa Supek dan Lie Sumoy aku telah mendengar tentang riwayat dan jejak Bee Sutee, Hari ini kita dapat berternu, aku girang sekali Toa Supek dan Suhu sangat gelisah terhadap peristiwa pengusiran Sutee, Aku yakin jika Sutee dapat menghormati Suhu, Supek dan Susiok, mungkin mereka akan menerima Sutee kembali!"Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata "Terima kasih atas nasehat Su-heng yang berharga itu. jika Siauwtee dapat diterima kembali oleh Suhu dan Susiok, aku tak lupa budi Suheng inL." Belum lagi ia bicara habis, tiba-tiba ia melihat Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu berdiri di depan pintu ruang tersebut. ia lekas-lekas berlutut memberi hormat dan berseru "Bee Kun Bu yang telah diusir datang menjumpai kedua Susiok!"Tong Leng Tojin tidak menghiraukan ia hanya berjalan mundar mandir didalam ruang itu."Loan Jie, mari sini!" memanggil Giok Cin Cu kepada Lie Ceng Ceng Loan juga sudah berlutut di hadapan Suhu dan Supeknya, segera berbangkit dan jalan menghampiri seraya berkata "Aku dan Bu Koko telah belajar dan berlatih banyak ilmu silat, dan kini datang untuk turut serta di dalam pertandingan adu silal.,."Dengan terperanjat Giok Cin Cu menanyai "Kemanakah kau pergi selama setengah tahun yang lalu?""Aku tinggal bersama Liong Cici, jawab Lie Ceng Loan. "Ha!" seru Giok Cin Cu. "Apakah Liong Giok Pin belummati?"Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Liong Cici sangat pandai Dia mempunyai satu buku yang mencatat banyak ilmu-ilmu silat, Akupun dapat belajar dari dia." "Hm!" kata Giok Cin Cu. "Sekarang dia ada dimana?Mengapa dia tidak datang menjumpai aku?!""Dia sebetulnya tinggal dan berkelana bersama-sama aku, tetapi setelah menjumpai Bu Koko, ia pergi berlalu memisahkan diri.""Dia pergi kemana?" tanya Giok Cin Cu dengan gusar Lie Ceng Loan menyahut "la tidak memberitahukanmeskipun Bu Koko menanyanya, Aku tidak berani ber-dusta, Jika Liong Cici ketahui aku memberitahukan hal-hal yang bersangkut paut dengan dia, dia pasti akan menjadi marah terhadap aku." Dalam keadaan demikian ia jadi bersangsl Meski ia sangat menghormati gurunya, tetapi iapun sangat sayangi Liong Sucinya, ia menjadi bungkam dan menundukkan kepalanya. Entah kapan Suhunya telah berlalu, dan ia terkejut ketika pergelangan tangan kirinya dipegang oleh seorang laki-Iaki, ia mengangkat kepala dan mengawasi orang itu."Sumoy, maafkan aku jika aku telah berlaku lancang!" kata orang laki-laki Ceng Loan tersenyum, karena laki-laki itu adalah Oey Ci Eng. ia berkata sambil tersenyum "Aku kira Bu Koko yang memegang aku!"pemuda itu pucat pasi wajahnya dan seluruh tubuhnya bergemetaran."Kau mengapa bersikap demikian? Apakah kau sakit?" tanya Lie Ceng Loan."Ada urusan yang aku hendak bicarakan dengan Sumoy," kata Oey Ci Eng."Aku siap mendengarnya," jawab Lie Ceng Loan, lalu ia mengikuti Oey Ci Eng berjalan ke ruang belakang, meninggalkan Bee Kun Bu di ruang itu seorang diri sendirian. Ketika mereka tiba di ruangan belakang, Oey Ci Eng menanya "Sumoy, apakah kau betul-betuI telah melihat Liong Sucimu?"Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata "Bukan saja aku telah melihatnya, bahkan pernah tinggal bersama-sama dia lama sekaIi... Liong cici pandai sekali, dan aku belajar banyak ilmu silat dari dia.,."Dengan menatap Lie Ceng Loan, Oey Ci Eng berkata lagi "Sumoy harus memberitahukan dengan jujur, janganlah kau berdusta!"Lie Ceng Loan tersinggung karena kejujurannya diragukan ia berkata dengan sungguh-sungguh "Kita adalah murid partai Kun Lun, di antara kita dilarang keras berdusta, Tadi ketika Suhu menanya akupun menjawab demikian Mengapa Suheng tidak pereaya omonganku?"wajahnya Oey Ci Eng menjadi merah, ia malu karena mencurigai Sumoynya yang jujur dan sangat mulia hatinya itu. ia berkata "Maafkan aku. Jika aku tidak pereaya Sumoy yang jujur, siapa lagi yang aku dapat pereaya?" ia berhenti sejenak, lalu meneruskan "Sumoy, aku ada urusan yang sangat mengharap Sumoy memberitahu kan-nya.,.""Sebutlah, aku siap menjawab!" sahut Lie Ceng Loan,Oey Ci Eng mulai menanya "Apakah kau mengetahui sekarang Liong Sucimu berada dimana?""lni aku betul-betul tidak tahu," jawab Lie Ceng Loan. "Meskipun aku pernah tinggal bersama-sama dia selama setengah tahun, dikala dipepergian aku belum pernah menanyakan kemana dia pergi. Benar tolol aku ini!""Sudahlah," kata Oey Ci Eng. "Sumoy telah tinggal bersama-sama dia setengah tahun lamanya, Bagaimanakah penghidupannya? Apakah...""Apakah mengapa?" tanya Lie Ceng Loan. "Apakah dia sering menceritakan kepadamu urusan pribadinya?" meneruskan Oey Ci Ceng Loan berpikir sejenak lalu ia menjawabnya "Liong Cici telah berubah adat nya. Kadang-kadang ia bergembira dan tertawa-tawa, kadang-kadang dia bermuram durja, dia menangis dengan sedihnya. Aku menanya mengapa ia bersikap demikian, tetapi dia selalu tidak mau menjelaskannya, Dia hanya berkata Di dunia ini banyak dosa dan banyak orang-orang jahat!Tapi dia bilang aku ini seorang yang suci, dan dia tak ingin menceritakan soal-soal kejahatan dan dosa kepadaku, dan aku, katanya, tak dapat menginsyafi soal-soal tersebut Lebih baik aku belajar dan berlatih silat agar aku dapat membantu Bu Koko membasmi orang-orang yang jahat dan keji!"Oey Ci Eng pereaya bahwa Lie Ceng Loan telah memberitahukan segala sesuatu berkenaan dengan Liong Giok Pin dengan jujur, dan iapun tak dapat keterangan lebih lanjut tentang jejak Liong Sumoynya yang ia sangat cintai, Maka setelah mengucapkan terima kasih, ia lalu berjalan perlahan-lahan berlalu dari hadapannya Lie Ceng Loan,Selama berkecimpung di kalangan Kang-ouw. Lie Ceng Loan telah banyak melihat dan mendengar Sikap Oey Ci Eng yang muram itu membikin ia menjadi cemas, "Ai!" pikirnya, "Dia ingin sekali mengetahui jejaknya Liong Cici! cintanya terhadap Liong Cici sama hebatnya seperti cintaku terhadap Bu Koko!"Tiba-tiba ia bertekad menolong Suhengnya, dan ia memanggil "Oey Suheng, tunggul Aku ingin bicara lagi!"-ooo0ooo-Para jago silat turut serta di dalam pertandingan adu silat Oey Ci Eng berhenti, ia berbalik dan menanya "Sumoy,ada omongan apa? Sebutlah!" "Apakah Suheng memikiri nasibnya Liong Cici?" tanya Lie Ceng Loan."Jika aku mengetahui bahwa dia hidup dengan se-lamat, tenteramlah hatiku," jawab Oey Ci Eng, "melihat atau tidak melihat dia adalah urusan kecil!"Setelah menarik napas panjang, Lie Ceng Loan berkata "Kau berdusta! Kau sebenarnya ingin menjumpai Liong Cici, jika aku bertemu dia lagi, aku akan menarik dia untuk menjumpai kauf"Oey Ci Eng tak dapat berkata-kata karena menahan kesedihan hatinya,Lie Ceng Loan menambahkan "Liong cici bilang, bahwa dia akan menjumpai aku lagi, dia tentu tak ber-dusta, pereayalah bahwa aku akan berdaya mempertemukan kalian satu kepada lain!"Oey Ci Eng tersenyum dan berkata Terima kasih. Apakah kau juga mengetahui soal Bee Sutee diusir keluar dari partai kita?""Menurut penuturan partai Kun Lun kita," kata Oey Ci Eng, "tiap-tjap orang yang telah diusir keluar tak dapat menginjak lagi kuil Sam Goan Kiong di puncak Kim Teng Hong. Tetapi rupanya ketiga pemimpin partai kita menghargai kau yang berbudi luhur dan mulia, mereka tak akan menarik panjang urusan yang bersangkutan dengan kau. Kini dari pihak partai kita, disamping ketiga pemimpin kita, hanya aku seorang yang turut serta didalam pertandingan adu silat ini diperuntukkan partai Kun Lun, dan aku kira kau dan Bee Sutee dapat bersama tinggal disini, Aku hendak minta ijin dulu dari ketiga pemimpin kita, dan nanti aku segera memberitahukan kau seterusnya, sekarang kalian jangan masuk ke kamar lain, karena aku khawatir menyinggung ketiga pemimpin kita." Lalu ia pergi menemui ketiga pemim- pinnya, Lie Ceng Loan mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga termenung-menung, ia menghampirinya dan mengajak duduk di ruang tersebut menanti kabar dari Oey Ci Eng, "Baiklah kita duduk menunggu kabar disini," kata Lie Ceng Loan,Bee Kun Bu menuruti saja, karena ia berpendapat bahwa ia dapat menunggu dimanapun asal saja ia tidak diusir keluarDemikianlah jago-jago silat dari kesembilan partai telah berturut-turut datang ke markas besarnya partai Thian Bee Kun Bu menukar pakaiannya yang sudah kotor dengan lumpur dan diam-diam ia mengenakan kulit ular yang dihadiahkan oleh Pek Yun Hui. Kulit ular tersebut dapat menahan tusukan atau bacokan senjata berselang kurang lebih seperempat jam, Oey Ci Eng kembali dengan wajah yang tegang, Dengan hati berdebar-debar Bee Kun Bu menanya "Suheng, apakah ketiga pemimpin memperkenankan aku.,."Oey Ci Eng menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata "Urusannya diluar dugaan ruwetnya, Ketiga pemimpin kita sukar ditebak maksudnya!""Apakah yang mereka katakan ?" tanya Bee Kun Bu. "Aku telah memmberi tahu kan maksud kedatangannyaberkata Oey Ci Eng, "tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa!"Menampak hal itu, Lie Ceng Loan hanya dapat menarik napas menunjukkan kekecewaannya,"Menurut pendapatku," kata Oey Ci Eng, "Sutee dapat tinggal di kamar itu. Untuk sementara waktu jangan menemui ketiga pemimpin kita. Nanti aku akan berdaya mencari kesempatan mengajukan permohonan lagi untukmu."Tetapi," kata Bee Kun Bu, "tanggal untuk kita mengadu silat tinggal hanya dua hari lagi, waktunya demikian singkatnya, Jika Suhu dan Susiok tidak memperkenankan aku mengadu silat atas nama partai Kun Lun, aku khawatir aku terlambat,.,""Supek dan Susiok tidak berani mengambil keputusan," kata Oey Ci Eng, "hanya Suhuku yang harus menetapkan Meski dia belum sudi menerima kau, namun nampaknya dia tak akan mengusir kau.""Terima kasih," kata Bee Kun Bu, "menurut katanya Lie Sumoy, Suheng adalah kesayangannya Susiok, oleh karena itu aku berpengharapan besar akan daya usaha Suheng.""Aku pasti akan berdaya sedapat mungkin," kata Oey Ci Eng menghibur, "untuk sementara ini aku minta kau bersabar saja.""Baiklah," jawab Bee Kun Ci Eng lalu keluar dari ruang Ceng Loan dapat membaca isi hati Bee Kun Bu ketika itu, dan ia menghibur "Biarlah aku yang pergi menjumpai Supelt"Bee Kun Bu segera menahan "Jangan! Oey Suheng bertindak cepat Ketiga pemimpin tak akan mengusir aku lagi, Hanya sekarang mereka sedang berunding apakah aku dapat diterima kembali, Kita harus bersabar"Lie Ceng Loan pergi ke ruang lain, dan kembali setelah berselang lebih kurang seperempat jam. Sambil terseyum ia berkata kepada Bee Kun Bu "Ketiga pemimpin sedang bereakap-cakap, Aku dan Oey Suheng coba mencuri dengar dari luar, akan tetapi mereka hanya membicarakan ilmu-ilmu silat saja, Aku belum berani masuk menanyakan soal Koko. Karena aku khawatir Koko kesepian, maka aku segera kembali."Bee Kun Bu berkata "Adu kepandaian silat kali ini bukan saja merupakan pertandingan terhadap partai Thian Liong, tetapi juga terhadap partai-partai silat lainnya. Tidak heran jika Suhu dan Susiok merundingkan soal itu." Demikianlah satu hari satu malam telah lewat, dan pada keesokan harinya diwaktu lohor Oey Ci Eng datang dengan hati berdebar-debar, ia berkata "Agaknya Suhu, Supek dan Susiok telah merundingkannya, Aku belum lagi mempunyai kesempatan mengajukan soal Sutee!"Bee Kun Bu terseyum dan berkata "Terima kasih, Aku masih dapat menunggu."Hari ketiga telah tiba, dan hari itu adalah hari untuk mengadu ilmu silat, Fajar baru saja menyingsing ketika Ouw Lam Peng memimpin delapan orang-orangnya yang mengenakan pakaian serba hitam datang mengunjungi bangunan dimana orang-orang dari partai Kun Lun di- tampung,Teng Leng Tojin dengan disertai oleh Hian Ceng Tojin, Giok Cin Cu dan Oey Ci Eng menyambut di depan pintu, Bee Kun Bu tidak berani mengikuti terlampau dekat, ia berdiri jauh di belakang, didampingi oleh Lie Ceng Loan,Ouw Lam Peng yang mengenakan pakaian serba biru mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata "Aku datang atas perintah pemimpin besar partai Thian Liong kami untuk mengundang ketiga pemimpin partai Kun Lun dan para muridnya datang ke tanah dataran tinggi Twan Hun Ya untuk mengadu silat orang-orang partai Thian Liong kami sudah menunggu!"Tong Leng Tojin membalas hormat tersebut dan menjawab "Sebetulnya partai Thian Liong dapat mengirim satu orang saja untuk memberitahukan kami, tetapi Piau-touw Pemimpin cabang telah sudi datang sendiri.""Pemimpin-pemimpin partai Kun Lun sangat terkenal di kalangan Kang-ouw," kata Ouw Lam Peng. "Jika ada kekurangan tentang penyambutan dan sebagainya, kami dari partai Thian Liong mohon dimaafkan!"Tong Leg Tojin seraya berkata "Baiklah kita berangkat sekarang!" Ouw Lam Peng berkata lagi "Kami telah sediakan kuda untuk kalian bertiga.""Terima kasih," jawab Tong Leng Tojin, "lebih baik kami berjalan saja!"Ouw Lam Peng tertawa dan berkata To-heng bersemangat besar, aku sangat mengagumi semangat itu! Tetapi letaknya tyaah dataran tinggi Twan Hu Ya ada lebih kurang sepuluh lie jauhnya dari sini, Lebih baik kalian naik kuda saja!""Kami yang telah biasa tinggal di pegunungan, lebih cocok berjalan kaki,""Baiklah, akupun turut berjalan kaki!" kata Ouw Lam Peng yang lalu berbalik dan memimpin jalan, diikuti oleh orang- orangnya, ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Oey Ci Eng. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti paling be!akang,Ouw Lam Peng yang berjalan paling depan dapat berjalan cepat sekali, dan yang lain-lainnya terpaksa mengikuti dengan cepat juga, sehingga keadaan disekitar-nya tak dapat ingat diperhatikan dengan telitiHiang Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin "Mereka berjalan sangat pesat sekali, apakah maksud-nya? Mungkin mereka sengaja agar kita tak dapat ingat perjalanan yang kita telah tempuh.""Kata-kata Toa Suheng beralasan," jawab Tong Leng Tojin, Toa Suheng dapat memperhatikan jalan didepan, aku dan Sumoy dapat memperhatikan keadaan di kanan-kiri!"Betul saja sepanjang jalan mereka memperhatikan segala sesuatu sangat mencurigakan, dan jalan yang ditempuh itu rupanya tidak dilalui oleh jago-jago silat dari partai lainnya,Hian Ceng Tojin mengejar Ouw Lam Peng dan menanya "Ouw-heng, Twan Hun Ya masih berapa jauh dari sini?"Sambil berjalan terus Ouw Lam Peng menjawab "Jika kita telah melalui dua lereng gunung lagi, kita segera tiba di tempat itu!"Lalu mereka harus berjalan melalui satu gua yang gelap, Ouw Lam Peng menyalakan sebuah obor, dan memimpin masuk ke dalam gua yang gelap itu. ia berseru "Gua ini hanya dua ratus tombak lebih panjangnya, kalian mengikuti obor ini, dan tak usah khawatir!"Tong Leng Tojin memperhatikan bahwa jalan di dalam gua tersebut adalah buatan orang, dan betul saja berjalan belum lama mereka sudah keluar dari gua yang gelap melalui dua lereng gunung, Ouw Lam Peng berkata sambil tersenyum "Di depan kita adalah tanah dataran tinggi Twan Hun Ya!"Ketiga pemimpin partai Kun Lun dan juga lain-lainnya mengangkat kepala melihat ke tempat yang ditunjuk oleh Ouw Lam Peng. Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya itu terletak di atas satu puncak gunung. Lapangan di tengah yang luas dikitari oleh rumput hijau dan bunga-bunga yang beraneka warna, Sangat indah permai dipandangnya !Sambil tertawa gelak-gelak Tong Leng Tojin berkata "Aha!Namanya Twan Hun Ya Jurang mengakhiri roh, tetapi tempatnya indah sekali!"Ouw Lam Peng berkata To-heng terlampau siang menyatakan pendapat tentang Twan Hun Ya. sebentar jika sudah berada disitu, To-heng mungkin berpendapat lain!""Hm! jangankan Twan Hun Ya, meskipun namanya Liong Tam Houw Siat Gua Naga dan Sarang Harimau pun kami tak gentar!"Baru saja kata-katanya habis diucapkan, tiba-tiba terlihat berkelebatnya bayangan orang di hadapan me-reka, dan ketika mereka melihat dengan tegas, Orang itu adalah Souw Hui Hong, puteri kesayangan Souw Peng Hai, pemimpin dari partai Thian Lam Peng terperanjat melihat datangnya Souw Hui Hong, ia menegur Twan Hun Ya bukannya tempat untuk kau! Tanpa ijin dari Souw Cong Piauw, siapapun tak dapat datang kesini, Meskipun kau puterinya Souw Cong Piauw, akan tetapi peraturan partai kita harus ditaati, Apakah kau sudah memperoleh ijin dari ayahmu ?"Souw Hui Hong yang sudah cacat kehilangan satu lengannya masih tetap berkepala batu dan manja di markas besar ayahnya, ia menjawab "Di daerah partai Thian Liong, siapapun tak dapat melarang aku, Aku dapat datang atau pergi ke tempat manapun sesukaku. Kau tak berhak melarang aku!"Ouw Lam Peng merasa tersinggung dengan jawaban yang kasar itu, tetapi ia menahan amarahnya karena memikir bahwa yang ia hadapi adalah puteri pemimpin-nya. Dengan senyuman terpaksa ia berkata "Kata-kata-mu itu memang betul, Tetapi hari ini adalah hari istimewa dimana telah datang banyak jago-jago silat dari kesem-bilan partai O!eh karena itu daerah partai kita pada hari ini harus dijaga dengan tertib, dan kau tak bisa sembarangan datang tanpa ijin dari ayahmu!"Dengan mata melotot Souw Hui Hong membentak "Ouw Piauw-touw, kau boleh mempersalahkan aku, aku rela dihukum ayahku! Kau tak usah ikut campur tangan lagi! Kau dapat mengajak ketiga pemimpin partai Kun Lun berjalan terus, karena aku hanya ingin bicara sejenak dengan Bee Siangkong, sebentar aku dapat membawa dia ke Twan Hun Ya!"Bentakan Souw Hui Hong itu membikin ketiga pemimpin partai Kun Lun terperanjat, demikianpun Ouw Lam Peng, Tetapi yang paling gelisah adalah Bee Kun Bu sendiri, karena turut serta dan iapun belum diterima kembali ke partai Kun Lun. sikapnya itu dilihat oleh Lie Ceng Loan yang membetot lengan bajunya dan menegur "Bu Koko, Souw Cici ingin bicara dengan kau sebentar saja, apakah kau sudi?"Bee Kun Bu hanya mengangguk dan melihat Suhu dan susioknya berjalan mengikuti Ouw Lam Peng,Souw Hui Hong tak segera menanya Bee Kun Bu. ia menatap lama sehingga Bee Kun Bu menjadi makin gclisah,"Souw Siocia," katanya, "Aku harus mengikuti guru-ku, aku minta Siocia jangan menahan aku !agi!""Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan ramah sekali, "Aku hanya ingin bicara sebentar saja!""Tetapi... tetapi..." kata Bee Kun Bu Ceng Loan maju seraya menyambungkan Te-tapi Bu Koko harus menunaikan janjinya terhadap Suhu dan Susioknya, Lebih baik Souw Cici menunggu sampai dia sudah mengadu silat di Twan Hun Ya, barulah Cici dapat bicara panjang Iebar..."Souw Hui Hong terharu mendengar pembelaan Lie Ceng Loan itu, ia menghela napas dan berkata "Baiklah, aku rela menunggu demi kepentingan kalian berdua!" Lalu iapun berbalik dan berjalan Lam Peng dilain pihak terus memimpin ketiga pemimpin partai Kun Lun pergi ke tanah dataran tinggi Twan Hun Ya. Mereka harus mendaki suatu jurang yang curam,Hian Ceng Tojin berkata kepada Sutee dan Sumoy-nya "Jurang itu agak berbahaya, Sutee dan Sumoy ikuti aku di belakang, biarlah aku mendaki dulu!"Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh semua jago-jago silat tersebut dapat mendaki jurang yang curam itu tanpa mendapat kesukaran, dengan mudah mereka tiba di atas puncak, Dari puncak gunung itu terlihat satu jembatan gantung untuk tiba di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya yang terletak di puncak seberang, Mereka melihat bahwa di Twan Hun Ya itu telah berkumpul banyak orang dan banyak bendera berkibar kibar!Ouw Lam Peng menghadapi ketiga pemimpin partai Kun Lun dan berkata "Setelah kita menyeberangi jembatan gantung ini, kita akan tiba di Twan Hun Ya dimana Souw Cong Piauw telah menanti kedatangan kalian!"Tong Leng Tojin melongok ke bawah jurang dan berkata kepada Ouw Lam Peng sambil berkelakar "lika jembatan ini putus, kita pasti mati hancur di dalam jurang yang dalam itu!""Harap kalian jangan khawatir! Semua pemimpin cabang dan semua jago-jago silat dari kesembilan partai sudah berada disini. Kita tak akan berbuat keji memutuskan jembatan gantung inil" jawab Ouw Lam Peng,jembatan gantung itu panjangnya dua ratus tombak dan sangat kuat dibuatnya. Jika orang berdiri di tengah-tengah jembatan tersebut, maka semua pemandangan di dalam jurang dapat terlihat dengan nyata diwaktu siang hari Ketiga pemimpin partai Kun Lun merasa kagum atas pembuatan jembatan yang demikian kuatnya Lam Peng lalu berjalan di depan diikuti oleh yang di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya telah dilakukan dengan sempurna. Tempat dari tiap-tiap partai silat telah diatur demikian rapi nya. Ketiga pemimpin partai Kun Lun disambut oleh empat anak yang mengenakan pakaian serba hijau dan memegang bendera warna-warni, Mereka diajak ke tempat yang sudah ditetapkanSementara itu Ouw Lam Peng juga berjalan menuju ke tempatnya sendiriTiba-tiba terdengar suara musik menyambut kedatangan mereka, dan sejenak kemudian terlihat dari jembatan gantung itu berturut-turut datang orang-orang dari partai silat lain- lainnya. Memang partai Kun Lunlah yang paling dulu diajak ke Twan Hun Ya itu, mereka hanya melihat orang-orangnya partai Thian Liong, tak tampak jago-jago silat dari partai lainnya,Hian Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin "Mengapa partai Thian Liong mengajak partai kita masuk paling dulu ke Twan Hun Ya? Apaicah maksud nya?""Akupun tak dapat menjelaskan," jawab Tong Leng Tojin dengan suara perlahan... "Apakah karena Souw Peng Hai ingin menyatakan terima kasihnya kepada kita karena kita telah berulang kali menolong puterinya...Tiba-tiba Hian Ceng Tojin berseru dengan wajah berseri- seri Tu-heng, sudah lama kita tak berjumpa!"Tu Wee Seng yang baru saja tiba membalasnya dengan gembira "Ya, sudah lamakah Totiang sampai? Kali ini rupanya tempat-tempat partai Kun Lun dan Hua San berdampingan Baik seka li !MTong Leng Tojin juga berkata "Ya, beruntung sekali tempat kita berdekatan!"Tetapi ketiga pemimpin partai Kun Lun adalah orang-orang pertama yang tiba disini, Kehormatan itu luar biasa!" kata Tu Wee Seng yang senantiasa mencurigai orang lain dan merasa iri hati terhadap penerimaan yang diberikan kepada partai Kun janganlah bereuriga terhadap kami. Adu silat kali ini bukannya main-main, pertandingan ini, disamping mempertahankan partai masing-masing, juga merupakan pertempuran mati hidupnya kita sendiri!"Tu Wee Seng masih juga menyindir "Kali ini pedang dari ketiga pemimpin partai Kun Lun sudah dapat membereskan urusan kita bersama terhadap partai Thian Liong!"iapun segera mengajak orang-orangnya dari partai Hua San ke tempat yang sudah disediakan Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan mencari tempat duduk belakang di tempat yang diperuntukkan partai Kun Lun, Mereka mengagumi keadaan di tempat yang segera akan menjadi medan pertempuran yang maha dahsyat pertandingan adu silat yang baru diselenggarakan lagi setelah tiga ratus tahun berselang! Semua jago-jago silat dari partai- partai silat yang terkenal telah datang untuk membela nama partainya masing-masing, mungkin juga nama pribadinya, Bendera beraneka warna dan yang berkibar-kibar diangkasa menambah pula kemeriahannya suasana,Tetapi jago-jago silat yang sudah datang tidak banyak. Bee Kun Bu memperhatikan bahwa tiap-tiap partai silat hanya membawa murid-murid yang dapat dipereayai Hanya partai silat Siauw Lim yang paling banyak jumlah nya t namun seluruhnya tidak melebihi sembilan belas orang. Orang-orang dari partai lain masing-masing hanya membawa lima atau enam orang saja, dan partai Tiam Cong hanya Sia Yun Hong sendiri yang datang, Oleh karena itu banyak tempat duduk terlihat kosong,Setelah semua orang berada di tempatnya masing-masing, lalu terdengar suara tambur berbunyi tiga kali, dan anak-anak yang mengenakan pakaian warna hijau dari partai Thian Liong yang sibuk melayani para undangan segera berlari-lari kembali berdiri di tempat partai Thian Liong sambil memegangi bendera,Setelah tambur berhenti dipukul, dari tempat partai Thian Liong berjalan keluar Souw Peng Hai, pemimpin partai Ouw Lam Peng. jenggotnya yang putih menutupi dadanya, ia berjalan perlahan-Iahan dengan congkaknya memegangi toya yang ujungnya berbentuk kepala naga, Keempat iblis dari propinsi Sucoan yang selalu mengawal padanya membuka jalan di depannya, dan pemimpin-pemimpin dari kelima cabangnya mengikuti di belakangnyasetibanya di tengah-tengah gelanggang pertempuran ia berhenti dan mengangkat tangan yang bebas ke atas seraya menancapkan toyanya di tanah, lalu ia ber-pidato dengan suara yang keras "Kami dari partai Thian Liong adalah sisa dari kalangan Kang-ouw yang telah berserikat membentuk partai silat ini. Kali ini para jago silat yang terhormat telah datang atas undangan kami, maka dengan jalan ini, kami atas nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima kasih!" Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan pula"Pada tiga ratus tahun berselang, sembilan partai silat di kalangan Bu Lim, karena berebut nama dan kedudukan, telah mengadu silat di atas puncak gunung Sao Sit Hong, pertempuran tersebut telah menjadi perhatian para jago silat sehingga dewasa int. Sayang sekali ketika itu, Tian Kie Cin Jin dengan ilmu silatnya yang sakti, telah membubarkan pertandingan silat tersebut Banyak orang anggap bahwa perbuatan Tian Kie Cin Jin itu sangat bijaksana, karena dia telah berhasil mencegah pembunuhan, dan dengan demikian banyak jago-jago silat dapat hidup mewariskan ilmu-ilmu silatnya kepada angkatan belakanganNamun, menurut pendapatku, perbuatan Tian Kie Cin Jin tidak menghasilkan akibat yang baik, jika Tian Kie Cin Jin tidak mencegah pertempuran atau pertandingan silat itu, mungkin kini keadaan di kalangan Bu Lim akan berlainan karena nama dan kedudukan masing-masing partai silat mungkin sudah teratur, dan partai-partai silat tak akan berlomba dan bermusuhan lagi, Sayang maksud yang baik dari Tian Kie Cin Jin itu hanya menambah iri hati dan persaingan lebih hebat di antara partai-partai silat belaka!"Pidato pembukaan tersebut telah menggemparkan suasana, Mata Souw Peng Hai menyapu keadaan di sekitarnya, lalu melanjutkan pidatonya "Kali ini partai Thian Liong telah mengundang selain jago-jago silat dari kesembilan partai silat, juga para jago silat yang tak termasuk partai atau golongan di kalangan Kang-ouw, untuk datang berkumpul disini dengan maksud saling mengenal, dan mengatur nama dan kedudukan yang masih dibuat perebutan selama beberapa ratus tahun ini. Kami dari partai Thian Liong pun akan menggunakan kesempatan ini untuk menguji kepandangai kami. Para hadirin dengan tidak menghiraukan perjalanan yang jauh dan waktu yang berharga telah memenuhi undangan kami, kami atas nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima kasih!" demikian ia mengakhiri pidatonya, ia memberi hormat kepada para hadirin dan berjalan kembali ke dua anak yang berpakaian serba kuning mengibar- ngibarkan bendera merah, Segera terdengar suara terompet berbunyi suara terompet berhenti, Souw Peng Hai bangun dari tempat duduknya dan mengangkat cangkir tehnya, dan sambil tersenyum lebar ia berseru "Atas kunjungan para hadirin ke tempat kami yang terpencil ini, kami yang terdiri dari sisa kalangan Kang-ouw mungkin kurang hormat menyambut atau melayaninya. Maka atas nama partai Thian Liong kami minta dimaafkan!" Lalu ia minum tehnya dan duduk kembaliTerdengar Tu Wee Seng berkata "Souw Cong Piauw terlalu merendahkan diri Kata-katamu itu hanya dapat diucapkan kepada jago-jago silat yang memiliki ilmu silat sakti, kami jago-jago silat gadungan tak berani menerima pujian itu!" Lalu ia tertawa gelak-gelak sambil memandangi ke arah ketiga pemimpin partai Kun Peng Hai bangun lagi dan berkata Tu-heng salah menduga maksudku Aku sudah lanjut usianya, Mungkin aku hanya dapat memimpin partai Thian Liong beberapa tahun lagi. Meski betul partai Thian Liong baru berdiri lebih kurang dua puluh tahun, dan telah berhasil menggabungkan sisa dari kalangan Kang-ouw, tetapi orang-orang partai Thian Liong masih harus belajar dari kalian."Tu Wee Seng rupanya tak dapat menjawab sindiran itu, maka Sia Yun Hong bangun dari tempat duduknya, dan minta bicara, ia membungkukkan tubuh memberi hormat kepada para hadirin sebelum ia mulai bicara "SebetuInya para jago silat yang dipimpin Souw Cong Piauw semuanya memiliki ilmu silat yang maha tinggi sehingga partai Thian Liong yang hanya baru berdiri dua puluh tahun saja sudah menjadi terkenal di kolong langit sangat mengagumi Souw Cong Piauw dan para pemimpinnya, Akan tetapi dalam hal menerima atau menyambut tamu, kami tampak ada keganjilan. Ada yang disambut dengan kemewahan, ada pula yang disambutnya dengan sikap yang dingin, Oleh karena ini, kami mohon penjelasan!"Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan berkata "Sia Totiang, aku situa bangka mengira Totiang akan memberikan kami petunjuk yang bermanfaat bagi pertemuan ini, tetapi ternyata Totiang hanya mengejek dan menyindir seperti Tu- heng dari partai silat Hua San. Ah, sayang sekali jiwa yang besar rupanya tidak dimiliki oleh tiap-tiap jago silat!"Ejekan yang pedas itu membikin Sia Yun Hong gusar sekali, dan ia ingin mendamprat kembali ketika Tu Wee Seng bangun dari tempat duduknya dan berkata "Souw Cong Piauw agaknya menganggap partai Hua San dan partai Thian Cong dapat dibuat permainan Kini tidak perlu kita mengadu Kdah, kita jangan membuang-buang waktu lagi, aku minta Souw Cong Piauw segera mengatur acara pertempuran!"Segera terdengar suata gaduh di antara para hadirin, karena semuanya telah mulai mengeluh atau saling memberi komentar Tiba-tiba pemimpin partai Siat San, Teng Lee bangun dari tempat duduknya dan berteriak "Souw Cong Piauw, kata-kata Tu-heng betuI! sekarang bukan waktunya kita mengadu lidah, Kila mengadu ilmu silat! Umumkanlah segera acara pertempuran!"Souw Peng Hai tetap tenang, bahkan ia tertawa gelak- gelak, ia berkata, suaranya keras Teng-heng, mengapa kau tergesa-gesa? sekarang masih pagi. Aku situa bangka akan memperlihatkan daerah di sekitar Twan Hun Ya ini sebelum kita mulai mengadu ilmu silat Aku kira acara demikian lebih bagus, Bagaimanakah pendapat kalian?"Hian Ceng Tojin berpikir "Maksud apakah dia mengajak melihat-Iihat keadaan tempat ini? Apakah dia memasang perangkap lagi?" ia ingin menyatakan pikirannya agar pertandingan silat segera dimulai tetapi Tu Wee Seng sudah bicara lagi "Maksud Souw Cong Piauw mengajak kami melihat-Iihat Twan Hun Ya ini memang bagus, tetapi tempat ini bukannya tempat yang luar biasa, kami segan melihat lagi, Acara itu dihapuskan saja!""Kata-kata Tu-heng itu seolah-olah merasa curiga terhadap partai Thian Liong," jawab Souw Peng Hai. "Meskipun kami ini sisa kalangan Kang-ouw, tetapi kami mengerti dan mentaati peraturan yang lazim di kalangan Kang-ouw, Tu-heng tak usah khawatir kami akan melakukan sesuatu yang keji!" Lalu ia bertindak keluar, dikawal oleh keempat iblis dari propinsi Sucoan,ia berjalan mengitari tempat-tempat dari kesembilan partai silat itu, dan minta para jago silat turut padanya agar ia dapat tunjukkan keadaan di sekitar tanah dataran tinggi Twan Hun Ya itu, Entah mengapa, semua jago-jago silat bangun dari tempat duduknya masing-masing dan berjalan mengikuti dengan sikap yang waspada,Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya tersebut terletak di antara banyak puncak-puncak gunung, dan di waktu pagi hari diselubungi oleh awan-awan yang putih, Di bawah adalah jurang yang curam, dan siapa saja yang jatuh ke bawah tak akan tertolong lagi, Para jago silat baru mengerti mengapa tempat itu dinamakan Twan Hun Ya tanah dataran tinggi yang mencabut nyawa,Setelah Souw Peng Hai mempertunjukkan keadaan di sekitar tempat itu, ia berseru "Kalian telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri keadaan di sekitar Twan Hun Ya ini, segala kesan kalian akan kami terima dengan senang hati!" "Aku tak mempunyai kesan!" Sia Yun Hong menjawab dengan ketus,Souw Peng Hai mengurut-ngumt jenggotnya yang panjang, ia meraung seperti seekor naga sehingga suasana menjadi seram sekali, Lalu ia berkata Tu-heng tak usah mendesak Acara mengadu silat segera dimulai Kami berani mengundang semua jago-jago silat datang kesini, tentu saja kami ingin melihat kepandaian silat kalian, terutama dari partai Hua San..."sekonyong-konyong terdengar suara orang mendoa, dan Souw Peng Hai berhenti bicara untuk mendengari suara tersebut. Tiap-tiap perkataan diucapkan dengan tegas terang menarik perhatiannya para hadirin!Semua orang menoleh ke arah suara tersebut, dan mereka dapatkan bahwa suara itu datangnya dari tempatnya partai silat Siauw Lim. Seorang Hweeshio tua yang berjubah warna kuning bangun dari tempat duduknya, ia menyoja dan sambil memejamkan kedua matanya berkata "Kami Hweeshio- hweeshio dari Siauw Lim Pay jarang keluar dari lingkungan kampung halaman kami, terhadap soal batas membalas dendam atau pertandingan silat yang merupakan bunuh membunuh ini, kami tak harus turut serta, Akan tetapi kali ini undangannya Souw Cong Piauw, kami telah datang dengan tak menghiraukan akibatnya..."Terima kasih atas perhatian terhadap undangan partai Thian Liong kami!" sambutnya Souw Peng Hweeshio itu membuka matanya mengawasi Souw Peng Hai, ia meneruskan "Kami sebagai pemimpin partai silat Siauw Lim mesti memenuhi undangan Kami datang bukan untuk berebut nama atau kedudukan, tapi semata-mata untuk meredakan perselisihan di antara para hadirin!""Tetapi dengan cara apakah Taysu dapat meredakan- nya?" tanya Souw Peng Hai, Hweeshio itu menghela napas, lalu menjawabnya "Pada tiga ratus tahun yang lalu, peristiwa mengadu silat di atas puncak Sao Sit Hong mungkin masih diingat jelas oleh kalian. Kalian juga telah mengetahui berapa banyak korban telah runtuh di dalam pertempuran yang maha dahsyat itu! Hari ini Souw Cong Piauw, pemimpin partai silat Thian Liong, telah mengundang kalian dari kesembilan partai silat datang ke Twan Hun Ya juga untuk mengadu silatDan kali ini jago-jago silat yang datang untuk maksud tersebut jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah jago-jago silat yang datang ke puncak gunung Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, Aku yakin bahwa adu silat kali ini akan lebih dahsyat dan hebat, mungkin akan mengambil lebih banyak korban! Tetapi, bagaimanakah akibatnya nanti???"ia berhenti dan mengawasi jago-jago silat di sekitarnya, seolah-olah menanti jawaban atas pertanyaan itu,Tetapi semua orang membungkam. Mereka semuanya sedang memikiri peristiwa di puncak gunung Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, dan nasib mereka masing- masing dalam pertandingan silat yang segara akan dilangsungkanPemimpin partai silat Siauw Lim itu meneruskan "Oleh karena itu, kami dari partai silat Siauw Lim inginmengajukan usul tentang pertandingan silat kali ini, dan mintapendapatnya kalian jika usul kami ini dapat diterima demi kepentingan semua!"Usul yang akan diajukan oleh pemimpin partai silat Siauw Lim itu menarik perhatiannya semua hadirin, terutama karena usul tersebut katanya untuk kepentingan mereka silat Siauw Lim ajukan usul Setelah mendengar pemimpin partai silat Siauw Lim bicara, Souw Peng Hai menyambut dengan kata-katanya "Jika Taysu ada usul, sudilah segera menjelaskan nya. Kami akan berusaha menerimanya jika beralasan!""Nama Souw Cong Piauw sudah terkenal dimana-mana, dan aku si Hweeshio tua ini menghormati Souw Cong Piauw yang pandai memimpin. Ilmu-ilmu silat dari berbagai-bagai partai silat atau golongan banyak sekali, akan tetapi jika kita menyelidiki lebih mendalam, dasar daripada ilmu-ilmu silat itu hampir serupa, Betul ilmu silat ada yang dikerahkan dengan tenaga luar, dan ada yang dikerahkan dengan tenaga dalam, ada yang kelihatannya keras, dan ada juga yang kelihatannya lemah dasarnya ialah menyerang dan membunuh lawan, dan mengegosi atau mengelit serangan-serangan lawan, Aku si Hweeshio tua ini merasa beruntung dapat berjumpa dengan jago silat dari kesembilan partai yang terkenal pada dewasa ini, Jika Souw Cong Piauw dapat mengubah pertandingan atau pertempuran silat kali ini menjadi suatu pertemuan untuk belajar mempelajari semua ilmu-ilmu silat dari semua partai- partai silat yang telah hadir disini, bukankah bermanfaat sekali bagi semua partai-partai silat umumnya dan semua jago-jago silat khususnya?"ia berhenti sejenak untuk melihat akibat dari usulnya itu. Lalu ia meneruskan "Jika usulku ini dapat diterima oleh Souw Cong Piauw dan para hadirin, maka kita dapat menghindarkan pembunuhan di antara kita, dan mungkin juga mengubah permusuhan menjadi persahabatan Sekianlah! OMiToHut!"Semua jago-jago silat berpikir setelah mendengar usul si Hweeshio tua itu, dan semuanya menghargai usul itu, Lalu Tu Wee Seng bangun dari tempat duduknya dan berkata "Tidak keliru jika dikatakan Taysu seorang yang suci dan luhur Usulnya telah membuktikan bahwa dia berusaha keras menghindarkan pembunuhan di antara kita, Tetapi belum tahu bagaimana pendapat Souw Cong Piauw yang telah mengundang kita datang ke sini!" Setelah ia mengatakan pikirannya, ia duduk kembali dan mengawasi semua jago-jago silat di sekitarnya, Rupa-nya jago-jago silat yang lain belum dapat mengatakan pendapatnya, karena semuanya masih juga duduk berpikirUsul pemimpin partai silat Siauw Lim yang disokong oleh Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua San, tidak sedikit membikin Souw Peng Hai menjadi gelisah, ia bangun lagi dari tempat duduknya, dan berkata, suaranya keras "Usul Taysu yang disokong oleh Tu Wee Seng membuktikan bahwa mereka itu mempunyai hati yang baik, Tetapi aku yakin bahwa jago-jago silat dari partai-partai lainnya tak akan dapat menerimanya, karena pertemuan yang kami selenggarakan ini adalah suatu pertemuan yang luar biasa, dan baru dapat diselenggarakan setelah tiga ratus tahun semenjak pertemuan di atas puncak gunung Sao Sit para hadirin telah tidak menghiraukan perjalanan yang jauh dan waktu yang berharga untuk datang kesini dengan tekad mengadu ilmu silat, agar supaya nama dan kedudukan masing-masing dapat ditetapkan? Oleh karena itu, jika kita batalkan pertandingan silat ini berarti kita bekerja setengah jalan, Para hadirin yang terhormat! pikirlah dengan tenang sebelum kita batalkan pertemuan ini yang dapat membereskan perebutan nama dan mengakhiri iri hati di antara kita!"pemimpin partai silat Siauw Lim segera bangun dan berkata "Maksud semula Souw Cong Piauw sebetulnya bagus, tetapi kita harus menginsyafi bahwa pedang atau golok itu tak bermata, dan totokan atau jotosan itu tak mengenal kasihan. Di dalam pertempuran kita tak dapat mengendalikan napsu membunuh lawan kita, dan korban dari pertempuran demikian pasti ada! Menurut pendapat aku si Hweeshio tua, pertandingan ilmu silat ini dapat kita ubah menjadi pertunjukan kemahiran ilmu silat yang dilakukan oleh tiap-tiap jago silat, Dengan demikian kita semua dapat belajar men pelajari kepandaian mas ingin asin g, dan mungkin pula dapat mengikat tali persahabatan! Souw Peng Hai tak sabar lagi, Dengan kedua mata melotot ia berkata Tentang kemahiran ilmu silat masing-masing kita semua sudah mengetahui Sekali lagi aku tegaskan Kita datang kesini untuk membereskan perebutan nama dan kedudukan partai masing-masing agar supaya di kemudian hari kita tidak saling berselisih pula, Jika sekarang kita batalkan, maka pertemuan serupa ini yang kami telah usahakan dengan jerih payah tak dapat diselenggarakan lagi!"Tu Wee Seng yang mendengar tentangan Souw Peng Hai itu, dan menganggap bahwa partai Thian Liong sudah bertekad memperlihatkan keunggulannya, menjadi mur-ka. ia segera berdiri dan berkata dengan suara keras sekali "Souw Cong Piauw rupanya sudah bertekad menetapkan nama dan kedudukan dari semua partai yang telah diundang! Kamipun tak gentar mengadu ilmu silat!Nah, sekarang karena Souw Cong Piauw telah pertama menerima partai silat Kun Lun datang ke Twan Hun Ya ini, maka menurut aturan, partai silat Kun Lun yang harus bertempur melawan jago-jago silat dari partai Thian Liong! Para hadirin yang terhormat, setujukah dengan usul kami ini?"sebelumnya Souw Peng Hai dapat menjawab, Tong Leng Tojin dari partai silat Kun Lun telah bangun dan menjawabnya sambil tersenyum Tu-heng telah menghargai partai silat Kun Lun, dan telah ajukan usul untuk partai silat kami yang pertama melawan jago-jago silat partai Thian Liong, penghargaan tersebut, kami menghaturkan banyak terima kasih. Akan tetapi tentang urut partai silat yang mana harus bertempur adalah soal kita semua, tak dapat ditetapkan oleh Tu-heng seorang."Souw Peng Hai tertawa dan berkata "Tong Leng Totiang bicara betul! Mengatur urut itu bukannya soal perseorangan, Urut itu harus ditetapkan oleh kami! itu baru adil!"Sia Yun Hong dari partai silat Tiam Cong yang selalu membela Tu Wee Seng segera berdiri dan berkata "Partai silat Kun Lun sangat terkenal di kalangan Bu Lim, Jika partai silat Kun Lun bertempur pertama, kami anggap adil sekali!"Hian Ceng Tojin setelah memandang Suteenya, lalu berdiri dan berkata "Usul Tu-heng dan Sia Totiang kami sangat hargai, karena partai silat kami sangat dipuja! Namun partai silat kami tak berani keluar bertempur tanpa memperoleh persetujuan semua partai yang telah diundang, Aku pereaya bahwa Souw Cong Piauw yang menyelenggarakan pertemuan ini sudah mempunyai daftar urut tersebut Lebih baik kita serahkan kepada Souw Cong Piauw sajaf"Dari dalam saku di dadanya Souw Peng Hai mengeluarkan sehelai sutera putih yang tergulung ia buka gulungan tersebut dan sambil memegangi sutera itu ia berkata "Tentang urutan tersebut, aku si tua bangka sebetulnya sudah tetapkan sekarang kami bacakan nama-nama dari partai silat menurut urutan ini. Namun kalian masih dapat ajukan usul untuk mengubahnya!"Suasana segera menjadi sunyi senyap, karena semuanya ingin mengetahui partai yang manakah memperoleh kehormatan untuk keluar bertempur paling du!u. Semua perhatian ditujukan kepada Souw Peng Hai seorang,Souw Peng Hai menyapu semua hadirin dengan kedua matanya yang tajam, lalu mulai membaca nama-nama partai silat yang ia telah tulis diatas sutera putih itu dengan tenang dan nyata. Menurut urutan yang telah ditetapkan olehnya, partai silat Ngo Bie tereantum paling pertama, Ketika ia hendak membaca nama partai yang kedua, Tia Ceng, pemimpin ke empat dari partai silat Ngo Bie, lekas-lekas berdiri dan berkata "Souw Cong piauw terlampau menghormati partai silat kami." ""Partai silat Ngo Bie sangat dihormati dan terkenal di kalangan Bu Lim. Lagi pula partai silat kami dan partai silat Ngo Bie mempunyai dendam. Oleh karena itu kami sengaja ingin bertempur melawan lebih dahulu partai silat Ngo Bie Kami yakin partai silat Ngo Bie tak akan gentar melawan seorang jago silat dari partai kami." " jawab Souw Peng Hai dengan senyum menyindirTio Ceng Taysu sangat tersinggung dan mukanya menjadi merah, ia berkata "Souw Cong Piauw terkenal sebagai seorang jago silat yang lihay dan sebagai pemimpin satu partai silat yang besar, tidak seharusnya berbicara demikian! Mengapa kau harus menyebut-nyebut soal dendam! Dendam itu tak akan kami lupakan dan akan kami bayar sampai lunas! Nah, kita dapat bertempur sekarang!"Suasana segera menjadi tegang, karena Tio Ceng Taysu sudah maju keluar menantang partai Thian Liong,Tetapi Souw Peng Hai yang terkenal pintar, tak gentar dengan tantangan itu, Dengan tenang ia berkata pula "Kali ini kita hanya mengadu silat semata-mata, tentang soal dendam antara kedua partai silat kita, kita dapat membereskannya kelak, Aku minta Taysu ber-sabar!"Si Hweeshio tua dari partai silat Siauw Lim segera berbangkit dan berusaha meredakan suasana sambil men- doa "O Mi To Hut! pertandingan ilmu silat kali ini terlampau kejam. sebetulnya kita harus mencegahnya!"Souw Peng Hai tertawa getak-gelak dan berkata Taysu terlalu baik hati Aku si tua bangka menghargai kebaikan hati itu, Tetapi kami tak dapat membikin kecewa jago-jago silat dari kesembilan partai yang telah datang dari tempat-tempat jauh dan menghamburkan banyak waktu yang berharga untuk membereskan perselisihan yang telah berlangsung tiga ratus tahun ini!"Tiba-tiba terdengar seseorang berkata "Jika demikian nyata sekali Souw Cong piauw sudah bertekad bertempur melawan semua jago-jago silat dari kesembilan partai lainnya!"Semua menoleh ke arah orang itu, Orang itu berada di tempatnya partai silat Bu Tong, seorang yang penuh brewoican, bertubuh tegap, berjubah coklat, bersenjata pedang, dan seluruhnya menunjukkan seorang pemimpin yang dipandang dan ditakuti Dia adalah Ceng Hian Totiang, pemimpin partai silat Bu Tong,sebetulnya partai silat Bu Tong tidak lebih rendah daripada partai silat Siauw Lim dan ilmu silat Bu Tong sejajar dengan partai silat yang Wee Seng segera bangun dan berkata "Partai Thian Liong senantiasa mencari alasan yang bermusuhan terhadap lain-lain partai silat Ya, selama dua puluh tahun ini, orang- orang dari partai Thian Liong selalu berbuat sewenang- wenang di kalangan Kang-ouw seolah-olah orang-orang dari partai silat lainnya dapat diinjak dan dihina! Jika hari ini kami tak dapat memberi pengajaran kepada mereka, aku khawatir partai Thian Liong akan menjadi lebih congkak lagi!"Sia Yun Hong juga bangun dan menambahkan "Akupun berpendapat demikian Hari ini jika kita tidak membikin beres perselisihan dengan partai Thian Liong, maka seterusnya partai-partai silat lainnya tak dapat tempat lagi di kalangan Kang-ouw!""O Mi To Hut," puji pemimpin partai silat Siauw Lim-"Jika hari ini kita bertempur, maka seterusnya antara kita selalu ada dendam, partai silat kami telah diundang dan dipandang sejajar dengan partai-partai silat lainnya, Ke-datangan partai silat kami sebetulnya dengan maksud meredakan ketegangan, bukan untuk mempertunjukkan ilmu silat Siauw Lim, karena kami yakin akibatnya daripada pertempuran atau pembunuhan nanti. DaftarLengkap Cerita Silat Karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo dan penulis Indonesia lainnya (serial maupun judul lepas) yang bisa Anda beli dalam bentuk buku cetak untuk koleksi. Daftar ini ditulis karena ada beberapa dari Anda yang memintanya, meskipun di dalam halaman fanpage di tab (kotak kecil) notes sudah Saya tuliskan. Sypnosis[] Daftar Isi[] Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 tamatH Cover Penampilan[] Konten komunitas ada dibawah CC-BY-SA atau ada pernyataan lain. CERITASILAT SERIAL PENDEKAR SAKTI (1) PENDEKAR SAKTI OLEH: ASMARAMAN S KHO PING HO UNTUK KOLEKSI PRIBADI DIKUMPULKAN OLEH WAHYU WIDODO Sungai Huang-ho atau Sungai Kuning yang amat terkenal di Tiongkok itu menumpahkan airnya di laut Pohai, termasuk di Propinsi San-tung sebelah utara. Cerita Silat – Cerita silat adalah cerita laga dengan berbagai cerita. Serial bahkan sinema silat dan kungfu mewarnai layar kaca pada zaman ini. Namun jangan salah sampai saat ini serial cerita silat masih sangat digemari oleh para anak lelaki. Bahkan banyak anime bertemakan silat juga masih digemari oleh anak-anaknya. Kali ini ada serial cerita silat berjudul lahirnya pendekar giok hijau yang cukup menarik dan cocok untuk dijadikan bacaan. Selain cerita mengisyaratkan akan keberanian dan ketangguhan cerita ini juga penuh sarat makna. Serial Cerita Silat lahirnya Pendekar Giok Hijau Berikut ini adalah beberapa cerita silat beberapa bagian. Bagian ini menjadi beberapa episode yang sayang untuk dilewatkan. Beberapa bagian ini akan menceritakan perjalanan lahirnya pendekar giok hijau dari Taipei yang sangat terkenal ketangguhanya. 1. Kesedihan Pendekar Khan Kesedihan Pendekar Khan Dalam episode ini khan menjadi brutal karena dendam atas kematian kakaknya beberapa silam yang dibunuh oleh pendekar bermata biru yang terkenal sangat kejam dan sadis. Bahagian 1 Guru besar Han memanggilmu, cepatlah segera menemuinya terlihatnya penting. Gadis pink berkata padanya. Pendekar khan pun menoleh ke arahnya lalu pergi meninggalkan gadis pink. Sang guru telah berdiri di balik dipan dengan melipat tangannya di belakang punggungnya. Khan..apa yang kau lakukan? Guru Kho berkata padaku karena engkau telah menghabisi muridnya. Tapi guru, khan menjawab! Aku sudah katakan padamu jangan ikuti amarahmu? Bukan seperti itu membalaskan dendam kakakmu. Tahukah akibat ulahmu, tuan guru muda chengfi nyaris terbunuh karena menyangka dirinya yang sengaja menyerang perguruan bintang merah. Guru ha memalingkan wajahnya ke arah khan, sembari mendekat dan berkata aku tau engkau kecewa tapi demi menjaga nama baik guru kita harus menahan semua. Dengan rasa kesal khan meninggalkan sang guru dan pergi keluar ruangan itu menuju tempat favoritnya yaitu dibawah pohon bambu tempat dirinya dan kakaknya dahulu ketika bersama. Ia meneteskan mata lalu tiba tiba ia mengambil pedangnya lalu dengan cepat menebas dengan cepat serta mematikan pohon bambu sejarah itu. Kungfumu maju dengan sangat pesat, aku bangga denganmu engkaulah muridku yang paling pintar guru Han datang dari arah belakang yang tidak disangka dan membuatnya terkejut. Sayangnya kungfu sangat mudah dipatahkan lawan karena kekuatannya belum begitu tajam. Khan langsung mengembalikan pedang nya kepada sarungnya. Temui aku di bukit biasa itu besok malam…..! guru Han langsung meninggalkan khan. Entah apa yang akan ingin guru ha tunjukan pada khan sehingga harus datang ke atas bukit. Baca Juga Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Cerpen 2. Guru Han Mati Terbunuh Guru Han Mati Terbunuh Dalam episode ini kesedihan khan bertambah kala perguruannya diserang oleh sekelompok perguruan yang hendak mencuri giok hijau saat khan tidak ada. Dalam peristiwa ini guru Han dan kakak Wan tewas terbunuh. Kedua Pendekar khan tidak terlihat siang itu entah apa dan dimana dia mungkin sedang memikirkan kejadian peristiwa yang memilukan saat itu. Anak itu memang sangat penyedih Nona Lee menimpali kata-kata tuan Pie. Sudahlah jangan dipikirkan anak itu biarkan saja dia ikut mati dengan kakaknya dasar payah. Teman seperguruannya menimpali. Lalu tiba-tiba guru ha mengejutkan mereka sehingga dengan wajah yang ketakutan. Dimana khan katakan padanya aku mencarinya. Kemana anak itu? Tadi malam juga ia tidak tidur di kamarnya guru. Hemmm…guru Ha kembali ke ruangannya dengan wajah cemas. Dasar anak manja nona Lee berkata eh sudah sudah nanti guru marah padamu. Khan murid kesayangan guru han. Seperti biasa para murid berlatih kungfu untuk menambah kemampuannya dalam silat. Entah apa yang terjadi kali ini di ruangan guru ha tidak terlihat hanya ada kakak Wan yang memberikan latihan siang ini. Mungkin guru ha sedang istirahat atau sedang bermeditasi. Tiba-tiba saat sedang latihan ruangan dikepung dan melakukan penyerangan bertubi-tubi dengan wajah yang ditutupi kain hitam entah siapa. Pertarungan sengit terjadi sampai pertumpahan darah. Suara pedang dan suara keras terdengar sangat keras dan riuh membuat semua orang panik. Lindungi guru ha…kata kakak Wan. Semua murid guru ha berjatuhan bersimbah darah para penjaga di depan mungkin sedang beristirahat atau telah mati terbunuh di tiba selang waktu kemudian khan tiba dan bingung melihat porak-poranda perguruannya entah siapa yang melakukan. Dengan sigap khan berlari menuju ruangan guru ha terlihat kakak Wan mati terbunuh dan guru ha terluka parah. Guru apa yang terjadi….siapa yang melakukannya katakan padaku. Khan memangku guru Ha lalu membawanya ke tempat yang aman. Lalu memberikan penawar racun kepada guru Han. 3. Giok Hijau Closeup of male karate fighter hands. Black and white. Dalam bagian ini pendekar khan diberikan warisan berubah giok hijau yang memiliki kekuatan dahsyat. Dan menjadi rebutan oleh beberapa perguruan kakek Han memberikan giok itu padanya. Giok Hijau Ketiga Sudahlah guru jangan memaksakan diri guru kan sedang terluka. Jika telah sembuh baru kita ke bukit itu. Sudahlah jangan membantahku aku tidak apa-apa sambil terbatuk-batuk. Baiklah guru aku akan menggendongmu ke bukit. Entah apa yang diinginkan gurunya itu sehingga memaksanya terus sampai ke bukit bahkan sedang terluka. Papah aku di balik gua itu katanya, baik guru. Khan umurku tidak lama lagi guru bicara apa sih. Guru akan pulih aku akan menjaga guru. Dasar kamu anak yang manja guru Han menimpali. Khan ambil giok hijau ini jaga ini sampai dasar penghabisanmu jangan sampai giok ini jatuh ke tangan perguruan pendekar biru atau siapapun. Sudah saatnya aku katakan padamu. Bahwa mereka mencariku untuk merebut giok hijau ini. Giok ini adalah peninggalan guru besar Youn JI yang memiliki kesaktian luar biasa. Jaga perguruan kita aku tidak lagi bisa menjaganya hanya kau lah yang dapat menjaga perguruan menjadi aman dan baik. Tuntun adik seperguruanmu menjadi pendekar yang berhati mulia. Jangan pernah dendam dan penuh dengan amarah karena semua itu akan menghancurkan dirimu. Apakah engkau mau berjanji padaku. Pasti guru aku akan menjaganya sepenuh hatiku. Aku sudah tidak tahan lagi aku akan mewarisi ilmuku padamu duduklah aku akan menyalurkan ini padamu. Khan pun duduk dengan telapak tangan bertemu serta mata yang tutup konsentrasi penuh. Lalu guru Han menyalurkan ilmunya kepada khan selama satu malam itu mereka bertapa. Sesekali guru Han terlihat kehabisan energi. Guru sudahlah aku tak ingin dirimu terluka. Guru-guru ha…khan memanggil guru dan menangisi kepergian guru Han . Maafkan aku guru tidak selalu mengikuti kata-katamu. Jika saja malam itu aku tidak pergi engkau tidak akan terluka betapa bodohnya aku. Baca Juga Cerpen Tentang Persahabatan 4. Pertarungan Dua Pendekar Dari peristiwa ini lahirnya seorang pendekar giok hijau yang tersohor dan terkenal. Pertarungan mengalahkan sang pendekar mata biru. Atas bimbingan gurunya khan mampu mengalahkan pendekar bermata biru. Pertarungan Dua Pendekar Keempat Malam itu sang pendekar Khan terlihat bingung entah apa yang ia pikirkan mungkin ia ragu antara memilih untuk melawan pendekar bermata biru atau pergi menjauh tiada yang mengetahui. Kalau aku tidak datang memenuhi tantangan si mata biru reputasi perguruan akan kupertaruhkan sementara jika namun jika aku datang tidak mampu mengalahkan nya maka giok hijau akan jatuh ke tangannya. Setelah 6 tahun ia berlatih menguasai semua ilmu yang diturunkan oleh guru Han, kali ini saatnya aku membuktikan dan membalaskan dendam kakakku, kakak Wan dan guru Han. Lelaki perawakan tampan itu sudah bertekat untuk datang dalam pertarungan itu. Dia memakai baju tarung peninggalan guru Han, serta pedang suci putih. Ia datang ke gua tempat pemakaman dan pertemuan terakhirnya dengan Guru Han. Ia berlutut di Gua itu..’Guru maafkanlah aku yang tidak bisa menjadi murid terbaik. Esok aku akan membalaskan semua dendam perguruan kita. Ia menjerit sekuat kuatnya, tiba tiba ia tertidur di pusara guru Han. Khan pertempuran adalah menaklukkan dendam dan mengedepankan rasa jika engkau dapat menghapus dendam di hatimu engkau akan mengalahkanya namun jika hatimu masih diliputi dendam engkau tak kan bisa mengalahkan pendekar biru. Pendekar khan kaget dan terbangun ternyata hari telah siang ia bermimpi bertemu sang guru. Dengan seluruh kekuatan hatinya ia memutuskan untuk mengikuti seluruh pesan sang kakek. Kakek engkau kah itu aku rindu padamu kakek..kakek. Ia berjalan dengan membawa pedang yang ada di punggungnya dengan penuh keberanian ia datang kedalam pertarungan itu. Tampak sang pendekar biru dan seluruh perguruan ternama di Taipei hadir disitu. Tangannya digenggamnya. Pertarungan telah dimulai hentakkan para pendekar pilihan tampak bertarung dengan segala kekuatan menang atau duduk dengan menunggu giliran. Baca Juga Contoh Struktur Cerpen 5. Lahirnya Sang Pendekar Giok Hijau Lahirnya Sang Pendekar Giok Hijau Kekalahan demi kekalahan saat bertarung membuat khan hampir terbunuh oleh pendekar bermata biru namun perlahan guru Han datang memberikan kekuatan padanya. Dan dengan sekali pukulan pendekar bermata biru jatuh terluka tak berdaya. kelima Pertarungan mencengangkan antara perguruan masih berlangsung sengit ceceran darah disana sini sorak sorak teriakan para penonton menambah pertarungan semangkin menarik. Dan saatnya pun tiba sangat hakim mengumumkan pertarungan akan ditutup oleh kedua perguruan paling hebat yaitu pendekar bermata biru dengan pendekar Khan. Akupun berdiri menuju sasana pertandingan. Aku putarkan penglihatanku dan menentramkan hati senyap seketika aku hanya melihat pendekar bermata biru dan kakek yang sedang duduk menyaksikan..kakek aku kaget dan bahagia melihat kakek. Pendekar bermata biru pun menyerangku dengan sangat liar ujung pedangnya siap merobek apapun yang mengenainya lincah setiap gerakan kungfu nya tidak dapat aku remehkan begitu saja. Dan ah…tanganku basah oleh darah yang mengalir di tanganku..dia berhasil merobek tangan kananku. Aku serang aku dengan gerakan kanan dan kiri lalu menebas langsung kepalanya namun tidak semudah itu..dan lagi lagi ia berhasil menebas jari kananku. Aku semakin kehilangan keseimbangan..aku lemah dendam semakin menguasai tubuhku dan jiwaku. Kupejamkan mata. Lalu ku lepaskan pedangku. Aku ambil kuda kuda dan posisi kakek seolah berada di sisi kananku dan kakakku berada disisi kuasai hatimu hajar dia tepat di dada kanan dan bagian perutnya dengan sigap sekali pukulan. Dan begitu pendekar biru menyerangku tanpa ampun ya…langsung aku memukul bagian tempat- tempat paling mematikan dengan pukulan seribu bayangan. Pendekar jatuh tak mampu lagi berkutik dan saat ia tidak berdaya ia langsung mengambil pedangnya dan ingin menancapkan di kepala Semua orang berteriak.. Itulah serial cerita silat tentang pendekar giok hijau dan pendekar bermata biru. Cerita ini sangat menarik dan seru pertarungan dan dendam yang tidak berkesudahan apakah pendekar bermata biru akan datang membalasnya. Cerita Silat
Iahendak memasuki gua itu. Tiba diambang mulut gua, sehembus angin dingin meniup sehingga ia menggigil. Teringat akan pesan gurunya, ia bergegas hendak keluar. Tetapi ia tertegun ketika melihat kedua sisi pintu gua terdapat beberapa ukiran huruf, berbunyi: "Laut dendam, sukar ditimbuni. Siapa masuk tentu mati".
Jilid 14Lalu ia berlutut di hadapan kedua "patung" itu memberi hormat ia beristirahat sejenak, lalu ia mendaki batu yang besar dan melihat kotak dari batu Giok. Diperiksa-nya dengan teliti, dan di atas kotak tersebut tertulis delapan huruf yang berbunyi "Pit Cek Cung Po, Cin Si Mok Sen Kitab-kitab ini sangat berharga, Harus dijaga baik-baik. Kitab-kitab itulah yang dicari oleh para jago silat selama hampir tiga puluh ratus tahun, Kini ia, Na Hai Peng, yang menemuinya, ia yang menggemari sekali ilmu silat, dan yang telah mencurahkan semua perhatian dan semangatnya untuk memperdalam dan berlatih silat, sehingga lupa kepada Cui Tiap kawan hidupnya yang sangat mencintai ia, menjadi terharu bereampur girang sehingga seluruh tubuhnya gemetar! BetuI dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu ia tidak bermaksud menjagoi di kalangan Kang-ouw, tetapi kegembiraannya tak terhingga ketika ia menemukan kitab-kitab tersebut!Dengan bernapsu ia buka kotak batu Giok itu, yang berisikan tiga kitab yang dengan kulit kain sutera yang masih utuh, disamping satu Leng Tan Pil obat. Di bawah Leng Tan itu ada satu kertas putih dengan tulisan yang berbunyi "Dihadiahkan kepada orang yang telah berhasil masuk ke ruangan ini."Na Hai Peng yang telah tidak makan dan minum beberapa hari, setelah melihat Leng Tan itu, segera diambilnya dan ditelannya, ia segera merasakan bau harum di mulutnya, dan seluruh tubuhnya menjadi hangat, segar dan bersemangat seolah-olah mempunyai tenaga dari sembilan ekor banteng!Sambil duduk di atas batu ia buka kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, Kitab-kitab itu melukiskan dan menjelaskan cara-cara orang belajar ilmu silat, ilmu-ilmu tenaga dalam maupun tenaga luar, ilmu menggunakan maupun mengelakkan senjata-senjata rahasia, ilmu memperkuat iman, menyembuhkan luka-luka di dalam tubuh, serta ilmu-ilmu dan jurus-jurus yang dapat melumpuhkan lawan secara kilat dan singkat semuanya itu, yang berkenaan dengan ilmu silat, dan menyembuhkan luka-luka akibat dari pertempuran, dapat dipelajari dengan mudah dan cepat Lebih pula, segala ilmu silat tinju, menggunakan macam-macam senjata tajam atau senjata rahasia, ilmu menotok jalan-jalan darah dan membebaskannya, ilmu menawan lawan hidup- hidup atau mati, semuanya dijelaskan dengan terang dan jelas,Na Hai Peng membaca semua itu dengan tekun dengan perasaan terharu dan kagum... dan bahagia, Ketika ia membaca sampai kepada kitab ketiga, yang berlainan isinya daripada kitab ke satu dan ke dua, ia menjadi agak bingung, karena isinya adalah jampe-jampe mantera dan sebagainya yang sukar dimengerti olehnya, Namun ia membacanya habis ke tiga kitab tersebutHarus diketahui bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu disusun oleh Ti Kian Cin Jin bersama San Im Shi Ni setelah mereka dari lawan menjadi kawan, Disamping semua ilmu- ilmu silat, Ti Kian Cin Jin juga telah memberitahukan dan merundingkan ilmu Hian Men It Goan Kong Ki Tenaga dalam dahsyat melumpuhkan lawan, dan San Im Shi Ni menjelaskan ilmu Hut Men Pan Yo San Kong Tenaga luar ajaib untuk menggempur dan menghindari serangan-serangan dahsyat.Kedua ilmu tersebut adalah modal istimewa mereka, dan setelah mereka mempelajari kedua ilmu istimewa tersebut, mereka insyaf bahwa jika orang dapat memiliki kedua ilmu istimewa tersebut, maka dia akan menjadi seorang jago silat yang sakti laksana seorang dewa atau dewi,Ilmu Hian Men It Goan Koang Ki bahkan dapat meremajakan, menguatkan dan menyembuhkan Iuka-luka di dalam tubuh. Ilmu Hut Men Pan Yo San Kong dapat membunuh lawan hanya dengan satu semprotan hawa dari mulut!Mereka terus mempelajari kedua ilmu luar biasa itu selama tiga hari dan tiga malam sambil berusaha menyembuhkan luka-luka yang diderita sebagai akibat pertempuran sambil menunjuk ke kedua kitab Kui Goan Pit Cek yang telah selesai disusun itu, Ti Kian Cin Jin berkata sambil tersenyum "Jika sebelumnya kita masuk ke dalam goa ini untuk menyusun kedua kitab ini, kau memberitahukan ilmu Hut Men Pan Yo San Kong kepadaku, mungkin aku dapat berhasil menyembuhkan luka-lukaku dengan dibantu oleh ilmu Hian Men It Goan Kong Ki dari aku. "San Im Shi Ni menjawab sambil menghela napas "Tidak ada gunanya kita bicarakan itu lagi, karena sudah terlambat Mungkin juga ini kehendaknya Tuhan, ilmu Hian Men It Goan Kong Kimu digabung dengan ilmu Hut Men Pan Yo San Kongku sebetulnya dapat membikin kita hidup lama, jika kedua ilmu ini tidak dicatat dan disusun di dalam kitab, maka kedua ilmu ini akan hilang, Menurut pendapatku tidak ada jahatnya jika kita, menyusun kedua ilmu itu di dalam kitab ke tiga."Setelah memperoleh persetujuannya Ti Kian Cin Jin, maka mereka menyusun kedua ilmu ajaib tersebut di dalam kitab ke tiga dan kitab itu diberi nama Toa Pan Yo Hian Kong llmu ajaib abadi, Setelah mereka selesai menyusun kitab ke tiga itu, mereka tak dapat hidup lebih lama lagi, Betul dengan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong itu mereka dapat menyembuhkan luka- lukanya, akan tetapi usaha menggunakan ilmu itu sudah Ti Kian Cin Jin menutup mulut goa dengan batu, dan San Im Shi Ni menaruh tiga Kui Goan Pit Cek itu di dalam kotak batu Giok bersama satu butir Leng Tan pil ajaib, lalu kotak itu ditaruh di atas satu batu besar Kemudian dengan membakar hio mereka berdiri di atas dua batu di kedua samping batu yang besar menanti ajal mereka! Hio yang dibakar terbuat dari daun-daun ajaib, dan asap yang keluar dari hio itu dapat mengawal kan jenazah mereka, Daun-daun yang ajaib itu adalah hasil penyelidikan Ti Kian Cin Jin yang sengaja membawa dan ditanam di dekat puncak Pek Yun Siat,Setelah Na Hai Peng membaca ketiga kitab Kui Goan Pit Cek itu, ia merasa dapat memahami semua ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab pertama dan ke dua, hanya kitab Toa Pan Yo Hian Kong yang ia belum paham betul, namun ia telah merasa bahagia sekali, dan air matanya mengucur keluar karenanya!Dengan pil ajaib Leng tan yang ia telah telan, ia merasakan tubuhnya sehat segar, sedikitpun ia tak merasakan lapar,Baru pada keesokan harinya ia merasa agak lapar, ia menghitung-hitung bahwa dua puluh hari telah berselang semenjak ia terjun masuk ke dalam sungai untuk menyelidiki keadaan di situ, Lalu dengan membawa kotak yang berisi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu ia keluar dari pohon-pohon bunga yang menjadi daerah sesat tidak menjadi soal lagi baginya. Hanya bau busuk dari kedua mayatnya Ciu Ki dan Kang Cwan sukar ditahan. sebetulnya ia ingin mengubur dengan selayaknya kedua mayat itu, akan tetapi ketika ia berpikir caranya kedua perampok yang kejam itu membujuk ia terjun dulu, ia menjadi jemu akan perbuatannya, Dengan mudah ia dapat melalui daerah sesat itu, dan tiba di pinggir sungai Untung baginya rotan yang disambung untuk dijadikan tali masih ada. Dengan bantuan tali rotan itu, ia dapat keluar lagi ke atas sungai dengan ia pergi ke goa yang terletak di atas puncak Pek Yun Siat untuk mempelajari dan memahami semua ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Goa Pek Yun Siat itu agak luas, terdiri dari beberapa kamar Satu angin anglo dapur baru dari Ti Kian Cin Jin masih ketinggalan di dalamnya, Dengan hasrat memperdalam ilmu silatnya, maka goa Pek Yun Siat itu ia jadikan tempat cepat sekali sepuluh tahun telah berlalu, ilmu silatnya Na Hai Peng telah bertambah maju berlipat ganda, dengan bermacam-macam ilmu pukulan dan ilmu menggunakan senjata tajam yang tiada taranya di kolong langit, bahkan ilmu Hian Men It Goan Kong Ki pun ia dapat memahami banyak, Tetapi dalam waktu sepuluh tahun itu ia hanya baru memiliki kurang tiga atau empat persepuluh bagian dari kesemua ilmu yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu,Pada suatu hari, ia mempunyai suatu pikiran nakal, ia membuat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu dengan mengunakan kertas putih, ia kembali lagi ke dalam goa yang berada di perut gunung, dan menaruh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu itu di atas batu besar di dalam goa tersebut Lalu ia taruh peta Cong Cin To di atas puncak Sao Sit Hong, tempat dimana Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni mengadu silat"Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah mengambil entah berapa banyak korban diantara jago-jago silat selama beberapa ratus tahun, Jika peta Cong Cin To itu diketemukan orang, maka orang itu pasti datang ke goa di perut gunung untuk mengambil kitab-kitab palsu itu, maka berhenti lah para jago-jago silat mencarinya atau saling bertempur untuk memperoleh kitab-kitab itu.,." pikirnya Na Hai Peng. Dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu itu ia hanya gambarkan macam-macam bi-natang, burung dan ikan dengan sembarangan saja,Ketika ia sedang membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu itu ke dalam goa di perut gunung, tiba-tiba ia menjumpai seekor bangau yang besar berdiri di depan mulut goa. ia yakin bahwa ilmu silatnya mahir dan tinggi, ia memukul kan tinjunya tetapi bangau yang besar itu terbang ke atas secepat kilat menghindari tinjunya, dan terbang turun lagi menyapu ia!Na Hai Peng lekas-lekas loncat mengegos sambil berusaha menangkapnya, Tetapi bangau itu rupanya sangat lincah dan cerdik, seolah-olah diapun pandai silat Dia berbunyi keras dan datang menyambar dari belakang,Demikianlah Na Hai Peng bertempur melawan bangau itu dengan semua ilmu silat yang ia telah pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi ia masih juga tidak berhasil menangkap bangau Hai Peng terperanjat dan berpikir "Sepuluh tahun sebelumnya, ilmu silatku dapat menerkam harimau dan memukul mati singa, Tetapi sekarang setelah aku dapat memiliki banyak ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku tak mampu menangkap seekor bangau!"Kemudian ia berlutut dan mengumpulkan tenaga dalamnya untuk melancarkan jotosan dengan tangan kirinya ke itu terdampar jauh sekali oleh angin dari jotosan nya, tetapi bangau itu segera datang menyambar lagi, Na Hai Peng menggunakan jurus Ciang Hong Pa Liong atau Burung Hong menerkam naga, dan ia berhasil mencekal kedua kakinya bangau itu!Bangau itu berusaha melepaskan diri, tetapi sia-sia, karena tenaganya Na Hai Peng demikian besarnya seolah- olah dapat menahan sepasang banteng yang sedang mengamuk!-ooo0ooo-Dengan ilmu silat sakti, Na Hai Peng kembali ke istana "Bangau ini luar biasa! Apa maksudnya dia menyerang akudemikian sengit nya ?" pikir Na Hai ia melepaskan cekalannya, bangau itu tidak berusaha terbang pergi, Na Hai Peng dorong batu di mulut goa dan masuk ke dalam, ia taruh kotak-kotak yang berisi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu di atas batu besar, dan jalan keluar lagi setelah melalui pohon-pohon bunga, Alangkah kagetnya ketika ia tiba di pinggir sungai, tali rotan yang ia gunakan tadi telah hilang! Bagaimanakah ia dapat keluar dari lembah yang sempit dan yang dilingkari oleh lereng-lereng gunung yang curam lagi licin itu? Meski ia berlatih lagi sepuluh tahun sekalipun ia tak akan berhasil keluar dari lembah tersebutDalam keadaan bingung itu, tiba-tiba ia merasa hembusan angin di belakangnya, ia menoleh dan melihat bangau yang besar itu sudah berdiri di belakangnya, "Bangau ini besar sekali tenaganya, Mungkin aku dapat tunggangi untuk membawa aku terbang keluar dari lembah ini!" pikirnya, Lalu ia tunggangi bangau itu siap lantas melonjorkan lehernya, dan setelah mementangkan kedua sayapnya, segera membawa Na Hai Peng terbang ke angkasa,Bangau itu terbang tinggi menembusi segumpalan awan, dan kemudian ia terbang turun di atas suatu Hai Peng turun dari punggung bangau itu dan melihat keadaan di sekitarnya, Ternyata ia berada di dekat goa Pek Yun Siatnya, Bukan main girangnya, karena ia anggap bangau itu telah tunduk dan takluk kepadanya. ia usap-usap bangau itu dengan penuh kasih sayang, Tetapi bangau itu mundur dan berbunyi seakan-akan merasa takut Na Hai Peng lalu melihat ada satu seruling bambu yang panjangnya lebih kurang sepuluh cm dan sebesar jempol tangan tergantung di lehernya bangau itu. ia pegang dan pijat seruling bambu itu, ia tidak pikir bahwa tenaganya sangat dahsyat, dan seruling bambu itu menjadi hancur, selembar kain sutera putih yang dilipat rapi jatuh keluar dari seruling bambu itu, ia pungut kain sutera itu, dan membaca tulisannya yang berbunyi"Bangau ini bernama Hian Giok. Dia adalah makhluk yang sakti dan telah berusia seribu tahun lebih, dapat menaklukkan naga. Siapa saja yang dapat menaklukkan-nya, akan menjadi majikannya." Terlihat tanda tangan dari Ti Kian Cin Jin, disertai juga cara menjinakkannya dan memeliharanya bangau main girangnya Na Hai Peng, karena dengan dibantu oleh bangau sakti itu, ia seolah-olah dapat terbang pergi kemana saja yang dikehendakinya,Justru pada saat itu ia berpikir "Semenjak aku berlalu dari istana raja di ibukota sehingga kini sudah sepuluh tahun, Apakah kawan-kawan karibku masih ada? Dengan bangau sakti ini, aku dapat pergi ke sana dengan mudah, Aku dapat menemui kawan-kawan karibku dan juga Cui Tiap, kawan hidupku."Dengan maksud itu, ia segera menunggangi bangau-nya dan menuju ke ibukota, Bangau sakti itu hanya perlu beristirahat satu kali, dan jarak yang jauh dari pegunungan Koat Cong San sampai ke ibukota di utara dapat ditempuh hanya dalam satu hari satu rnalam!Karena ia sudah mengerti cara mengendalikannya bangau sakti itu, setelah ia perintahkan turun di dekat tempat tidak jauh dari istana, ia segera suruh bangau itu terbang ke atas, dan ia sendiri berjalan menuju ke istana raja,Na Hai Peng yang telah tinggal lama di dalam istana telah paham betul seluk beluknya. Meskipun ia telah lama berlatih silat, tetapi ia lakukan segala sesuatu ada dorongan hatinya tanpa pikir, Dengan hati yang tabah ia jalan masuk ke dalam berkelebat dua bayangan, dan ia dibentak "Siapa yang demikian besar nyalinya berani menerobos masuk ke dalam istana raja pada malam hari ini?" Bentakan itu dibarengi dengan sambitan dua senjata rahasia, yang berkelebatnya terbang menyertai cepat sekali Na Hai Peng tangkap senjata rahasia itu dan yang lainnya ia kebut dengan lengan bajunya sambil berteriak "Siapakah kau yang berani menyambit aku dengan senjata rahasia itu dan yang lainnya? Apakah kau tak takut aku akan menghajar kalian?" Ketika ia masih menjadi orang kesayangan Kaisar Hauw Cong, dan menjadi pengawal peribadinya, Maka ia telah berkata-kata demikianDua pengawal keluar menghadapi ia dan menatapnya dengan beringas!Na Hai Peng lupa bahwa ia telah tinggal memisahkan diri diatas puncak Pek Yun Siat selama sepuluh tahun dan kini pakaiannya sudah compang-camping, Lagipula rambutnya yang panjang beberapa kaki dan kumis serta janggutnya yang berewok telah membikin ia lebih mirip orang hutan daripada manusia,Seorang pengawal mengejek "Kakek yang gila ini mungkin mau merasai golokku!" Lalu ia membacok"Kurang ajari Berani maki aku kakek gila!" bentaknya Na Hai Peng, sambil mengegoskan diri, dan satu jotosan dari tinju kanannya membikin pengawal itu jatuh tertiarap dengan tidak bernyawa!pengawal yang lain menjadi ketakutan Dengan nekat ia menyerang dengan goloknya, Tetapi Na Hai Peng hanya loncat ke samping, dan tinju kirinya memukul muka lawannya, ia lupa bahwa tinjunya itu keras sekali Pukulan itu telah memukul hancur muka pengawal itu yang hanya menjerit sekali untuk jatuh menjadi mayat!Na Hai Peng sendiri menjadi terperanjat menyaksikan jotosan-jotosannya yang membawa maut mengambil korban, ia berpikir Ai! Aku telah membunuh mati pengawal istana, apa bila ketahuan, aku akan dianggap seorang pemberontak dan hukumannya tidak akan berakhir jika belum sampai sembilan turunan. "Banyak pembesar-pembesar tinggi atau menteri-menteri yang telah memberontak mendapat hukuman secara demikian dengan tak menghiraukan tua atau muda, laki atau perempuan justru pada saat ia memikirkan akan akibat dari perbuatannya itu, tiba-tiba ia merasa ada angin menyerang dari belakangnya, ia menoleh dan tampak tiga pengawal yang bertubuh tinggi besar telah mengurung ia dengan golok terhunus,Pengawal yang di tengah membentak ia dengan mata melotot "Kedua pengawal ini tentu kau yang bunuh!" wajar Na Hai Peng menjawab "Aku hanya menjotos sembarangan, aku tidak menduga telah memukul mati mereka."pengawal itu mengawasi Na Hai Peng yang berpakaian compang-camping, rambut dan janggutnya panjang dan terurai-urai, menganggapnya Na Hai Peng seorang yang tidak beres pikiran, ia tidak pereaya jika tanpa senjata, Na Hai Peng dapat membunuh mati rekan-rekannya. ia membentak lagi "Hei! Kau iblis dari mana berani bicara dengan mulut besar?Apakah kau tidak tahu di sini tempat apa?"Dengan tenang Na Hai Peng menjawab "Aku tahu ini adalah pekarangan di dalam istana raja. ""Dan apakah kau tidak tahu tidak sembarangan orang boleh masuk ke sini?" bentak si pengawal itu,"Aku ingin menjumpai kaisar, maka aku datang ke sini." jawab Na Hai Peng,Si pengawal menjadi gusar, ia lalu menusuk dengan ujung goloknya,Ketika itu Na Hai Peng telah dapat memahami ilmu Hian Men It Goan Kong Ki. Dengan tanpa bergerak, ia membalas menyerang lawannya, pikirnya si pengawal bahwa dengan tusukannya itu Na Hai Peng akan dapat ditusuk mati, ia tidak duga bahwa ujung goloknya menjadi empuk seperti lilin ketika menyentuh tubuhnya Na Hai Peng, dan tangannya segera menjadi lumpuh, Goloknya segera jatuh dari cekalannya, Kedua pengawal yang lain juga merasa tubuhnya menjadi panas, dan terpaksa mundur dua tindak,Na Hai Peng tertawa gelak-gelak, ia mengebutkan kedua lengan bajunya, dan kedua pengawal di kedua sampingnya itu terhempas jatuh terlentang dengan jiwa melayang! Dengan sekali loncat Na Hai Peng lari maju, Segera ia dengar ada orang yang mengejarnya pula dan ternyata seorang pengawal kepala,sebetulnya ia tidak bermaksud membunuh mati siapapun, maka ia berusaha melarikan diri dan keluar dari istana agar ia dapat memanggil bangaunya untuk kembali ke pegunungan Koat Cong San. Dalam pikirannya yang kacau itu, ia telah tidak ingat lagi jalan untuk keluar, dan ia tersesat!ia berhenti dan mengingat-ingat jalan keluar dalam suasana yang gelap itu, Berkat ilmu Hian Men It Goan Kong Ki yang ia dapat pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, penglihatan matanya jauh lebih terang di suasana yang gelap" itu, ia dapat lihat di tempat sedikit jauh beberapa bangunan yang bertingkat diantara pohon-pohon cemara, pada sepuluh tahun berselang bangunan-bangunan tersebut belum ada. ia berusaha mengingatkan segala bangunan-bangunan atau benda-benda ketika ia masih menjadi pengawal pribadi Kaisar Hauw Cong, tiba-tiba ia dengar suara bunyinya lonceng kuningan Suara lonceng itu tidak keras, tetapi mendengung lama sekali, segera disertai suara seruling bambu, dan dari jendela-jendela bangunan-bangunan yang bertingkat itu memancar keluar sinar lampu.,.,ia ingat di masa ia menjadi pengawal istana, Tiap-tiap orang-orang yang telah menerobos masuk ke dalam pasti tak dapat keluar lagi, karena penjagaan yang keras dan jebakan- jebakan yang tersembunyi di tempat-tempat tertentu Tetapi dengan ilmu silatnya yang dapat dikatakan tiada bandingan, ia tidak takut akan tidak bisa keluar"Aku sudah di sini, meskipun aku tidak dapat menjumpai kawan-kawan karibku, aku harus berusaha mencari Cui Tiap, Bangunan-bangunan yang bertingkat itu mungkin juga tempat kediaman selir-selir raja, dan mungkin juga Cui Tiap berada di salah satu bangunan-bangun-an itu.,." saja ia hendak melangkahkan kaki menuju ke bangunan bertingkat itu, tiba-tiba ia mendengar orang bicara "Jika kita terus mencari, kita akan terpaksa mencari di ruang yang terlarang, tetapi kita akan dipersalahkan."Terdengar pula suara jawaban Tetapi Lauw Kong Kong Tuan besar Lauw telah memerintahkan kita mencari dan menangkap orang yang telah menerobos masuk ke sini, kita tidak akan dipersalahkan jika kita berhasil menangkap bangsat itu,.,.""Rupanya orang-orang itu sedang mencari aku, aku harus bersembunyi" pikir Na Hai Peng, lalu ia lari menuju ke hutan pohon-pohon cemara di depannya,Tetapi ia tidak menduga bahwa orang-orang yang sedang mencari ia adalah jago-jago silat dari Lauw Kin, kasim Thaykam = orang kebiri kesayangan kaisar tetapi sangat kejam dan keji, Suara pakaiannya yang dihembus angin telah menarik perhatiannya orang-orangnya Lauw Kin, Dalam sekejap, tiga senjata tajam menyambar dari belakangnya, sambil membalik tubuh, Na Hai Peng me-ngebut dengan bajunya, dan dua golok segera terlempar jatuh, sedang orang yang ke tiga ia dapat hindarkan untuk terus didorong ke depan sehingga tubuhnya bertumbukan dengan orang yang telah terlepas goloknya segera datang menyerang lagi, dan Na Hai Peng memperhatikan bahwa kedua orang itu, yang satu kurus tinggi, mukanya perok, kedua matanya seperti mata tikus, usianya lebih kurang enam puluh tahun, dan yang lain bertubuh tinggi besar, berusia kira- kira empat puluh tahun, siapa sedang menyerang ia dengan sebuah toya berkepala roda baja yang bergigi setelah goloknya terlepas,Si kurus mengawasi Na Hai Peng, dan dengan tanpa bicara, tiba-tiba tangan kanannya menyambar mencakar seperti kukunya seekor burung elang, Dan kawannya yang bersenjatakan toya berkepala roda baja bergigi berbareng menyerang dengan menyodokkan senjatanya ke mukanya Na Hai Peng!Na Hai Peng, yang telah memahami banyak ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, menjadi gembira karena ia memperoleh kesempatan untuk menguji keampuhan jurus- jurusnya, dan ia telah melupakan dosa dicap sebagai pemberontak Sambil tertawa gelak-gelak, tinju kanannya dari bawah memukul ke atas menghajar toya dengan jurus Liong Teng Kauw Tian ke atas atau Naga Melonjak ke udara, sedangkan tangan si kurus yang datang mencakar segera terlihat kanannya telah memukul tangan lawan yang memegang toya sehingga senjata itu terpental, dan si kurus yang hendak menarik kembali cakarannya untuk loncat beberapa kaki, ia menjotos punggungnya dan tangan kanannya menolak jalan darah di lengannya si yang secepat kilat itu tak dapat dihindarkan lagi oleh kedua lawannya yang ilmu silatnnya lihay itu, jotosan di punggung membikin si tubuh besar jatuh tertiarap dan pingsan, sedangkan totokan itu melumpuhkan seluruh tubuhnya si kurus, Lawan yang bertumbukan dengan pohon hanya dapat menjerit satu kali untuk rubuh ke tanah dengan memuntahkan darah dari mulutnya!Ketika kedua orang itu dapat bangkit, Na Hai Peng sudah pergi entah kemana! Lawan yang bertubuh besar, sambil membersihkan tanah di mukanya berkata kepada kawannya "Aku yang sudah lama berkecimpung dikalangan Kang-ouw, dan pernah menghadapi banyak lawan yang berat, belum pernah diperlakukan demikian oleh setan ini!"Si kurus menyahut "Meskipun istana ini dijaga keras, tetapi aku khawatir lebih banyak korban dibunuh olehnya sebelum dia dapat ditawan!" Na Hai Peng ketika itu sedang bersembunyi di semak- semak pohon bunga dan mengawasi gerak-geriknya mereka,Ketika ia masih menjadi pengawal istana Kaisar Hauw Cong, ia mengetahui bahwa beberapa pengawal dipersenjatai dengan anak panah yang beracun, Setelah mendengar si kurus mengatakan istana tersebut dijaga keras, ia khawatir diserang dengan anak panah beracun, ia berkata seorang diri "Dalam suasana yang gelap gulita ini, aku tak dapat segera melihat lawan dengan senjata anak panah beracun, Lebih baik aku bersembunyi di sini sejenak untuk mencari jalan yang aman untuk keluar. "Sesaat kemudian ia dengar suara kaki orang berlari-lari. Mereka yang sedang mencari ia semuanya adalah jago-jago silat kenamaan, dan suara dari napasnya rupanya telah didengar oleh mereka, Karena ia sedang mengumpulkan tenaga dalamnya dengan sebentar-sebentar menyedot atau menarik napas panjang untuk disembur keluar dengan perlahan-lahan, Ketika ia mengangkat kepala dan melihat di sekitarnya, ia tampak bahwa ia sedang disoroti oleh sinar dari suatu lentera, ia tidak bergerak, karena ia belum selesai mengumpulkan tenaga dalamnya, Tiba-tiba satu golok datang menyambar! Ia tidak menangkis dengan tangannya, ia hanya membuka mulutnya, menangkap golok itu dengan gigitan giginya, ia terkejut ketika ia lihat golok itu mengeluarkan asap biru, itulah golok beracun!Na Hai Peng segera rasakan kaki tangannya menjadi panas, dan ketika ia melihat ke depan lagi. Satu toya besi dan ujung garu berbareng menyerang ke mukanya, Dengan satu jeritan, ia loncat ke atas ia telah terluput dari sodokan toya besi dan garu tadi! ia jatuh turun ke tanah untuk menjotos punggungnya orang yang menyodok ia dengan garu, dan kaki kanannya menendang kepalanya orang yang menyodok ia dengan toya lagi kakinya menginjak tanah ketika mendengar suara jeritan-jeritan yang mengerikan Orang yang menyodok dengan garu jatuh tersungkur memuntahkan darah, dan orang yang menyodok dengan toya besi hancur kepalanya, Mereka menjerit kesakitan satu kali, dan mati seketika! Na Hai Peng yang telah menggigit golok beracun, selagi berusaha mengeluarkan racun itu, merasakan bahwa betis kanannya dan lengan kirinya me!umpuh. ia merasa harus menghadapi seorang lawan yang bersenjata toya. Dengan memaksakan diri ia meloncat pula untuk merampas toya lawannya, Satu genta kan yang dibarengi dengan tendangan kaki kiri, lawannya ditendang remuk kepalanya sehingga otaknya berantakan!Dalam keadaan separuh lumpuh ia masih dapat membunuh lawan-Iawannya dengan mudah dan cepat ia ambil toya dari lawannya dan lari menuju ke bangunan yang bertingkahMeskipun di sekitarnya masih ada banyak pengawal, akan tetapi sebagian besar telah dibinasakan olehnya, Lagipula orang yang menyoroti ia dengan lentera telah dihajar mati, maka suasana menjadi gelap pula, Untuk sementara waktu, rupanya tidak ada orang yang berani mengejar lagi, sebetulnya mereka sedang siap sedia dengan senjata senjata rahasia yang segera akan dilontarkan nya. kesempatan itu digunakan olehnya untuk lari menuju ke bangunan yang bertingkatSejenak kemudian, karena suasana sunyi senyap, para pengawal mulai keluar dari tempat sembunyinya masing- masing untuk mencari lagi, atau mengangkat mayat - mayat kawan Hai Peng yang berlari-lari tiba-tiba merasa betis kirinya menjadi lemas, dan ia jatuh. Betis kanan dan lengan kirinya memang sudah menjadi lumpuh, Ketika itu ia baru memikir melarikan diri keluar dari pekarangan istana, Tetapi terlambat, karena ia tak dapat berbuat menurut kehendaknya dengan hanya satu lengan kanannya, ia menghela napas,ia mendongak, dan melihat sekelompok pohon-pohon bambu mengelilingi satu bangunan yang bertingkah dan sinar lampu membikin tempat di sekitarnya menjadi terang, ia berpikir "Bangauku sangat cerdik dan cerdas, Mengapa aku tidak mau memanggilnya agar dia dapat membawa aku keluar dari sini?" ia berusaha bersiul memanggil bangaunya, tetapi ia tak dapat lakukan itu, karena beberapa jalan-jalan darahnya telah tersumbat akibat racun golok, Dalam keadaan putus asa, ia keluarkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari kantong bajunya, dan berkata seorang diri "Kali ini rupanya aku tak dapat keluar dari sini, dan mungkin aku binasa, Kitab-kitab sakti ini akan dirampas oleh orang lain, lebih baik aku memusnahkannya!" ia berhenti sejenak dan menghela napas, Tetapi jika kitab-kitab sakti ini aku musnahkan, maka ilmu-ilmu silat yang disusun oleh Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni dengan jerih payah akan menjadi sia-sia belaka"Demikianlah ia menjadi mundur maju tidak dapat mengambil ketetapan tentang memusnahkan memegangi kitab-kitab itu, ia mengucurkan air mata Segera terdengar berlari-larinya suara kaki orang, ia yakinbahwa para pengawal istana berusaha mengejar atau mencariia lagi, ia masukkan kembali kitab-kitab itu ke dalam kantong bajunya, dan berdaya mencapai bangunan bertingkat di depannya, Setelah ia tiba di bawah satu jendela dari bangunan itu, dengan sekali enjot, ia berhasil melonjak masuk ke dalam satu kamar, dan bersembunyi di kolong sebuah meja, Di luar terdengar suara melewatnya orang yang berlari- bersembunyi di kolong meja itu dengan maksud mengambil keputusan apa yang ia harus perbuat dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, Tetapi ketika ia keluarkan kitab-kitab itu, ia kebetulan membuka halaman yang menuturkan cara menyembuhkan yang tajam, dibantu dengan cahaya lampu di dalam kamar itu, memudahkan ia membaca dengan jelas, Dengan girang ia membaca halaman itu. Tiba-tiba ia dengar suara orang yang berseru di luar kamar "Ban Swee kaisar telah datang!" Na Hai Peng terkejut. ia masukkan lagi kitab-kitabnya ke dalam kantong dan pindah bersembunyi di balik lemari buku, Baru saja ia bersembunyi, segera pintu kamar dibuka orang dan dua kasim orang kebiri memimpin masuk seorang muda dengan pakaian sutera tersulam dengan naga emas, memakai topi biasa, dan berusia lebih kurang dua puluh tahun, Di belakang pemuda itu mengikuti seorang kasim yang berjubah biru, wajahnya putih bersih,Terdengar pemuda itu berkata sambil tertawa "Gadis- gadis yang baru di kamar "Macan Tutul" semuanya cantik manis, akan tetapi mereka semuanya tolol, dan tak bisa menawan hati."Kasim yang berjubah biru berkata sambil membungkukkan tubuh "Hamba telah menyuruh orang mencari gadis-gadis yang cantik jelita, dan dalam beberapa hari lagi, gadis-gadis itu Ban Swee dapat nikmati."Tetapi diantara gadis-gadis di kamar Macan Tutul, gadis yang bernama Cui Tiap itu betul-betul cantik, Hanya dia sangat dingin terhadap aku. Kini ia menjadi tak karuan, karena ia tak memperhatikan bersolek dan berdandan untuk memperindah dirinya, Mengapa dia itu?" tanya si pemuda,Lalu terdengar suara tindakan kaki di luar, dan ketika pintu terbuka, Na Hai Peng dapat melihat dari tempat sembunyinya, dua selir istana sedang menggiring satu selir yang berpakaian hijau, ia terkejut menampak selir itu, karena selir itu adalah Cui Tiap selir yang diberikan kepadanya untuk kawan hidupnya oleh Kaisar Hauw Cong olehnya Cui Tiap berlutut di hadapan pemuda itu sambil berseru "Hamba Cui Tiap datang di hadapan Ban Swee." Si pemuda membentak "Aku ini adalah seorang raja!Mustahil aku lebih rendah daripada seorang pengawal istana? Jika kau tidak menuruti kehendakku, kau jangan menyesal menderita hukuman!"Dengan sedih Cui Tiap berkata "Junjungan almarhum telah serahkan hamba kepada pengawal istana bernama Na Hai Peng, dan hambat telah tinggal sebagai suami istri dengan dia. Tubuh hamba yang hina ini tentu tak pantas bagi Ban Swee lagi."Si pemuda makin menjadi gusar, dan ia membentak dengan suara lebih keras "Aku adalah kaisar dari satu negeri besar, siapakah yang berani menentang kehendakkuDengan mengucurkan air mata dan suara yang memilukan hati, Cui Tiap menjawab "Hamba telah menuruti perintah kaisar almarhum dan menyerahkan jiwa dan raga kepada pengawal istana Na Hai Peng, Hamba tak pantas menyerahkan tubuh yang telah noda kepada Ban Swee,.,."Si pemuda atau kaisar Bu Cong, karena mengingat ayahnya, Hauw Cong, segera menjadi reda. ia berkata sambil tersenyum "Gadis-gadis di dalam kamar Macan Tutul semuanya lebih cantik dari padamu, mereka berebut menjadi pilihanku!"Kasim yang berjubah biru berkata "Ban Swee tak usah dengar selir yang rendah ini. Urusan ini serahkan saja kepada hamba, Hamba jamin dia akan tunduk dan menuruti kehendak Ban Swee setelah aku beri hajaran di dalam tiga hari."Kaisar Bu Cong mengangguk dan berkata "Baiklah, Tetapi kau jangan terlampau bengis terhadapnya!" Lalu ia pun keluar dari kamar Kasim berjubah biru mengantar kaisar keluar dari kamar, ia kembali lagi dan memaki "Hei! Cui Tiap! Kau betul- betul berkepala batu, dan berani menolak Ban Swee,.,." Lalu ia suruh satu kasim mengambil cambuk, Kasim itu lekas-lekas keluar mengambil cambuk, Setelah menerima cambuk, kasim berjubah biru memerintahkan dua selir menyumbat mulutnya Cui Tiap dengan sapu tangan, lalu ia mencambuknya, sehingga kulit yang putih halus itu luka- luka dan mengeluarkan darah, Kasihan Cui Tiap, seluruh tubuhnya terluka dan bermandikan darah, pakaiannya pecah robek dengan penuh noda kejam perbuatannya kasim Hai Peng yang bersembunyi di balik lemari buku, dan menyaksikan penderitaannya wanita yang telah berkorban untuk ia itu, menjadi murka, tetapi baru saja ia. ingin bangkit dan menerkam kasim yang kejam itu, tiba-tiba ia merasa darah meluap di dadanya, Segera kedua matanya pudar dan ia jatuh pingsan....Ketika si kakek bereerita sampai di sini, gadis berbaju sutera biru menjerit, dan dengan kedua mata berlinang, ia berkata itulah ibuku, Ketika itu aku tak pandai ilmu silat Bagaimanakah dia dapat tahan siksaan itu. "Lie Ceng Loan mengusap-usap rambutnya gadis itu lalu menghibur "Kasim berjubah biru itu betul-betul kejam, Nanti jika aku ketemukan dia, aku akan hajar dia sampai mampus!"Pek Yun Hui juga mengucurkan air maka mendengar siksaan yang diderita oleh Cui Tiap, ia palingkan mukanya ke lain jurusan, mengenangkan peristiwa-peristiwa yang kakek meneruskan kisahnya "Karena aku telah menderita luka-luka parah, dan ketika melihat Cui Tiap disiksa, aku telah lupa akan luka-lukaku, dan ingin menolong sehingga aku jatuh pingsan, Ketika aku siuman kasim yang kejam itu telah berhenti mencambuki Cui Tiap, Aku mula-mula sangat cemas, karena aku khawatir Cui Tiap telah binasa, Aku mengawasi dari tempat persembunyianku dan menyaksikan seorang gadis kecil dengan dua kuncir dan mengenakan pakaian kuning memeluki tubuhnya Cui Tiap melindunginya, Kasim yang berjubah biru itu tidak berani mencambuki lagi, karena khawatir melukakan gadis kecil itu, Aku yakin bahwa gadis kecil itu adalah puterinya kaisar dari seorang gadis baju biru bersemi "Gadis kecil itu betul-betul baik, Kelak kemudian hari jika aku menjumpai dia, aku tentu menghaturkan terima kasihku karena dia telah menolong ibuku!"Na Hai Peng si kakek berkata Tiap Ji, gadis kecil itu adalah Lan Tai Kong Cu, dan dia sekarang berada di sampingmu!"Si gadis baju biru mengawasi Pek Yun Hui dan berkata dengan khidmat "Tadi ketika aku pertama kali melihat Cici, aku merasa seperti juga aku pernah melihatnya entah dimana, Setelah aku buka kain sutera putih, aku segera ingat bahwa ibuku di masa hidupnya sering-sering membuka kain sutera putih ini dan bersembahyang. ibuku selalu memesan kepadaku bahwa jika aku menjumpai gadis kecil yang terlukis di atas kain sutera putih ini, aku harus mendengar perintahnya, Cici... oh, Kong Cu, maaf, Terimalah salam hormatku ini." Lalu ia berlutut di hadapan Pek Yun Hui,Pek Yun Hui lekas-lekas mengangkat bangun dan berkata "Lan Tai Kong Cu sudah tak ada di dunia ini. yang ada ialah Pek Yun Hui, Dan kau boleh panggil aku Pek Cici. "Tiba-tiba terdengar suara batuknya Na Hai Peng, yang segera meneruskan kisahnya"Setelah melihat Cui Tiap yang disiksa dan kemudian ditolong oleh Lan Tai Kong Cu, aku berhasrat ingin hidup untuk menolong Cui Tiap keluar dari istana yang baginya seperti juga neraka, Aku segera mengerahkan tenaga dalamku, dan dengan menurut petunjuk-petunjuk yang tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek aku berusaha menyembuhkan luka-Iuka dan memulihkan tenaga dalamku, Untung bagiku mereka tidak ketahui aku bersembunyi di balik lemari buku di dalam kamar itu selama hampir tiga jam Pek Yun Hui memotong pembicaraannya dan menanyai "Setelah Suhu berhasil menyembuhkan luka-luka, Suhu segera pergi menolong Cui Tiap, betul tidak?"Na Hai Peng mengangguk dan menjawab "Betul! Dengan petunjuk-petunjuk yang tertulis di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku berhasil menyembuhkan iuka-lukaku dan tenagaku juga telah pulih kembali, Ketika itu kaisar Bu Cong dan Lan Tai Kong Cu masih di dalam kamar, dan aku terpaksa bersabar. ""Betul, aku masih ingat, Setelah ayahku pergi, suhu loncat keluar dari tempat sembunyi, sehingga aku menjadi kaget setengah mati!" kata Pek Yun Hui."Kau bukannya kaget setengah mati." Na Hai Peng melanjutkan penuturannya, "Aku telah menotok jalan darahmu sehingga kau jatuh pingsan, karena aku khawatir dengan wajahku yang mirip seorang hutan, kau akan ketakutan melihatnya, Ketika itu Cui Tiap juga telah ketakutan melihat aku. Kemudian aku menjelaskan kepadanya siapa aku sebenarnya."-ooo0ooo-Dengan tekun berlatih ilmu silatNa Hai Peng berhenti sejenak, ia tersenyum seolah-olah mengenangkan peristiwa yang menggiurkan hatinya, Lalu ia melanjutkan"Cui Tiap masih tetap mencintai aku. Dengan tak menghiraukan luka-lukanya, dia mendesak agar aku membawa dia keluar dari istana segera! Diapun memaksa aku membawa Kong Cu juga, Cui Tiap mengatakan bahwa semenjak ibu kandungmu meninggal dunia, dia yang memelihara kau, yang ia telah anggap sebagai anak kandungnya, Kaisar Bu Cong yang selalu pereaya Lauw Kin, kasim yang kejam dan keji itu, hanya tahu pelesir dan tidak mengurus negerinya dengan seksama. Segala urusan ia serahkan kepada Lauw Kin. setelah khawatir bahwa kau akan ditelantarkan oleh kaisar, dan mungkin juga dianiaya oleh Lauw Kin, maka dia mendesak membawa kau juga, Demikianlah aku bersembunyi di dalam kamar tersebut selama dua hari untuk menyembuhkan luka- lukaku dan luka-lukanya Cui Tiap sebelumnya aku membawa Cui Tiap dan kau lari di malam ke tiga, Lalu dengan menunggangi bangau, kita pergi ke pegunungan Koat Cong San dan tiba di Pek Yun Siat. "ia berhenti dan menundukkan kepalanya, terlihat air matanya mengucur....Gadis yang berpakaian sutera biru mendesak "Kisah seterusnya bagaimana ?Na Hai Peng, si kakek, seperti juga baru sadar dari tidurnya, meneruskan "Setelah Cui Tiap tiba di sini, dia hidup dengan bahagia, Tiap-tiap hari ia sibuk mengurus santapan, pakaian dan tempat tinggal kami. Karena aku khawatir dia hidup kesepian, akupun telah menangkap burung-burung, kelinci-kelinci dan menjangan untuk dia. pada suatu malam di waktu terang bulan aku ajak Cui Tiap dan Lan Tai Kong Cu naik ke satu puncak yang tinggi untuk menikmati malam terang bulan itu, pemandangan alam sangat indahnya. Tetapi sedikitpun aku tak dapat menikmatinya, karena pikiranku sedang gadis berpakaian biru menanyai "Ayah dan ibu sangat cinta mencintai tetapi mengapa ibu bisa meninggalkan kau?"Na Hai Peng menghela napas, lalu menjawab "lni karena ayahmu yang tolol, yang tidak mengerti isi hati ibumu, Ai!Semua kejadian ini karena kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku telah membikin ibumu marahGadis yang berpakaian sutera biru mendesak "Kisah seterusnya bagaimana? sehingga ia meninggalkan aku!""Aku agak masih ingat, ketika Cui Tiap berlalu dari Pek Yun Siat, dengan air mata bereucuran ia pergi tanpa memesan apa-apa kepadaku Aku kira ia akan kembali pula, Tetapi ia telah pergi untuk tidak kembali!" kata Pek Yun Hai Peng meneruskan kisah nya "Malam itu ketika kita sedang menikmati terangnya bulan yang indah permai, Cui Tiap pun sangat gembira, Tetapi setelah kita kembali ke goa, tiba-tiba ia menjadi muram. Setelah aku mendesak apa sebab nya, ia memberitahukan bahwa Kim kesayangannya ia lupa bawa, masih ketinggalan di dalam istana, Lalu malam itu juga aku pergi ke utara dan masuk lagi ke dalam pekarangan istana di waktu malam aku berhasil mendapati Kim itu, aku segera kembali Pikirku aku akan dapat membikin ibumu senang, tetapi bahkan sebaliknya, ibumu telah memaki-maki aku. Dia kata aku tidak harus datang kembali ke istana dan membikin dia sangat khawatir sampai empat hari empat malam karena memikiri keselamatanku Aku pun menyesal akan perbuatanku yang sembrono itu, Tetapi pikirku bahwa hati wanita betuI- betul sukar diduga, Dengan susah payah dan menghadapi bahaya aku ambil alat musiknya, tetapi aku dimaki!Seterusnya, ibumu sering-sering mainkan Kim itu, dan menyanyi menghibur aku, hidup dengan bahagia sekali, Beberapa bulan telah berselang dan ibumu pun telah mengandung,Sebetulnya, menurut lazimnya aku harus bergembira. Tetapi aku yang berhati ilmu silat merasa bahwa beberapa jurus ilmu silat, yang tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, aku tak dapat lakukan karena aku telah kehilangan tenaga laki-Iakiku. Aku yang tolol ini, dan yang tergila-gila akan ilmu silat, mulai membenci ibumu, Aku mulai menjauhkan diri dari ibumu, Aku tutup kamarku dengan satu batu besar agar ibumu tidak dapat mendekati aku, Berkali-kali ibumu mohon menjumpai aku, tetapi aku tidak menggubrisnya,Berbulan-bulan aku tidak bicara terhadapnya atau melihat dia, Paling akhir dia mengatakan bahwa dia mengandung, dan kelak akan melahirkan, tetapi aku masih juga tidak menghiraukannya. jika aku pikir sekarang, aku tak dapat mempersalahkan ibumu mengapa dia sangat membenci aku. pada suatu hari aku keluar dari kamarku yang berlatihsilat, dan aku telah lupa menutup kamar itu dengan batu, Cui Tiap telah masuk ke dalam kamarku, dan membawa pergi kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku, dengan meninggalkan Lan Tai Kong Cu di dalam kamar Bangauku pun tidak kelihatan Mula- mula aku kira dia akan kembali, Tetapi aku menunggu satu malam, dia tidak kembali, Aku menjadi gelisah, aku khawatir dia menjumpai bahaya, Lagi-pula Lan Tai Kong Cu menangis terus menerus menanyakan bila bibi Cui Tiap kembali."Perlu dituturkan di sini bahwa semenjak kaisar Hauw Cong memberikan Cui Tiap kepada Nai Hai Peng untuk kawan hidupnya, dan mereka telah tinggal bersama-sama selama setahun lebih, akan tetapi selama itu mereka belum pernah menunaikan apa yang dinamakan "suami-istri", dan Cui Tiap yang masih hijau juga bersikap malu-malu tentang soal suami istri, Setelah Nai Hai Peng memperoleh peta Cong Cui To, ia telah kabur dari istana dengan tak memberitahukan siapapun untuk mencari kitab-kitab, ia telah pergi sepuluh tahun dan tidak kembali, Tetapi Cui Tiap tetap mencintai padanya, dan senantiasa menjaga, "kegadisannya..Kemudian, setelah kaisar Hauw Cong wafat, kaisar Bu Cong ganti bertahta, Kaisar Bu Cong yang hanya tahu pelesir telah serahkan urusan negeri kepada seorang kasim yang khianat dan keji bernama Lauw Kin. Sebuah bangunan yang bertingkat telah dibikin untuk menyimpan selir-selir agar kaisar Bu Cong dapat melampiaskan napsu birahinya, Betul Cui Tiap seorang gadis yang cantik, tetapi setelah Nai Hai Peng pergi, ia lupa atau tidak mau bersolek atau merawat diri sehingga ia luput dari perhatiannya Bu melewatkan waktu Cui Tiap senantiasa diam disuatu pundi di taman bunga, dan pundi itu adalah hadiah kaisar Hauw Cong almarhum kepada Nai Hai Peng. Kaisar Bu Cong yang muda dan tak berpengalaman telah dapat dipermainkan oleh Lauw Kin, yang bersama-sama kasim-kasim lainnya bernama Bee Eng Seng, Ku Tai Yong, Gui Pin,Thio Yun, Koe Kit, Ko Hong, dan Lo Siong terkenal sebagai delapan harimau berusaha mencari gadis-gadis cantik untuk membikin Bu Congbuta matanya terhadap itu Cui Tiap mempunyai seorang kawan karib bernama Gipk Tai. Giok Tai memang eantik, maka ia sangat disayang oleh Bu Cong. Tetapi setelah Tnenjadi istrinya gundiknya, selama beberapa bulan, ia ditelan-tarkan setelah mengandung enam bulan, Ketika ia melahirkan Bu Cong telah datang untuk melihat Tetapi Bu Cong menjadi kecewa ketika mengetahui bahwa bayi yang dilahirkan itu hanya bayi perempuan, dan bayi itu hanya diberi gelar Lan Tai Kong Cu. sedangkan ibunya lalu ditelantarkan. Giok Tai yang ditelantarkan itu, menjadi memelas, dan meninggal dunia dengan meninggalkan bayi yang baru berusia hampir satu bulan, Pada waktu hendak menutup mata, ia telah minta Cui Tiap merawat bayinya, dan telah diserahkan semua barang- barang beu harganya hadiah dari kaisar Bu Cong kepada Cui Cui Tiap yang kehilangan suami, dapat melupakan sedikit akan kesedihan hatinya, dan menghibur diri dengan merawat Lan Tai Kong Bu Cong baru ingin melihat lagi Giok Taj setelah lewat dua tahun, Tetapi ia datang hanya dapat melihat Lan Tai Kong Cu didampingi Cui Tiap, Bu Cong tertarik oleh Cui Tiap. Tetapi Cui Tiap menolak dengan mengatakan bahwa tubuhnya s^dah noda. Berkali-kali Bu Cong ingin memperkosa ia, tetapi selalu dirintangi oleh Lan Tai Kong Cu yang menangis keras-keras jika Cui Tiap diganggu, sehingga Bu Cong yang masih mempunyai perasaan kasih sayang terhadap darah dagingnya, tak dapat berbuat apa-apa. Paling akhir, sebagaimana telah diceritakan Cui Tiap dicambuk oleh Lauw Kin, ,dan jika tidak ditolong oleh Lan Tai Kong Cu, mungkin juga sudah tewas oleh siksaan sampai djsini. Nai Hai Peng memukul dadanya dan berseru "Na Haj Peng! Na Hai Peng! Karena aku, Cui Tiap telah menderita!"Pek Yun Hui berkata "Jika ayahku masih ada, aku akan membujuk dia. jika Lauw Kin masih ada, aku tentu akan bunuh dia mati!"Si gadis berbaju sutera biru menanya "Ayah mengapa tidak mencari ibu setelah dia pergi?"Na Hai Peng meneruskan "Aku sedang mengajarkan ilmu silat kepada Long Tai Kong Cu, aku tidak dapat pergi untuk mencari ibumu, Setelah Long Tai Kong Cu mahir ilmu silat, delapan tahun telah berlalu. Barulah pada waktu aku berkesempatan pergi untuk mencari Cui Tiap. Aku bersumpah bahwa aku tidak akan kembali ke puncak Pek Yun Siat jika aku tidak dapat cari Cui Tiap, dan rela mati diluar jika tidak menjumpai padanya, Tetapi ketika aku tunggangi bangau dan berlalu dari puncak Pek Yun Siat, aku segera ingat kepada Long Tai Kong Cu yang baru berusia tiga belas tahun, Bagaimanakah aku sampai hati meninggalkan dia seorang di atas puncak yang terpencil ini?Aku menjadi gelisah lagi, Aku kembali untuk memikirkan jalan pemecahan yang terbaik, karena jika aku tinggalkan Long Tai Kong Cu sendirian, ibumu juga tak akan setuju, Setelah aku berpikir semalaman, aku dapatkan jalan pemecahannya. Aku segera pergi ke ibukota, Di istana aku menangkap seorang pengawal yang ilmu silatnya tinggi sekali, dan juga telah culik seorang selir yang termuda dari istana itu, Aku paksa kedua orang itu menjadi suami istri dan turut aku pergi ke puncak Pek Yun Pek Yun Siat, aku menceritakan riwayat dari Long Tai Kong Cu, dan membujuk mereka bersumpah bahwa mereka akan terus tinggal di puncak Pek Yun melayani Long Tai Kong Cu yang akan mengajarkan mereka ilmu silatnya, tetapi juga jujur dan setia, Setelah aku merasa pasti bahwa mereka akan setia melayani Long Tai Kong Cu, aku baru merasa hatiku tenteram meninggalkannya untuk mencari Cui Tiap, Mula- mula aku ingin menunggangi bangau, tetapi aku ingat akan penderitaannya Cui Tiap karena aku, akupun rela menderita pula, Aku tinggalkan mereka bersama bangau di puncak Pek Yun Siat, dan berangkat mencari istri telah berkelana ke utara, ke selatan, ke barat, maupun ke timur, mengunjungi banyak kota-kota, desa-desa, kuil-kuil, dan paling akhir aku tiba di lembah Pek Hua Kok di pegunungan Bing Soa..." ia berhenti dan melirik ke arah gadis yang berpakaian baju biru, "Ketika itu, kau baru berusia tiga belas atau empat belas tahun, dan kau sedang mengejarkupu-kupu bersama empat gadis kecil lainnya, Karena wajahmu mirip sekali dengan ibumu, menampak kau itu, aku menjadi curiga, Aku mengetahui bahwa ibumu sangat membenci aku, jika aku terang-terangan minta bertemu padanya, dia pasti tidak sudi menemui karena itu, aku hanya bersembunyi dan menunggu sampai kau pulang untuk aku mengikutinya, Dengan demikian, aku mungkin dapat mengetahui tempat tinggal ibumu, Aku bermaksud masuk ke rumah ibumu dengan mendadak sehingga ia tak dapat mengelakkan aku lagi, jika betul- betul aku akan menemui Cui Tiap, aku akan berlutut dihadapannya dan minta ia memaafkan aku, Jika orang itu bukan ibumu, aku akan segera berlalu, Tetapi, siapa sangka, dengan tindakanku yang demikian itu, aku telah menjerumuskan dia masuk ke lubang kubur.,."Pek Yun Hui bertanya "Mungkin bibi Cui Tiap sedang berlatih silat Tetapi mengapa dengan ilmu-ilmu yang Suhu telah pelajari, Suhu tak berhasil menolong dia?"Na Hai Peng menghela napas dan meneruskan "Ilmu-ilmu yang tereatat didalam kitab-kitab Kui Goan Pi Cek itu sangat banyak, ilmu silat yang sedang diyakini oleh Cui Tiap adalah ilmu Toa Pan Yo Hian Kong llmu Silat Ajaib, ialah gabungan dari ilmu silat Hian Men It Goan Kong Ki Tenaga Dalam Dahsyat yang melumpuhkan Lawan dari Tian Ko Cin Jin dan ilmu silat Pan Yo San Kong Tenaga Luar Ajaib yang menggempur dan mengegoskan serangan-serangan dahsyat dari San Im Shin Ni. ilmu silat ini jika sudah dipelajari sampai mahir, maka tiada seorang lawan yang dapat luput dari kebinasaanMungkin juga Cui Tiap telah mengetahui bahwa tanpa ilmu silat Toa Pan To Hian Kong itu, dia tak dapat menaklukkan aku, Tetapi dia pelajari ilmu itu tanpa dasar-dasar yang kuat, dia belum mahir mengendalikan peredaran darahnya atau menahan hawa dalamnya. Ketika aku menerobos masuk kedalam rumahnya, dan melihat padanya, justru ia sedang berlatih ilmu iba Pan Yo Hitfn itu. Aku yang telah pengeni dia selama sepuluh tahun lebih, dan berkelana mencarinya lima tahun lebih, alangkah girangnya menjumpai dia. Dengan kegirangan seperti orang yang dapatkan kembali mustika yang hilang, aku tubruk dan rangkul padanya sambil memanggil nama-nya!Tetapi aku tidak duga bahwa perbuatanku itu telah membahayakan jiwanya, ia buka kedua matanya lebar-lebar dan segera memuntahkan dari mulutnya, Dia jatuh pingson, Kejadian itu membuat aku terpaku, dan untuk beberapa saat aku merangkul dia seperti satu patung! Lalu dengan semua kepandaianku aku berusaha menolong dia. Tetapi setelah setengah jam dia belum juga sadar Aku menjadi gelisah sekali, tiba-tiba dia buka matanya dan setelah melihat aku, dia memaki "Hm! Kau takut aku menjadi mahir berlatih Toa Pan To Hian Kong, dari kau tak akan menjadi jago silat nomor wahid dikolong langit... maka kau berusaha mencari aku.,." Lalu dia jatuh pingsan dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di sampingku, aku berusaha menyembuhkan menurut pe-tunjuk- petunjuk yang tereatat di dalam kitab-kitab itu. Dan pada halaman terakhir aku membaca Bila orang gagal atau diganggu diwaktu melatih ilmu Toa Pan Ya Hian Kong, maka orang itu akan jatuh pingsan karena jalart-jalan darahnya dan urat-urat sarafnya akan menjadi kaku, Orang itu akan tewas setelah satu tahun, Untuk menolongnya hanya ada satu jalan, Orartg itu harus makan Leng Tan pil mujijat di dalam tubuhnya Ban Lian Hwe Kwi Kura sakti, dan binatang ini berada di pegunungan Ngo Bi San,., dan seterusnya tidak ada tulisan lagi,Mungkin juga Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni Pada ketika itu sudah tak tahan menulisnya lagi Dalam keadaan putus asa dan sedih hati itu, aku ingin memusnahkan kitab- kitab Kui Goan Pit Cek itu, tetapi aku sayangi jerih payahnya Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni yang menyusun kitab-kitab itu, sebetulnya aku ingin berdiam di situ untuk menjelaskan sesuatu ke-padanya, dan kemudian pergi mencari Ban Lian Hwe Kwi, Tetapi ketika aku ingat dia sangat membenci kepadaku aku khawatir dia akan menolak pertolongankuMaka aku taruh kembali kitab-kitab sakti itu dan berlalu dari tempat kediamannya untuk menuju ke pegunungan Ngo Bi San mencari Ban Lian Hwe Kwi, pegunungan Ngo Bi San sangat luas dan banyak sekali puncak-puncak dan lembah- lembahnya. Setelah aku mencari selama setengah tahun, aku masih juga seperti orang mencari jarum di dasar laut yang luas.,.,Aku sangat khawatir keadaannya Cui Tiap, yang mungkin bertambah hebat selama waktu satu tahun itu, Maka aku kembali lagi ke lembah Pek Hua Kok di pegunungan Bin Soa. Aku tak berani langsung pergi menemuinya, aku hanya bersembunyi di dekat tempat kediamannya, Tetapi, setelah aku mengintainya sehari dan semalam aku tak tampak harinya aku menerobos masuk, ternyata tempat itu sudah kosong- Apakah dia telah meninggal dunia atau pindah kelain tempat?"Gadis berbaju biru berkata "Kami telah pindah ke hutan di belakang lembah Pek Hua Kok. ibu mengatakan bahwa orang yang dia sangat benci telah ketahui tempat kediamannya, dan untuk menghindarkan gangguannya, kami harus pindah, ibu melarang aku keluar dari hutan, Aku tidak menduganya bahwa orang yang ibu sangat benci itu adalah ayahku sendiri"Na Hai Peng menghela napas dan melanjutkan kisah-nya "Aku menjadi nekat, dan ingin membunuh diri Tetapi setelah melihat beberapa barang di dalam rumah itu, aku yakin bahwa Cui Tiap hanya berpindah tempat Lalu aku pergi lagi ke pegunungan Ngo Bi San untuk mencari Ban Lian Hwe Kwi Tetapi setelah setengah tahun aku mencarinya, masih juga aku tak berhasil dapatkan kura sakti itu, Aku tidak menduga bahwa aku akan gagal mencarinya dalam jangka waktu satu tahun!"Gadis berbaju sutera biru berkata sambil menangisi "Waktu ibu meninggal dunia, dia memesan nya, jika aku sudah besar, aku harus segera bunuh laki-laki yang aku cintai, dan menganjurkan agar aku rajin berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan setelah dapat menghafalkan semua, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu harus dibakar musnah, Lalu ia pesan aku pergi ke Koat Cong San mencari ayah untuk dibinasakan Oh, ibu! Mengapa kau suruh aku membunuh mati ayahku sendiri?" Lalu ia bangun dan bermondar-mandir seolah-olah hendak menenangkan kegelisahan Yun Hui menghampiri dan menghiburnya. Ke-tika itu Na Hai Peng sedang memejamkan kedua matanya melakukan penyembuhan luka-luka di dalam tubuhnya, dan ia tak memperhatikan gerak gerik puterinya,Lie Ceng Loan yang belum pernah mendengarkan kisah yang memilukan hati itu tak tahan mengucurkan air matanya,Si gadis berteriak-teriak "lbu! Ibu! Aku tak dapat membunuh ayahku! Akupun tak dapat melupakan pesan ibu! Aku harus berbuat apa sekarang?" lalu ia mengeluarkan pisau belati hendak tancapkan ke dadanya sendiriPek Yun Hui yang mendampinginya selalu memperhatikan gerak-gerik gadis itu. Maka ketika gadis itu hendak menancapkan pisau belati ke atas dadanya, Pek Yun Hui secepat kilat segera merampasnya sambil membentak "Lepaskan pisau itu!"Si gadis lalu mengawasi Pek Yun Hui dan berkata dengan suara sedih. "lbuku juga pesan bahwa aku harus mendengar dan turut perintahmu!"Pek Yun Hui mengusap-usap rambutnya gadis itu dan sambil mengawasi ia berkata, dengan suara yang sabar "Bibi Cui Tiap adalah seperti ibu kandungku sendiri, karena dialah yang memelihara aku. Suhu telah banyak mempersakiti bibi Cui Tiap, akan tetapi Suhu telah insaf akan kekeliruannya, dan telah disiksa oleh penyesalannya selama sepuluh tahun lebih, jika bibi Cui Tiap tidak mati, aku yakin sekarang dia tentu akan mau tinggal bersama-sama Suhu dengan hidup bahagia di puncak Pek Yun Siat itu setelah dibikin insaf lalu mencari ayahnya, ia berseru "Kemana ayah pergi? Ayah menderita luka parah!"Na Hai Peng yang mendapat luka parah telah berhasil bertahan dengan ilmunya yang tinggi itu. ia telah berlalu tanpa diketahui oleh siapapun!Pek Yun Hui menjadi gelisah, karena ia datang mencari gurunya terutama untuk menolong Bee Kun Bu. Lalu ia berlari- lari menuju ke jurang di depannya sambil memanggil-manggil "Suhu! Suhu."Tidak ada suara jawaban, hanya bangau putih yang segera terbang turun menghampiri ia. ia berpikir "Lie Ceng Loan sangat polos, dia tak dapat mengurut urusan besar. Dan puteri dari Suhu yang telah tinggal lama di lembah Pek Hua Kok tidak mempunyai pengalaman Sam Sou Lo Shi Pang Siu Wie dengan pengalamannya aku masih belum dapat mempereayai nya. jika aku tidak bertindak maka bahaya- bahaya yang mengancam tak dapat dihindarkan, dan Bee Kun Bu tak dapat ditolong..." Maka ia lalu turun kembali dan menghampiri gadis itu dan berkata "Suhu memiliki ilmu sakti. Meskipun dia menderita luka parah, dia dapat menolong dirinya, Aku yakin Suhu pergi untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya, Bibi Cui Tiap mempunyai hanya seorang anak dan kau harus hidup untuk berbuat sesuatu sebagai jasa yang dapat menyenangkan padanya. Moi-moi, siapakah namamu?"Si gadis berbaju sutera biru menyeka air matanya, dan menjawab "Aku bernama Siao Tiap, Kong Cu dari turunan ningrat, tidak harus panggil aku Moi-moi adik.""Janganlah kau berkata demikian," kata Pek Yun Hui, "Aku dipelihara oleh bibi Cui Tiap yang aku pandang seperti ibu kandungku Maka sangat pantas jika kau menjadi adikku, bukan? Loan Tai Kong Cu sudah tidak ada di dunia ini. Yang ada hanya Pek Yun Hui, Cicimu!"Na Siao Tiap agaknya masih bimbang dan ragu-ragu, tetapi Pek Yun Hui tarik tangannya, dan mereka menghampiri Bee Kun Bu, Pek Yun Hui meraba dadanya, lalu mengerutkan kening dan kedua matanya Na Siao Tiap berseru "Cici, aku kenal pemuda ini! Dia bernama Bee Kun Bu!"Pek Yun Hui terperanjat dan menanyai "Kau mengenal dia dimana? Bagaimanakah kau tahu juga namanya ? ""Ketika aku berlalu dari lembah Pek Hua Kok, aku berjumpa dia di atas perahu, ilmu silatnya baik sekali, Empat bujangku tak mampu melawan dia seorang. Kemudian aku mainkan lagi Bi Cin Li Hun Menghamburkan sukma dengan alat musikku, dan lagu itu adalah dari catatan kitab Kui Goan Pit Cek, dan dia segera terluka hebat setelah mendengarnya..." Seterusnya Na Siao Tiap menuturkan peristiwa diatas perahu yang belajar disungai Bin Kang.""Jika kau telah menghafalkan semua catatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, apakah kau dapat juga untuk mengobatinya?" tanya Pek Yun Hui. Na Siao Tiap berpikir sejenak lalu ia menjawab "Di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah tereatat banyak cara-cara menyembuhkan luka-luka, tetapi harus dilakukan oleh orang yang mahir ilmu silatnya, Aku tak faham ilmu silat, aku tak dapat membebaskan jalan-jalan darahnya."Dengan terperanjat Pek Yun Hui menanyai "Ha! Kau tak pandai ilmu silat?""Aku tak akan berdusta terhadap Cici," jawab Na Siao Tiap, "Aku pernah diajarkan ibu tentang ilmu menenangkan semangat, dan mainkan Kim menurut lagu-lagu yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.""Apakah namanya ilmu itu?" tanya Pek Yun Hui."Aku hanya menurut cara ibu berlatih, dan setelah aku menghafalkan betul catatan-catatan Kui Goan Pit Cek, aku baru mengetahui bahwa ilmu yang aku dapat fahami Toa Pan Yo Hian Kong." kata Na Siao Tiap,Pek Yun Hui yang telah dapat belajar banyak ilmu dari gurunya, Na Hai Peng, namun ia belum perah lihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan ia tak mengetahui bahwa ilmu Toa Pan Yo Hian Kong adalah ilmu yang paling dasyat dari semua ilmu yang tereatat di dalam kitab Kui Goan Pit bersenyum ia berkata "Moi-moi telah dapat menghafalkan semua ilmu-ilmu dari kitab Kui Goan Pit Cek, dan dari kecil mendampingi bibi Cui Tiap, Jika Moi- moi bilang tidak bisa silat siapa yang dapat pereaya? Caramu mengegos dari cengkramanku tadi saja sudah membikin aku tunduk, Ha! Ha! Ha!"Sambil menarik napas Na Siao Tiap berkata "Aku tak berani berdusta terhadap Cici, ibuku hanya mengajarkan ilmu silat kepada empat bujangku itu. Aku sering-sering mohon ibu mengajarkannya, tetapi ibu mengatakan bahwa meskipun aku pandai silat, aku tak dapat membalas dendam terhadap orang yang aku paling benci. ibuku hanya menyuruh aku duduk diam empat jam sehari, dan setelah aku berusia sembilan tahun, jangka waktu berduduk diam itu diperpanjang, Sepuluh tahun lebih aku diajarkan duduk diam, sedangkan keempat bujangku itu makin hari makin lihay ilmu silatnya,Aku kagumi mereka yang dapat meloncat seperti menjangan, dan menerkam seperti hari mau. Lagi-lagi aku minta diajarkan silat, tetapi ibu menjadi murka sehingga dia menangis tersedu-sedu, Aku tak berani minta lagi, Aku hanya berlatih duduk diam. Kemudian ibu mengajarkan aku mainkan lagu-lagu yang tereatat di beberapa halaman kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan suruh aku menghapalkan semua catatan di dalam kitab-kitab itu.,." ia berhenti sejenak, lalu meneruskan, "tetapi ibu pesan juga bahwa jika aku dapat mengendalikan urat saraf yang bekerja dan urat sarat yang menahan, aku dapat mempelajari semua ilmu-ilmu silat dengan mudah,Tapi pada suatu hari yang tak di sangka-sangka, ketika ibu sedang berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, ayah telah menerjang masuk dan membahayakan jiwanya ibu, dan selang satu tahun kemudian, ibu meninggalkan aku untuk se!ama-lamanya. Betul aku telah dapat mengendalikan kedua urat saraf itu, tetapi aku tak mengetahui cara berlatih ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit pesan ibuku, aku berlalu dari lembah Pek Hua Kok untuk pergi ke puncak Pek Yun Siat Aku tidak menduga bahwa di perjalanan aku menjumpai beberapa orang- orang jahat yang ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, keempat bujangkulah yang melawan mereka, karena aku tak pandai silat Ketika itu, kebetulan aku ketemu ayah yang ketika itu aku tidak mengenalinya, dia segera membantu aku membasmi semua perampok-perampok itu, Memang aku belum pernah jumpa dan kenal kepada ayah, tambahan pula ayah bereat kan muka, Tetapi aku telah memberitahukan maksud sejatiku..."Pek Yun Hui menarik napas panjang dan berkata "Betul, aku kira setelah Suhu merampas Ban Lian Hwe Kwi dari puncak Ngo Hauw Leng, dia segera datang ke lembah Pek Hua Kok mencari kau. Meskipun dia telah megetahui bahwa bibi Cui Tiap telah mali, dia masih berharapan dapat menolong bibi Cui Tiap dengan Leng Tan dari Ban Lian Hwe Kwi tiba di Pek Hua Kok, tapi kau telah berangkat menuju ke puncak Pek Yun Siat, dan ia menjumpai kau waktu kau diserang oleh perampok-perampok...""Cici betul-betul cerdas," kata Na Siao Tiap, "Tafsiran Cici semuanya cocok. Setelah perampok-perampok dihajar babak belur, ayah bilang bahwa dia tinggal di pegunungan Koat Cong San tidak jauh dari puncak Pek Yun Siat, dan dia sudah menyertai aku pergi ke pegunungan Koat Cong San. Di sepanjang jalan dia se-nantiasa memperhatikan aku. Aku yang sedari kecil dibesarkan di lembah Pek Hua Kok, selainnya ibu dan keempat bujangku, tidak mengenal orang, Dia perlakukan aku baik sekali, tetapi aku masih tidak menduga kepada ayah, Dia tidak bersihkan cat yang dipuIaskan sudah tiba di pegunungan Koat Cong San, dia kata bahwa esok harinya dia akan ajak aku menemui orang yang menyakiti hatinya ibu. Dia ambil Leng Tan dari dalam tubuhnya Ban Lian Hwe Kwi dan berikan itu untuk aku makan, Setelah aku makan aku merasa seluruh tubuhku menjadi panas dan sakit sekali sehingga aku menjadi curiga, Empat bujangku juga mengira aku relah diracuni, mereka segera menyerang ayah,Tetapi keempat bujang itu tak berdaya menghadapi ayahku, Aku jatuh pingsan, dan entah berapa lama aku tertidur Ketika aku buka kedua mataku, tampak ayah duduk disampingku, dan berkata dengan penuh kasih sayang "Jangan takut Pil dari kura sakti itu suka diperolehnya dan adalah obat yang sakit sekali." Lalu dia pergi untuk datang lagi diwaktu petang, Dia mengatakan bahwa orang yang menyakiti hati ibuku sudah tahu aku datang untuk membalas dendam dan besok aku boleh menemui kepadanya, Pada keesokan harinya, aku dan empat bujangku pergi ke tempat yang ditunjuk itu. Betul saja aku tampak seorang kakek berjubah sedang duduk di atas rumput Aku keluarkan gambar yang telah dilukis oleh ibuku, dan benar bahwa kakek itu serupa dengan orang yang terlukis dalam gambar Aku segera mainkan lagu "Hiam Hao Sim" Apabila pada waktu itu jika Cici tidak keburu datang, mungkin aku telah betul-betul membunuh ayahku dengan lagu ajaib yang aku mainkan itu...HPek Yun Hui terperanjat Dan berkata "Akupun telah dipengaruhi oleh lagu ajaib itu, Tetapi aku tidak menduga bahwa lagu ajaib itu kau dapat pelajari dari kitab Kui Goan Pit Cek."Lagu Him Im Hao Sim dan Bi Cin Li Hun adalah sebahagian diantara catatan tetang ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan kedua lagu itu betul-betul hebat dapat membinasakan lawan dengan pertama mengacaukan urat- urat sarafnya.,." jelaskan Na Siao Tiap, "Mungkin Bee Kun Bu sudah binasa jika aku kejam ketika berada di atas perahu, dan mungkin juga ayahku telah mati, jika Cici tidak buru-buru datang merintanginya... Unlung dan aku merasa bersyukur sekali Cici keburu datang..."-ooo0ooo-Ilmu menyembuhkan luka-Iuka menurut petunjuk-petunjuk Kui Goan Pit CekTiba-tiba Pek Yun Hui berjingkrak, dan menanyai "Moi-moi setelah Suhu potong kura sakti itu untuk diambil pil nya, dimanakah Suhu taruh sisanya ?"Dengan menggelengkan kepala Na Siao Tiap men-jawab "Aku tidak tahu, karena waktu itu aku telah jatuh pingsan!"Pek Yun Hui mengawasi Bee Kun Bu, lalu berpaling kepada Na Siao Tiap dan berkata "Moi-moi, apakah kau sudi membantu aku?""Cici sebut sajalah, aku pasti membantu!" kata Na Siao Tiap dengan sungguh-sungguh, "Aku minta pinjam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk mencari cara atau petunjuk tentang penyembuhan luka-luka guna menolong Bee Kun Bu" kata Pek Yun Siao Tiap tersenyum, ia berbalik dan jalan menghampiri seorang bujangnya, Dari bujang itu ia ambil satu kotak yang dibuat dari batu Giok, lalu diberikan nya kepada Pek Yun Hui seraya berkata "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di dalam kotak itu. Cici dapat periksa sendiri."Dengan terharu Pek Yun Hui menyambut kotak itu. ia buka dan melihat tiga kitab dengan huruf KUI GOAN PIT CEK di atas tiap-tiap kulit buku. Segera ia mencari halaman-halaman yang melukiskan cara menyembuhkan tulang patah, melampiaskan peredaran darah, membebaskan jalan-jalan darah yang mampet, memunahkan racun di dalam tubuh, membangkitkan semangat menenangkan urat-urat saraf dan semuanya itu harus dilakukan semuanya j ia tak tahu apakah ia harus bergirang atau bersedih hati, karena semua cara-cara itu dapat menyembuhkan luka-lukanya Bee Kun Bu, ia masukkan kitab-kitab itu ke dalam kotak dan dikembalikan kepada Na Siao Tiap serta berkata "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini patut dibuat perebutan oleh para jago silat."Lalu ia duduk bersila untuk melakukan penyembuhan dengan jalan menenangkan urat-urat saraf untuk menolong Bee Kun Bu yang berbaring terlentang di atas rumput ia memejamkan kedua matanya, dan mulai menggosok gosok kedua tinjunya...Lie Ceng Loan, Na Siao Tiap, Pang Siu Wie dan keempat bujangnya Na Siao Tiap berdiri diam mengawasi Pek Yun kemudian mereka tampak wajahnya Pek Yun Hui menjadi merah, dan tiba-tiba membuka matanya dan menotok dadanya Bee Kun Bu dengan tinju kanannya, setelah itu Pek Yun Hui membalikkan tubuhnya Bee Kun Bu dan menotok punggungnya dengan tinju kirinya, lalu ia mengawasi menantikan akibat usahanya, dan sekonyong-konyong ia berseru "Loan moi, Bu Koko mati!"Lie Ceng Loan menjadi kaget, ia tubruk dan memeluk tubuhnya Bee Kun Bu yang diam tak berkutik nafasnya pun berhenti dan matanya mendelik Semua orang yang menyaksikan menjadi terpaku Lie Ceng Loan tidak menangis tetapi hatinya ia rasakan hancur ia yang selalu khawatir keselamatan dan jiwanya Bee Kun Bu boleh dikatakanberhari-hari tidak pernah tidur Ketika ia kira Bee Kun Bu betul- betul telah mati, iapun tak ingin hidup membasah di seluruh tubuhnya Pek Yun Hui, karena ia telah mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk menolong mengobati Bee Kun Bu. Bukan main menyesalnya ketika ia melihat usahanya gagahNa Siao Tiap mengingat cara-cara menyembuhkan luka- luka yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. ia telah menghafalkan betul semua catatan-catatan dan tidak satu huruf terluput dari berapa lama mereka semua diam terpaku, Lalu dengan penuh kasih sayang, Pek Yun Hui menegur Lie Ceng Loan "Loan-Moi kau bangunlah, Mari kita angkat Bee Kun Bu ke dalam kamar di dalam goa, dan aku akan mencari daya upaya untuk menolong dia."Tetapi Lie Ceng Loan diam saja, Tiba-tiba terdengar suaranya bangau, yang tak !ama kemudian segera terbang mrun. Na Siao Tiap menjambret kedua kakinya bangau itn. Bangau itu terkejut dan terbang naik pula, membawa Na Siao Tiap yang bergelantungan memegangi kedua kakinya, Semua orang terperanjat melihat perbuatan yang ganjil itu. Pek Yun Hui yang khawatir akan keselamatannya Na Siao Tiap segera loncat mengejar, Baru saja kedua tangannya hendak menjambret kedua kaki bangaunya, ia merasa kedua tangannya terhempas, dan ia segera jatuh kembali ke tanah, Sejenak kemudian terlihat juga Na Siao Tiap turun dengan tenang ke atas tanah, ia menghampiri Pek Yun Hui dan berkata "Aku telah dapat ingat cara menolong Bee Kun Bu, tetapi tentang hasilnya aku belum dapat memastikan."Pek Yun Hui yang telah menyaksikan dengan kepala mata sendiri cara Na Siao Tiap menjambret kedua kaki bangau, lalu mendampar ia segera mengetahui bahwa Na Siao Tiap itu yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong telah memiliki ilmu yang dahsyat, hanya Na Siao Tiap tidak mengetahuinya, karena belum pernah dipraktekkan, Dengan bernapsu ia menanya "Cara bagaimana, coba lekas-lekas bilang!""Barusan aku pikir akan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, aku ingat akan petunjuk yang berbunyi jika terlampau penuh akan menjadi luber. Jika urat-urat saraf yang bekerja dan yang menahan dapat dibebaskan maka yang luber dapat menambal yang kurang,.," kata Na Siao kedua pipinya menjadi merah dan Pek Yun Hui mengerti bahwa Na Siao Tiap sedang mengerahkan tenaga orang yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong tersebut dapat menyembuhkan luka-luka apapun dengan tenaga dalamnya. Na Siao Tiap yang telah memahami ilmu itu tidak insyaf akan kepandaiannya sendiri, karena belum pernah ia praktekkan sendiri, Dan setelah menyaksikan usaha yang gagal dari penolong ibunya, timbullah pikirannya untuk membalas Yun Hui mendesak "Moi-moi, tetapi cara bagaimana kita membebaskan kedua urat-urat sarafnya itu?""Setelah dia menderita luka parah, dia masih bisa bertahan demikian lamanya, Aku yakin bagian-bagian tubuhnya belum rusak. Jika kita dapat mengirim tenaga dalam kita ke dalam tubuhnya agar ia dapat mengerahkan tenaga itu untuk menyembuhkan luka-lukanya, maka kedua urat sarafnya itu dapat bebas, dan diapun tertolong." jawab Na Siao Tiap, Pek Yun Hui geleng-geleng kepalanya dan berkata "Aku telah mengerahkan seluruh tenaga dalamku untuk dikirim ke dalam tubuhnya, tetapi aku masih tidak berhasil, dia tetap tak sadarkan diri. ""Jika luka-lukanya Bee Kun Bu tidak parah, cara Cici yang demikian itu memang akan berhasil tetapi terhadap luka yang parah, usaha Cici sebaiknya hanya menyumbat jalan-jalan darahnya sehingga dia seolah-olah sudah mati!""Tetapi caraku tadi toh menuruti apa yang tertera di dalam kitab itu dengan mengalirkan tenaga dalamku ke dalam tubuhnya.,." bantah Pek Yun Hui."Betul! Tetapi Cici menyalurkannya dengan meniup mulutnya," kata Na Siao Yun Hui menjadi merah mukanya karena merasa malu harus menempelkan mulutnya kepada mulutnya seorang pria, dan ia berkata "Aku tak peduli apa orang akan kata, asalkan aku dapat menolongnya!"Dengan kedua mata terbelalak Na Siao Tiap menanya "Apakah Cici menyukai dia?"Mendengar pertanyaan itu Pek Yun Hui merasa canggung, tetapi ia harus menjawabnya, Maka ia lalu mengangguk dan berkata "Betul, Dia orang sebetulnya ia ingin menjelaskan mengapa ia menyukai pemuda itu, tetapi dalam keadaan terdesak itu, ia harus lekas-lekas menolong jiwanya Bee Kun Siao Tiap juga tidak menanya lagi. ia berlutut dan mulutnya berkemak-kemik sambil memejamkan kedua matanya, Lalu ia berkata kepada Pek Yun Hui. "Barusan aku telah memberitahukan ibu bahwa aku harus tolong pemuda ini! Aku menolong dia, karena Cici menyukai padanya, Untuk menolong dia, harus orang yang paham ilmu Toa Pan Yo Hian Kong."Pek Yun Hui berdiri mengawasi Na Siao Tiap, ia berpikir "Dia dapat menghafaikan semua catatan-catat an dari kitab Kui Goan Pit Cek, dan telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, Tidak salah jika Suhuku pernah memperingatkan aku jangan melawan dia jika aku tidak ingin binasa. ia mengawasi terus dengan perasaan kagum,"Apakah yang Cici sedang pikirkan," tegur Na Siao Tiap, "Aku telah berjanji akan menolong dia, Cici jangan kecil hati!"Ketika itu Pek Yun Hui juga memperhatikan bahwa mukanya Na Siao Tiap menjadi merah sekali, dan ia menanya, "Kau mengapa nampaknya gugup?""Aku khawatir.,." jawab Na Siao Tiap,"Apa yang membuat kau khawatir?" tanya Pek Yun Hui. Dengan suara rendah Na Siao Tiap menjelaskan "MungkinCici tidak mengetahui bahwa pemuda itu sudah habis semangatnya karena telah menderita luka agak lama. Untuk menolong dia, aku harus menggunakan semangatku sendiri selama tiga hari tiga malam..."Dengan air mata berlinang Pek Yun Hui melihat Bee Kun Bu yang masih terus dipeluki oleh Lie Ceng Loan, Lalu dengan suara memohon ia berkata kepada Na Siap Tiap "Moi-moi, aku minta kau pandang aku. Tolonglan dia!""lbuku pernah pesan bahwa aku harus turut perintah Cici, karenanya aku pasti akan menolongnya!"Lalu Pek Yun Hui menotok jalan darahnya Lie Ceng Loan, dan gadis itu segera berjengit dan bangun untuk segera berkata "Pek Cici, setelah kita kubur jenazahnya, aku minta Cici membunuh mati orang yang menganiaya dia...""Janganlah kau memikir yang bukan-bukan" berkata Pek Yun Hui, "Bu Kokomu masih dapat ditolong."Dengan berjingkrak Lie Ceng Loan berseru "Aku tahu Pek Cici memang seorang yang sakti, Pek Cici dapat menghidupkan orang yang sudah mati!" Pek Yun Hui lalu angkat Bee Kun Bu untuk di-pindahkan ke dalam ruang di dalam gua batu, ia berkata kepada Lie Ceng Loan "Aku sendiri tidak dapat menolong dia, tetapi Na Moi-moi itu yang akan menolongnya!"Lie Ceng Loan menjadi terperanjat, dan ia menatap Na Siao Tiap, lalu menghampiri dan menghaturkan terima kasih,Pek Yun Hui angkat Bee Kun Bu dan dipanggulnya di atas pundaknya, diikuti oleh Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan dan lain- lainnya masuk ke dalam goa batu, Pang Siu Wie yang berjalan paling belakang selalu nengok kiri dan kanan ia yang telah lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw merasa curiga ketika bangaunya Pek Yun Hui terbang menghampirkan. ia tidak merasa bahwa ia curiga oleh bangau putih lama kemudian mereka tiba di dalam goanya Pek Yun Hui setelah mereka melalui satu tegalan berumput Goa tersebut terletak di lereng gunung kira-kira seratus depa tingginya dari kaki gunung, tetapi Pek Yun Hui dapat memanggil Bee Kun Bu dengan tanpa ke-sukaran,Pek Yun Hui lalu taruh Bee Kun Bu di ruang yang ia biasa gunakan sebagai kamar tidur Lalu sambil tersenyum ia berkata kepada Na Siao Tiap "Moi-moi, dia telah menderita terlampau lama, Kita jangan menunda lebih lama lagi, Sebutlah apa-apa yang kita perlukan.""Sebetulnya aku tak usah minta bantuan orang lain, hanya ada suatu hal aku minta Cici menyanggupkannya."Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata "Sebutlah, apapun aku akan menyanggupkannya."Dengan suara yang tetap dan bersungguh-sungguh Na Siao Tiap berkata "Di dalam kamar ini, aku harus menemani dia selama tiga hari dan tiga malam. Lagi pula usaha menyembuhkan dia masih mendatangkan beberapa kesulitan Tetapi demi untuk membalas budi Cici, aku akan melakukannya Oleh karena itu, aku minta Cici, menemani aku di dalam kamar ini selama tiga hari tiga malam untuk menyaksikan Apabila dia setelah ditolong timbul niatan busuknya terhadapku, aku terpaksa harus menusuk dia mati, dan aku minta Cici bisa maafkan perbuatanku dan Cici tak boleh mencegah aku menikam dia mati, Jika permintaan ini Cici dapat menyanggupinya, aku segera menolong, Jika tidak..."Pek Yun Hui tidak segera menjawab ia berpikir "Bagaimanakah aku dapat ketahui dia mempunyai niatan busuk?" Lalu ia menjawab "Sepanjang pengetahuanku dia adalah seorang pemuda yang luhur dan sopan, Kita hanya dapat mengetahui dia mempunyai niatan busuk jika dia berbuat yang dalam pandangan kita melanggar kesusilaan!""ltulah yang aku artikan," kata Na Siao Tiap."O! Jika dia berbuat demikian, kau boleh lantas bunuh dia!" kata Pek Yun Hui, "Bukan saja aku dapat memaafkan nya, bahkan mungkin juga aku akan membantu kau membunuh dia!"Lalu Na Siao Tiap keluarkan sebuah pisau belati dari sakunya seraya berkata "Cici, jika aku terpaksa harus membunuh dia, aku minta kau jangan datang menolong, karena aku khawatir aku tak dapat mengendalikan diri dan melawan Cici!"Melihat sikapnya Na Siao Tiap yang sungguh-sungguh itu, Pek Yun Hui menjadi sedikit heran. ia telah mengetahui bahwa Na Siao Tiap adalah seorang gadis yang lemah lembut dan luhur wataknya, lebih kurang sama seperti Lie Ceng Loan, Maka sikap dan suara yang berlainan itu membikin Pek Yun Hui merasa sedikit heran, ia mengawasi mukanya keempat bujangnya gadis itu, tetapi ia tak bisa melihat sesuatu yang menyelami isi hatinya Na Siao Tiap, Keempat bujang itupun menunjukkan perasaan cemas atas sikap Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan tak dapat dikatakan serupa wataknya, Na Siao Tiap masih polos dan berotak tajam, cerdas dan tangkas jujur hati, tak pernah mencurigai orang lain. Meskipun ia lama tinggal terpencil di lembah Pek Hua Kok dan tak mengetahui kejadian-kejadian di luar, tetapi setelah ia keluar dari tempat bertapanya, ia senantiasa memperhatikan gerak-gerik orang lain dan besar Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui masuk ke dalam kamar di mana Bee Kun Bu telah diletakkan Na Siao Tiap memesan keempat bujangnya "Aku dan Pek Cici akan berada di dalam kamar ini untuk menolong mengobati pemuda tiga hari dan tiga malam aku harus mencurahkan semua semangat dan tenagaku dalam usaha pengobatan itu, kalian tak boleh mengganggu!" Lalu bersama-sama Pek Yun Hui ia masuk ke dalam,sebetulnya goa tersebut adalah tempatnya Tian Ki Cin Jin bertapa, Goa itu luas sekali dan mempunyai lima kamar, kamar yang paling belakang digunakan sebagai kamar dapurPek Yun Hui berkata kepada Na Siao Tiap "Moi-moi tunggu sebentar Aku hendak pergi ke dapur menyediakan sedikit sarapan dulu." Lalu ia pun ke kamar paling belakang,Ketika ia tiba di kamar dapur, ia melihat bahwa tempat Tan Pao dan istrinya, Hiong Yun pengawal istana dan selir raja yang Na Hai Peng paksa, datang tinggal ke puncak Pek Yun Siat untuk menjaga Pek Yun HuiKedua-duanya menggeletak di lantai ia mereka telah ditotok jalan darahnya,Mereka telah dibikin pusing dan luka karena mendengar lagu "Hian Im Hao Sim" yang dimainkan oleh Na Siao Tiap, untuk kemudian ditotok jalan-jalan Yun Hui berusaha membebaskan totokan itu, dan sesaat kemudian mereka telah sadar kembali Mereka bangkit, dan setelah melihat Pek Yun Hui, mereka berlutut dihadapannya. Pek Yun Hui menegur "Apa yang telah terjadi di sini?" tanya Pek Yun Hui."Pada dua hari berselang Na Loya Tuan besar Na ada ajak satu gadis berpakaian sutera biru kesini.,, Hamba. "Pek Yun Hui goyang-goyang tangannya dan berkata "Sudahlah, aku sudah mengetahui Kalian lekas-lekas menyediakan sarapan, dan bawa ke depan, karena aku menerima beberapa tanrn jangan lambat!" lalu iapun lari ke depan lagi,Sebelum ia masuk ke dalam kamarnya, ia telah pesan sesuatu kepada Lie Ceng Loan dan Pang Siu cepat Tan Pao dan Hiong Yun menyiapkan sarapan, dan mereka menjadi terperanjat melihat demikian banyak orang telah datang ke goa itu,Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan yang sudah merasa lapar segera makan sarapan itu, lalu yang lain-lainpun turutPek Yun Hui mengambil banyak kue dan buah-buahan ke dalam kamarnya, Lalu ia tutup pintu kamar, ia berkata kepada Na Siao Tiap "Moi-moi apakah kau tidak makan dulu sebelumnya kau menolong mengobati dia?""Aku tidak merasa lapar, karena hatiku bimbang." jawab Na Siao Tiap, "Jika Cici sudah lapar, makanlah dulu!"Pek Yun Hui juga tak dapat makan karena ia selalu khawatir akan keadaannya Bee Kun Bu. ia hanya makan satu kue dan minum secangkir Siao Tiap duduk di atas sehelai tikar di atas lantai dengan dua tangannya memegang lututnya, Matanya menatap kedepan, seolah-olah ia tak menghiraukan soal mengobati Bee Kun sikapnya yang acuh tak acuh Pek Yun Hui tak sabar lagi. ia menegur "Siao Tiap Moi-moi, mengapa kau masih belum memulai, Aku khawatir jika ditunda, dia tak dapat ditolong lagi! Dengan tenang dan pelahan Na Siao Tiap bangun dan menghampiri Pek Yun Hui. ia berkata dengan suaranya yang rendah sekali "Aku telah menyanggupi mengobati dia, aku tentu akan menolongnya!"Pek Yun Hui masih tak puas dengan jawaban itu, ia menegur lagi "Mengapa kau mundur maju lagi?"Na Siao Tiap menghampiri Bee Kun Bu dan mengangkat tubuhnya seraya berkata "Sebetulnya aku tidak boleh mengobati dia, Tetapi aku telah berjanji kepada Cici untuk menolong dia, aku tak harus menyesal!"Pek Yun Hui tak berkata-kata lagi, ia khawatir menyinggung perasaannya Na Siao Tiap, Dalam keadaan terdesak itu ia harus mengalah ia duduk diam mengawasi cara-cara Na Siao Tiap menolong Bee Kun menyaksikan Bee Kun Bu dibaringkan terlentang di atas tempat tidur, sedangkan seluruh tubuhnya Na Siao Tiap terlihat gemetar tak henti nya. Dengan mata terbelalak ia menyaksikan sikapnya Na Siao Tiap, seolah-olah orang yang sedang diserang demam panas. Ia bangun menghampiri Na Siao Tiap dan berkata dengan suara yang lemah lembut "Siao Tiap Moi-moi, untuk aku, kau harus menderita demikian hebatnya, Aku sangat berterima kasih."Na Siao Tiap tidak menyahut ia pejamkan kedua matanya, Hanya dari celah-celah kulit matanya molos keluar air matanya, yang bagaikan mutiara sebutir-se-butir, ia berkata "Sebentar ketika aku kerahkan tenaga dalamku, seluruh semangatku akan berkumpul Aku minta Cici jangan mengganggu atau menyentuh tubuhku!"Lalu ia duduk bersila di pinggir tempat tidur, dan tangan kirinya ditaruh di atas batang hidungnya Bee Kun Bu, sedangkan tangan kanannya memeluk pinggangnya Bee Kun Bu. ia memejamkan kedua matanya untuk mengerahkan seluruh tenaga dalamnya, Ternyata ia telah berhasil mengerahkan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu karena keringatnya mulai terasa ke tenggorokan dada sampai ke ia letakkan Bee Kun Bu terlentang di atas tempat tidur untuk dipijat-pijat kaki tangannya, Demikianlah semua bagian- bagian penting di dalam tubuhnya Bee Kun Bu telah dapat dipulihkan olehnya dengan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan darahnya mulai beredar dengan wajar diseluruh Yun Hui juga memperhatikan bahwa kaki tangannya Bee Kun Bu tidak kaku lagi, kelihatan segar dan bergerak- gerak, Sejenak kemudian keringatpun mulai keluar dari pembuluh-pembuluh pada kaki tangannya, Bukan main girangnya Pek Yun Hui menyaksikan perubahan yang ajaib itu!Malam itu Pek Yun Hui dapat tidur nyenyak di dalam kamar itu, Satu hari dan satu malam telah lewat, akan tetapi Bee Kun Bu masih belum sadarkan diri, dan Na Siao Tiap yang telah mengerahkan banyak tenaga dan semangat, nampaknya sangat letih sekaliPada malam kedua, ketika Pek Yun Hui menyalakan lilin di atas meja, tiba-tiba ia mendengar Na Siao Tiap menguap, ia menoleh, dan melihat Na Siao Tiap yang harus tidur di samping Bee Kun Bu mengulurkan tangan kanannya meraba badannya Bee Kun Bu, lalu ia tersenyum dan berkata "Cici, tenaganya disemua bagian tubuhnya sudah pulih, Malam ini aku dapat membebaskan semua jalan-jalan darahnya yang tersumbat."Pek Yun Hui menghampiri dan sambil tersenyum ia berkata "Semua ini karena pertolongan Moi-moi. Aku yakin nanti jika dia mengetahui bahwa kau yang telah menolong jiwanya, dia pasti akan berterima kasih kepadamu!""Aku sebetulnya menolong dia karena ingin membalas budi Cici." kata Na Siao Tiap, Lalu ia duduk bersila untuk memulai mengerahkan tenaga dalamnya pula, sebentar saja segera terlihat wajahnya menjadi merah, dan seluruh tubuhnya mengeluarkan Yun Hui merasa kagum melihat caranya gadis itu mengumpulkan tenaga dalamnya, dan ia yakin hanya orang yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong dapat melakukan itu. Mungkin Suhunya pun tak dapat menandinginya dalam ilmu Toa Pan Yo Hian Kong itu, pikirnya,Terlihat pula uap yang keluar dari tubuhnya Na Siao Tiap makin lama makin tebal, dan setelah seperempat jam kemudian seluruh kamar itu telah diliputi uap yang keluar dari tubuhnya gadis itu. Tiba-liba ia letakkan kedua tinjunya di atas dadanya Bee Kun Bu, dan lalu secepat kilat menotok jalan- jalan darah di bagian dada itu, tetapi kedua tinjunya tidak diangkat ia tetap tempelkan tinjunya di atas dadanya Bee Kun Bu untuk secepat kilat menotok pula yang diulanginya sampai enam kali, dengan demikian berhasil membebaskan dua belas jalan-jalan darah yang terpenting di seluruh tubuhnya Bee Kun aneh ialah, tiap-tiap kali ia menotok dengan kedua tinjunya, uap di dalam ruang itu agak berkurang ia baru mengulangi totokannya setelah uap berkumpul lagi,Malam itu, Pek Yun Hui tidak tidur ia terus memperhatikan cara Na Siao Tiap menyembuhkan Bee Kun Bu dengan perasaan kagum, Berkali-kali ia ingin menghampiri tempat tidurnya Bee Kun Bu untuk melihat keadaannya dari dekat, tetapi berkali-kali juga ia batalkan niatnya, karena khawatir mengganggu Na Siao Tiap,Kira-kira sejam kemudian setelah Na Siao Tiap berhasil membebaskan jalan-jalan darah yang terpenting di seluruh tubuhnya Bee Kun Bu, tiba-tiba ia berseru "Pak Cici, dengan tenaga ajaibku aku telah berhasil membebaskan dua belas jalan-jalan darahnya yang penting, dan juga menyembuhkan luka-luka yang terus menyerang perkakas-perkakas di dalam tubuhnya. Dia harus beristirahat sebentar, dan aku akan menyembuhkan urat-urat sarafnya untuk membikin ia sadar!"-ooo0ooo-NA SIO TIAP BERHASIL MENOLONG BEE KUN BUPek Yun Hui bertindak perlanan-lanan menghampiri tempat tidur dan menanya sambil tersenyum "Siao Tiap Moi- moi, bolehkah aku memeriksa denyutan jantungnya sekarang?""Boleh. Tapi karena darahnya baru saja beredar, lebih baik dia tidak banyak bergerak." jawab Na Siao Pek Yun Hui meraba dadanya Bee Kun Bu dengan tangan kanannya, Betul saja jantungnya mulai berdenyut lagi seperti biasa,"Siao Tiap Moi-moi, terima kasih, Kau telah berhasil menolong jrwanya, Dia pasti akan berterima kasih ke- padamu.,." Pek Yun Hui berkata dengan girangnyaTiba-tiba Na Siao Tiap memotong "Aku tidak ingin dia menghaturkan terima kasih kepadaku Aku menolong dia karena memandang kepada Cici."sebetulnya Pek Yun Hui masih ada banyak omongan, akan tetapi setelah melihat sikap Na Siao Tiap, ia hanya berkata Tentu saja aku berterima kasih kepadamu."Na Siao Tiap pejamkan kedua matanya, dan terlihat air matanya mengucur keluar ia berkata "Sebelumnya ibuku menutup mata, dia telah memesan kepadaku bahwa aku jangan sayang seorang laki-laki, meskipun laki-laki itu seorang yang baik. Aku telah menolong dia, dan aku telah melanggar pesan ibuku, Oleh karena itu, setelah aku berhasil menyembuhkan dia, aku akan berpisah dari Cici untuk pergi kembali ke lembah Pek Hua Kok agar aku dapat menangis di depan kubur ibuku!"Pek Yun Hui menghibur Tapi ketika bibi Cui memberi pesan itu, ia sedang bersedih hati, sudah tentu pesannya itu tidak wajar Kau tak boleh anggap semuanya beralasan Moi- moi adalah seorang yang cerdas, Cobalah pikir masak-masak dengan otak yang dingin."Na Siao Tiap belum menjawab, ketika di luar terdengar suara Yun Hui segera loncat dan ingin buka pintu, tetapi Na Siao Tiap membentak "Cici, jangan buka pintu!""Mengapa tidak boleh membuka pintu?" tanya Pek Yun Siao Tiap mengawasi Bee Kun Bu dan sambil menarik napas ia berkata "Luka-luka dalam tubuhnya baru saja sembuh, dan peredaran darahnya baru saja mulai lancar. Jika ada orang menerjang masuk ke dalam kamar ini, aku khawatir dia terkejut dan darahnya terhalang kembali sehingga jerih payah kita selama satu hari dan satu malam menjadi sia-sia belaka!" "Tapi jika ada musuh datang ke sini, aku terpaksa harus keluar membantu.!" kata Pek Yun Hui."Jika Cici membuka pintu dan Lie Ceng Loan datang masuk, dia hanya akan mempersulit usahaku untuk menyembuhkannya" Na Siao Tiap menjelaskan. Ketika itu terdengar suara yang jelas dari Lie Ceng Loan yang memanggil "Pek Cici, ada musuh datang ke lembah Pek Yun Siat!". Pek Yun Hui yang telah diperingatkan oleh Na Siao Tiap tidak berani membuka pintu dan keluar, ia hanya menjerit dari dalam kamar "Bu Koko sedang dalam keadaan kritis, aku tak dapat keluar membantu menjaga musuh, Kau harus menjaga agar musuh itu tidak masuk ke dalam goa!" Lie Ceng Loan lari menjaga jalan masuk ke dalam Pek Yun Hui berbalik lagi, ia tampak Na Siao Tiap sedang membebaskan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu. Dan caranya berlainan sekali dengan cara yang ia pernah Siao Tiap menolong membebaskan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu selama dua jam baru berhenti, terlihat tegas akan keletihannya. Menampak itu, Pek Yun Hui merasa kasihan. Tiba-tiba Na Siao Tiap mengambil pisau belati yang ia taruh di dekat bantal kepala ketika Bee Kun Bu mulai Yun Hui terkejut dan lalu mendebati Na Siao Tiap, "Tiap-moi, apakah dia sudah sadar?" ia berbisik."Semua jalankan darah dan urat-urat sarafnya telah beberapa jam lagi aku akan membantu dia memulihkan tenaga dalamnya dan setetusnya ia dapat mengumpulkan tenaga dalamnya kata-kata yang ramah dan sikap yang lunak itu, Pek Yun Hui seger mengerti bahwa dicekalnya pisau belati itu hanya sebagai tindakan pencegahan saja. Pek YunHui berkata "Tiap Moi-moay karena menolong dia, kau telah menjadi letih sekali."Sambil tersenyum Na Siao Tiap menjawab "Aku dapat menolong jiwanya berkat ilmu Toa Pan Yo Hian Kong Ilmu tenaga dalam ajaib yang aku telah dapat pelajarkan dari kitab-kitab Kui Goan Pie Cek."Na Siao Tiap tersenyum "Aku tahu maksud cici, cici takut aku akan melukai dia dengan pisau belati ini, betulkah?"Pek Yun Hui yang selalu jujur hanya mengangguk. Ia berkata "Kau telah menerka jitu, Aku khawatir kau masih saja ingin menunaikan pesan ibumu untuk membunuh mati segala laki-laki yang kau sayang!"Na Siao Tiap tidak menjawab, ia duduk di pinggir tempat tidur Lalu Pek Yun Hui menggantikan ia memulihkan tenaga dalamnya Bee Kun Bu...Sejenak kemudian Na Siao Tiap berkata "Cici, setelah kau berhasil memulihkan tenaga dalamnya. kau harus segera angkat dia duduk."Pek Yun Hui hanya mengangguk dan tersenyum. ia terus mengurut-urut tubuhnya Bee Kun Bu. Pada suatu ketika Bee Kun Bu membuka kedua matanya, dan Pek Yun Hui terkejut ia memberitahukan hal itu kepada Na Siao Tiap."Cici, dia sudah mulai sadar Ayo terus urut, dan aku membantu!" kata Na Siao Pek Yun Hui merasa bahwa telapak tangannya Na Siao Tiap yang ditaruh di punggungnya sangat hangat, dan hawa yang hangat itu dirasakan seperti juga aliran listrik, Pek Yun Hui berpikir "Tenaga dalam ajaibnya ini betul-betul hebat Mungkin gurukupun tak akan dapat menandinginya!"Segera juga terlihat mukanya Bee Kun Bu, yang tadinya pucat perlahan-lahan menjadi merah, hidungnya bergerak, dadanya berdenyut-denyut lebih cepat, dan setelah menarik napas panjang, kedua matanya terbuka dan mengawasi Pek Yun Siao Tiap berbisik "Na, sekarang Cici harus membantu angkat dia agar dia dapat duduk!"Belum lagi ucapannya selesai, Bee Kun Bu sudah mulai bergerak, dan kedua tangannya meronta-ronta, Mukanya sangat merah, agaknya ia hendak Yun Hui menjadi terpesona, tetapi Na Siao Tiap segera memegang erat-erat kedua bahunya Bee Kun Bu. Dengan kedua mata membelalak ia berkata "Cici, dia telah tertolong. sebentar lagi dia akan sadar Tapi kita masih harus membantu dia mengerahkan tenaga dalamnya selama lebih kurang dua jam. Aku akan tahan dia jangan sampai dia meronta, dan Cici harus duduk di-sampingku mengawasi segala perubahan.."Lalu dengan satu telapak tangan ia tahan Bee Kun Bu dan tangan lainnya mengambil pisau belatinya, ia melakukan segala pertolongan itu dengan tenang dan cerdas, sedangkan Pek Yun Hui yang menyaksikan segala perubahan-perubahan atas dirinya Bee Kun Bu menjadi agak gelisah. Bee Kun Bu tak dapat meronta lagi, ia memejamkan matanya lagi, tapi ia dapat bernapas dengan wajar seolah- olah seorang yang sedang tidur dengan kedua gadis berusaha keras menolong jiwanya Bee Kun Bu, dan entah sudah berapa lama ketika terdengar lagi suara Lie Ceng Loan diluar kamar "Meskipun kau sahabat karibnya Bu Koko, kau tak diperkenankan masuk!"Terdengar jawaban yang mengejek "Mengapa tidak boleh masuk?""Sebab di dalam kamar itu Pek Cici sedang sibuk menolong Bu Koko, Aku pun tak diperkenankan masuk ke dalam!"Mendengar jawaban Lie Ceng Loan itu, Pek Yun Hui terdengar Pang Siu Wie yang memperingatkannya "Kamar itu adalah kamar majikanku, kau tak dapat masuk."Mendengar suara Pang Siu Wie itu, kekhawatirannya Pek Yun Hui menjadi sedikit lega, ia berpikir Pang Siu Wie mempunyai banyak pengalaman, dan telah mengetahui segala tipu muslihat dari banyak jago-jago silat Meskipun Co Hiong cerdik dia tak akan luput dari pengawas annya!Terdengar lagi Lie Ceng Loan berkata "Cici, janganlah perlakukan dia demikian Dia adalah sahabat Bu Koko."Co Hiong tertawa gelak-gelak dan menanyai "Bu Kokomu dilukai oleh siapakah?"Mendengar pertanyaan itu, Pek Yun Hui memaki di dalam hatinya "Hm! kau betul-betul busuk dan cerdik..."Ketika itu, tiba-tiba Na Siao Tiap memegang pisau belati di depan dadanya Bee Kun Bu seolah-olah hendak menikam, kedua matanya mengawasi Bee KunBu dengan cemas Pek Yun Hui menanya "Moi-moi, apakah dia telah berbuat tak sopan terhadaprnu?" "Tidak!" jawab Na Siao Tiap, "Dia akan lekas menjadi sadar. Dan jika dia melihat pisau belati terhunus ini, dia tentu menjadi kaget dan tak berani berbuat sesuatu yang tak sopan, bukan?"Pek Yun Hui menarik napas lega dan berkata lagi, "Jika kau terpaksa menikam dia, sudilah memberitahukan aku!"."Sebelum Na Siao Tiap menjawab, diluar terdengar lagi suaranya Co Hiong "Jika Bee-Heng menderita luka parah, aku sebagai kawan karibnya, mengapa tidak boleh masuk?""Pek Yun Hui telah menebak bahwa Lie Ceng Loan yang jujur telah memberitahukan tentang lukanya Bee Kun Bu kepada Co Hiong, Harus diketahui bahwa ketika Pek Yun Hui menolong Bee Kun Bu di pegunungan Ngo Bi San dari tangannya Co Hiong yang ingin mengubur Bee-Kun Bu hidup- hidup, Pek Yun Hui tak pernah menceritakan hal itu kepada Lie Ceng Loan sehingga Lie Ceng Loan tidak mengetahui betapa kejamnya Co lagi Lie Ceng Loan menarik napas lalu berkata "Kau sebagai kawannya Bu Koko, tentu saja boleh menengoki keadaannya, tapi sekarang Bu Koko sedang diobati, dia tak dapat diganggu Pek Cici telah memberitahukan aku bahwa Bu Koko harus diobati selama tiga hari tiga malam. Jika kau ingin tengok dia, kau harus bersabar untuk menunggu tiga hari, Jika kau sekarang memaksa masuk, bukan saja kau dapat membahayakan Bu Koko, kau juga akan membikin gusar Pek Cici." Dengan terperanjat Co Hiong berseru "Hah, Dia terluka demikian parah, masihkah dapat diobati?" Sambil tertawa Lie Ceng loan berkata, "Pek Ciciku memiliki ilmu yang sakti, dia dapat menyembuhkan dan menolong Bu Koko!""Rupanya Pang Siu Wie telah dapat menyelami akan kebusukan hatinya Co Hiong, maka ia berkata sambil mengejek, "Kau mengapa demikian dungu? Kau tak dapat mengerti penjelasan atau keterangan orang! Li Siocia telah menjelaskan bahwa Bee Kun Bu harus tenang Tidak boleh diganggu! Tapi kau masih juga mendesak minta masuk! jangankan di dalam kamar ada orang, meskipun tidak ada orangpun, kau tak berhak masuk ke dalam!"Co Hiong yang kejam itu dan yakin bahwa ilmu silatnya tinggi menjawab sambil mengejek "Ada apakah kau melarang aku masuk? Jika, aku memaksanya masuk juga, aku ingin lihat apa yang kau akan perbuat?!""Ha! Ha!" tertawa Pang Siu Wie, "Kau boleh rasai pasir beracunku dulu!"Lie Ceng Loan yang menyaksikan kedua orang itu semakin bertegang, ia berusaha meredakannya "Kalian jangan berselisih di sini! Jika kau ingin tengok Bu Koko, kau harus tunggu dua hari lagi!"Lalu terdengar tindakan kaki yang makin lama makin menjauh. Rupanya mereka telah berlalu dari luar kamar Pek Yun Hui yang telah mendengar bahwa Lie Ceng Loan minta Co Hiong tunggu dua hari lagi, berpikir "Ai! Lie Ceng Loan! Lie Ceng Loan! Mengapa kau tak dapat melihat bahwa Co Hiong itu adalah satu manusia yang kejam dan busuk? Dengan ilmu silatnya yang tinggi dia telah datang kesini, Dia pasti datang dengan maksud yang busuk, Kau minta dia menunggu di sini dua hari lagi, sama juga kau mengundang maut ke dalam rumah!"Ketika itu Bee Kun Bu sudah duduk di atas tempat tidurnya dengan kedua matanya terbuka lebar, seolah-olah orang baru sadar dari pisau belati terhunus di depan dadanya, Na Siao Tiap berkata kepadanya Tenaga dalammu belum pulih, kami harus membantu kau mengerahkan itu. Ayo, kau lekas-lekas pejamkan matamu dan berusaha mengerahkan tenaga dalammu dengan bantuan kami, Jika kau dapat melakukan itu selama empat jam, kau akan sudah sembuh, dan semua tenaga dalammu pulih kembali Ucapan itu dikeluarkan dengan tegas, tetapi dengan nada yang mengancam Sikap itulah yang membikin Pek Yun Hui Bee Kun Bu membuka kedua matanya, ia mengawasi Na Siao Tiap yang berada dihadapannya, kemudian menatap Pek Yun Hui, ia tersenyum, dan baru saja ia ingin membuka mulutnya untuk bicara, lantas Na Siao Tiap mengancam ia untuk lekas-lekas memejamkan kedua matanya "Ayo, tutup matamu jika tidak ingin mati! Mulailah kerahkan tenaga dalammu!"Sebetulnya Bee Kun Bu ingin bicara kepada Pek Yun Hui, tetapi ancaman Na Siao Tiap membikin ia tak berdaya, ia hanya pejamkan kedua matanya lagi, dan berusaha mengerahkan tenaga dalamnya, setelah mendengar ancaman dan melihat pisau belati terhunus di Yun Hui tidak sampai hati melihat Na Siao Tiap demikian galaknya terhadap Bee Kun Bu, ia berkata dengan bisik-bisik Tiap Moi-moi, dia telah lama tak sadarkan dia telah sadar, akan tetapi semangatnya belum kumpul. Kau terlampau galak terhadap dia..."Setelah mendengar peringatan itu, Na Siao Tiap makin beringas, ia tekan pisau belatinya pada dadanya Bee Kun Bu sehingga keluar Yun Hui berusaha pegang pergelangan tangannya Na Siao Tiap, tetapi Na Siao Tiap lebih cepat menarik kembali itu Bee Kun Bu telah memejamkan kedua matanya, dadanya berdenyut cepat, dan seluruh tubuhnya bergetar karena ia sedang menuruti petunjuk Na Siao Tiap mengerahkan tenaga dalamnya,Lalu Na Siao Tiap duduk kembali di pinggir tempat tidur dan taruh lagi pisau belatinya di sisi bantal kepala nya. Sambil mengawasi Pek Yun Hui ia berkata "Jika dia membuka mulut bicara atau terus memandangi kita, mungkin dia lupa mengerahkan tenaga dalamnya dan jalan-jalan darahnya akan menjadi mampet lagi, Dengan demikian jerih payah kita selama dua hari dua malam menjadi sia-sia belaka,"Tetapi apakah artinya darah yang keluar karena tikaman?"Sambil tersenyum Na Siao Tiap menjawab "Aku sengaja menikamnya agar dia tidak berani membandel Luka itu pun tak ada artinya, aku harap Cici tidak buat pikiran."Pek Yun Hui tidak menanya lagi, iapun duduk mengawasi perubahan yang sedang berlangsung di tubuhnya Bee Kun kedua gadis itu menunggu dengan sabar sambil matanya terus mengawasi Bee Kun Bu, Setelah selang hampir satu jam, Na Siao Tiap mulai memijat tengkuk lehernya Bee Kun Bu, Segera Bee Kun Bu menarik napas panjang sebelum ia membuka Bee Kun Bu bangun dan meloncat turun dari tempat tidurnya, Pek Yun Hui lekas-tekas menahannya sambil berkata "Kau baru saja sembuh, kau tidak boleh bangun, itulah Na Siocia yang telah menolong kau. Ayo, lekas-lekas menghaturkan terima kasih kepada-nya!" Lalu ia tarik tangannya Bee Kun Bu dibawa ke-depannya Na Siao Tiap,Tetapi Na Siao Tiap menghadapi Bee Kun Bu dengan beringas sambil memegangi pisau tersenyum Pek Yun Hui berkata "Tiap Moi-moi, ketika bibi Cui masih hidup, dia sayang aku seperti anak kandungnya, Selama sepuluh tahun lebih ini aku senantiasa ingat akan kasih sayangnya, Bagaimanakah jika beberapa hari lagi kita bersama-sama pergi ke kuburannya, untuk menghaturkan terima kasihku di hadapan roh nya ?"Na Siao Tiap taruh kembali pisau belati nya dan menundukkan kepala nya. Terlihat pula air matanya mengucur Lalu ia berlutut di hadapan Pek Yun Hui serta berkata "Aku bersalah, dan aku rela dihukum oleh Kong Cu!" Lekas-lekas Pek Yun Hui mengangkat bangun, dan memeluknya sambil berkata "lbumu seperti juga ibu kandungku, Seterusnya kita harus menjadi saudara kandung Aku lebih tua darimu, dan kau harus panggil aku Cici, Lagipula ayahmu adalah guruku, Seterusnya kau tak boleh panggil aku Kong Cu lagi, Aku adalah Cicimu!"Lalu dengan mengawasi Bee Kun Bu ia membentak "Hai! Kau mengapa diam saja? Dia sudah menolong jiwamu dengan telah mengeluarkan banyak tenaga, Kau masih juga belum menghaturkan terima kasih kepada-nya!"Bee Kun Bu lalu berlutut di hadapan Na Siao Tiap seraya berkata "Aku Bee Kun Bu menghaturkan banyak-banyak terima kasih karena Siocia telah menolong jiwaku!"Tanpa mengawasi Bee Kun Bu, Na Siao Tiap menjawab "Aku menolong kau karena Pek Cici!"Bee Kun Bu terperanjat mendengar jawaban itu, ia bangun dan jalan ke sudut kamarLalu Pek Yun Hui ajak Na Siao Tiap duduk di tempat tidur dan dengan ramah ia berkata "Tiap moi, aku harap kau pandang aku, dan tidak menyesal karena kau telah menolong jiwanya. " sebetulnya ia ingin membela Bee Kun Bu tetapisetelah melihat sikapnya Na Siao Tiap, ia tidak Siao Tiap bangun dari tempat duduknya dan berkata "Cici setelah dia dapat beristirahat sebentar, dia akan menjadi sembuh betul. Aku ingin keluar memerintahkan bujang- bujangku untuk membikin persiapan kembali ke lembah Pek Hua Kok."Pek Yun Hui terperanjat mendengar ucapan itu. Sambil tersenyum ia berkata "Tiap-moi, kini di lembah Pek Yun Siat telah datang banyak musuh. Aku hendak keluar memeriksanya. Kau boleh tunggu di dalam kamar ini mengajarkan Bee Kun Bu ilmu mengumpulkan semangat Na Siao Tiap menoleh kepada Bee Kun Bu yang sedang berdiri di suatu sudut kamar itu seperti seorang dungu, Melihat sikapnya itu, ia menjadi kasiham Lalu dengan ramah ia berkata "Kau hanya perlu duduk beristirahat sebentar, segera kau akan menjadi sembuh betul sementara itu, kau harus mengerahkan tenaga dalammu untuk mengumpulkan semangatmu!"Pek Yun Hui menghampiri Bee Kun Bu. "Ayo, kau turut melaksanakan petunjuk-petunjuknya. sebentar lagi aku akan ajak Lie Ceng Loan datang melihat kau."Bee Kun Bu tersenyum, dan ia segera duduk di lantai melaksanakan petunjuk-petunjuknya Na Siao Pek Yun Hui ingin suruh Bee Kun Bu duduk di atas tempat tidurnya, tetapi ia merasa malu mengatakan itu dihadapannya Na Siao Tiap, ia hanya menarik tangannya Na Siao Tiap untuk diajak keluar dari kamar itu bersama pertolongan Na Siao Tiap yang menggunakan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, Bee Kun Bu telah luput dari maut, Luka yang disebabkan perbuatan Co Hiong dengan ilmu Tai Ki Kongnya juga telah disembuhkan oleh ilmu Pun Sin Cin Ki Tenaga ajaib dari semangat dalam dari Na Siao setelah ia beristirahat mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulihkan semangat nya, ia telah sembuh betuL Baru saja ia membuka kedua matanya, ia dibikin kaget oleh berkelebatnya bayangan orang setelah pintu kamar ditendang terbuka, Lalu dihadapannya tampak Co Hiong yang berdiri dengan wajah Hiong menatap Bee Kun Bu, dan kemudian sambil tertawa ia berkata "Bee Heng betul-betul beruntung, Aku tak menduga bisa bertemu lagi!"Bee Kun Bu menarik napas panjang sambil bangun dari lantai, "Selama satu tahun belakangan ini, aku merasa seperti sudah seratus tahun, Aku telah menjumpai banyak sekali rintangan-rintangan, Jika aku pikir sekarang, aku seperti juga tengah bermimpi." ia berhenti, lalu menanya Co Hiong, "Co- heng, bukankah kita pernah berjumpa di pegunungan Ngo Bi San? Disitu aku ingat aku telah terluka,.," kata Bee Kun Hiong yang pintar tetapi busuk lalu tersenyum dan berkata "Betul! Betul! Ketika itu Bee-heng sedang ditawan oleh seorang wanita berpakaian hitam, Dan.., aku pernah bertarung melawan wanita itu.""Wanita berpakaian hitam itu adalah Giok Siu Sian Cu yang terkenal di kalangan Kang-ouw, Co-heng mungkin bukan tandingannya." kata Bee Kun bahwa Bee Kun Bu tidak menaruh curiga kepadanya, dan karena yakin bahwa Bee Kun Bu tidak ingat lagi tentang peristiwa-peristiwa setelah dia pingsan, maka jawabnya Co Hiong dengan berlagak "Ya, akupun merasa malu tak dapat melawan seorang wanita yang telah terluka dan aku telah dipukul jatuh terjerumus ke dalam suatu telaga!""Giok Siu sian Cu sangat terkenal lihay ilmu silatnya, Jika Co-heng kalah melawan dia, Co-heng tak usah merasa malu!""Kalah atau menang bagiku tidak menjadi soal." kata Co Hiong, berkata dengan wajan"Karena hendak menolong aku, Co-heng telah kecebur ke dalam telaga, Meskipun Co-heng tak berhasil menolongnya, akan tetapi aku sangat berterima kasih."Co Hiong tersenyum, lalu berkata lagi "Barusan Lie Sumoymu telah memberitahukan bahwa Bee-heng telah menderita luka parah, Aku hanya dapat menunggu di luar dengan hati cemas.,.""Aku hanya perlu beristirahat sedikit lagi, dan kita segera boleh keluar mencari tempat untuk bereakap-cakap,.," kata Bee Kun Bu,Selagi Co Hiong hendak berkata pula terdengar suaranya Pek Yun Hui diluar yang mengatakan "Hm! Orang yang berpakaian demikian, dan yang hatinya sangat buruk itu, Loan-moi lain kali jangan sembarangan beritahukan hal-hal yang sebenarnya. Kau harus hati-hati menghadapi manusia yang jahat itu.,."Tapi dia adalah kawannya Bu Koko! Aku harus layani dia.,." terdengar kata-katanya Lie Ceng Loan,Pereakapan kedua gadis itu makin lama makin dekat terdengarnya, Co Hiong lalu loncat dibelakangnya Bee Kun Bu, dan sambil mengangkat tinjunya ia berseru "Bee-heng, biarlah aku menolong membebaskan jalan darahmu di punggung."Baru saja ia ucapkan perkataan itu, lalu pintu terbuka, dan Pek Yun Hui lari masuk. ia terkejut melihat Co Hiong ingin menjotos punggungnya Bee Kun diketahui bahwa jalan darah dipunggung adalah satu dari kedua belas jalan-jalan darah yang sangat berbahaya, Satu jotosan yang jitu saja dapat membunuh mati Bee Kun Bu!Melihat Pek Yun Hui terperanjat Co Hiong tertawa gelak- gelak dan berkata "Bee-heng rupanya sudah sembuh, Hanya satu jotosan di punggung ini, maka kau akan sembuh betul!""Hm! Kau jangan berlagak!" bentak Pek Yun Hui. "Kau hanya pura-pura ingin menolong!"Co Hiong mengawasi Pek Yun Hui yang sekarang telah mengenakan pakaian perempuan Co Hiong yang bermata keranjang tertarik oleh potongan tubuhnya yang langsing dan wajahnya yang cantik. Untuk sementara waktu Co Hiong telah lupa bahwa ia sedang menghadapi satu musuh yang sangat membenci padanya,Dengan gerak yang sangat lincah Pek Yun Hui loncat ke sampingnya Co Hiong dengan maksud memukulnya, tetapi ketika melihat Co Hiong menekan punggungnya Bee Kun Bu, ia segera batalkan maksudnya, dan loncat mundur Iagi. Sambil mengejek Co Hiong berkata "Satu jotosan di punggung ini dapat segera menyembuhkan Bee-heng! Maka itu, janganlah kau coba-coba mengganggu aku!"Tinju yang ditekan di punggungnya membikin Bee Kun Bu merasa sakit ia lekas-Iekas mengerahkan tenaga dalamnya menahan sakit itu sambil memejamkan kedua matanya, dan sejenak kemudian ia baru merasa seluruh tubuhnya menjadi hangat, dan sakit tersebut mulai lenyap!Pek Yun Hui pernah bertempur melawan Co Hiong dua kali, ia yakin bahwa ilmu silatnya Co Hiong lebih tinggi dari pada Bee Kun Bu. Kini tinjunya jahanam itu ditekan di punggung Bee Kun Bu. jika ia menyerang, Bee Kun Bu pasti dibunuh oleh Co Hiong, Karena kawatir akan jiwanya Bee Kun Bu, maka ia mengalah sambil berkata "Jika kau tidak melukai dia, aku rela berunding dengan kau!"Dengan kesempatan itu, Co Hiong berkata sambil tersenyum "Ke satu, aku minta kau tidak mengorek-mengorek peristiwa yang lampau untuk menghindarkan salah faham!""Baik," jawab Pek Yun Hui, "tetapi sarat itu harus diberi batas tempo!""Ya, aku beri jangka waktu satu bulan." kata Co Hiong, "Dan ke dua, dalam jangka waktu satu bulan ini, kita tak boleh saling menyinggung!."Apakah kau tidak bermaksud berlalu dari sini?" tanya Pek Yun Hui,"Betul!" jawab Co Hiong, "Aku bermaksud berdiam disini selama satu bulan, dan kita dapat bermain-main bersama- sama di sini selama satu bulan itu, bukan?"Melihat sikapnya yang kurang ajar dan mendengar ejekannya Co Hiong itu, Pek Yun Hui menjadi gusar dan hendak memukulnya. Tetapi mengingat jiwanya Bee Kun Bu yang terancam. Pek Yun Hui terpaksa mengalah! "Baiklah!" jawabnya, Dengan tertawa gelak-gelak Co Hiong mengangkat tinjunya dan Bee Kun Bu pun segera merasa napasnya menjadi lega!Harus diketahui bahwa Co Hiong sekarang sudah beda jauh sekali daripada Co Hiong dulu, sebelum dia dapat belajar dari Kok Gie Taysu yang dia telah bunuh mati dengan Kun Bu membuka kedua matanya, dan melihat Pek Yun Hui berdiri di dekat ia. Sambil tersenyum ia berkata "Aku merasa aku sekarang betul-betul sembuh!"-ooo0ooo-Pang Siu Wie menjaga Co Hiong seorang diriSebelum Pek Yun Hui menjawab, Co Hiong telah berkata "Luka-luka Bee-heng sudah sembuh betul Kau hanya perlu beristirahat beberapa hari saja, dan segera akan dapat menjadi jago lagi, Ha! Ha! Ha!"Bee Kun Bu yang belum kumpul betul semangatnya, ketika Co Hiong menekan tinjunya di atas punggungnya, mengira Co Hiong telah membantu mengobati padanya, karena setelah tinju tersebut diangkat, ia segera merasa reda dan lega, Maka ia berkata "Jika Co Hiong tak membantu, mungkin aku tidak demikian cepat sembuhnya, Terima kasih!"Co Hiong menyengir "Aku hanya berbuat selayaknya sebagai seorang kawan."Bee Kun Bu melanjutkan "Kali ini aku telah menderita luka parah, jika tidak ada Pek cici yang datang menolong, aku tak dapat hidup."."Kau harus berterima kasih kepada Na Siao Tiap, Tanpa dia yang menolong, aku tak berdaya, Kau berhutang jiwa terhadap Na Siocia." kata Yun Kun Bu ingat akan sikap yang dingin dari Na Siao Tiap, maka ia hanya menundukkan kepalanya. Untuk sementara waktu keadaan di dalam kamar itu sunyi senyap, Lalu Co Hiong mengejek lagi "Nah, aku mewakili Bee Heng menghaturkan terima kasih atas pertolongan Pek Siocia!" iapun mengangkat kedua tangannya dan menyoja kepada Pek Yun Yun Hui merasa jemu sekali melihat lagaknya manusia yang busuk itu. ia membentak "Fui! janganlah kau berlagak Kelak jika ada kesempatan, aku akan memberitahukan perbuatan-perbuatan busukmu kepadanya."Bentakan tersebut hanya dijawab dengan tertawa gelak- itu Lie Ceng Loan juga sudah masuk ke dalam dan lari menubruk Bee Kun Bu seraya berseru "Bu Koko, kau sudah sembuh?" selama hampir satu bulan ia selalu khawatir penderitaannya Bee Kun Bu. Maka ketika melihat Bee Kun Bu sudah sembuh, bukan main girangnya, ia duduk di samping Bee Kun Bu, dan air matanya mengucur deras sekali, ia pegangi kedua tangannya Bee Kun Bu sambil berkata "Jika kau tidak sembuh dan tak dapat hidup, aku dan Pek cici akan menyertai kau bersama, dan kita masih juga dapat melihat kau setiap hari!"Bee Kun Bu mengusap-usap rambutnya Lie Ceng Loan dan berkata sambil tersenyum "Ai, aku telah membikin kau turut menderita juga!"Lie Ceng Loan seka air matanya, lalu menjawab "Aku tidak letih, tetapi Pek cici menjadi letih sekali, Untuk menolong kau, Pek cici harus bertarung melawan banyak musuh, Tanpa pertolongannya, mungkin kau sudah mati."Co Hiong yang berdiri dekat mereka dan menyaksikan betapa mesranya Lie Ceng Loan melayani Bee Kun Bu merasa iri hati, Meskipun ia bermaksud membunuh mati Bee Kun Bu, tetapi wajahnya tetap tenang, Bee Kun Bu menoleh kepada Pek Yun Hui dan berkata "Pek cici, kau telah berulang kali menolong aku. Aku khawatir aku tak dapat membalas budimu yang sebesar itu!"Pek Yun Hui hanya tersenyum meskipun ada banyak perkataan yang ia ingin ucapkan."Tetapi Bee-heng menderita luka tidak pereuma, aku sebagai kawan karibnya..." Co Hiong Yun Hui meneruskan "Telat mencelakakan dia bukan?""Jika aku pandai, aku tentu berhasil menolong dia keluar dari pegunungan Ngo Bi San.,." kata Co Hiong."Jangan bilang "kawan" lagi!" bentak Pek Yun Hui. "Betul aku telah berjanji tak saling menyinggung selama satu bulan, tetapi kau harus hati-hati. jika kau berbuat sesuatu yang gila- gilaan di Pek Yun Siat ini kau jangan kira kau dapat keluar hidup-hidup dari pegunungan Koat Cong San ini!"Co Hiong tetap menantang "Aku hanya khawatir kau tak mampu membunuh mati aku!"Bee Kun Bu merasa gelisah, dan ia berusaha meredakan "Co-heng telah datang sebagai tamu, Pek Siocia, aku minta kau pandang aku, dan jangan terlampau beringas."Pek Yun Hui menarik napas dan memperingatkan Bee Kun Bu "Aku hanya minta kau berhati-hati terhadapnya, jangan sampai dianiaya lagi!"Bee Kun Bu yang telah mengetahui wataknya Pek Yun Hui, setelah mendengar peringatan itu, lalu mengawasi Co Hiong,Tetapi Co Hiong masih tetap tenang, dan sambil tersenyum ia berkata "Aku dan Bee-heng tetap sahabat sebagaimana sediakala, Aku dengan tak menghiraukan perjalanan yang jauh telah datang menengoki kau. Tetapi Pek Siocia mengucapkan kata-kata yang menusuk hati, sebetulnya apa maksud nya ? Kita di kalangan Bu Lim selalu mentaati janji, bukan?" ia sengaja mengucapkan itu untuk mengejek Pek Yun Hui akan janjinya, dan untuk mencegah Pek Yun Hui membuka semua kebusukannya,Lalu Pek Yun Hui tarik tangannya Lie Ceng Loan dan diajaknya keluar Di dekat pintu ia berbalik dan berkata kepada Bee Kun Bu "Kau harus berhati-hati. Paling baik kau jangan berlalu dari kamar!"Bee Kun Bu memperhatikan sikap dan pesannya Pek Yun Hui yang sangat benci Co Hiong, dan iapun menjadi kedua gadis itu berlalu, sambil tertawa Co Hiong berkata "Bee-heng, kau tak usah khawatir terhadap aku." ia berhenti sejenak, lalu menanyai "Kamar ini sangat rapi. Kamar siapakah ini?"Dengan perasaan malu Bee Kun Bu menjawab "Aku telah menderita luka parah, dan telah dibawa ke dalam kamar ini adalah kamarnya Pek Siocia.""Jika ia rela mengobati kau di dalam kamarnya, ia tentu telah jatuh hati terhadapmu.,." kata Co Hiong menyindir ia berhenti ketika ia melihat sebuah kotak dari batu giok di atas tempat tidur ia berpikir "Di dalam kotak itu pasti tersimpan barang yang berharga, Aku harus mencari akal mengambil.,."Bee Kun Bu menjadi merah mukanya ketika Co Hiong mengatakan bahwa Pek Yun Hui telah jatuh hati kepadanya, tapi ia tak perhatikan matanya Co Hiong yang menatap kotak batu Giok, ia menjadi bisu sebentar, lalu ia menanya "Co- heng, Suciku, Liok Giok Pin, sekarang ada dimanakah?"Co Hiong telah siap dengan jawabannya "Dia sedang bersembunyi diluar puncak Pek Yun Siat ini ia mengharapkan kau dapat menengoki ia berhenti sejenak, lalu berkata dengan lagak kecewa Tapi mungkin ia tak mempunyai harapan itu.,." Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Mengapa dia tak mempunyai harapan. Aku dapat segera pergi menengoki dia sekarang juga!" kata Bee Kun Bu kemudianDengan girangnya Co Hiong berkata "Dengan melalui banyak rintangan dan bahaya aku datang menengok kau yang menderita luka parah dan maksud ke dua ialah, karena dia minta aku memberitahukan kepadamu bahwa dia ingin menjumpai kau untuk penghabisan kali."Keterangan yang palsu itu segera terlihat hasilnya Bee Kun Bu nampaknya terperanjat dan menanya dengan perasaan heran "Mengapa untuk penghabisan kali?"Dengan menghela napas Co Hiong berlagak bersedih hati, "Betul untuk penghabisan kali, jika aku tidak mencegah ia telah membunuh diri!" jawabnya,Bee Kun Bu yang kena diabui menjadi sedih. ia tundukkan kepalanya untuk berpikir Kemudian ia ber kata "Liong Suci sangat sederhana, Aku minta kau perlakukan dia dengan kasih sayang.""Sudah tentu! Kau tak usah mengatakannya pula Tetapi aku tak bisa selalu mencegah maksudnya untuk membunuh diri!" jawab Co Hiong pura-pura."Karena kau, dia telah melanggar peraturan partai Kun Lun, dan melarikan diri mengikuti kau." kata Bee Kun Bu. "Jika dia tidak tergila-gila kepadamu, dia tak akan melakukan perbuatan yang nekat itu.""Karena dia melanggar peraturan partai Kun Lun dan melarikan diri, dia menjadi ketakutan selalu. Partai Kun Lun yang terkenal sebagai salah satu sembilan partai silat yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini, tentu tak akan memberi ampun kepadanya, Kau sebagai murid partai Kun Lun mungkin juga diperintahkan untuk menangkap dia!" berkata Co Kun Bu berpikir "Jika aku diperintahkan oleh guru untuk menangkapnya, aku harus melakukannya.,." lalu ia berkata "Jika guruku memerintahkan aku menangkapnya, aku tentu tak dapat menolak. Tetapi sampai sekarang aku belum diperintahkan untuk menangkapnya, Oleh karena itu, anggap saja aku tidak mengetahui urusan ini. Menurut pendapatku, lebih baik kau lekas-lekas bawa dia pergi!""Oh, jadinya kau tidak ingin melihat dia lagi?" tanya Co ini menggelisahkan hatinya Bee Kun Bu. ia menjawab "Aku minta kau memberitahukan kepadanya bahwa karena satu alasan, aku tak dapat menengoki dia.""Baiklah," jawab Co Hiong, "Aku akan beritahukan ini kepadanya sebelumnya ia menghabiskan jiwanya.,."Ketika itu Lie Ceng Loan telah masuk lagi membawa makanan. ia taruh semua makanan itu didepannya Bee Kun Bu seraya berkata "Semua makanan ini dibuat oleh Pek cici, dan dia pesan kau jangan makan terlampau kenyang- kenyang."Lie Ceng Loan mengawasi Co Hiong sejenak, lalu berkata dengan wajan "Pek Cici kata bahwa kau adalah seorang yang jahat, dan aku harus waspada terhadap kau, Tetapi kau baik sekali terhadap Bu Koko, Jika aku tak bersikap ramah lerhadapmu, aku merasa tidak enak."Co Hiong menyengir dan menjawab "Mungkin Pek Cicimu mengatakan hal yang benar. Aku Co Hiong pun tidak suka orang mengatakan aku seorang baik!""Jika dia dapat menceritakan perbuatan-perbuatan busuk yang kau telah lakukan, aku baru pereaya perkataan sehingga seorang, aku tak dapat melihat kebusukanmu." kata Lie Ceng membereskan piring mangkok bekas Bee Kun Bu dahar, Lie Ceng Loan menjawab "Pek Cici belum pernah berdusta, dan aku harus turuti pesannya!" Co Hiong tertawa terbahak-bahak dan berkata kepada Bee Kun Bu, "Hai! Bee-heng, persahabatan kita ini rupanya banyak durinya. Dan Sumoymu yang cantik jelita ini anggap aku sebagai seorang ular berbisa! Rupanya persahabatan kita putus sampai disini! Ha! Ha! Ha!"Bee Kun Bu tidak menjawab, ia berpikir "Kau telah membawa lari Liong Giok Pin. Kau tentu bukan orang yang baik. Tetapi kau pernah menolong aku, d,an aku harus ingat budimu." Lalu ia berkata sambil tersenyum "Sumoyku itu sangat polos, aku harap Co-heng tidak taruh di dalam hati."Lie Ceng Loan pun berkata "Co-heng, jika aku bicara salah, aku minta maaf."Melihat kasih sayang yang diberikan oleh Lie Ceng Loan kepada Bee Kun Bu, Co Hiong menjadi sangat iri hati, timbullah hatinya yang jahat untuk merenggangkan mereka, Dengan tersenyum ia berkata kepada Lie Ceng Loan "Lie Siocia, kau jangan kecil hati, Meskipun kau maki, aku takkan menjadi gusar"Lie Ceng Loan menjawab dengan senyumnya, lalu ia bawa bekas makanan Bee Kun Bu keluar dari kamar,Kemudian Co Hiong berbisik "Bee-heng, apakah kau benar-benar tidak sudi melihat Liong Giok Pin?"Bee Kun Bu segera bangun dari tempat duduknya dan berseru "Jika Liong suci ingin melihat aku, mari kita berangkat sekarang!""Aku yakin jika dia melihat kau, dia pasti akan menjadi gembira." kata Co Hiong, "Selama setengah bulan ini, dia senantiasa bermuram dan bersedih Sia-sia aku menghiburkannya,Bee Kun Bu telah dibikin tergerak hatinya, "Ayo, kita berangkat sekarang juga!" katanya mendesak. Dengan berlagak alim, Co Hiong lalu berjalan keluar dari kamar itu, diikuti oleh Bee Kun Bu,Baru saja mereka berjalan beberapa tindak, Co Hiong tiba- tiba berhenti dan berkata "Harap Bee-heng turun di sini sebentar Sapu tanganku ketinggalan di dalam kamar."Co Hiong lari dan masuk kembali ke dalam kamar Meskipun Bee Kun Bu menaruh curiga akan gerak-geriknya Co Hiong, akan tetapi ia tak dapat mengetahui maksud Co Hiong yang lama kemudian, Co Hiong keluar dari dalam kamar dan menarik tangannya Bee Kun Bu untuk lekas-lekas berjalan belum jauh, terdengar Lie Ceng Loan memanggil "Bu Koko kau berdua hendak pergi ke mana? Aku turutiBee Kun Bu menoleh ke belakang dan menjawab "Aku dan Co Hiong angin pergi menengoki seseorang, dan segera akan kembali Kau jangan ikut!"Tetapi Lie Ceng Loan sudah datang mengejar, dan ia berkata "Bu Koko, kau baru saja sembuh, Jika kau menjadi letih, aku boleh menggendong kau pulang!Co Hiong berkata sambil tersenyum "Kau jangan khawatir Jika dia letih, aku akan gendong dia!"Lie Ceng Loan ingin berkata lagi, akan tetapi ia membatalkan Kun Bu menegur "Mengapa kau tidak menjawab?" "Jika aku menjawab, aku khawatir akan menyinggung BuKoko," jawab Lie Ceng Loan."Hm!" kata Bee Kun Bu, "Aku mengerti, kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku, tetapi di hadapan Co Hiong kau malu mengucapkannya, Sudahlah."Lalu Lie Ceng Loan lari kembali dan Bee Kun Bu mengikuti Co Hiong berjalan terus. Setelah mereka keluar dari lembah dan tiba di suatu tikungan, tiba-tiba Pang Siu Wie loncat keluar dari belakang satu batu besar Mereka terkejut, dan berhenti sambil menegur "Siapa...?"Baru saja Co Hiong ingin menyerang, Bee Kun Bu menahan sambil berkata "Co-heng, tahan! Dia adalah kawan kita!"Ketika Bee Kun Bu berada di puncak Ngo Houw Leng di pegunungan Ngo Bi San, ia pernah menyaksikan Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan bersama-sama menahan serangan- serangan musuh, ia masih ingat karena mukanya Pang Siu Wie sangat je! Hiong terpaksa tidak menyerang, dan Pang Siu Wie memperoleh kesempatan untuk mengambil kantong pasir beracunnya, dan berdiri mengawasi Co Hiong. Sambil menghadapi Bee Kun Bu, ia berkata "Bee Siang-kong, lebih baik kau kembali lagi dan beristirahat karena kau baru saja sembuh, Orang ini mengajak Siangkong keluar dengan maksud yang busuk!"Bee Kun Bu mengerutkan kening seolah-olah berpikir tetapi Pang Siu Wie segera meneruskan sambil tersenyum "Bee Siangkong jangan menaruh curiga terhadapku Aku datang atas perintah Pek Siocia dan aku telah menunggu di sini agak lama."Co Hiong merasa tersinggung, ia berkata "Aku adalah kawan karibnya Bee-heng, kau tak perlu turut campur urusan kami berdua..."Pang Siu Wie, yang sudah diberitahukan oleh Pek Yun Hui bahwa Co Hiong yang busuk itu memiliki ilmu silat tinggi, lalu mundur dua langkah, dan sambil memegang kantong pasir beracunnya, ia mengancam "Jika kau berani maju satu tindak lagi, kau akan rasai pasir beracunku ini!"Co Hiong telah melihat kelincahan wanita yang jelek itu, dan dengan kantong pasir beracun di dalam tangan, wanita itu merupakan lawan yang berbahaya baginya, ia yakin ia tak mudah menghindarkan pasir beracun lawannya jika ia disambit Lalu dengan akal bulus ia menoleh ke belakang dan berkata kepada Bee Kun Bu,"Bee-heng, kau lekas-lekas kembali ke kamarmu, Kita berpisah di sini!""Tidak," jawab Bee Kun Bu, "Aku harus tengok Liong Suci!" sambil mundur lagi tiga langkah, Pang Siu Wie berkata "Bee Siangkong, harap lekas-lekas mundur Dia bermaksud busuk!"Maksud keji Co Hiong tak tereapai ia berlagak tertawa dan mengawasi Bee Kun Bu, lalu berkata "Co-heng ini adalah kawanku, Aku minta Siocia memandang aku, dan kasih kami lewat."Bee Kun Bu menjadi gusar, dan ia membentak "Mengapa aku diperlakukan seperti anak kecil?!" Tapi kemudian ia berpikir "Pek Siocia senantiasa menjagai aku, Tindakan yang dia ambil tentu ada manfaatnya bagiku, jika tidak ada rintangan, dia tak akan menyuruh wanita jelek ini mencegat aku.,."Tiba-tiba Co Hiong tertawa gelak-gelak dan berkata "Bee-heng, waktu ini sangat berharga, jika kita terusmenerus menarik urat disini, kita tak akan dapat menjumpai Liong Sucimu, Ayo kita menerjang saja, dan kemudian menjelaskan tindakan ini kepada Pek Siocia..." Belum lagi habis ucapannya, ia telah meloncat ke depan untuk menyerang Pang Siu Wie dengan jurus Ouw Liong Tiong Tian atau Naga Hitam Melonjak ke langitTapi Pang Siu Wie bukannya anak kemarin dulu, ia mengegos secepat kilat, lalu meloncat ke samping, ia menjerit "Bee Siangkong, aku minta kau minggir agar aku dapat menghajar manusia keji ini dengan leluasa!"Co Hiong lekas-lekas pegangi tangannya Bee Kun Bu agar tidak terpisah, dan mengirim lagi tiga jotosan bertubi-tubi untuk membuka jalan, Dengan demikian Co Hiong dapat membuka jalan, dan ia lari sambil menyeret Bee Kun Bu. Pang Siu Wie mengejar, tetapi ia ditahan oleh suaranya Pek Yun Hui yang mendatangi"Jangan kejar! Lekas-lekas kembali Kini di sekitar puncak Pek Yun Siat telah bersembunyi banyak musuh, Bangauku telah dipukul luka oleh orang, dia tak dapat terbang lagi untuk melakukan pengintaian. Na Siocia dan Lie siocia belum berpengalaman Tan Pao dan Siong Yun aku telah suruh keluar membantui. Co Hiong itu tinggi sekali ilmu silat nya, kau tak dapat me-lawannya, Biarlah aku yang mengintai gerak- geriknya."Baru saja Pang Siu Wie hendak menjawabnya, Pek Yun Hui telah loncat lagi entah cara Pek Yun Hui meloncat, Pang Siu Wie sangat kagum. ia simpan kantong pasir beracunnya dan jalan kembali ke menyeret Bee Kun Bu, Co Hiong berlari-lari sampai lima Iie. Kemudian ia berjalan dan berkata sambil tersenyum "Bee-heng, harap kau maafkan karena akuSambil lari Co Hiong menyeret Bee Kun kau. Jika aku tidak menerjang, mungkin kita masih juga tak dapat lewat."Bee Kun Bu telah merasa bahwa ilmu silatnya Co Hiong jauh lebih maju daripada dulu iapun merasa heran, tetapi ia sungkan menanya, ia hanya mengangguk dan berkata Tentu saja aku tak dapat mempersalahkan Co-Heng. Aku pun ingin lekas-lekas ke sebuah Liong Suciku!"Sambil menunjuk ke sebuah pohon cemara yang tumbuh diatas sebuah puncak, Co Hiong berkata "Dia sedang bersembunyi diatas puncak itu. Ayo kita lari lagi!"Lalu dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh mendaki lereng gunung menuju ke atas puncak, Bee Kun Bu yang baru saja sembuh dari lukanya segera menjadi letih, dan terpaksa mereka berjalan mereka tiba didekat sekelompok semak-semak Co Hiong berhenti, karena ia melihat ada sesuatu didalam semak belukar itu. Mereka menghampiri dan betul saja di dalam semak itu ada seorang laki-laki yang bertubuh tinggi besar dan bersenjata golok sedang Hiong mengenali bahwa orang itu adalah orangnya partai Thian Liong. ia loncat dan menyentuh orang itu dengan kaki kanannya, Tetapi ketika orang itu terbalik, ia menjadi terperanjat karena orang itu sudah menjadi mayat!Bee Kun Bu juga melihat bahwa orang itu terluka, tetapi dari tubuhnya atau mulut dan hidungnya tidak kelihatan darah, Orang itu terbunuh karena bukan senjata tajam, akan tetapi dengan tenaga dalam lawannya!Co Hiong memeriksa lagi sebentaran, lalu menendang kembali mayat itu ke dalam semak Sambil berpaling kepada Bee Kun Bu ia berkata "Dia terbunuh oleh lawan yang memiliki tenaga dalam yang luar biasa tingginya, Coba lihat, diluar tidak kelihatan bekas-bekas pukulan atau darah.""Guruku pernah mengatakan bahwa, jika orang terluka sehingga tewas, tetapi tidak kelihatan bekas-bekas pukulan atau darah, dia tentu dibunuh mati oleh ilmu pukulan Bian Ciang Pukulan kapas. Jago silat yang memiliki Bian Ciang itu tentu adalah seorang jago silat yang tinggi sekali ilmu silatnya, Mungkin dewasa ini telah datang banyak jago-jago silat ke puncak Pek Yun Siat?" kata Bee Kun Bu. Lalu ia memandang matanya ke sekitarnya,Diantara jago-jago silat dari kesembilan partai yang terkenal dikaangan Bu Lim memang banyak yang memiliki ilmu tinju Bian Ciang. sebetulnya ilmu itu tidak berlainan daripada ilmu Judo, Misalnya ilmu tinju Im Kong Ciang tinju angin puyuh dari partai silat Kong Tong, ilmu tinju Ciok Yap Ciang tinju sabetan bambu dari partai silat Hua San dan sebagainya, Semuanya dapat memukul mati lawan tanpa bekas!Lalu mereka meneruskan perjalanannya, Tidak lama kemudian mereka tiba diatas puncak dimana tumbuh banyak pohon disamping pohon cemara yang tinggi besar Baru saja Co Hiong ingin mendaki satu goa batu, ia mendengar suara benda beradu, dan ia berhenti Bee Kun Bu yang baru sembuh tidak mendengar suara itu. ia hanya mengawasi keadaan sekitarnya, dan ia tertegun ketika melihat dua mayat tergantung di cabang pohong ter-ombang-ambing dihembus angin!Tiba-tiba Co Hiong meloncat ke atas untuk menjambret kedua mayat yang tergantung di cabang pohon itu. Hanya terlihat ia menjambret dan memeluk satu mayat dengan tangan kirinya, dan melempar ke bawah mayat yang lain dengan tangan kanannya sambil berseru "Bee-heng, sanggapi mayat ini, jangan sampai dia jatuh hancur!"Bee Kun Bu berhasil menyanggapi mayat yang dilemparkan itu, dan ia melihat bahwa kedua matanya mayat itu mencelot keluar, dan lidahnyapun melelet keluar Terang sekali orang itu telah menggantung diri! Setelah melepaskan mayat yang dipeluknya Co Hiong menghampiri Bee Kun Bu. ia berkata "Dia telah ditotok jalan darahnya, lalu digantung di atas, Setelah itu baru dibebaskan totokannya, kelihatannya dia seperti juga menggantung diri. Hm! Orang yang melakukan ini pandai betuI!"Menurut pendapat Co-heng, mereka ini sudah mati belum lama..."Belum lama," jawab Co Hiong, "Aku yakin di sekitar puncak Pek Yun Siat ini segera akan terbit pertempuran yang dahsyat Mungkin juga kita sekarang telah dikurung oleh musuh! Ayo kita lekas-lekas berlalu, Liong Sucimu sedang menantikan kau!"Bee Kun Bu hanya menurut saja dan berjalan di- belakangnya Co Hiong, Daerah dimana mereka berada sangat lebat dengan rumput dan pohon-pohon. Tetapi di atas puncak terlihat daerah yang tandus seluas beberapa depa persegi, Co Hiong membungkukkan tubuh dan menjemput tanah ia mencium-ciumnya lalu berjalan berjalan beberapa langkah lagi. Co Hiong berkata kepada Bee Kun Bu "Segera kita akan menjumpai Liong Sucimu."Ketika itu Bee Kun Bu melihat sebuah kolam kecil, dan ia berkata "Co-heng, mari kita berhenti sebentar untuk mencuci muka di kolam itu.""Kolam ini dalam sekali, kita harus dapat loncat menyebranginya." lalu dengan enteng sekali Co Hiong meloncati kolam yang kecil Kun Bu merasa kagum melihat ilmu meringankan tubuhnya Co Hiong yang meloncat dengan ilmu It Hok Ciong Thian atau Bangau Sakti Melonjak ke langit iapun menggunakan ilmu Hui Yan Liu Po atau Burung Walet Menyeberangi Ombak, dan dengan satu loncatan yang indah ia berhasil loncat menyeberangi kolam kecil itu,Tiba-tiba Co Hiong membentak "Siapakah yang berani menyerang aku dengan curang?" Lalu ia berbisik kepada Bee Kun Bu "Bee-heng! Kita sedang diintai oleh musuh! Mari, lekas-lekas berlalu!" lalu iapun berlari ke mereka berlari-lari dan telah melewati beberapa pengkolan, mereka tiba di sebidang tegalan rum-put, dan di ujung tegalan rumput itu terlihat satu jalanan sempit di antara dua lereng gunung yang curam, Mereka lari masuk ke jalan kecil itu sampai kesatu batu karang, Tiba-tiba Co Hiong meloncati batu karang itu, dan ketika Bee Kun Bu menyusup Co Hiong sudah tak tampak batu karang yang besar itu terdapat satu mulut goa yang tingginya lebih kurang tiga kaki, Co Hiong tentu telah masuk ke dalam goa itu, pikir Bee Kun Bu. Maka iapun berjalan masuk ke dalam goa itu,Co Hiong yang telah pergi menemui Bee Kun Bu di puncak Pek Yun Siat telah lupa membawa senjata,Di dalam goa itu sangat gelap, dan jalannya sukar ditempuh Dengan pengalaman nya, akhirnya Bee Kun Bu berhasil menembusi jalan goa itu dan keluar lagi ke tempat yang terang, Disitu ia menyaksikan Co Hiong sedang berdiri sambil memegangi lingkaran-lingkaran emasnya seolah-olah penuh dengan sikapnya Co Hiong itu, Bee Kun Bu berpikir "Goa ini adalah suatu tempat persembunyian yang baik sekali, jika mulut goa tadi ditutupi dengan semak-semak siapapun tak dapat mencari tempat persembunyian ini. Tetapi apakah yang sedang dipikiri Co Hiong itu? Bukankah aku diajak untuk melihat Liong Suciku? Ah, setelah aku terluka dan tak sadar hampir satu bulan, aku telah menjadi tolol!"Ia ingin menegur Co Hiong, tetapi ia tak berani, karena dengan wataknya yang luhur dan agung, ia senantiasa tak suka menyinggung orang lain. ia lebih suka berkorban daripada menyusahkan orang Kun Bu disangka mencuri Kui Goan Pit Cek Sebetulnya ujung daripada goa itu bukannya satu lembah,tetapi sebidang tanah yang luasnya hanya lima depa persegidan dikitari oleh lereng gunung yang curam,Bee Kun Bu menghampiri Co Hiong dan menanya "Co- heng, Liong Suciku ada dimana?""Setelah aku mengantar dia sampai disini, aku segera pergi mencari kau. Aku berjanji bertemu disini..." jawab Co Hiong,Dengan terperanjat Bee Kun Bu berseru "Mengapa dia tidak ada disini?", "Mungkin dia telah tak sabar menunggu." jawab Co Hiong,Bee Kun Bu masuk kembali ke dalam goa dan memeriksa satu kamar dari batu di dalam goa itu, tetapi ia hanya melihat rumput-rumput kering digunakan sebagai tempat tidur, seorang-o!ah baru saja ditiduri...Dari luar Co Hiong berkata "Mungkin dia telah menunggu terlampau lama, Karena merasa lapar, dia keluar mencari makanan, Ayo kita bersama-sama mencari dia!Setelah melihat tiga mayat, Bee Kun Bu menjadi khawatir akan keselamatannya Liong Giok Pin, Atas ajakan nya Co Hiong untuk pergi mencari, ia lekas - lekas keluar dari kamar goa itu,"Aku telah pesan dia untuk menunggu kedatangan kita disini, Jika dia tidak keluar mencari makanan, mungkin dia pergi ke puncak Pek Yun Siat mencari kita." kata Co Hiong,"Aku khawatir dia menjumpai rintangan..." kata Bee KunBu,"Harap Bee-heng jangan terlampau khawatir," berkata CoHiong, "Dengan ilmu silatnya, aku yakin dia dapat menjaga diri Meskipun harus melawan seorang jago silat, dia masih dapat meninggalkan tanda-tanda, Coba lihat keadaan disni, bukankah tidak ada yang mencurigakan kita?"Bee Kun Bu tersenyum dan berkata "Aku terlampau khawatir akan keselamatannya, Lagipula aku ada sedikit omongan yang hendak diucapkan kepadamu,.,""Apakah itu? Sebutlah!" kata Co Hiong,Setelah menarik napas, Bee Kun Bu memulai "Sebetulnya Liong Suciku itu sangat disayang oleh Susiokku, tetapi mengapa ia berani melanggar peraturan partai silat kami dan melarikan diri? Co-heng yang telah menyertai dia tentu telah diberitahukan sebabnya mengapa dia melarikan diri, sebetulnya aku tak seharusnya mengatakan ini, karena sama juga menegur Co-heng..." Co Hiong terperanjat, tapi ia masih dapat terus bersandiwara, Dengan tenang ia berkata "Apakah Bee-heng mencurigai aku yang membujuk dia kabur?"Sambil menundukkan kepala Bee Kun Bu menjawab "Meskipun aku mempunyai anggapan demikian, akupun tak dapat mempersalahkan Co-heng. Dia telah dididik semenjak kecil, dan ia harus mentaati peraturan partai silat Kun Lun!""Dengan demikian, Bee-heng pun mungkin sangat benci terhadap perbuatannya itu?" tanya Co Hiong,Tidak! Meskipun aku tidak sudi melihat dia berbuat demikian, tetapi aku tidak membenci Bahkan aku akan berusaha minta Susiok mengampuni kepadanya." kata Bee Kun Bu, "Aku hanya khawatir aku tak berhasil Aku berniat minta Pek Susiokku agar supaya memberi ampun kepada Liong Suciku.""Tetapi dalam soal ini kau harus tanya dia dulu, apakah dia mau kembali ke partai Kun Lun." kata Co Hiong, "Jika dia tidak ingin kembali, siapapun tak dapat memaksanya!"Ucapan itu mengejutkan Bee Kun Bu. ia mulai insyaf bahwa Co Hiong tak menghiraukan keselamatannya Liong Giok Pin. ia tidak bicara lagi, tetapi Co Hiong meneruskan "Selama aku menyertai dia, aku yakin aku tak berbuat sesuatu yang dapat dipersalahkan!"sebetulnya Bee Kun Bu ingin menanya dengan maksud apa Co Hiong datang ke puncak Pek Yun Siat, akan tetapi setelah ia mulai melihat kebusukannya, ia batalkan maksudnya untuk menanya, ia hanya berkata "Marilah kita pergi mencari Liong Giok Pin..."Baru saja ucapannya selesai, mereka mendengar suara tindakan kaki orang. Co Hiong berbisik "Lekas-lekas bersembunyi di dalam kamar batu!" lalu dengan membetot Bee Kun Bu ia meloncat masuk ke dalam kamarBaru saja mereka bersembunyi orang itu telah masuk ke dalam goa. Orang itu berjubah, janggutnya putih dan bersenjatakan toya bambu, Dia adalah Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua tampak seorang pendeta, berusia lebih kurang lima puluh tahun, janggutnya hitam dan bersenjata pedang,Terdengar Tu Wee Seng berkata sambil tertawa "Tojin datang diwaktu yang tepat Aku telah bermufakat dengan pemimpin partai silat Siat San. jika Tojin pun mufakat, maka tenaga kita akan lebih kuat daripada partai silat Thian Liong, Kita tak peduli apakah berita tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu betul atau bohong, kita dapat menggunakan kesempatan ini membinasakan orang-orang yang dikirim oleh partai Thian Liong."Si tojin menjawab "Pendapat Tu Heng aku setuju, Di dalam beberapa tahun ini, partai silat Thian Liong senantiasa meluaskan pengaruhnya dan mendirikan ca-bang-cabang hampir disemua tempat Rupanya mereka ingin menyapu bersih partai-partai silat lainnya, dan menjagoi di kalangan Bu Lim. Akupun telah mendengar bahwa pemimpinnya, Souw Peng Hai siap mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai datang ke markas besarnya di sebelah utara propinsi Kwiciu untuk mengadu silat Aku telah tinggal terpencil selama dua puluh tahun, aku tak sangka selama itu telah terjadi perubahan sebesar ini."Sambil tertawa Tu Wee Seng berkata "Tentang niatan mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai mengadu silat pedang, akupun telah mendengarnya, karena para pemimpin cabang partai Thian Liong itu selalu mempropagandakan soal tersebut Aku yakin tiap-tiap jago silat yang aktif di kalangan Kang-ouw sudah mengetahuinya."Mereka bereakap-cakap sambil berjalan dan segera berada di mulut kamar batu, Kamar yang kecil itu tak ada tempat untuk bersembunyi Bee Kun Bu melihat bahwa Co Hiong sedang mengumpulkan tenaga dalamnya siap sedia bertempur Bee Kun Bu pun menuruti kawannya mengumpulkan tenaga terdengar Tu Wee Seng menegur dengan suara yang keras "Siapa disitu?" dan teguran itu disambut dengan suara tertawa Wee Seng pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata "Ha! Ha! Teng-heng datang tepat! Aku memperkenalkan Teng- heng kepada kawan karibku!"Ketika itu Bee Kun Bu dan Co Hiong berdiri merapat di tembok kamar batu, mereka tak dapat melihat mukanya ketiga orang diluar itu. Tapt" mereka dapat mengetahui siapa mereka itu dengan mendengarkan per-ca kapan Teng Lee berseru sambil tersenyum "To-jin ini apakah bukannya pemimpin dari partai silat Tiam Cong yang terkenal sebagai Poan Thian Yen Hia Totiang Pendeta yang dapat membalikkan langit?"Si tojin tertawa "Janganlah terlampau memuji Aku bernama Hia Yun Hong, tetapi kawan-kawan di kalangan Bu Lim menjuluki aku Poan Thian Yen. Apakah aku diperkenalkan dengan saudara Teng Lee dari partai Siat San dengan julukan Pek I Shin Kun Dewa baju putih?" kata tojin Lee juga menjawab sambil tersenyum "BetuI, dan kita adalah kawan karib, bukankah?""Ha! Ha! Ha!" kata Tu Wee Seng sambil tertawa, "Mengapa masing-masing merendahkan diri, Hia Totiang jarang berkelana di kalangan Kang-ouw semenjak memimpin partai silat Tiam Cong, Teng-heng juga jarang berkecimpung disebelah selatan dari sungai Yo-ciu. Te-tapi kali ini kita beruntung dapat berkumpul Sayang di tempat yang terpencil ini, kita tak dapat merayakan pertemuan ini!"Hia Yun Hong berkata "Aku sangat berterima kasih atas pelayanan Tu-heng. Aku dapat ke propinsi Ciatkiang kali ini karena aku mendapat kabar bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dapat mengajar kita banyak ilmu-ilmu silat yang ajaib, Dan perlu untuk membikin perhitungan dengan Souw Peng Hai yang telah membikin malu kedua Sutee-ku!""Aku tak bermaksud memuji ilmu silatnya para jago dari Liong, Hia tojin dengan ilmu silat yang tinggi mungkin juga sukar menoblosi penjagaannya partai Thian Liong. Disamping orang-orangnya dengan bendera-bendera merah, kuning, biru, putih dan hitam adalah orang-orang yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw. Jika Hia tojin datang sendiri menggempur mereka, sama juga masuk ke dalam goa macan. Selama hampir sepuluh tahun, partai silat Thian Liong berusaha menggempur dan membasmi kesembilan partai silat yang terkenal di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini. Jika Hia tojin masih juga berkeras seorang diri pergi menggempur mereka, berarti musuhnya partai Thian Liong berkurang satu, karena aku yakin Hia lojin akan terbunuh." kata Tu Wee Seng,Pendapat Tu-heng tepat dengan pendapatku, dan aku minta Hia tojin mempertimbangkan." menyambung Teng Yen Hong berpikir sejenak, lalu ia menanyai "Menurut pendapat Tu-heng, aku harus bertindak bagaimana?"Dengan perasaan puas Tu Wee Seng berkata "Partai Thian Liong selalu bermusuhan terhadap kita, dan tipu muslihat mereka itu lihay, Mereka berusaha memecah belah partai-partai lain, dan kita tak dapat memperingatkan mereka dengan peraturan-peraturan Bu Lim..." ia berhenti sejenak, dan rupanya tak ingin meneruskan."Apakah Tu Heng ada sesuatu yang sukar diucapkan ?" mendesak Hia Yen Hong,Tu Wee Seng tersenyum dan berkata "Aku telah berunding dengan Teng-heng. Untuk menghadapi partai silat Tian Liong, kita tak usah menghiraukan peraturan Kang-ouw. Maka kita telah menggunakan kesempatan ini untuk membinasakan semua orang-orang yang dikirim ke pegunungan Koateong San oleh partai Thian Liong!" Hia Yen Hong terperanjat mendengar penjelasan itu, dan ia menanya Teng Lee "Bagaimana pendapat Teng-heng?"Teng Lee menjadi cemas ditanyakan pendapatnya, tetapi sambil menyengir ia menjawab "Aku sudah lama tinggal bertapa di puncak Cui-kiat-hong, dan jarang datang ke tanah datar Aku sendiri belum mempunyai keputusan Aku hanya turut saja, Mungkin Hia tojin mempunyai pendapat lain?""Selama dua puluh tahun aku tidak pernah berlari dari pegunungan Tiam Cong, oleh karenanya, aku asing terhadap perubahan-perubahan di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini. Aku hanya nurut pendapat kedua sau-dara." kata Hia Yen Hong,Harus diketahui bahwa mereka ketiga-tiganya adalah pemimpin partai silat yang terkenal, dan masing-masing sungkan menyatakan maksudnya untuk menganiaya seorang lawan Dalam hatinya Teng Lee dan Hia Yen Hon^ setuju akan maksudnya Tu Wee Seng untuk membunuh mati semua orang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke pegunungan Koat Cong San. Dan Tu Wee Seng sudah dapat baca isi hati kedua pemimpin itu, Dalam hatinya ia berkata "Hm! Kalian berlagak menjadi orang yang luhur, sebetulnya kalian pun sama busuknya seperti aku!"Namun ia berkata sambil tersenyum "Karena kedua saudara baru saja keluar dari tempat pertapaan, karenanya menjadi asing terhadap perubahan-perubahan di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini, maka segala tindakan yang kita akan ambil untuk menghadapi partai Thian Liong dapat diserahkan kepadaku.""Betul!" berkata Teng Lee dan Hia Yen Hong berbarengan "Jadinya kedua saudara pun setuju kita membunuh matiorang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke pegunungan Koat Cong San ini?" Tu Wee Seng menegasi,"Betul! Kami setuju siasat ilu!" jawab Teng Lee dan Hia Yen Hong, Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya "Menurut pendapatku partai Thian Liong telah menyebarkan orang- orangnya di sekitar puncak Pek Yun Siat, tetapi sehingga kini mereka belum bergerak Dugaku mereka menunggu datangnya Souw Peng Hai dan pemimpin-pemimpin me-reka. jejakku telah diketahui oleh mereka, Oleh karena itu, aku terpaksa membinasakan beberapa orang-orangnya partai Thian Liong!""Orang-orangnya partaiThian Liongbanyak sekali." kata Teng Lee, "Jika hanya beberapa orang terbunuh, kita masih juga menjumpai rintangan!""Justru itulah yang aku sedang pikirkan!" kata Tu Wee Seng, "karena mereka berjumlah banyak, kita selalu terbelakang, Kita harus mencari daya untuk mendahului mereka dengan jalan membunuh orang-orangnya yang disebar untuk menjadi mata dan kuping-kuping peminv pin- pemimpin partai Thian Liong, Jika kita berhasil dalam usaha ini, kita sudah dapat mendahului pemimpin-pemimpin partai Thian Liong!"Sambil tertawa Hia Yen hong berkata "Bagus! Bagus!Siasat itu bagus!"Tu Wee Seng meneruskan "Dan setelah membunuh mati orang-orangnya, dengan menggabungkan ketiga partai kita, kita membasmi pemimpin-pemimpinnya...!"Teng Lee memotong pembicaraan "Pendapat Tu Heng meskipun bagus, tetapi kita harus ingat bahwa pemimpin- pemimpin partai Thian Liong bukannya anak kemarin dulu, Disamping memiliki ilmu silat yang tinggi, mereka semua berotaL Maka kita harus merancangkan dengan teliti sebelumnya kita laksanakan siasat itu!"Tu Wee Seng tertawa dan berkata "Cara Teng Heng berlainan daripada caraku, Jika kita dapat menjumpai pemimpin-pemimpinnya itu di satu lempat, kita sukar melawan mereka semua.,., Dan aku akan berusaha memencarkan pemimpin-pemimpin itu. Dalam usaha ini aku perlu bantuan Hia Tojin.""Sebut saja apa yang aku harus lakukan," kata Hia Yen Wee Seng menanyai "Bagaimana pendapat kedua saudara tentang tempat kita yang sekarang ini?"Teng Lee mengawasi keadaan di sekitarnya sebelumnya menyahut "Tempat bersembunyi ini baik sekali!Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya "Aku ingin menggabungkan tenaga dari ketiga partai silat kita untuk bersembunyi di dalam kamar batu itu. Kemudian kita pasang umpan agar pemimpin-pemimpin partai Thian Liong terpencar lalu Teng-heng dan Hia tojin berlagak bertempur merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek supaya dilihat oleh orang- orangnya partai Thian Liong. ""Siasat yang bagus!" kata Hia Yen Hong, "Pemimpin- pemimpin partai Thian Liong setelah mengetahui tentang perebutan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tentu datang memburu secepat mungkin, dan mereka tak berkesempatan berunding lagi,., Tetapi manakah umpannya ?"Dari dalam sakunya Tu Wee Seng keluarkan beberapa kitab yang pada kulitnya tertulis dengan nyata empat huruf "KUI GOAN PIT CEK," dan kitab-kitab tersebut ditaruh di dalam sebuah kotak dari batu Giok, Lalu ia berkata "Hia Tojin khawatir tidak ada umpannya. inilah umpannya!" ia mempertunjukkan kotak batu Giok ini kepada Hia Yen mereka mengetahui bahwa kitab-kitab itu adalah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, akan tetapi mereka tertarik juga oleh nama kitab-kitab itu yang banyak jago-jago silat ingin memilikinya,"Pada tahun yang lalu, dengan kepala mata sendiri aku telah melihat Hian Ceng Tojin dari partai Kun Lun memperlihatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, Aku juga sengaja membuat kitab-kitab yang palsu ini." kata Tu Wee Seng sambil dengan toya kayunya ia membalik-balikkan pertama menuturkan ilmu silat Tai Ki Kian, Tu Wee Seng berkata "Meskipun kitab-kitab ini palsu, akan tetapi kitab-kitab ini didapatkan oleh orang yang gemar akan ilmu silat, kitab-kitab ini pasti bermanfaat Hanya jika jatuh di tangan Hia-heng dan Teng-heng, kitab-kitab ini sudah tentu tiada gunanya!" Lalu ia terus membalik-balikkan lembaran-lembaran kitab-kitab tertawa Hia Yen Hong berkata "Meskipun kitab- kitab ini palsu, tetapi rupanya telah tereatat banyak jurus-jurus ilmu silat yang baik, Siapa tahu kelak beberapa puluh tahun kemudian, kitab-kitab ini akan juga dibuat perebutan oleh para jago silat angkatan muda? Ha! Ha! Ha!"Teng Lee pun tertawa, ia berkata "Kata-kata Hia-heng betuL Rupanya Tu-heng telah menggunakan banyak waktu untuk mengarang kitab-kitab tentang ilmu silat ini."Tapi semua jurus-jurus ini adalah jurus-jurus biasa saja." jawab Tu Wee Seng, merendahkan diri,Teng Lee lalu berkata "Siasat ini betul baik, tapi jika orang-orangnya partai Thian Liong mengetahui bahwa kitab- kitab ini palsu, mereka tentu mengumpulkan orang-orangnya untuk mengejar dan menghajar kita, Lagi pula, jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang tulen betul berada di dalam pegunungan Koat Cong San, mereka pasti telah memasangjaring yang rapat agar orang tak dapat masuk atau meloloskan diri!""Kata-kata Teng-heng beralasan Kita bertempur untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, sedangkan orang yang bertempur merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang tuIen, Bila demikian halnya, bukanlah kita berkorban untuk cuma-cuma saja?" menyambungkan Hia Tojin. "Tentang ini akupun telah pikir-kan." kata Tu Wee Seng, "Oleh karena itu, aku minta Hia-heng dan Teng-heng membantu Jika ketiga partai silat kita bergabung, partai silat yang manakah dapat menggempur kita? Selainnya partai Thian Liong yang masih juga dapat melawan, aku yakin tak ada partai silat lainnya berani menggempur kita, Misalnya, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek betul-betul ada di pegunungan ini, dengan ketiga partai kita yang bergabung, Kita dapat merebut kitab-kitab tersebut. CHjQR.
  • k4plgfqgei.pages.dev/580
  • k4plgfqgei.pages.dev/327
  • k4plgfqgei.pages.dev/910
  • k4plgfqgei.pages.dev/929
  • k4plgfqgei.pages.dev/580
  • k4plgfqgei.pages.dev/465
  • k4plgfqgei.pages.dev/67
  • k4plgfqgei.pages.dev/861
  • k4plgfqgei.pages.dev/347
  • k4plgfqgei.pages.dev/151
  • k4plgfqgei.pages.dev/80
  • k4plgfqgei.pages.dev/500
  • k4plgfqgei.pages.dev/787
  • k4plgfqgei.pages.dev/385
  • k4plgfqgei.pages.dev/167
  • cerita silat kitab sakti dalam gua